Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pemanfaatan Daging Itik Afkir Sebagai Nugget Fungsional Dengan Curing Dalam Ekstrak Kunyit Dan Penambahan Brokoli Wariyah, Chatarina; Dewi, Sri Hartati Candra
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Nasional LPPM 2014, 20 Desember 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Itik afkir merupakan itik pejantan yang sudah tua dan atau itik petelur yang sudah tidak produktif. Ciri daging itik afkir adalah tekstur liat, lemak tinggi, sehingga tidak disukai dan nilai jual rendah. Untuk itu diperlukan proses pengolahan menjadi produk akseptabel, dan sehat. Nugget merupakan makanan dengan bahan daging giling ditambah bahan pengisi seperti tepung, serta bumbu , kemudian dicetak dan digoreng. Dalam bentuk nugget, daging itik afkir lebih mudah/praktis untuk dikonsumsi. Namun, kadar lemak dan pengaruh penggorengan menyebabkan lemak semakin tinggi. Akibatnya nugget mudah teroksidasi menghasilkan bau rancid dan radikal bebas yang tidak aman. Oleh karena dilakukan curing daging itik afkir dalam ekstrak kunyit sebagai sumber antioksidan dan penambahan brokoli, sekaligus sebagai sumber serat pangan, sehingga dihasilkan nugget fungsional. Daging itik afkir dipotong dengan ukuran 3 cm x 3 cm, kemudian ditambahkan ekstrak kunyit 0,3%(b/v), dicampur dan dibiarkan selama 10 menit. Daging itik curing yang dihasilkan diolah menjadi nugget dengan penambahan brokoli yang telah dicacah halus sebanyak 1/3 bagian daging. Nugget yang diperoleh dianalisis proksimat dan kadar serat kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa curing daging itik afkir dapat menghasilkan nugget yang disukai, warna cerah dan kadar serat tinggi. Nugget fungsional memiliki kadar serat 15,09+0,02, sedangkan nugget itik afkir kadar serat 13,15+0,63. Nugget itik  afkir berpotensi lebih mudah rancid dibandingkan nugget itik fungsional.Kata kunci: itik afkir, oksidasi, nugget, antioksidan.
Potensi Gulma Siam (Chromolaena odorata L.) sebagai Bahan Kompos untuk Pengembangan Bawang Merah Organik Bambang Nugroho; Warmanti Mildaryani; dan Sri Hartati Candra Dewi
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 47 No. 2 (2019): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.919 KB) | DOI: 10.24831/jai.v47i2.23440

Abstract

Siam weed growing in any locations can be used for developing organic agriculture in Indonesia. The research was to find the quantitative and qualitative potential of siam weed as compost material for organic shallot cultivation. This study was descriptive-quantitative research using survey method done in four regencies in Yogyakarta Special Province and laboratory analysis. Purposive random sampling was used in survey method to determine the samples by applying random sampling and nested design. Laboratory analysis was to know nutrient content of siam weed. Shallot was planted using siam weed compost of 10 and 20 ton ha-1, inorganic fertilizer of 500 kg NPK Mutiara 16-16-16 ha-1 and the control. Siam weed was potential for developing organic shallot in Indonesia. Siam weed produced fresh biomass of 80 ton ha-1 with the population density of 24-37 individual m-2 and spread over almost all locations in Yogyakarta Special Province. Siam weed also contained higher nutrients of 2.56% N, 0.38% P, and 2.41% K with C/N ratio of 19.52 under the critical point of 30 so that easy to mineralized. The use of siam weed compost stimulated leaf number on shallot at 7 weeks after planting compared to the use of inorganic fertilizer and the control, but gave no significant yield of 19.71, 15.56, and 18.92 ton ha-1 of bulb, respectively.Keywords: organic fertilizer, development, nutrient
Akseptabilitas dan Sifat Daging Itik Afkir yang Dilakukan Curing Menggunakan Ekstrak Kurkumin Kunyit untuk Menghambat Oksidasi Lemak selama Penyimpanan Sri Hartati Candra Dewi; Niken Astuti
agriTECH Vol 34, No 4 (2014)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.863 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9436

