Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Kinetics of Sulfide Removal in Biofilter Employing Sulfur-Oxidizing Bacteria on Salak Fruit Seeds Lestari, Retno Ambarwati Sigit; Sediawan, Wahyudi Budi; Sarto, Sarto
Jurnal Bahan Alam Terbarukan Vol 8, No 2 (2019): December 2019 [Nationally Accredited - Sinta 2]
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jbat.v8i2.22356

Abstract

Sulfur-oxidizing bacterias were isolated then grown on salak fruit seeds forming bio-film. Their performances in sulfide removal were experimentally observed. The salak fruit seeds were then used as packing material in a cylinder. Liquid containing 83 ppm of sodium sulfide was flown through the bed. Then the sulfide concentrations in the outlet at various times were analyzed. A set of simple kinetics model for the rate of the sulfide removal and the bacterial growth was proposed. The axial sulfide concentration gradient in the flowing liquid are assumed to be quasi-steady-state. Mean while the bio-film grows on the surface of the seeds and the sulfide oxidation takes place in the bio-film. Since the bio-film is very thin, the sulfide concentration in the bio-film is assumed to be uniform. The simultaneous ordinary differential equations obtained were then solved numerically using Runge-Kutta method. The accuracy of the model proposed was tested by comparing the calculation results using the model with the experimental data obtained. It turned out that the model proposed can be applied to quantitatively describe the removal of sulfide in liquid using bio-filter in packed bed. The values of the parameters were also obtained by curve-fitting.
PEMANFAATAN KULIT NANAS (Ananas Comosus L.Merr) SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL riska anif fatu rohmah; Retno Ambarwati Sigit Lestari; Sri Mulyaningsih
CHEMTAG Journal of Chemical Engineering Vol 2, No 2 (2021): CHEMTAG Journal of Chemical Engineering
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.938 KB) | DOI: 10.56444/cjce.v2i2.2854

Abstract

Nanas saat ini hanya dimanfaatkan buahnya saja, selain dikomsumsi sebagai buah segar nanas juga banyak digunakan sebagai bahan baku industri pangan. Dari hasil pengolahan bahan pangan tersebut maka limbah kulit buah nanas yang dihasilkan cukup banyak. Kulit buah nanas mengandung karbohidrat sebesar 17,53%, dengan kandungan karbohidrat maka memungkinkan kulit buah nanas untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Bioetanol itu sendiri merupakan cairan biokimia dari proses fermentasi gula yang bersumber dari karbohidrat dengan menggunakan bantuan mikroorganisme. Penelitian ini menggunakan metode analisa diskriptif dimana penelitian disusun dengan bertahap meliputi penetapan variabel, penyusunan metode kerja serta perhitungan dengan metode analisa data untuk mendeskripsikan data yang diperoleh serta mengambil kesimpulan dari hasil penelitian. Variabel berubah yang telah digunakan yaitu kadar glukosa dan jumlah starter. Dari penelitian yang telah dilakukan menggunakan kadar glukosa 13,98 % dan jumlah jumlah starter yang digunakan 20 gram menghasilkan kadar bioethanol tertinggi yaitu 43,44%.
Pembuatan Plastik Biodegradable dari Pati Biji Nangka dengan Penambahan Polyvinyl Alcohol (PVA) dan Sorbitol Kevin Dermawan; Retno Ambarwati Sigit Lestari; Mega Kasmiyatun
CHEMTAG Journal of Chemical Engineering Vol 1, No 1 (2020): CHEMTAG Journal of Chemical Engineering
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.995 KB) | DOI: 10.56444/cjce.v1i1.1388

Abstract

Biji nangka merupakan salah satu bahan yang mengandung karbohidrat yang cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat plastik dengan penambahan beberapa bahan aditif seperti PVA dan sorbitol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penambahan berat PVA dan volume sorbitol terhadap karateristik dari bioplastik yang dilihat dari beberapa analisis parameter. Parameter yang akan diteliti meliputi, tensile strength, dan % elongation. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dari penambahan massa PVA dan volume sorbitol yang digunakan dalam pembuatan bioplastik dari biji nangka terhadap parameter yang diteliti.
PENGARUH PROSES AERASI TERHADAP PENURUNAN KADAR COD PADA LIMBAH CAIR KARET Wenny Julita Dyah Setyowati; Retno Ambarwati Sigit Lestari; Ery Fatarina Purwaningtyas
CHEMTAG Journal of Chemical Engineering Vol 3, No 1 (2022): CHEMTAG Journal of Chemical Engineering
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.531 KB) | DOI: 10.56444/cjce.v3i1.3031

