Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF SNAKE FRUIT‟S PEEL EFFECT ON URIC ACID AND CRP Pribadi, Fajar Wahyu; -, Setiawati; Ati, Viva Ratih Bening; Widiartini, Catharina; Panuntun, Hilmi Puguh
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2017: Proceeding International Seminar of Occupational Health and Medical Sciences (I-SOCMED) 2017 â
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.211 KB)

Abstract

Unhealthy diet that consisted of high purine, derived from protein, had caused an increasing hyperuricemia-related disease in community. Anti-oxidant activity of snake fruit‟s peel had antihyperuricemia effect due to the flavonoid content. This study aimed to investigate the effect of ethanol extract of snake fruit‟s peel in reducing uric acid serum & C-Reactive Protein (CRP) level and to find outthe most effective dosage of the activity. The rats were grouped into 6 groups (negative control, positive control, Allopurinol, dosage I (105 mg/kgbw extract), dosage II (210 mg/kgbw) and dosage III (420 mg/kgbw). All, except negative control groups were fed by standard diet pellet mixed with 20 mg/day goat brain for 15 days. Serum uric acid and CRP level of all groups was measured on day 0,9 and 16. The result showed that the uric acid serum level of extract groups was lower than control groups and therewas CRP reduction in extract groups. The most effective dosage for reducing serum uric acid level was 420 mg/kgbw. Keyword : snake fruit‟s peel, uric acid serum, C-Reactive Protein (CRP)
Evaluasi Potensi Antidiabetes Sari Buah Markisa Ungu (Passiflora edulis var edulis) pada Tikus Model Diabetes Melitus yang Diinduksi Aloksan Muntafiah, Alfi; Pratama, Tisna Sendy; Ati, Viva Ratih Bening
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 30, No 3 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.953 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2019.030.03.5

Abstract

Markisa ungu mengandung komponen nutrisi dan fitokimia non nutrisi, dan potensinya pada beberapa kondisi medis telah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi potensi antidiabetes sari markisa ungu. Penelitian true experimental ini menggunakan 30 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar, dibagi 5 kelompok: I) kontrol normal,  II) kontrol DM, dan III, IV, V perlakuan sari markisa ungu dosis 1,05; 2,1; dan 4,2mL/200gBB/hari melalui sonde, selama 21 hari. Induksi diabetes dengan aloksan intraperitoneal 120mg/kgBB dosis tunggal. Sampel darah diambil sebelum induksi, setelah induksi dan setelah perlakuan, melalui vena infra orbita. Kadar GDP diukur menggunakan spektrofotometer. Uji Wilcoxon terhadap kadar GDP pasca induksi dan perlakuan, didapatkan p=0,000, menunjukkan perbedaan signifikan kadar GDP antar kelompok normal dan DM. Uji Kruskal-Wallis terhadap kadar GDP pasca perlakuan juga demikian, didapatkan p<0,05. Uji post hoc Mann-Whitney: I vs II p=0,006; I vs III p=0,006; I vs IV p=0,045; I vs V p=0,025; II vs III p=0,361; II vs IV p=0,917; II vs V p=0,584; III vs IV p=0,715; III vs V p=1,000; IV vs V p= 0,584, yang berarti perbedaan hanya antara kelompok normal dengan kelompok diabet dengan atau tanpa perlakuan sari markisa ungu, namun tidak ada perbedaan antar kelompok DM tanpa atau dengan perlakuan sari markisa ungu. Kesimpulan penelitian adalah tidak terdapat perbedaan kadar GDP antara kelompok kontrol DM dengan kelompok yang diberi perlakuan sari markisa ungu berbagai dosis. 
EFEK LAMA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENCEGAHAN PENINGKATAN KADAR IL-1β PADA TIKUS MODEL ISCHEMIA-REPERFUSION INJURY Afifah Afifah; Khusnul Muflikhah; Viva Ratih Bening Ati
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.532 KB) | DOI: 10.20884/1.jgps.2019.3.2.2311