Abstract

Rejected-duck meat was obtained from old laying duck that unproductive aged 24-26 months. The purpose of this study was to determine the oxidation potential of curcumin extract and its potential in curing rejects the acceptability of duck meat and meat properties during frozen storage. The material used was 36 female rejected-duck the age range 24-26 months. The experimental design used was completely randomized design with 3x4 factorial variation. This factor of 0.0 %; 0.1 % ; 0.2 % and 0.3 % curcumin extract and the curing time 5, 10 and 20 minutes. The parameters examined included the acceptability of duck meat cured was determined by the method of Hedonic Test, moisture content , fat content, fatty acids and peroxide value of frozen storage for 8 weeks. The results showed that duck meatwas acceptable salvage most of duck meat with curing using 0.3 % turmeric extract with a curing time for 10 minutes. The addition of curcumin turmeric extract the meat of rejected-ducks could inhibit fatty acid peroxidation approximately 39.55 m.eq in frozen storage for five weeks. Water content and fat showed no real difference. However, free fatty acids increased significantly up to 5 weeks. Peroxide value increased until the fifth week of 39.55 %, and then decreased. From this study it can be concluded that the best use extract acceptability of curcumin 0.3 % with long curing 10 minutes, the frozen storagefor8weeks.ABSTRAKDaging itik afkir diperoleh dari itik petelur yang sudah tidak produktif yang berumur 24-26 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi oksidasi dari ekstrak kurkumin dan potensinya dalam curing daging itik afkir terhadap akseptabilitas dan sifat daging selama penyimpanan beku.Materi yang digunakan 36 ekor itik betina afkir dengan kisaran umur 24-26 bulan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial 3x4 dengan faktor variasi ekstrak kurkumin 0,0%; 0,1%; 0,2% dan 0,3% dan lama curing 5, 10 dan 20 menit. Parameter yang diteliti meliputi akseptabilitas daging itik curing ditentukan dengan metode Hedonic Test, kadar air, kadar lemak, asam lemak dan angka peroksida penyimpanan beku selama 8 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daging itik afkir yang paling akseptabel adalah daging itik dengan curing menggunakan 0,3% ekstrak kunyit dengan lama curing selama 10 menit. Penambahan ekstrak kurkumin kunyit pada daging itik afkir mampu menghambat peroksidasi asam lemak sekitar 39,55% pada penyimpanan beku selama lima minggu. Kadar air dan lemak menunjukkan perbedaan yang tidak nyata. Namun asam lemak bebas mengalami kenaikan yang signifikan sampai minggu ke 5. Angka peroksida meningkat sampai minggu kelima sebesar 39,55 m.eq, kemudian menurun. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa akseptabilitas terbaik menggunakan ekstrak kurkumin 0,3% dengan lama curing 10 menit, pada penyimpanan beku selama 8 minggu.
Pengaruh Berbagai Kecambah Kacang-Kacangan Lokal sebagai Bahan Dasar Meat Analog terhadap Sifat Fisik (Tekstur), Kesukaan dan Rasio Arginin/Lisin Bayu Kanetro; Sri Hartati Candra Dewi
agriTECH Vol 33, No 1 (2013)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.16 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9560

