Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

MENJANDA PASCA KEMATIAN PASANGAN HIDUP Zulfiana, Uun
Cognicia Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Faculty of Psychology, University of Muhammadiyah Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/cognicia.v1i1.1438

Abstract

Kematian pasangan hidup menimbulkan banyak permasalahan seperti stigma negatif masyarakat tentang status janda, permasalahan ekonomi, seksual dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa seseorang memilih untuk menjanda pasca kematian pasangan hidup. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian berjumlah 3 orang wanita yang menjanda pasca kematian suami. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara semi terstuktur. Analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data yang ada, kemudian menyajikan data selanjutnya diambil kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab seseorang mempertahankan status janda dan tidak menikah lagi adalah penilaian yang sangat positif tentang suami yaitu persepsi bahwa suami tidak bisa digantikan, merasa khawatir akan beban ekonomi menjadi bertambah apabila menikah lagi, tidak ada dukungan dari keluarga. Selain itu, keinginan untuk berkonsentrasi pada keluarga juga menjadi penyebab seseorang menjanda pasca kematian pasangan hidupnya.   Kata kunci: Menjanda, Kematian pasangan hidup   Spouse's death raises many issues such associety's negative stigma of widowhood, economic problems, sexualand so on. This study aims to deter mine why a person chooses to widowhood after the death of a spouse. This study uses a descriptive qualitative research subjects amounted to 3 womans abandoned by her husband's death to the status of widows. Data is collected by semi-structured interview method. Data analysis done by reducing the existing data, then present the data taken further conclusions. These results indicate that the cause of a person to maintain the status widow and not remarried is a very positive assessment of the husband is the perception that the husband can not be replaced, worried about the economic burden to be increased if married again, no support from family. In addition,the desire to concentrateon the family also becamea widow after the death of a person causes his life partner.   Keywords: Widowed, The death of spouse
Hubungan antara Self-Management dengan Perilaku Agresi pada Siswa SMA Amaliasari, Risqi Dwi; Zulfiana, Uun
Cognicia Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Fakultas Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.563 KB) | DOI: 10.22219/COGNICIA.Vol7.No3.308-320

Abstract

Aggression behavior among high school students or teenagers is still often found, for example: brawls, bullying. A person will behave aggressively so he will think first in acting so that he is able to manage himself (self management).The purpose of the study was to determine the relationship between self management and aggression behavior in high school students. This study uses a quantitative non-experimental approach. The subjects were 217 students of class X and XI SMA taken by stratified sampling technique. The research instrument uses the scale of aggression behavior and self management scale. The method of data analysis was the product moment correlation. Data analysis was carried out with the help of SPSS version 22.0. The results showed a value (r) of -0.122 with p was 0.037 <0.05. This shows that there is a significant negative relationship between self management and aggression behavior in high school students. The contribution of self management to aggression behavior is 1,5% (=0.015) 
Identifikasi Kekuatan Karakter pada Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus Zulfiana, Uun
Cognicia Vol 7, No 4 (2019)
Publisher : Fakultas Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.033 KB) | DOI: 10.22219/COGNICIA.Vol7.No4.%p

Abstract

Kehadiran seorang anak yang merupakan harapan bagi orang tua. Harapan orang tua memiliki anak yang terlahir normal, sehat fisik maupun psikis. Akan tetapi, tidak semua anak lahir dengan sempurna sesuai harapan orang tua. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji tingkat kekuatan karakter yang dimiliki oleh orang tua dengan anak berkebutuhan khusus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Adapun alat ukur yang digunakan adalah skala values in action theory.  dari ke 24 character strength atau kekuatan karakter yang diteliti, Berdasar hasil penelitian terhadap seratus orangtua, terdapat 5 aspek yang memiliki total nilai tertinggi dibandingkan dengan karakter lainnya. 5 aspek tersebut diantaranya adalah spirituality (kerohanian), gratitude (rasa bersyukur), hopefulness (harapan), forgiveness (rasa untuk memaafkan),dan curiosity (rasa keingintahuan).
HUBUNGAN KESEPIAN DAN PENGUNGKAPAN DIRI DI INSTAGRAM PADA DEWASA YANG BELUM MENIKAH Anggraeni, Nora; Zulfiana, Uun
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.11 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v6i2.7144

