Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PEMBUATAN GLUKOSA dari KERTAS BEKAS SECARA HIDROLISIS ASAM dan ENZIM Fuadi, Ahmad Muhammad
Jurnal Teknologi Bahan Alam Volume 1 Nomor 1 April 2017
Publisher : Prodi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.706 KB)

Abstract

           Kebutuhan bahan bakar yang terus meningkat serta cadangan minyak bumi yang terbatas merupakan masalah serius yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dan dunia pada umumnya. Masalah ini telah memicu eksplorasi bahan-bahan alternative yang bisa digunakan sebagai bahan bakar pengganti bahan bakar minyak. Kertas bekas merupakan salah satu bahan alternative yang bisa diubah menjadi bahan bakar cair. Glukosa hasil hidrolisis kertas bisa difermantasi lebih jauh untuk menghasilkan etanol. Tingginya kadar selulosa di kertas merupakan keuntungan yang besar dalam memanfaatkan kertas bekas menjadi etnol. Penelitian ini mencoba untuk menghidrolisis kertas bekas untuk menjadi glukosa. Hidrolisis dilakukan secara enzimatis dan asam.  Sebanyak 5 gram kertas bekas kering dihancurkan kemudian dikukus selama 1 jam kemudian ditambah 100 mL larutan asam sulfat pada berbagai normalitas. Hidrolisis dijalankan pada suhu 90oC, hasil hidrolisis dianalisa pada berbagai waktu. Hidrolisis enzimatis dilakukan dengan menggunakan kertas bekas 5 gram yang dihancurkan terlebih dahulu, kemudian ditambah air 200 mL dan enzyme 0,3 gram. Hidrolisis dilakukan pada suhu 40oC pada berbagai waktu. Hasil penelitian menunjukkan hidrolisis enzimatis bisa mengkonversi kertas bekas menjadi glukosa lebih besar dibanding hidrolisis asam
Pemanfaatan Cangkang Telur dan Sekam Padi Sebagai Bioadsorben Metilen Biru pada Limbah Tekstil Lestari, Naning Citra; Budiawan, Ilham; Fuadi, Ahmad Muhammad
Jurnal Riset Kimia Vol 12, No 1 (2021): March
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrk.v12i1.396

Abstract

The textile industry in Indonesia has increased since the 1980s. From the non-oil and gas sector, the textile industry is the government's largest source of income. In addition to its impressive growth, about 10-15% of the used textile dyestuff is wasted at the dyeing process can exceed the maximum Chemical Oxygen Demand level of 150 mg/L. Synthetic dyes contain carcinogenic ingredients that can harm the environment and aquatic biota. The alternative for handling the dye waste is the adsorption method using bio adsorbent from a mixture of chicken eggshells and rice husk ash. Both have the potential to be used as adsorbents because they have an active site, abundant amounts, and are economical. This study was to determine the effect of the process variables of the adsorbent mass ratio, contact time, and pH on the adsorption capacity of methylene blue using a mixture of eggshells and rice husk ash with the UV-Vis Spectrophotometer analysis method. The results showed that the optimal conditions for the adsorption of 20 ppm methylene blue were 0.2:0.8 gram of adsorbent ratio, 80 minutes, and pH of 3. The adsorption capacity obtained was 98.817%, reduced the methylene blue concentration to 0.237 ppm. 
Utilization of Xylanase Enzymes Derived from Cassava in the Eco-Friendly Biobleaching of Pulp Fuadi, Ahmad Muhammad; Az Zahra, Dita Aulia; Farha, Saniya; Kunarfian, Krisna Artur; Dewi, Tiara Nilawati; Susanti, Dwi
JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia) Vol 9, No 1 (2024): JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia)
Publisher : Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jkpk.v9i1.84666

