Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dibentuk sebagai respon terhadap dampak negatif yang disebabkan oleh ekspansi perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Kebijakan sertifikasi ISPO diharapkan dapat mempercepat adopsi praktik pertanian yang baik pada komoditi kelapa sawit yang memberikan dampak positif bagi lingkungan. Akan tetapi implementasi prinsip dan kriteria ISPO di tingkat petani swadaya masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor determinan yang mempengaruhi keputusan petani swadaya untuk melakukan sertifikasi ISPO dari empat kabupaten (Kabupaten Batanghari, Muaro Jambi, Tebo dan Tanjung Jabung Barat) di Provinsi Jambi. Penelitian ini dilakukan melalui survei dengan menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data primer dan menggunakan analisis logit untuk menjawab tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas lahan bersertifikat, umur, pengalaman dalam berusahatani kelapa sawit, jumlah pohon kelapa sawit, keikutsertaan kelompok tani, perbedaan harga sawit ISPO dan non ISPO, kemudahan implementasi sertifikasi ISPO, dan pengetahuan terkait ISPO berpengaruh positif terhadap keputusan petani mengimplementasikan ISPO. Sedangkan faktor tingkat pendidikan dan penyuluhan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani mengimplementasikan ISPO. Studi ini merekomendasikan adanya kebijakan pemerintah terkait penetapan harga kelapa sawit ISPO dan Non ISPO, pendampingan dari stakeholders terkait, dan menciptakan ekosistem pendukung untuk meningkatkan partisipasi petani dalam mengadopsi sertifikasi ISPO.