Cahyuning Isnaini, Cahyuning
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMANFAATAN PREBIOTIK XYLOOLIGOSAKARIDA (XOS) DALAM PENGOLAHAN COOKIES FUNGSIONAL UNTUK KESEHATAN SALURAN PENCERNAAN PENYANDANG AUTIS Isnaini, Cahyuning; Marliyati, Sri Anna
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 10 No. 2 (2015)
Publisher : The Food and Nutrition Society of Indonesia in collaboration with the Department of Community Nutrition, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.667 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2015.10.2.%p

Abstract

ABSTRACTThis research was aimed to study the formulation of cookies enriched with prebiotics Xylooligosaccharides (XOS) as functional food for the health of the autism digestive tract. This research used complete randomized design. Selected formula was determined by the ability to grow lactic acid bacteria, fiber, and organoleptic test results. The main materials used were kepok bananas, corn flour, and prebiotic XOS which were safe for the gluten free casein free diet (GFCF). Selected cookies using the main ingredient in the form of banana flour by 67 g and 33 g of corn flour with the addition of 5% XOS prebiotic ingredients. Serving size of the selected prebiotic cookies was 50 g. Selected prebiotic cookies were able to meet 15.4% of energy needs, 2.3% of protein needs, 19.1% of fat needs, and 36.5% of carbohydrate needs. Selected prebiotic cookies could meet the claim of ‘contains fiber’.Keywords: autism, cookies, GFCF diet, prebioticsABSTRAKPenelitian ini bertujuan mempelajari formulasi pengolahan cookies yang diperkaya dengan prebiotik Xylooligosakarida (XOS) sebagai pangan fungsional untuk kesehatan saluran pencernaan penyandang autis. Desain penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap. Formula terpilih ditentukan berdasarkan kemampuan menumbuhkan bakteri asam laktat, kandungan serat, dan hasil uji organoleptik.Bahan utama yang digunakan adalah pisang kepok, tepung jagung, dan tepung prebiotik XOS yang aman untuk diet gluten free casein free (GFCF). Formula cookies prebiotik terpilih menggunakan bahan utama berupa tepung pisang sebesar 67 g dan tepung jagung 33 g dengan penambahan prebiotik XOS sebesar 5% adonan. Takaran saji cookies prebiotik terpilih adalah sebesar 50 g. Cookies prebiotik terpilih per takaran sajinya mampu memenuhi sebesar 15,4% kebutuhan energi, 2,3% kebutuhan protein, 19,1% kebutuhan lemak, dan 36,5% kebutuhan karbohidrat untuk anak usia 5-7 tahun. Cookies terpilih dapat memenuhi klaim ‘mengandung serat’.Kata kunci: autis, cookies, diet GFCF, prebiotik
Ultrapartikel tulang ikan kaya kalsium untuk peningkatan gel surimi pada pemanasan gelombang mikro: Calcium-rich fish bone ultraparticles for enhancing surimi gel strength under microwave heating Bambang Riyanto; Wahyu Ramadhan; Wini Trilaksani; Cahyuning Isnaini; Ayu Septi Wulandari
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 27 No 12 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(12)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i12.60145

Abstract

Produk berbasis surimi memerlukan kekuatan gel yang optimal untuk menghasilkan tekstur yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi terbaik ultrapartikel tulang ikan kaya kalsium (UpTIK) pada surimi ikan kurisi berdasarkan kekuatan gel surimi dan aktivitas TGase endogen pada pemanasan gelombang mikro. UpTIK diperoleh melalui kalsinasi dan nano milling, yang menghasilkan komposisi kalsium yang tinggi. Aktivasi TGase endogen dilakukan dengan variasi konsentrasi UpTIK (0; 0,5; 1; dan 2%) pada surimi dengan pemanasan gelombang mikro. Parameter yang dianalisis meliputi aktivitas ekstrak enzim TGase endogen, analisis warna L*a*b* dan derajat putih, daya ikat air (water holding capacity, WHC), protein larut garam (PLG), dan kekuatan gel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 1% UpTIK memberikan aktivitas TGase tertinggi (0,47±0,05 U/mL) dan kekuatan gel terbaik (647,17 g/cm²). Penambahan UpTIK juga meningkatkan daya ikat air dan protein larut garam tanpa memengaruhi derajat putih surimi. Waktu pemanasan gelombang mikro meningkatkan efisiensi hingga tiga kali lebih cepat dari pemanasan konvensional. Penelitian ini menawarkan inovasi pemanfaatan UpTIK untuk mengaktivasi TGase endogen pada pemanasan gelombang mikro sehingga memberikan potensi diversifikasi baru produk surimi berbasis perikanan tropis.
Pelatihan Pembuatan Gohyong Ikan Lele sebagai Diversifikasi Pengolahan Ikan di Desa Mekarsari Sepri, Gansuar; Aulia, Nadia; Atiqah, Qori Jihan; Syahdami, Muhammad Haychal; Anwar, Bintang Javier; Isnaini, Cahyuning; Ramadhan, Wahyu; Santoso, Joko
Bambu Laut: Jurnal Pengabdian Masyarakat VOLUME 2, NOMOR 1, APRIL 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35911/bambulaut.v2i1.42906

Abstract

Desa Mekarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, memiliki potensi besar dalam sektor perikanan khususnya ikan lele. Namun, pemanfaatannya masih terbatas yaitu diperjualbelikan dalam bentuk segar, digoreng dan sebagian diolah menjadi bakso. Melalui Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) dilakukan pelatihan teknologi diversifikasi pengolahan ikan lele menjadi "Gohyong Ikan Lele". Gohyong merupakan makanan tradisional khas Tiongkok terbuat dari daging dengan penambahan bumbu (lima jenis bumbu: kayu manis, cengkeh, adas manis, pala, dan merica) dan dibungkus dengan kulit tahu. Pelatihan diversifikasi pengolahan produk gohyong ikan lele dilaksanakan pada Hari Rabu, 24 Juli 2024 di Pondok Pesantren Daarul Huffadz melibatkan 19 peserta yang berasal dari Kelompok Wanita Tani (KWT), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Pos Pelayanan Terpadu Kesehatan (Posyandu Kesehatan), dan masyarakat Desa Mekarsari. Kegiatan pelatihan meliputi penjelasan, demonstrasi dan praktik pembuatan produk gohyong. Peserta dibimbing instruktur berhasil melakukan diversifikasi olahan ikan lele menjadi gohyong sebagai produk olahan yang mempunyai nilai tambah. Evaluasi melalui pre- test dan post-test menunjukkan peningkatan pemahaman dan keterampilan peserta terhadap materi pelatihan secara signifikan. Nilai terendah dan tertinggi pada pre-test masing-masing 4 dan 8, meningkat signifikan pada post-test yaitu 8 dan 10 (skala nilai 0-10). Program ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas pasar produk olahan ikan, mendukung usaha perikanan lokal melalui produk diversifikasi bernilai tambah yang berkelanjutan.