Abstract

Ischemia-reperfusion injury (IRI) is the condition that disrupted the blood supply to the organ followed by the restoration of blood flow. IRI in the kidneys promotes the inflammatory cascade. Interleukin-1β (IL-1β) belongs to the most powerful pro-inflammatory cytokine that released in the early phase of IRI. Prevention of inflammation is one of the strategies for reducing kidney damage due to IRI. Celery (Apium graveolens L) is a natural resource that reported has anti-inflammatory and antioxidant effects. This study aimed to investigate the effect of duration of the administration ethanol extract of celery on IL-1β level in the IRI rat model. Twenty-five rats male Sprague Dawley, 2-3 months old were divided into 5 groups: Sham operations (SO, n=5), Ischemia-reperfusion (IR, n=5), celery 1000 mg/ kg BW for 7 days before IR (IR7) (IR7, n=5), 14 days before IR (IR14, n=5), 28 days before IR (IR28, n=5). The IL-1β level was assessed using the ELISA. Data were analyzed using One-way ANOVA (p<0.05). The results showed that the mean of IL-1β levels in the IR7 group (5.99±4.28 ng/L) and R14 (4.68±2.64 ng/L) were lower than IR group (8.19±5.36 ng/L), while the R28 group (9.05 ± 4.38 ng/L) was higher than the IR group (8.19±5.36 ng/L). In conclusion, the administration of celery ethanol extract 1000 mg/ kg BW for 7 days and 14 days can prevent the increase of IL-1β level in the IRI rat model. Ischemia-reperfusion injury (IRI) adalah suatu keadaan yang terjadi ketika suplai darah sebagian atau seluruh organ terganggu diikuti pemulihan aliran darah. IRI pada ginjal memicu terjadinya inflamasi. Interleukin-1β (IL-1β) termasuk sitokin pro-inflamasi paling kuat yang keluar selama fase awal IRI. Pencegahan terhadap inflamasi merupakan strategi untuk menurunkan kerusakan ginjal akibat IRI. Seledri merupakan salah satu bahan alam yang diketahui mempunyai efek antiiflamasi dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek lama waktu pemberian ekstrak etanol seledri terhadap pencegahan peningkatan kadar IL-1β pada tikus model IRI. Sebanyak 25 ekor tikus jantan Sprague Dawley, 2-3 bulan, dikelompokkan menjadi 5, yaitu Sham Operation (SO, n=5), Ischemia-reperfusion (IR, n=5), seledri 1000 mg/kgBB selama 7 hari sebelum IR(IR7, n=5), 14 hari sebelum IR(IR14, n=5), dan 28 hari sebelum IR(IR28, n=5). Kadar IL-1β diukur menggunakan metode ELISA. Data dianalisis dengan One Way ANOVA (p<0,05). Rerata kadar IL-1β pada kelompok IR7 (5,99±4,28 ng/L) dan IR14 (4,68±2,64 ng/L) lebih rendah dibandingkan dengan kelompok IR (8,19±5,36 ng/L), sedangkan kelompok IR28 (9,05±4,38 ng/L) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok IR (8,19±5,36 ng/L). Pemberian ekstrak etanol seledri 1000 mg/kgBB selama 7 hari dan 14 hari dapat mencegah peningkatan kadar IL-1β pada tikus model IRI.
EFEK LAMA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENCEGAHAN PENINGKATAN KADAR IL-1β PADA TIKUS MODEL ISCHEMIA-REPERFUSION INJURY Afifah Afifah; Khusnul Muflikhah; Viva Ratih Bening Ati
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 3 No 2 (2019): JURNAL GIZI DAN PANGAN SOEDIRMAN
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.532 KB) | DOI: 10.20884/1.jgps.2019.3.2.2311