Abstract

Limbah cair industri karet yang tidak diolah secara optimal dapat menjadi salah satu penyebab dari kerusakan lingkungan. Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk pembuatan maupun perawatan alat pengolahan limbah karet serta keberadaan lahan yang besar kadang membuat para pengelola pabrik karet tidak mengolah limbah yang ada, sehingga air yang dibuang ke lingkungan melebihi baku mutu limbah cair industri karet menurut Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 5 tahun 2012. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode pengolahan limbah yang relatif murah dan cukup efisien, yaitu dengan menggunakan metode aerasi. Pengolahan yang dilakukan adalah untuk menurunkan kandungan COD (Chemical Oxygen Demand) yang ada pada limbah cair karet. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian experimental design model factorial design two level dengan batas bawah dan batas atas. Parameter yang dianalisis adalah COD dan pH dengan menggunakan variabel berubah yaitu waktu pengoperasian, tinggi kolom dan berat soda ash. Berdasarkan hasil penelitian variabel yang paling berpengaruh adalah berat soda ash dengan konsentrasi COD sebelum pengolahan sebesar 2600 mg/l, sedangkan setelah diolah konsentrasinya turun menjadi 200 mg/l pada percobaan ke-8. Hasil ini menunjukkan bahwa metode aerasi mampu menyisihkan konsentrasi COD limbah cair industri karet. Kata Kunci : Limbah Cair Karet, COD, pH, Aerasi
PEMBUATAN BRIKET KULIT DURIAN DENGAN PROSES KARBONISASI Ahmad Shobib; Retno Ambarwati SL; Ery Fatarina P; Farah Marda Y.P
CENDEKIA EKSAKTA Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v3i2.2471

Abstract

Biomassa dari limbah kulit durian selama ini belum banyak dimanfaatkan secara maksimal sehingga perlu adanya alternatif pengolahan agar menjadi bahan yang lebih bermanfaat, salah satunya sebagai bahan bakar alternatif briket. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat briket dari kulit durian dengan proses karbonisasi, mengetahui pengaruh briket terhadap ukuran bahan, suhu, dan waktu karbonisasi, serta mengetahui spesifikasi briket dari kulit durian. Metode penelitian dilakukan dengan melakukan proses karbonisasi selama 4 dan 7 jam dan melakukan analisa proksimat pada briket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kalor kulit durian sebasar 4.569,54 kcal/kg, kadar air 12%, kadar abu 15%. Kata kunci: briket, nilai kalor, kulit durian, karbonisasi
BRIKET BIOMASSA DARI JERAMI PADI, SAMPAH DAUN DAN KOTORAN SAPI Retno Ambarwati Sigit Lestari
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v6i2.5504

Abstract

Indonesia memiliki banyak limbah pertanian yang selama ini hanya dibiarkan atau dibakar begitu saja. Limbah pertanian yang merupakan biomassa mengandung selulosa cukup tinggi dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan berupa briket. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik briket yang dibuat  dari jerami padi, sampah daun dan kotoran sapi untuk dibandingkan dengan standar briket arang. Dalam penelitian ini dibuat briket dari bahan jerami padi, sampah daun dan kotoran sapi. Pembuatan briket biomassa dilakukan dengan teknik karbonisasi di dalam drum yang tertutup. Arang yang diperolah dihaluskan dan diayak 50 mesh selanjutnya ditambah bahan perekat berupa tapioka dengan perbandingan 7:1 dan sedikit air kemudian dicetak secara manual. Setelah dicetak, briket arang yang diperoleh  dijemur dibawah sinar matahari selama 3 hari. Waktu terbentuknya arang dari berbagai jenis biomassa berbeda-beda, waktu optimum untuk bahan dari jerami padi 30 menit, sampah daun 60 menit dan 75 menit untuk kotoran sapi dengan rendemen masing-masing 24,39%, 29,03%, dan 26,26%. Briket yang dihasilkan dari biomassa jerami padi memiliki kadar air 5,9% kadar abu 8,02%, kadar zat mudah menguap 35,68%, kadar karbon terikat 37,48% dan nilai kalor 3000 kal/gr. Briket dari sampah daun memiliki kadar air 5,6%, kadar abu 8,02%, kadar zat mudah menguap 32,46%, kadar karbon terikat 40,55% dan nilai kalor 4600 kal/gr. Briket dari kotoran sapi memiliki kadar air 8,4%, kadar abu 8,32%, kadar zat mudah menguap 26,63%, kadar karbon terikat 50,66% dan nilai kalor 5200 kal/gr. Kata kunci: briket, jerami padi, kotoran sapi,nilai kalor, sampah daun. AbstractIndonesia has a lot of agricultural waste that has been left or burned. Agricultural waste containing high cellulose which to be used as a renewable energy source in the form of briquettes. This study aims to find out the characteristics of briquettes made from rice straw, leaf litter and cow dung to be compared to standard charcoal briquettes. In this study made briquettes from rice straw, leaf waste and cow dung. The manufacture of biomass briquettes was done by carbonization in a closed drum.  The charcoal reduced in size in 50 mesh added tapioca adhesive in ratio of 7: 1 and a little water then formed to be briquettes manually. The charcoal briquettes obtained are dried in the sun for 3 days. The time for formation of charcoal from various types of biomass were varies, the optimum time for rice straw was 30 minutes, leaf waste was 60 minutes and 75 minutes for cow dung with yields of charcoal of rice straw was 24.39%, 29.03% for leaf waste and cow dung was 26.26%. Briquettes produced from biomass of rice straw have a  water content of 5.9% ash content of 8.02%, a volatile substance content of 35.68%, a carbon-bound content of 37.48% and a heat value of 3000 cal/gr. Briquettes from leaf litter have a water content of 5.6%, ash content of 8.02%, a volatile substance content of 32.46%, a carbon-bound content of 40.55% and a heat value of 4600 cal/gr. Briquettes from cow dung have a water content of 8.4%, ash content of 8.32%, a volatile substance content of 26.63%, a carbon-bound content of 50.66% and a heat value of 5200 cal/gr. Keywords:  briquettes, cow dung, heat value, leaf litter rice straw..
Pemberdayaan Petani Ikan Lele di Desa Sruwen Kabupaten Semarang Melalui Pelatihan Dan Pendampingan Pembuatan Pelet Ikan Mandiri Retno Ambarwati Sigit Lestari; Ery Fatarina Purwaningtyas; Enny Purwati Nurlaili
Jurnal Suara Pengabdian 45 Vol. 1 No. 3 (2022): September: Jurnal Suara Pengabdian 45
Publisher : LPPM Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.764 KB) | DOI: 10.56444/pengabdian45.v1i3.110

