Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Pelatihan Keterampilan Dari Limbah Kemasan Air Mineral di Desa Sambongsari,Weleri Kabupaten Kendal Fatarina Purwaningtyas, Ery; Mega Kasmiyatun; Ahmad Shobib; Sri Mulyaningsih, MF
Perigel: Jurnal Penyuluhan Masyarakat Indonesia Vol. 3 No. 2 (2024): Juni: Perigel: Jurnal Penyuluhan Masyarakat Indonesia
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/perigel.v3i2.1686

Abstract

Mineral water packaging waste which is not managed properly, causing environmental pollution. The focus of this service is to provide skills training to the community to process this waste into economically valuable products. The aim of this activity is to increase community awareness and skills in recycling mineral water packaging waste into handicraft items, to reduce environmental pollution and increase community income. Using a participatory approach, with direct training methods involving demonstrations and practice. The strategies used are: 1) Socialization regarding the impact of plastic waste, 2) Technical training on making craft products from mineral water packaging waste. The results of this activity are expected to make people more aware of the importance of managing plastic waste and have new skills in making craft products. The result is products such as bags, wallets and home decorations made from mineral water packaging waste, which can be sold to increase income. Apart from that, there is a reduction in plastic waste in the surrounding environment.
PEMBUATAN ECO ENZYME DARI LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI RW V PEDURUNGAN TENGAH, KOTA SEMARANG Mulyaningsih, MF Sri; Shobib, Ahmad; Kasmiyatun, Mega; Muryanto, St; Zulaidah, Agustien; Tariojanah, I’ie
Majalah Ilmiah Inspiratif Vol 10, No 1 (2024): Majalah Ilmiah Inspiratif Januari 2024
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat RW V Kekancan Mukti Pedurungan Tengah, Kota Semarang, menghadapi permasalahan serius dalam pengelolaan sampah rumah tangga, dimana limbah tersebut seringkali dibuang sembarangan. Kondisi ini disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah yang baik. Umumnya, warga masih menerapkan sistem pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Sampah (TPA) tradisional. Situasi ini berdampak pada lingkungan yang tidak sehat dan menciptakan pencemaran udara akibat bau tak sedap. Salah satu solusi untuk mengelola limbah organik adalah melalui produksi eco enzyme. Eco enzyme, yang pertama kali ditemukan di Thailand oleh Dr. Rosukan Poompanvong, telah menjadi solusi yang banyak digunakan di negara-negara berkembang untuk mengatasi masalah pengelolaan sampah. Selain manfaatnya dalam pengolahan sampah, eco enzyme juga memiliki kemampuan sebagai desinfektan, penyubur tanah, dan berbagai aplikasi lainnya. Oleh karena itu, kami mengajukan proposal pengabdian kepada masyarakat dengan tema "Pembuatan Eco Enzyme dari Limbah Rumah Tangga." Tujuan dari proposal ini adalah untuk mengedukasi warga masyarakat tentang cara mengubah limbah rumah tangga menjadi produk yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi. Kata Kunci: Sampah organik, Eco Enzyme, Go green
KARAKTERISASI GELATIN BERBAHAN BAKU CANGKANG RAJUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ASAM FOSFAT (H₃PO₄) Ahmad Shobib; Ery Fatarina P; Tabita Vinesia Damai Yanti
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol. 10 No. 1 (2025)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v10i1.12553