Abstract

Ischemia-reperfusion injury (IRI) is the condition that disrupted the blood supply to the organ followed by the restoration of blood flow. IRI in the kidneys promotes the inflammatory cascade. Interleukin-1β (IL-1β) belongs to the most powerful pro-inflammatory cytokine that released in the early phase of IRI. Prevention of inflammation is one of the strategies for reducing kidney damage due to IRI. Celery (Apium graveolens L) is a natural resource that reported has anti-inflammatory and antioxidant effects. This study aimed to investigate the effect of duration of the administration ethanol extract of celery on IL-1β level in the IRI rat model. Twenty-five rats male Sprague Dawley, 2-3 months old were divided into 5 groups: Sham operations (SO, n=5), Ischemia-reperfusion (IR, n=5), celery 1000 mg/ kg BW for 7 days before IR (IR7) (IR7, n=5), 14 days before IR (IR14, n=5), 28 days before IR (IR28, n=5). The IL-1β level was assessed using the ELISA. Data were analyzed using One-way ANOVA (p<0.05). The results showed that the mean of IL-1β levels in the IR7 group (5.99±4.28 ng/L) and R14 (4.68±2.64 ng/L) were lower than IR group (8.19±5.36 ng/L), while the R28 group (9.05 ± 4.38 ng/L) was higher than the IR group (8.19±5.36 ng/L). In conclusion, the administration of celery ethanol extract 1000 mg/ kg BW for 7 days and 14 days can prevent the increase of IL-1β level in the IRI rat model. Ischemia-reperfusion injury (IRI) adalah suatu keadaan yang terjadi ketika suplai darah sebagian atau seluruh organ terganggu diikuti pemulihan aliran darah. IRI pada ginjal memicu terjadinya inflamasi. Interleukin-1β (IL-1β) termasuk sitokin pro-inflamasi paling kuat yang keluar selama fase awal IRI. Pencegahan terhadap inflamasi merupakan strategi untuk menurunkan kerusakan ginjal akibat IRI. Seledri merupakan salah satu bahan alam yang diketahui mempunyai efek antiiflamasi dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek lama waktu pemberian ekstrak etanol seledri terhadap pencegahan peningkatan kadar IL-1β pada tikus model IRI. Sebanyak 25 ekor tikus jantan Sprague Dawley, 2-3 bulan, dikelompokkan menjadi 5, yaitu Sham Operation (SO, n=5), Ischemia-reperfusion (IR, n=5), seledri 1000 mg/kgBB selama 7 hari sebelum IR(IR7, n=5), 14 hari sebelum IR(IR14, n=5), dan 28 hari sebelum IR(IR28, n=5). Kadar IL-1β diukur menggunakan metode ELISA. Data dianalisis dengan One Way ANOVA (p<0,05). Rerata kadar IL-1β pada kelompok IR7 (5,99±4,28 ng/L) dan IR14 (4,68±2,64 ng/L) lebih rendah dibandingkan dengan kelompok IR (8,19±5,36 ng/L), sedangkan kelompok IR28 (9,05±4,38 ng/L) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok IR (8,19±5,36 ng/L). Pemberian ekstrak etanol seledri 1000 mg/kgBB selama 7 hari dan 14 hari dapat mencegah peningkatan kadar IL-1β pada tikus model IRI.
EFEK PROPOLIS TERHADAP FUNGSI DAN PERLEMAKAN HATI TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA Diah Krisnansari; Hidayat Sulistyo; Viva Ratih Bening Ati
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) Vol. 37 No. 1 (2014)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v37i1.4011.77-85