Abstract

Permasalahan yang dihadapi oleh petani lele di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang adalah harga pakan lele yang mahal sehingga keuntungan yang diperoleh sangat tipis. Petani lele tersebut pernah mencoba membuat pelet  ikan secara mandiri namun hasilnya belum sesuai yang diharapkan, pelet yang dihasilkan tenggelam sehingga kurang efektif. Tujuan dari pengabdian ini untuk memberikan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan pembuatan pelet ikan dan pemberian alat  pembuat pelet ikan (extruder) pada mitra. Dengan adanya alat extruder serta pelatihan dan pendampingan diharapkan petani lele dapat memenuhi kebutuhan pelet ikan secara mandiri. Metode pelaksanaan diawali dengan mengajak perwakilan mitra ke tempat produksi pakan ikan mandiri “Jali Lele”  sekaligus pembuat alat extruder di Desa Tlogowaru, Kabupaten Demak untuk melihat proses produksi pellet ikan sesuai standar. Setelah alat extruder yang dipesan jadi, selanjutnya dilakukan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan pelet ikan secara mandiri. Di dalam pelaksanaan kegiatan ini melibatkan 6 orang mahasiswa untuk kegiatan pelatihan dan pendampingan sebagai implementasi MBKM. Hasil dari kegiatan ini dapat meningkatkan penghasilan petani ikan lele setiap bulannya serta dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga, dengan peningkatan penghasilan  sebesar Rp 15.000.000 untuk 4 bulan atau Rp 3.750.000 perbulang atau kenaikan sebesar 19,24%.
PUPUK ORGANIK CAIR PENYANGGA PEREKONOMIAN DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG Priyono Kusumo; Mega Kasmiyatun; Retno Ambarwati; Agustien Zulaidah; Ardine Athalia Christian
Majalah Ilmiah Inspiratif Vol 9, No 16 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat desa Susukan di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang hampir sebagian besar penduduknya mendapat dampak negatif dari pandemik Covid-19 yang cukup besar, tidak sedikit masyarakat mendapat PHK sehingga tingkat perekonomian didaerah tersebut mengalami penurunan yang menyebabkan penurunan kesejahteraan masyarakat setempat. Salah satu solusi yang ditawarkan dengan meilhat peluang dan mudah dilakukan yaitu kewirausahaan pembuatan pupuk organik cair oleh masyarakat baik secara individual maupun secara kelompok dengan sasaran pasar baik dalam wilayah maupun luar wilayah desa Susukan. Keefektifitas dalam kewirausahaan pupuk organik cair ini diharapakan juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih, kreatif dalam memajukan desa dengan dimilikinya ikon baru yang dikenal oleh wilayah lain. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat desa Susukan tentang bahan baku dan langkah cara pembuatan pupuk organik cair. Metode yang digunakan pada pengabdian ini adalah Participatory Action Research (PAR) dengan melakukan penyuluhan dan menunjukan praktik langsung pembuatan pupuk organik cair. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah Masyarakat menjadi paham dan mengerti dari kegunaan bahan baku serta cara pembuatan pupuk organik air yang ekonomis untuk kewirausahaan di dan setelah masa pandemik covid-19, bertumbuhnya kreatifitas kemampuan masyarakat dalam menangani permasalahan perekonomian. Kesimpulannya masyarakat desa Susukan Sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Rekomendasi yang diberikan yaitu perlu diadakan kegiatan yang berkelanjutan mengenai “Praktik Langsung Oleh Warga dan Penjelasan Perhitungan Ekonomi”di Desa Susukan supaya masyarakat lebih memiliki persiapan yang matang menuju dunia pasar. Kata kunci: pupuk organik cair, kebersihan, peluang, pandemic, Susukan