Abstract

Cangkang rajungan merupakan limbah yang dihasilkan dari industri pengalengan rajungan dan menjadi limbah yang belum tertangani dengan maksimal. Oleh karena itu untuk meningkatkan nilai ekonomisnya, cangkang rajungan dijadikan sebagai bahan baku gelatin. Gelatin adalah derivat protein dari serat kolagen dari serat kolagen pada kulit, tulang, dan tulang rawan. Fungsi gelatin adalah sebagai pengemulsi (emulsifier) dan penstabil (stabilizer) dalam sistem emulsi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui variabel yang paling berpengaruh dari suhu, waktu, dan perbandingan ossein dan aquadest, mengetahui kondisi optimum dari variabel yang berpengaruh, mengetahui kondisi optimum dari variabel yang berpengaruh, mengetahui karakteristik gelatin yang diperoleh sesuai dengan standar mutu gelatin (SNI), dan mengetahui kemampuan gelatin yang dihasilkan sebagai emulsifier. Penelitian ini menggunakan metode experimental design two level untuk menguji variabelvariabel yang berpengaruh berupa suhuhidrolisis (A) 60°C dan 80°C, waktu hidrolisis (B) 4 jam dan 6 jam, dan perbandingan ossein : aquadest (C) yaitu 1 : 2 dan 1 : 4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suhu hidrolisis merupakan variabel yang paling berpengaruh,dengan persentase yield gelatin optimum sebesar 3,05% pada suhu 60°C. Gelatin yang dihasilkan pada suhu 60°C memiliki rendemen gelatin sebesar 1,23%, pH 6, viskositas 0,399 cPs, kadar air 16%, kadar abu 1%, dan berdasarkan FTIR gelatin cangkang rajungan, gugus fungsi yang dapat diidentifikasi adalah OH, C-H alkana, C=C alkena, C=C aromatik, dan C-N.
PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH BURUNG PUYUH SECARA ANAEROB Shobib, Ahmad; Kasmiyatun, Mega; Romadhoni, Tri Suci Ahmad
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 7 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v7i1.6550

Abstract

Kelangkaan bahan bakar merupakan masalah penting saat ini, sehingga diperlukan berbagai alternatif pemecahan masalah. Salah satunya dengan sistem biodigester anaerob, limbah peternakan burung puyuh dapat menghasilkan biogas, sebagai sumber energi terbarukan (renewable energy). Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan antara volume pelarut dengan berat kotoran burung puyuh terhadap pembuatan biogas dari limbah burung puyuh. (2) Untuk mengetahui waktu optimum dan perbandingan optimum antara volume pelarut dengan berat kotoran burung puyuh. Metodelogi Penelitian yang digunakan adalah analisa varian dua sisi, dengan variable pertama waktu pembentukan biogas dan variable kedua adalah perbandingan volume pelarut dengan berat kotoran burung puyuh. Penelitian dilakukan dengan membuat pengenceran volume pelarut berupa air dan berat kotoran burung puyuh dengan perbandingan: 3:1, 3:2, 3:3, 3:4 sebanyak 4 buah dengan perbedaan waktu 2 minggu, 3 minggu, 4 minggu, 5 minggu. Hasil dari produksi biogas yang terbaik direkomendasikan pada penelitian perbandingan rasio 3:2 dengan waktu 5 minggu yang mampu menghasilkan biogas paling besar yaitu sebesar 130ml. Parameter pengamatan meliputi pH, massa, volume biogas yang terbentukdi digester secara anaerob. Produksi biogas tertinggi diperoleh dari sampel rasio 3:2 waktu 5 minggu, yang terdiri dari 150ml air, 100gram kotoran burung puyuh, dengan waktu 5 minggu mampu menghasilkan 130ml biogas atau sekitar 65% dari volume awalnya.Kata kunci : Biogas, Limbah kotoran burung puyuh, Limbah Organik
UJI ANALISA PERBANDINGAN BERAT SERBUK KAYU MANGGA (Mangifera indica) DAN AMPAS TEBU TERHADAP DAYA PATAH DAN DAYA ELASTIS PADA IMPREGNASI DENGAN PENAMBAHAN RESIN POLISTILENE Shobib, Ahmad; Muryanto, Stefanus; Hermansyah, Hermansyah
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v7i2.7521