Abstract

ABSTRACTCardiovascular disease has become the main cause of death due to hypercholesterolemia.Keywords : SGOT, SGPT, fatty liver, propolis ABSTRAK Penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab utama kematian yang disebabkan hiperkolesterolemia. Propolis dapat menurunkan kadar kolesterol plasma. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek propolis terhadap fungsi dan perlemakan hati tikus putih model hiperkolesterolemia. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain pre-post test. Tiga puluh ekor tikus putih (Rattus norvegicus strain Wistar) jantan berumur 12-16 minggu, berat badan 125-200 gr dikelompokkan menjadi 6 kelompok. Kelompok I : pakan standard + sonde aquadest; kelompok II: pakan standard + sonde propolis 0,054 gr, kelompok III: pakan tinggi kolesterol + Propiltiourasil (PTU) 0,01% + sonde aquadest; kelompok IV: pakan tinggi kolesterol + PTU 0,01% + sonde propolis 0,054 gr; kelompok V : pakan tinggi kolesterol + PTU 0,01% + sonde propolis 0,108 gr dan kelompok VI : pakan tinggi kolesterol + PTU 0,01% + sonde propolis 0,0162 gr. Perlakuan dilakukan selama 30 hari. Sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan pengukuran kadar serum glutamat-oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamate-piruvat transaminase (SGPT), sesudah perlakuan hewan coba diterminasi untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis perlemakan hati. Analisis menggunakan One Way Anova yang dilanjutkan dengan LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan aktivitas SGOT (p = 0,018) dan SGPT (p = 0,038) antar kelompok. Perlemakan hati paling tinggi pada kelompok I dan perlemakan hati paling rendah pada kelompok II. Propolis dosis 0,054 gr dapat memperbaiki fungsi dan perlemakan hati tikus hiperkolesterolemia. [Penel Gizi Makan 2014, 37(1): 77-85] Kata kunci: SGOT, SGPT, perlemakan hati, propolis Bee propolis has been used widely to reduce plasma cholesterol levels. The aims of this research was to measure the effect of propolis on liver function and fatty liver of hypercholesterolemic Wistar rats. This was an experimental study with pre-post design. Thirty male Wistar rats aged 12-16 week, weight 125-200 g were allocated into 6 groups. Group I: standard meal + aquadest-gavage; group II: standard meal + 0,054 gr propolis-gavage, group III: high cholesterol meal+PTU 0,01+aquadest gavage; group IV: high cholesterol meal+Propiltiourasil (PTU) 0,01 + 0,054 gr propolis-gavage; group V: high cholesterol meal + PTU 0,01+ 0,108 gr propolis-gavage and group VI: high cholesterol meal + PTU 0,01+ 0,162 gr propolis-gavage. Serum glutamat-oksaloasetat transaminase (SGOT) and serum glutamate-piruvat transaminase (SGPT) levels before and after treatment were measure. Analisys of microscopic fatty liver was conducted after scarification of rats. Data were analysed by One Way Anova to LSD test. The study showed that there were significant differences in SGOT and SGPT between groups. Fatty liver were highest in group I and lowest in group II. Provision of 0,054 g propolis improve liver function and decreased fatty liver of hypercholesterolemic rats.
Optimalisasi Peran Kader Posyandu Lansia Dalam Deteksi Dini Hiperkolesterolemia Untuk Mencegah Penyakit Jantung Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbang II Setiawati, Setiawati; Candrawati, Susiana; Sylviningrum, Thianti; Ati, Viva Ratih Bening; Wulandari, Leni; Ardinas, Shinta Prima; Bestari, Gita
Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2025): Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.linggamas.2025.2.2.13305

Abstract

Hiperkolesterolemia merupakan faktor risiko utama penyakit jantung pada lansia. Deteksi dini melalui skrining rutin sangat penting, namun seringkali terkendala oleh keterbatasan sumber daya. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran kader posyandu lansia dalam deteksi dini hiperkolesterolemia di wilayah kerja Puskesmas Sumbang II. Kegiatan meliputi pelatihan penggunaan alat pengukur kolesterol digital dan edukasi tentang hiperkolesterolemia kepada 40 kader posyandu dari 8 desa. Hasil menunjukkan peningkatan pengetahuan kader sebesar 16,25% dan 95% peserta mampu melakukan pemeriksaan kolesterol secara mandiri. Skrining awal menemukan 52,6% peserta memiliki kadar kolesterol >200 mg/dl. Program ini berhasil meningkatkan kapasitas kader dalam melakukan deteksi dini hiperkolesterolemia, yang diharapkan dapat berkontribusi pada pencegahan penyakit jantung pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sumbang II, Banyumas Kata kunci: Hiperkolesterolemia, Kader Posyandu, Lansia, Deteksi Dini, Penyakit Jantung
SYSTEMATIC REVIEW: POTENSI ANTI-INFLAMASI PADA TANAMAN PETAI (Parkia speciosa) Ati, Viva Ratih Bening; Zahra, Rafika; Pristika, Alya; Hevatio, Dufvan; Widodo, Azzahra Wuri; Kinanti, Luhung Sekar; Munawir, Azzah Azizah; Widyasari, Ailsya Inaayah Putri
Mandala Of Health Vol 17 No 2 (2024): Mandala of Health: a Scientific Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mandala.2024.17.2.12209