Abstract

The aims of this research were to determine the best of local legume sprout as raw material of meat analog, based on its texture, sensory (preference properties), and the ratio of arginine/lysine, compared to meat analog from soybean. Meat analogs were made of protein of local legumes sprout, which were velvet beans, cowpeas, and winged beans that had been germinated for 48, 36 and 24 hr respectively. The protein of velvet beans, cowpeas, and winged beans sprout for meat analog production were extracted at pH 9 and precipitated at pH 4, 5, and 5 respectively. Hence their products were analyzed the texture, the sensory properties (the hedonic scales of color, texture, odor, taste, and overall), and the ratio of arginine/lysine. The characteristics of meat analog from the legumes sprout were compared to meat analog from soybean for determination of the best legume sprout as raw material of meat analog. The result of this research showed the properties of meat analog from winged bean and cowpeas sprouts were better than velvet beans sprout. The meat analog from soybean was still better than meat analog from the local legumes sprout, especially its texture. The arginine content, that was known as hypocholesterolemic and hypoglycemic component,  of meat analog from cowpeas sprout was lower than meat analog from soybean, but its ratio of arginie/lysine was not signifi cantly different. While the ratio of arginine/lysine of meat analog from the other legumes sprout were lower than meat analog from soybean. Therefore the meat analog from cowpeas sprout was chosen as the best product and was potential as functional food especially for reducing blood cholesterol.ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk menentukan jenis kecambah kacang-kacangan lokal terbaik sebagai bahan baku kedelai berdasarkan tekstur, sifat sensoris, dan rasio arginin/lisin dibandingkan meat analog dari biji kedelai. Meat analog dibuat dari protein berbagai kecambah kacang-kacangan lokal, yaitu kacang kara benguk, tunggak, dan kecipir yang dikecambahkan berturut-turut selama 48, 36 dan 24 jam. Protein kecambah kacang kara benguk, tunggak dan kecipir untuk memproduksi meat analog diekstraksi pada pH 9, selanjutnya dipresipitasi berturut-turut pada pH 4, 5, dan 4. Produk-poduk yang diperoleh dianalisis tekstur, sifat sensoris (tingkat kesukaan terhadap warna, tekstur, bau, rasa dan keseluruhan), dan rasio arginin/lisin. Karakteristik meat analog dari berbagai kecambah kacang-kacangan lokal tersebut dibandingkan dengan meat analog dari biji kedelai untuk menentukan jenis kecambah terbaik sebagai bahan dasar meat analog. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik meat analog kecambah kacang tunggak dan kecipir lebih baik dibandingkan meat analog dari kecambah kara benguk. Meat analog dari biji kedelai masih lebih baik daripada meat analog dari kecambah kacang-kacangan, khususnya teksturnya. Kandungan arginin yang diketahui sebagai komponen hipokolesterolemik dan hipoglisemik pada meat analog kecambah kacang tunggak ternyata lebih rendah daripada meat analog kedelai, tetapi rasio arginin/lisinnya tidak berbeda nyata. Sedangkan rasio arginin/lisin meat analog dari kecambah kacang-kacangan lainnya lebih rendah daripada meat analog dari biji kedelai. Oleh karena itu meat analog dari kecambah kacang tunggak dipilih sebagai produk terbaik dan berpotensi sebagai pangan fungsional utamanya untuk menurunkan kolesterol darah.
Penggunaan Pengawet dan Pemanis Buatan pada Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Wilayah Kabupaten Kulon Progo-DIY Chatarina Wariyah; Sri Hartati Candra Dewi
agriTECH Vol 33, No 2 (2013)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1656.812 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9807

Abstract

School-food (SF) is processed-foods sold by vendor in the elementary school. Recently, many SF has been found to contain excessive food additives and used hazardous substances those are prohibited i.e. formalin, boric acid and rhodamin. The prebious survey showed that the considerations for buying food of most people in Kulon Progo District of DIY province were price, taste, appearance, and were not of the quality and nutrition. The purpose of this research was to determine the SF profile in Kulon Progo District, especially those used excessive food additive (preservative and artificial sweetener), SF with hazardous substances, and the relation between SF condition and the education level of the vendor. The sampling method used Proportionate Random Sampling consists of two stages, namely: 1) sampling to determine the sub-district samples and 2) sampling to determine the amount of the elementary-school of each sub-district for SF sampling. The data were collected by direct observation, interview and experimental method. Analysis of sodium benzoat and sorbic acid, saccharin, sodium cyclamate, and unrecommended/hazardous substances were conducted in BBPOM Laboratory and BLK of Yoyakarta. The data were statistically analyzed by statistic-descriptive and processed with microsoft excell and SPSS for window version 13 for Spearman correlative test.The research showed that SF at the elementary school in Kulon Progo District indicated to contain excessive food additives and hazardous substances. There were 4% samples containing excessive sodium benzoat, sorbic acid and 8% samples containing excessive artificial sweetener of sodium cyclamate. SF with boric acid was 3% samples (cilok, sosis, kerupuk rambak) and with formalin was 1% samples (burjo,cimol). There was a significant correlation between the education level of the SF vendor with knowledge about formalin, boric acid and artificial sweetener.ABSTRAKPangan jajanan anak sekolah (PJAS) merupakan pangan olahan yang biasa dijual di Sekolah Dasar. Saat ini diketahui banyak PJAS mengandung Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang tidak memenuhi persyaratan (TMS) dan menggunakan bahan berbahaya (formalin, rhodamin, boraks). Survei menunjukkan bahwa masyarakat di Kabupaten Kulon Progo-DIY dalam membeli produk pangan lebih mengutamakan pertimbangan harga murah, rasa, dan penampilan daripada mutu dan gizi. Tujuan penelitian adalah menentukan profil PJAS yang beredar di Kabupaten Kulon Progo. Secara khusus tujuan penelitian adalah mengidentifikasi PJAS dengan BTP (pengawet dan pemanis) TMS, penggunaan bahan berbahaya pada PJAS dan mengevaluasi korelasi antara pendidikan pedagang PJAS dengan pengetahuan tentang bahan tambahan. Sampling dilakukan dengan metode Proportionate Random Sampling, terdiri dua strata yaitu: strata I sampling untuk menentukan kecamatan terpilih dan strata II sampling untuk menentukan jumlah SD tiap kecamatan tempat mengambil sampel PJAS. Teknik pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan langsung, interview dan metode eksperimen untuk menentukan pengawet dan pemanis TMS dan bahan berbahaya. Analisis pengawet Na benzoat dan asam sorbat, pemanis sakarin dan Na-siklamat, bahan berbahaya boraks dan formalin dilakukan di laboratorium BBPOM dan BLK Yogyakarta. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik deskriptif dan diolah menggunakan program microsoft excell dan SPSS for window version 13 untuk menguji korelasi Spearmen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PJAS yang beredar di Sekolah Dasar di kabupaten Kulon Progo terindikasi mengandung bahan tambahan pangan dengan dosis TMS dan bahan berbahaya yang dilarang. Terdapat 4% sampel PJAS dengan pengawet sodium benzoat dan asam sorbat TMS dan pemanis sodium siklamat 8% sampel. PJAS mengandung boraks ada 3% sampel (cilok, sosis, kerupuk rambak) dan formalin 1% sampel pada burjo dan cimol. Ada korelasi antara tingkat pendidikan pedagang dengan pengetahuan tentang bahan berbahaya seperti formalin dan boraks serta pemanis buatan.
Sifat Fisik dan Komposisi Kimia Nugget Daging Itik Afkir Curing dalam Ekstrak Kurkumin Kunyit Sri Hartati Candra Dewi; Chatarina Wariyah
Sains Peternakan: Jurnal Penelitian Ilmu Peternakan Vol 16, No 1 (2018): Sains Peternakan
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.512 KB) | DOI: 10.20961/sainspet.v16i1.17924