Abstract

Ampas tebu merupakan limbah padat dari pengolahan industri gula tebu dan termasuk biomassa yang mengandung lignoselulosa. kayu mangga juga merupakan salah limbah padat yang kurang menarik minat masyarakat untuk megolahnya. Impregnasi merupakan suatu metode penggabungan dua atau lebih material polimer baik memiliki sifat yang sama maupun berbeda untuk menghasilkan produk yang lebih kompatibel. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh berat serbuk kayu dan ampas tebu dengan berbagai variasi terhadap keefektifan impregnasi serta menentukan hasil yang optimun nilai Kuat Patah(MOR), Modulus Elastisitas(MOE). Penelitian ini dilakukan dengan metode impregnasi dengan berbagai variasi campuran serbuk kayu mangga dan ampas tebu dengan tekanan 1 atm, Resin yang digunakan adalah Polistirena sebanyak 40 gr dan pelarut yang digunakan benzene sebanyak 150 ml pada suhu impregnasi 150 °C selama 30 menit. Hasil optimum yang diperoleh nilai MOR dari penelitian ini adalah campuran serbuk kayu mangga 60% dan ampas tebu 40% dengan nilai 69,87436 kg/cm2 dan nilai MOE terdapat pada campuran serbuk kayu mangga 50% dan Ampas tebu 50% dengan nilai 0,35792 kg/cm2. Menurut Standart Nasional Indonesia (SNI 03 3527-1994) tentang Mutu Kayu maka kayu yang diperoleh tergolong dalam kelas kuat golongan V.Kata kunci:Serbuk kayu mangga, ampas tebu, impregnasi, resin polistilene
UJI KADAR PROTEIN, KADAR ABU DAN KADAR AIR DALAM PROSES DEMINERALISASI KULIT SAPI UNTUK PEMBUATAN GELATIN Shobib, Ahmad; Mulyaningsing, MF Sri; Christiana Wijaya, Kouw Devina
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 8 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v8i1.8255

Abstract

Gelatin adalah produk alami yang diperoleh oleh hidrolisis kolagen, merupakan protein yang larut, yang bersifat sebagai gelling agent (bahan pembuat gel). Secara umum proses pembuat gelatin diawali dengan perendaman kulit sapi dalam larutan asam, bertujuan untuk melarutkan mineral kalsium fosfat dan garam-garam mineral lainnya. Asam yang digunakanyaitu Asam Asetat dengan tingkat konsentrasi 3% dan 15% dengan variasi waktu perendaman(3 jam dan 12 jam) dan variasi perbandingan antara bahan baku dan volume pelarut (1:1 dan 1:8). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui variabel yang paling berpengaruh, mengetahui kondisi optimum dari variabel yang berpengaruh dan mengetahui karakteristik dari gelatin yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode experimental design dengan jumlah run percobaan pada fractional design adalah 2n di mana n adalah jumlah variable yang dikaji yaitu waktu perendaman, perbandingan berat bahan baku : volume pelarut, dan konsentrasi asam asetat, masing-masing perlakuan mempunyai level low dan high. Di mana hasil dari variable yang berpengaruh akan dilakukan optimasi untuk didapat hasil gelatin kulit sapi yang terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gelatin yang diproduksi dari kulit sapi dengan konsentrasi asam asetat 12% menghasilkan yield tertinggisebesar 9,06% dengan kadar air 7,31%, kadar abu 1,54% dan kadar protein 52,46%.Kata kunci : gelatin; kolagen; kulit sapi
Peran Aktif Akademik dalam Upaya Penanggulangan dan Pencegahan Stunting, Membangun Generasi Emas 2045 di Kelurahan Ngadirgo, Kec. Mijen Kota Semarang Shobib, Ahmad; Achyar, Ainur; Bange, Dapit Sibange; Dewantoko, Tri Andi; Puspa R, Lista; Jaelani, Ahmad; Widianingrum, Norma; Bayu S, Krisna; Munah, Faridatul; Nur A, Kholifah; Rambadeta, Yudi U.D; Shavira, Nabila; Wisnu W, Octa; Lestari, Indah; Haryanto, Ady
Palawa: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/palawa.v3i1.10751

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk kontribusi mahasiswa dalam mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat salah satunya yaitu masalah terkait stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi angka kasus stunting di Kelurahan Ngadirgo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan studi lapangan. Program kerja yang dimiliki oleh tim KKN yaitu sosialisasi pencegahan stunting, Pembagian  Makanan Tambahan (PMT) kepada anak yang terindikasi stunting, bimbingan belajar, jalan sehat dan urban farming. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui KKN kita dapat berkontribusi  dalam upaya penurunan angka stunting serta mampu ikut serta dalam meningkatkan wawasan dari masyarakat setempat dalam mencegah stunting.