Abstract

Anti-inflammatory is defined as a compound or class of drugs that has the activity of suppressing or reducing the inflammatory response. Inflammation is a dynamic body defense mechanism and can be acute or chronic. There are still many Indonesian people who self-medicate (self-medication) using modern and herbal medicine. One of the native Indonesian plants used as a herbal medicinal plant is petai (Parkia speciosa). One of the known benefits of petai is as an anti-inflammatory because of the flavonoid content in it. The aim of this research is to examine the potential anti-inflammatory activity of the petai plant (Parkia speciosa). This research method was based on the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA). The articles used in this research came from databases such as Google Scholar, Pubmed, Semantic Scholar, Researchgate, Ebsco with the keywords used namely (Parkia speciosa) AND (stink bean) AND (anti-inflammatory). There were 8 articles taken for review. The conclusion is that petai (Parkia speciosa) seed, skin and leaf extracts have anti-inflammatory potential based on in vitro and in vivo tests.
Program Edukasi Pencegahan dan Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik pada Lansia di Kelurahan Grendeng, Kabupaten Banyumas Afifah, Afifah; Hestiyani, Rani Afifah Nur; Ati, Viva Ratih Bening; Mardihusodo, Hajid Rahmadianto; Wisesa, Sindhu; Nafiisah, Nafiisah; Fadhilah, Synta Haqqul; Munfiah, Siti; Wahyudin, Wahyudin
Jurnal Serambi Abdimas Vol 5 No 1 (2024): Jurnal Serambi Abdimas
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/sa.v5i1.11079

Abstract

Penyakit ginjal kronik masih menjadi salah satu masalah kesehatan pada lansia di dunia termasuk Indonesia. Hipertensi dan diabetes melitus merupakan penyebab terbanyak penyakit ginjal kronis di Indonesia. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi pencegahan dan melakukan deteksi dini faktor risiko penyakit ginjal kronis pada lansia. Kegiatan edukasi dilakukan dengan metode ceramah dan pemeriksaan tekanan darah serta kadar glukosa darah. Terdapat peningkatan pengetahuan setelah kegiatan dan diketahui sebanyak 34% peserta mengalami hipertensi serta 11% mengalami hiperglikemia dari sebanyak 102 peserta. Secara keseluruhan, pengabdian ini telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan terdeteksi faktor risiko utama penyakit ginjal kronis.
Pemberdayaan Perempuan Dalam Pencegahan Kanker Serviks: Program Edukasi Untuk Anggota PKK Sokanegara Purwokerto Timur Nafiisah, Nafiisah; Gumilas, Nur Signa Aini; Harini, Ika Murti; Tamad, Fatiha Sri Utami; Sutrisno, Sutrisno; Ati, Viva Ratih Bening
Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2024): Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.linggamas.2024.2.1.13108

Abstract

Kanker serviks, atau kanker leher rahim, merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita. Tingginya angka kejadian kanker serviks berkaitan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat. Pada 2022, deteksi dini pada wanita usia 30-50 tahun di Kabupaten Banyumas menunjukkan hasil positif IVA sebesar 2,1%, dengan 0,2% kasus dicurigai sebagai kanker serviks. Program ini bertujuan meningkatkan pemahaman anggota PKK RT 02 RW 11 Kelurahan Sokanegara tentang pencegahan kanker serviks melalui edukasi langsung, sosialisasi, diskusi, dan tanya jawab. Evaluasi dilakukan dengan pre-test dan post-test, menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta mengenai pentingnya pencegahan kanker serviks, partisipasi dalam diskusi, serta niat untuk melakukan pemeriksaan rutin. Hasil pengamatan menunjukkan peningkatan kesadaran peserta tentang bahaya kanker serviks dan pentingnya pemeriksaan rutin.