Abstract

Abstrak. Penggunaan media sosial salah satunya instagram sebagai wadah berbagi informasi untuk mengatasi perasaan kesepian yang dirasakan akibat ketiadaan hubungan dengan individu lain di dunia nyata. Sebagian individu yang telah memasuki fase dewasa masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhan berhubungan dengan orang lain. Salah satu cara yang dilakukan dengan membentuk komitmen untuk membangun sebuah pernikahan. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kesepian dengan pengungkapan diri di instagram pada dewasa yang belum menikah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan sampel sejumlah 260 orang yang diambil menggunakan teknik nonprobability sampling jenis purposive sampling. Pengambilan data menggunakan skala pengungkapan diri dan kesepian yang dianalisis menggunakan korelasi Spearman. Hasil menunjukkan tidak ada hubungan antara kesepian dan pengungkapan diri di instagram pada dewasa yang belum menikah.Kata Kunci: Kesepian, Pengungkapan Diri, Dewasa Belum MenikahAbstract. Exchanging information is one of the leading reasons social media is frequently used nowadays. Instagram for instance, its presence is not only for sharing information to others but also for surmounting solitude as result of social interaction absence in reality. For individuals who have been indicated as adults, the ability to do interaction to others is incapable, marriage commitment as an example. This current study is aimed to find out the relation between loneliness and self-disclosure through instagram for unmarried adults. In this current study used correlational quantitative method in which 260 research participants were recruited by employing nonprobability sampling technique with purposive sampling type. The assembled data taken by using scale of loneliness and self-disclosure and analysed by way of Spearmen correlation. The results have shown that there are no relations between solitude and self-disclosure through instagram for unmarried adults. Keywords:  Loneliness, Self-disclosure, Unmarried Adults
Pelatihan kontrol diri untuk mengurangi kecenderungan internet gaming disorder pada anak usia sekolah Ramadhani, Ria Fatma; Iswinarti, Iswinarti; Zulfiana, Uun
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.294 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v7i1.7837

Abstract

Abstrak. Pada zaman yang semakin canggih ini penggunaan gadget tidak terbatas pada kalangan orang dewasa saja melainkan anak-anak juga telah menggunakan gadget. Gadget digunakan untuk membantu memenuhi segala kebutuhan salah satunya adalah kebutuhan mencari hiburan dengan bermain game, yang dengan mudah bisa dimainkan dengan menggunakan internet. Penggunaan internet untuk bermain game secara terus menerus dan mengakibatkan dampak negatif bagi dirinya akan menyebabkan internet gaming disorder. Tingginya tingkat internet gaming disorder pada anak dapat diatasi, salah satunya dengan memberikan pelatihan kontrol diri. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan konrol diri sebagai metode eksperimen dalam mengurangi tingkat internet gaming disorder pada anak usia sekolah serta melihat seberapa besar pengaruh perlakuan pada tingkat internet gaming disorder. Penelitian ini merupakan  penelitian eksperimen dengan desain control group pre-test post-test. Penelitian ini dilakukan pada 12 orang anak usia sekolah 9-11 tahun dengan menggunakan teknik purposive sampling yang terbagi menjadi 2 grup. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan pelatihan kontrol diri terhadap tingkat internet gaming disorder (p = 0,04 dimana nilai p < 0,05). Dengan begitu, pelatihan kontrol diri dapat menurunkan internet gaming disorder pada anak usia sekolah. Kata kunci: Internet Gaming Disorder, Pelatihan Kontrol Diri, Anak Usia Sekolah  Abstract. In this particular sophisticated era, the use of gadget is not limited only within the reach of the adults but also children for the sake of fulfilling many of the needs which one of it happened to be the need of entertainment through internet gaming. The use of internet for playing games continuously with its negative effect will lead to an Internet Gaming Disorder. High level of Internet Gaming Disorder can be overcome, one of it would be by giving a self-control training. This research aims to apply a self-control training as an experimental method to reduce the level of Internet Gaming Disorder in children as well as sighting at how much of an impact the intervention will be on the level of IGD. This research is experimental with control group pre-test post-test design. 12 children with the age of 9-11 will be chosen as participants through purposive sampling technique. The result of this research showed that there is a significant impact of a self-control training towards the level of igd (p = 0.04). With that being said, self-control training is capable of reducing the level of igd in children. Keyword: Internet Gaming Disorder, Self-control training, Schooler
Pengaruh Perilaku Bullying terhadap Empati Ditinjau dari Tipe Sekolah Arofa, Isnaini Zakiyyah; Hudaniah, Hudaniah; Zulfiana, Uun
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1059.857 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v6i1.5435