Abstract

The demand for paper has been increasing over time, leading to the pulp and paper industry becoming one of the largest contributors to global carbon emissions due to the chlorine-based bleaching process, particularly in Indonesia. An alternative to minimize chlorine usage involves using xylanase enzymes as part of the bleaching sequence. Xylanase can be produced from agricultural waste, including cassava residue, which contains a significant concentration of xylanase, approximately 21.3%. However, it still needs to be utilized in Indonesia. Therefore, this study aims to explore the production of xylanase enzymes from cassava residue and assess its effectiveness in the biobleaching process of pulp. The research methodology includes the production phase of xylanase enzymes by Aspergillus niger, chelating, bleaching sequence, bleaching, kappa number, and chemical saving assay. In the production of xylanase, the study determined that xylanase exhibits optimal activity under specific conditions, notably at a pH of 6 and a temperature of 60°C. Under these parameters, the enzymatic activity reached a level of 0.4986 U/mg protein. During the bleaching sequence, xylanase was used with doses of 0.3, 0.5, 0.7, 0.8, and 1 L/T pulp at 40, 45, 50, 55, 60, 65, and 70°C for 60 minutes. Following this process, bleaching was conducted at 65°C for 70 minutes, extraction at 80°C for 90 minutes, and a second bleaching phase. Subsequently, a kappa number test was performed, revealing the best kappa value at 60°C with a xylanase dose of 0.5 L/T pulp, reducing from an initial kappa number of 9 to 4.04. Additionally, under these conditions and dosage, xylanase enzymes could save approximately 23.67% in chlorine usage
Pengaruh Variasi Waktu Kontak, Massa Dan pH Abu Daun Bambu dan Abu Sekam Padi Sebagai Adsorben Metilen Biru Ananda, Medtha Utari; Khaerunisa, Jumini; Fuadi, Ahmad Muhammad
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 11th University Research Colloquium 2020: Bidang Sains dan Teknologi
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian yang telah dilakukan yaitu, adsorpsi zat warna metilen biru menggunakan abu daun bambu dan abu sekam padi secara spektrofotometri UV-Visibel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi adsorben abu daun bambu dan abu sekam padi menggunakan FT-IR, mengetahui nilai LOD dan LOQ serta mengetahui interaksi adsorben dengan variasi waktu kontak, massa dan pH terhadap metilen biru. Hasil analisa karakteristik abu daun bambu dan abu sekam padi menggunakan FT-IR menunjukkan bahwa adsorben memiliki serapan karakteristik yang berasal dari gugus Si-O. Perolehan nilai LOD dan nilai LOQ berurutan sebesar 0,14665 mg/L dan 0,4882 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimum untuk mengadsorpsi 10 mg/L zat warna metilen biru menggunakan abu daun bambu maupun abu sekam padi yaitu, dengan waktu kontak 7 menit, massa 0,030 gram dan pH 5.
Analisis Perbandingan Penambahan EM-4 terhadap Karakteristik Pupuk Kompos Blotong dan Jerami Padi dengan Blotong dan Batang Pisang Rofi’ah, Astri May; Agustin, Febrina Dinda; Fuadi, Ahmad Muhammad
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 11th University Research Colloquium 2020: Bidang Sains dan Teknologi
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah organik yang menumpuk dan tidak diolah secara baik dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Beberapa jenis limbah organik yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai pembuatan pupuk kompos adalah blotong, batang pisang dan jerami padi. Limbah tersebut memiliki kandungan selulosa di dalamnya sehingga dapat dijadikan untuk membuat pupuk kompos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan mikroba EM-4 (Effective Microorganisms-4) terhadap karakteristik pupuk kompos. Sedangkan metode yang digunakan yakni RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan variabel bebas volume mikroba EM-4 masing-masing 0; 5; 7,5; 10; 12,5; 15 mL dan lama waktu pengomposan, sedangkan variabel terikatnya karakteristik pupuk kompos yakni rasio C dan N, kadar air dan pH dengan proses fermentasi. Setelah terdekomposisi dilakukan pengujian rasio C dan N dengan proses destruksi, distilasi dan titrasi. Hasil analisis masing-masing variasi mikroba EM-4 menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda, untuk variasi volume mikroba EM-4 12,5 mL dengan komposisi blotong dan jerami padi menghasilkan karakteristik yang paling baik sesuai dengan SNI : 19-7030-2004 dengan nilai rasio C/N yaitu13,69%. Dari penelitian yang telah dilakukan diambil kesimpulan bahwa banyaknya penambahan mikroba EM-4 dan lamanya waktu pengomposan akan berpengaruh terhadap nilai rasio C dan N, kadar air dan pH.
Inovasi Biopestisida Alami Dari Tembakau (Nicotiana Tabacum), Bawang Putih (Allium Sativum) Dan Daun Pangi (Pangium Edule) Harismah, Kun; Caparies, Ananda Muhammad Batistuta; Fuadi, Ahmad Muhammad; Widayatno, Tri
Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri 2022: Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan inovasi biopestisida alami dari tembakau (Nicotiana tabacum), bawang putih (Allium sativum) dan daun pangi (Pangium edule). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas dari tiga formulasi (F1, F2, dan F3) biopestisida (tembakau, bawang putih, dan daun pangi) dengan menggunakan variasi konsentrasi terhadap mortalitas belalang kembara (Locusta migratoria). Pembuatan biopestisida menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dengan masing-masing 3 kali pengulangan. Dilakukan uji pada biopestisida yaitu, uji bebas etanol, uji fenolik, dan uji pH. Uji efektivitas biopestisdia menunjukkan formulasi dengan perbandingan (tembakau: bawang putih: daun pangi = 20:40: 60) terbukti efektif mematikan 7 ekor belalang padi pada 1 (satu) jam pertama, dan berhasil mematikan 10 ekor belalang padi pada 2 (dua) jam pasca aplikasi biopestisdia.