M.R. SUHARTANTO, M.R.
Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia Jalan Taman Kencana No. 1, Bogor 16151

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PATOGENISITAS BEBERAPA ISOLAT CENDAWAN TERBAWA BENIH KAKAO HIBRIDA BAHARUDIN, BAHARUDIN; PURWANTARA, A.; ILYAS, S.; SUHARTANTO, M.R.
853-8212
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKBenih kakao hibrida diketahui dapat membawa beberapa mikrobayang bersifat patogenik dan menurunkan mutu benih. Penelitian bertujuanuntuk mengetahui pengaruh beberapa isolat cendawan terbawa benihterhadap penurunan viabilitas benih dan vigor bibit kakao hibrida.Penelitian dilakukan di Kebun Benih Pusat Penelitian Kopi dan KakaoIndonesia, Jember, Laboratorium Mikrobiologi dan rumah kaca BalaiPenelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor, pada bulan Julisampai November 2008. Penelitian menggunakan 13 cendawan terbawabenih kakao hibrida. Benih diperoleh dari persilangan buatan antara kakaoTSH 858 dengan Sca 6. Penelitian menggunakan model Rancangan AcakLengkap dengan 4 ulangan. Inokulasi patogen pada benih kakao dilakukandengan cara merendam benih di dalam suspensi patogen dengan kerapatan10 6 spora/ml selama 30 menit. Selanjutnya benih ditanam pada media pasirsteril dalam boks plastik ukuran 30 x 30 cm, menurut rancangannya.Setiap perlakuan diulang 4 kali. Parameter yang diamati adalah dayaberkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh relatif, kecepatanberkecambah T 50 , laju pertumbuhan kecambah, jumlah daun, tinggi bibit,panjang akar, jumlah akar dan kematian benih. Data dianalisis denganANOVA dan dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa ke-13 spesies cendawan bersifat patogenikpada benih kakao hibrida. Cendawan patogen terbawa benih yang bersifatpatogenik adalah Aspergillus flavus, A. ochraceus, Cladosporiumherbanum,  Curvularia  geniculata,  Fusarium  oxysporum,  Phomaglomerata dan Macrophoma sp. Cendawan patogen tersebut dapatmenurunkan daya berkecambah 20-40%, indeks vigor 30-47%, kecepatantumbuh relatif 13-45%, dan meningkatkan kecepatan perkecambahan(T 50 menurun) dari 0,62-7,36 hari. Ke-13 isolat patogen dapatmenyebabkan kematian benih 29-52% dibanding kontrol. Ke-13 isolatpatogen juga menginfeksi bagian tanaman seperti kotiledon, daun, batangdan akar bibit kakao, namun hanya Phoma glomerata dan Macrophomasp. yang menurunkan tinggi bibit, jumlah daun, jumlah dan panjang akarsecara nyata. Tujuh dari 13 isolat cendawan patogen terbawa benih tidakhanya menurunkan viabilitas dan vigor benih kakao hibrida tetapi jugadapat berkembang pada bibit sehingga perlu penanganan benih secara dini.Kata kunci: benih hibrida, patogen terbawa benih, viabilitas, vigor benih,Theobroma cacaoABSTRACTIn 2009 revitalization of cacao plantations in Indonesia required 168million seeds. Distribution of low quality and infected seeds leads to hugelosses and in a long term will destruct cultivation of cacao. Seed-bornepathogens of infected cacao hybrid seeds are dangerous because they mayreduce physiological qualities of the seeds. The study aimed atdetermining the effect of several isolates of seed borne fungi on theviability and vigor of hybrid cacao seeds as well as growth of theseedlings. The study was conducted at the Seed Garden Indonesian Coffeeand Cacao Research Center in Jember, Microbiology Laboratory and glasshouse of Biotechnology Research Institute for Estate Crops of Indonesia,Bogor, from July to November 2008. The study used 13 seed-borne fungiin hybrid cacao. The cacao seeds were obtained from hand pollinatedcrossing between TSH 858 with Sca 6. The experiment was arranged usingCompletely Randomized Design with four replicates. Cacao seeds wereinoculated by immersing them for 30 minutes in the spore suspension of13 isolates of seed-borne fungi CTB at a density of 10 6 spores/ml. Afterinoculation, the seeds were planted on sterile sand in a plastic box (30 x 30cm). Parameters observed were germination rate, vigor index, KCT-R T 50rate of seedling growth, leaf number, seedling height, root length, rootnumber, and level of pathogenicity. Data were analyzed by ANOVAfollowed with Duncans Multiple Test. The results showed that the 13species of seed-borne pathogens were in hybrid cacao seeds with varyingpathogenicity. The most pathogenic fungi were Aspergillus flavus,Aspergillus