Abstract

Semakin tahun perilaku bullying semakin meningkat baik secara verbal, fisik maupun psikologi. Bullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah. Salah satu faktor dari perilaku bullying adalah kemampuan empati yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah ada perbedaan perilaku bullying pada tipe single sex school dan coeducational schools setelah dikendalikan oleh empati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif uji ancova, dengan skala perilaku bullying dan skala empati Interpersonal Reactivity Index (IRI. Jumlah subjek sebanyak 385 santri perempuan dengan teknik cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan perilaku bullying ditinjau dari tipe sekolah single sex school dan coeducational school setelah dikendalikan oleh empati nilai signifikansi sebesar 0,001 ( P ≤ 0,05 = 0,001 ≤ 0,05). Besaraan sumbagan pengendalian empati terhadap perilaku bullying hanya sebesar 3,3% sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak dijelaskan pada penulis pada penelitian ini. Kata kunci : Perilaku bullying, empati, dan tipe sekolah More years of bullying behavior is increasing both verbally, physically and psychologically. Bullying is an act of intimidation by a stronger party against a weaker party. One factor of bullying behavior is low empathy. The purpose of this study was to find out whether there are differences in bullying behavior on single sex school type and coeducational schools after being controlled by empathy. The method used in this study is quantitative ancova test, with the scale of bullying behavior and empathy scale Interpersonal Reactivity Index (IRI) The number of subjects as much as 385 female santri with cluster random sampling technique.The results showed the differences in bullying behavior in the type of school single sex school And coeducational school after being controlled by empathy significance value of 0.001 (P ≤ 0.05 = 0.001 ≤ 0.05) . In addition, the contribution of empathy control to bullying behavior is only 3.3%. The rest is influenced by other factors not explained to the authors in this study.Keywords: Bullying behavior, empathy, and school type
Pengaruh Perilaku Bullying terhadap Empati Ditinjau dari Tipe Sekolah Isnaini Zakiyyah Arofa; Hudaniah Hudaniah; Uun Zulfiana
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 6 No. 1 (2018): Januari
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1059.857 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v6i1.5435

Abstract

Semakin tahun perilaku bullying semakin meningkat baik secara verbal, fisik maupun psikologi. Bullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah. Salah satu faktor dari perilaku bullying adalah kemampuan empati yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah ada perbedaan perilaku bullying pada tipe single sex school dan coeducational schools setelah dikendalikan oleh empati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif uji ancova, dengan skala perilaku bullying dan skala empati Interpersonal Reactivity Index (IRI. Jumlah subjek sebanyak 385 santri perempuan dengan teknik cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan perilaku bullying ditinjau dari tipe sekolah single sex school dan coeducational school setelah dikendalikan oleh empati nilai signifikansi sebesar 0,001 ( P ≤ 0,05 = 0,001 ≤ 0,05). Besaraan sumbagan pengendalian empati terhadap perilaku bullying hanya sebesar 3,3% sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak dijelaskan pada penulis pada penelitian ini. Kata kunci : Perilaku bullying, empati, dan tipe sekolah More years of bullying behavior is increasing both verbally, physically and psychologically. Bullying is an act of intimidation by a stronger party against a weaker party. One factor of bullying behavior is low empathy. The purpose of this study was to find out whether there are differences in bullying behavior on single sex school type and coeducational schools after being controlled by empathy. The method used in this study is quantitative ancova test, with the scale of bullying behavior and empathy scale Interpersonal Reactivity Index (IRI) The number of subjects as much as 385 female santri with cluster random sampling technique.The results showed the differences in bullying behavior in the type of school single sex school And coeducational school after being controlled by empathy significance value of 0.001 (P ≤ 0.05 = 0.001 ≤ 0.05) . In addition, the contribution of empathy control to bullying behavior is only 3.3%. The rest is influenced by other factors not explained to the authors in this study.Keywords: Bullying behavior, empathy, and school type
Hubungan kesepian dan pengungkapan diri di instagram pada dewasa yang belum menikah Nora Anggraeni; Uun Zulfiana
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 6 No. 2 (2018): August
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.11 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v6i2.7144

Abstract

Abstrak. Penggunaan media sosial salah satunya instagram sebagai wadah berbagi informasi untuk mengatasi perasaan kesepian yang dirasakan akibat ketiadaan hubungan dengan individu lain di dunia nyata. Sebagian individu yang telah memasuki fase dewasa masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhan berhubungan dengan orang lain. Salah satu cara yang dilakukan dengan membentuk komitmen untuk membangun sebuah pernikahan. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kesepian dengan pengungkapan diri di instagram pada dewasa yang belum menikah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan sampel sejumlah 260 orang yang diambil menggunakan teknik nonprobability sampling jenis purposive sampling. Pengambilan data menggunakan skala pengungkapan diri dan kesepian yang dianalisis menggunakan korelasi Spearman. Hasil menunjukkan tidak ada hubungan antara kesepian dan pengungkapan diri di instagram pada dewasa yang belum menikah.Kata Kunci: Kesepian, Pengungkapan Diri, Dewasa Belum MenikahAbstract. Exchanging information is one of the leading reasons social media is frequently used nowadays. Instagram for instance, its presence is not only for sharing information to others but also for surmounting solitude as result of social interaction absence in reality. For individuals who have been indicated as adults, the ability to do interaction to others is incapable, marriage commitment as an example. This current study is aimed to find out the relation between loneliness and self-disclosure through instagram for unmarried adults. In this current study used correlational quantitative method in which 260 research participants were recruited by employing nonprobability sampling technique with purposive sampling type. The assembled data taken by using scale of loneliness and self-disclosure and analysed by way of Spearmen correlation. The results have shown that there are no relations between solitude and self-disclosure through instagram for unmarried adults. Keywords:  Loneliness, Self-disclosure, Unmarried Adults
Pelatihan kontrol diri untuk mengurangi kecenderungan internet gaming disorder pada anak usia sekolah Ria Fatma Ramadhani; Iswinarti Iswinarti; Uun Zulfiana
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 7 No. 1 (2019): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.294 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v7i1.7837