Abstract

This study aims were to determine the physical properties and chemical compositions of nuggets made from cured- duck meat in turmeric curcumin extract. The duck meat was cured in 0.3%turmeric curcumin for 10 minutes, and then it was processed into nuggets. The duck-meat nuggets were made with variation on original nugget, nugget with added of carrots and broccoli. This research was conducted to compare descriptively between nugget of duck-meat, nugget of duck-meat plus carrot and nugget of duck-meat plus broccoli. The data obtained were analyzed by descriptive analysis. The observation found that duck-meat nugget with the addition of carrots and broccoli has a brighter color than the duck-meat only. Medium texture plus broccoli was harder than the duck-meat and the added carrots. Based on the results of the study, it can be concluded that the nugget of duck-meat with the addition of carrots and broccoli will enrich the chemical composition, with relatively similar physical properties.
Efek hipoglikemik dan hipolipidemik dendeng daging itik curing dengan ekstrak kurkumin kunyit pada Tikus Wistar Sri Hartati Candra Dewi; Chatarina Wariyah; Niken Astuti
Livestock and Animal Research Vol 19, No 3 (2021): Livestock and Animal Research
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.133 KB) | DOI: 10.20961/lar.v19i3.48708

Abstract

Objective: This research aimed to determine hypoglycemic and hypolipidemic effects of cured duck meat jerky with curcumin using male Wistar rats as experimental animals.Methods: This research involved a completely randomized design in oneway pattern with 4 treatments on diabetic (TD) and hyperlipidemic (HD) rats : zero jerky (standard feed, PS), low jerky 0.96 g/head/day (DR), high jerky 1.91g/head/day (DT) and vitamin E 28.80 mg/head/day as control antioxidants (equivalent to 400 IU tocopherol). There were 24 rats divided into 4 treatments for hypoglycemic and hypolipidemia each. The treatment spanned 4 weeks, with hypoglycemic parameters (body weight and blood glucose) observed every week, and hypolipidemic (total cholesterol, triglycerides, HDL, and LDL). Furthermore, an analysis of variance was conducted to determine body weight. When a significant difference was observed, it was continued with Duncan's New Multiples Range Test, while other parameters were analyzed descriptively.Results: The hypoglycemic effect showed a significant difference in body weight where the PS treatment were relatively stable, while DT and vitamin E treatment experienced the highest weight loss. Blood glucose also decreased with the increasing addition of curcumin and vitamin E. Meanwhile, the hyperlipidemic showed a decrease in cholesterol, triglycerides, and LDL, while HDL increased as the concentration of curcumin from jerky increased, the amount of which was equivalent to antioxidant control of vitamin E.Conclusions: The diet of cured duck meat jerky as much as 1.91g/head/day (equivalent to 106.26 g/person/day or 400 IU tocopherol/vitamin E) can lower diabetic blood glucose and improve blood lipid profile.
Edukasi Kualitas unggul Daging Ayam Upaya Meningkatkan Penjualan Sofiati, Sofiati; Dewi, Sri Hartati Candra; Gusti, Yenni Kurnia; Sutrischastini, Ary; Linawati, Linawati; Widiastuti , Nur
Journal Of Human And Education (JAHE) Vol. 5 No. 2 (2025): Journal of Human And Education (JAHE)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jh.v5i2.2466