ochraceus, Cladosporium herbanum, Curvularia geniculata,Fusarium oxysporum, Phoma glomerata, and Macrophoma sp. Seed bornepathogenic fungi had the ability to reduce seed germination of 20-40%,vigor index of 30-47%, relative growth rate of 13-45%, and delayedgermination speed (T 50 decreases) from 0.62 to 7.36 days. Seed bornepathogens caused (29-52%) death seed compared to control. All that 13isolates of seed-borne pathogens infected plant tissues such as cotyledons,leaves, stems, and roots of cacao seedlings, but only isolates of Phomaglomerata and Macrophoma sp. which lowered the height of seedlings,leaf number, root number and length. The study indicated that infection ofseed-borne pathogens on cacao seed hybrid can cause seed death.Therefore, seeds should be handled properly.Key words: hybrid seeds, seed borne pathogens, viability, seed vigor,Theobroma cacao
PENGARUH UMUR PANEN RIMPANG TERHADAP PERUBAHAN FISIOLOGI DAN VIABILITAS BENIH JAHE PUTIH BESAR SELAMA PENYIMPANAN RUSMIN, DEVI; SUHARTANTO, M.R.; ILYAS, SATRIYAS; MANOHARA, DYAH; WIDAJATI, ENY
853-8212
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSalah satu faktor yang menentukan daya simpan benih jahe putihbesar (JPB) adalah mutu. Mutu benih sangat ditentukan oleh tingkatkemasakan rimpang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruhumur panen terhadap perubahan fisiologi dan viabilitas benih selamapenyimpanan. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca dan LaboratoriumTeknologi Benih, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat sertaLaboratorium Pascapanen IPB Bogor, mulai bulan Juli 2012 sampaidengan Februari 2013. Rancangan yang digunakan adalah acak lengkap(RAL) dengan lima ulangan. Perlakuan yang diuji adalah tiga tingkat umurpanen benih 7, 8, dan 9 bulan setelah tanam (BST). Pengamatan dilakukanterhadap perubahan fisiologis (penyusutan bobot, persentase rimpangbertunas, tunas, kadar air, dan laju respirasi), serta viabilitas rimpang benih(daya tumbuh, tinggi, dan bobot kering bibit). Hasil penelitianmenunjukkan rimpang benih umur 7 dan 8 BST mempunyai daya simpanterbaik karena menghasilkan masing-masing total angka penyusutan bobotlebih rendah (24,65 dan 25,25%) dan tunas lebih pendek (0,30 dan 1,08cm) dibandingkan dengan umur panen 9 BST (27,13% dan 1,62 cm),selama 4 bulan disimpan. Masa dormansi rimpang benih JPB mulai pecahsetelah mengalami periode simpan 2 bulan. Pertumbuhannya mulaiseragam setelah 3 bulan simpan. Umur panen jahe 7 dan 8 BSTmempunyai derajat dormansi yang lebih tinggi dibanding 9 BST. Rimpangbenih umur panen 7, 8, dan 9 BST mempunyai daya tumbuh tinggi (>95%)dan pertumbuhan bibit seragam setelah 3 bulan disimpan.Kata kunci: Zingiber officinale Rosc., penyimpanan, benih, perubahanfisiologis, viabilitasABSTRACTOne of the factors that determine the storability of seed rhizome ofwhite big ginger (WBG) is quality. The quality is determined by thematurity levels of seed rhizome. The aim of the experiment was to observethe effect of harvesting time on physiological changes and seed viability ofWBG seed rhizomes during the storage. The experiment was conducted atGreen House and Seed Technology Laboratory of Indonesian Spice andMedicinal Crops Research Institute, Bogor and Postharvest Laboratory,IPB, from July 2012 to February 2013. The experiment was arranged in acompletely randomized design with five replications. The treatmentstested were three levels of WBG seed rhizome harvesting time: 7, 8, and 9month after planting (MAP). Variables observed were physiologicalchanges of seed rhizomes during the storage (weight loss, sproutingpercentage, shoot height, respiration rate, and moisture content) andviability (growth ability, height, and dry weight of the seedling). Theresults showed that seed rhizomes at 7 and 8 had the best storability, sinceit was produced each low rate of weight loss (24.65 and 25.25%), andshoots shorter (0.3 and 1.08 cm) than 9 MAP (27.13% and 1.62 cm), for 4months in storage. Dormancy of WBG seed rhizomes has been brokenafter 2 months in storage. Harvesting at 7 and 8 showed a degree ofdormancy higher than the harvesting age 9 MAP. Harvesting time at 7, 8,and 9 MAP had high growth ability (> 95%) and uniform seedling growthafter 3 months in storage.Keywords: Zingiber officinale Rosc., storage, seed, physiologicalchanges, viability