Abstract

Abstrak. Pada zaman yang semakin canggih ini penggunaan gadget tidak terbatas pada kalangan orang dewasa saja melainkan anak-anak juga telah menggunakan gadget. Gadget digunakan untuk membantu memenuhi segala kebutuhan salah satunya adalah kebutuhan mencari hiburan dengan bermain game, yang dengan mudah bisa dimainkan dengan menggunakan internet. Penggunaan internet untuk bermain game secara terus menerus dan mengakibatkan dampak negatif bagi dirinya akan menyebabkan internet gaming disorder. Tingginya tingkat internet gaming disorder pada anak dapat diatasi, salah satunya dengan memberikan pelatihan kontrol diri. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan konrol diri sebagai metode eksperimen dalam mengurangi tingkat internet gaming disorder pada anak usia sekolah serta melihat seberapa besar pengaruh perlakuan pada tingkat internet gaming disorder. Penelitian ini merupakan  penelitian eksperimen dengan desain control group pre-test post-test. Penelitian ini dilakukan pada 12 orang anak usia sekolah 9-11 tahun dengan menggunakan teknik purposive sampling yang terbagi menjadi 2 grup. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan pelatihan kontrol diri terhadap tingkat internet gaming disorder (p = 0,04 dimana nilai p < 0,05). Dengan begitu, pelatihan kontrol diri dapat menurunkan internet gaming disorder pada anak usia sekolah. Kata kunci: Internet Gaming Disorder, Pelatihan Kontrol Diri, Anak Usia Sekolah  Abstract. In this particular sophisticated era, the use of gadget is not limited only within the reach of the adults but also children for the sake of fulfilling many of the needs which one of it happened to be the need of entertainment through internet gaming. The use of internet for playing games continuously with its negative effect will lead to an Internet Gaming Disorder. High level of Internet Gaming Disorder can be overcome, one of it would be by giving a self-control training. This research aims to apply a self-control training as an experimental method to reduce the level of Internet Gaming Disorder in children as well as sighting at how much of an impact the intervention will be on the level of IGD. This research is experimental with control group pre-test post-test design. 12 children with the age of 9-11 will be chosen as participants through purposive sampling technique. The result of this research showed that there is a significant impact of a self-control training towards the level of igd (p = 0.04). With that being said, self-control training is capable of reducing the level of igd in children. Keyword: Internet Gaming Disorder, Self-control training, Schooler
Hubungan antara dukungan emosional orangtua dan agresivitas remaja dengan orangtua bercerai Dita Ridho Saqinah; Siti Suminarti Fasikhah; Uun Zulfiana
Cognicia Vol. 7 No. 2 (2019): Agustus
Publisher : Fakultas Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/cognicia.v7i2.9205

Abstract

The emergence of aggressive behavior in teenagers can occur due to various factors,  the family is one important aspect that is allegedly associated with the pattern adolescent aggressive behavior. The role of parents to adolescent aggressive behavior by providing emotional support needed to suppress aggressive behavior in adolescents themselves. The purpose of this study was to investigate the relationship between emotional support of parents and the aggressiveness of adolescents with divorced parents. The sampling technique used purposive technique with a subjects were 113 boys and girls with divorced parents aged 12 to 22 years, and lived with one parent. This research instruments using Agression Questionnair scale and the scale of parental emotional support made by the author based on aspects of emotional support by Thoits 1986 with data analysis using SPSS 21. The results show the value of (r) of -0.327 with p 0.000 < 0, 05. It shows that there is a significant negative correlation between parental emotional support and aggressiveness of adolescents with divorced parents. Parental emotional support’s contribution to adolescents with divorced parents aggressiveness of 10.7% (r2 = 0.107)