Abstract

Persaingan pedagang daging ayam semakin ketat mengakibatkan penjualan menurun sehingga hal ini menjadi permasalahan yang dihadapi para pedagang daging ayam di sepanjang jalan Tegalturi Giwangan Umbulhardjo Yogyakarta. Tujuan pengabdian ini untuk memfasilitasi edukasi dan pelatihan literasi daging ayam yang dijajakan berkualitas unggul dan berdampak mendongkrak penjualan. Metode kegiatan melalui beberapa tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan monev. Lokasi di tempat usaha dilaksanakan pada tanggal 2 Mei dan 3 Juni 2024. Hasil pelaksanaan edukasi mendapat respon yang menggembirakan Mitra hal ini dilihat dari banyaknya pertanyaan yang mereka sampaikan , mitra telah memiliki literasi kualitas unggul daging ayam. Hal ini bisa dilihat dari indikator daging ayam yang dijajakan memenuhi standar kualitas daging ayam yang higienis yaitu ada penutup plastik . Standar Halal berhasil dipenuhi dengan cara mitra dalam menyembelih ayam telah memenuhi syariat agama. Mitra dan Tim mengadakan refleksi dan evaluasi yang hasilnya positif yaitu 3 dari 4 mitra telah memahami dan berhasil menerapkan edukasi 75%. Hal tersebut ditunjukkan dari perbandingan hasil penjualan sebelum edukasi rata rata per hari 10 kg , paska edukasi penjualan meningkat menjadi penjualan rata rata 13 kg (30%) per hari. Dengan meningkatnya hasil penjualan tersebut menjadi indikator keberhasil kegiatan pengabdian .
Pengaruh Suplementasi Campuran Tepung Kunyit dan Adas dalam Ransum Terhadap Performan dan Profil Lipida Darah Ayam Kampung Suwarta, FX; Dewi, Sri Hartati Candra; Astuti, Niken; Amien, Lukman
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 26 No 1 (2024): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.26.1.45-52.2024

Abstract

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh suplementasi campuran tepung kunyit dan adas terhadap kinerja produksi dan profil lipida darah ayam kampung. Tujuh puluh dua ekor ayam kampung unggul balitbangtan (KUB) berumur 2 minggu berjenis kelamin unsexed, dengan berat badan rata-rata 107,66±8,37 g dialokasikan secara acak dalam rancangan acak lengkap ke dalam empat perlakuan. Keempat perlakuan dibedakan berdasarkan level suplementasi campuran tepung kunyit (TK) dan tepung adas (TA) yaitu P1 sebagai kontrol (tanpa campuran TK dan TA); P2 ( 2,5 g TK + 2,5 g TA)/kg ransum; P3 (5 g TK+ 5 g TA)/kg ransum dan P4 (7,5 g TK + 7,5 g TA)/kg. Setiap perlakuan diulang 3 kali, dengan menggunakan 6 ekor ayam kampung. Penelitian dilakukan selama 8 minggu mulai ayam berumur 3 sampai 10 minggu. Variabel yang diukur meliputi konsumsi pakan, kenaikan berat badan, konversi pakan, profil lipida meliputi kadar kolesterol, HDL, LDL dan trigliserida dalam plasma darah. Data dikoleksi selama 8 minggu, dan dianalis dengan analisis variansi. Hasil penelitian menunjukkan suplementasi campuran TK dan TA menurunkan konsumsi pakan dan konversi pakan, kenaikan berat badan berbeda tidak nyata dan menurunkan kadar kolesterol, HDL, LDL dan trigliserida plasma darah secara nyata (P<0,05). Disimpulkan penggunaan TKA pada P4 (campuran 7,5 g TK + 7,5 TA) menurunkan konsumsi pakan, konversi pakan dan profil lipida, walaupun tidak memperbaiki kenaikan berat badan ayam KUB.