Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Diversity of Actinomycetes at Several Forest Types in Wanagama I Yogyakarta and Their Potency as a Producer of Antifungal Compound Nurjasmi, Reni; Widada, Jaka; N, Ngadiman
Indonesian Journal of Biotechnology Vol 14, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.685 KB)

Abstract

Actinomycetes are bacterial groups that produce many secondary metabolites, which different biological activities, such as antifungi, antibacteria, antivirus, antitumor, etc. Actinomycetes are widely distributed in soil and their diversity is influenced by type of forest. The aim of this study is to investigate diversity of actinomycetes in several forest types of Wanagama I forest in Yogyakarta and their potency as a producer of antifungal compound. Soil samples under the forest of Tectona grandis, Swietenia macrophylla King, Bamboosa vulgaris, Melaleuca leucadendron, and Gliricidia maculata were used as sources of soil bacteria. Bacteria and actinomycetes communities were analyzed through culture-independent approach by RISA and nested-PCR RISA using actinomycetes spesific primer (F243), respectively. Through culture-dependent approach, isolated actinomycetes diversity were analyzed by identification of morphology (colony and cell), genetic (BOX element by rep-PCR), and secondary metabolites (thin layer chromatography). In addition, isolates were assayed for their antifungal activity against Saccharomyces cerevisae, Candida albicans, Fusarium oxysporum and Aspergillus flavus. The presence of Polyketide Synthase-I (PKS-I) and NonRibosomal Peptide Synthetase (NRPS) genes were amplified by PCR to study their correlation with antifungal activity of the actinomycete isolates. The results showed that types of forest influence diversity of rhizobacteria especially actinomycetes. According to culture-independent approach, relatively, com-</div><div>munity of rhizobacteria from the highest were soil under the forest of B. vulgaris, G. maculata, T. grandis, S.macrophylla King, and M. leucadendron, respectively. Meanwhile, community of actinomycetes from the highest were soil under the forest of G. maculata, B. vulgaris, M. leucadendron, S. macrophylla King, and T. grandis, respec- tively. Fourty-three morphologically different isolates were found by using culture-dependent approach consisting of 17 isolates were found in soil under the forest of M. leucadedron, each of 9 isolates in G. maculata and T. grandis, 6 isolates in S. macrophylla King. and 2 isolates in B. vulgaris. More diversity of secondary metabolites were observed in soil actinomycetes under the forest of M. leucadendron. Of the 43 isolates, 100% were active against S.cerevisae, 37.20% against C. albicans, 95.30% against F. oxysporum, and 83.70% against A. flavus. Antifungal activity of actinomycete isolates did not always have correlation with the presence of PKS-I and NRPS.
An Actinomycetes Producing Anticandida Isolated from Cajuput Rhizosphere: Partial Identification of Isolates and Amplification of pks-I genes ., Alimuddin; Asmara, Widya; Widada, Jaka; ., Mustofa; Nurjasmi, Reni
Indonesian Journal of Biotechnology Vol 15, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.627 KB)

Abstract

Actinomycetes have been the most prolific producer of various kinds of antifungal metabolites, and many of them are described as being produced by polyketide synthetases (pks). We present strain of Actinomycetes producing anticandida isolated from rhizosphere plant for amplification of Pks-I genes. The isolate was obtained from Wanagama I Forest UGM Yogyakarta. Gene of seven isolates, from total of 173 isolates, were amplified using degenerate primer to detect the presence of pks genes. One strain that is named Streptomyces sp. GMR-22 was partialy identified as anticandida producing actinomycete. The strain shown the strongest activity against Candida albicans. Based on bioautography assay, one spot active with Rf 0.57 was appeared as bright yellow by cerrium sulphate but it was and not visible on UV254 and 366 lights. Key words : pks genes, anticandida, Streptomyces sp GMR-22, rep-PCR, cajuput rhizosphere
Budidaya Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreotus) Pada Berbagai Komposisi Media Tanam Menggunakan Konsep Urban Farming Nurjasmi, Reni; Banu, Luluk Syahr
JURNAL PERTANIAN Vol 15, No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v15i2.4499

Abstract

Jamur tiram putih merupakan bahan pangan yang kaya nutrisi serta mengandung polisakarida bioaktif yang berkhasiat sebagai antiviral, antitumor, dan antibakteri. Media tanam yang umumnya digunakan adalah serbuk gergaji tetapi hanya tersedia pada daerah yang terdapat pengolahan kayu. Untuk mengantisipasi kelangkaan serbuk gergaji maka perlu dicari bahan alternatif lain, salah satunya adalah jerami padi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan produksi jamur tiram putih serta komposisi media tanam terbaik. Penelitian dilakukan di Kelurahan Gandaria Utara Kebayoran Baru Jakarta Selatan pada April sampai dengan Oktober 2023. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor yaitu komposisi media tanam terdiri dari 5 taraf yaitu 85% serbuk gergaji + 10% dedak + 5% kapur (T1), 85% jerami padi + 10% dedak + 5% kapur (T2), 75% serbuk gergaji + 10% jerami padi + 10% dedak + 5% kapur (T3), 65% serbuk gergaji + 20% jerami padi + 10% dedak + 5% kapur (T4), dan 55% serbuk gergaji + 30% jerami padi + 10% dedak + 5% kapur (T5), setiap perlakuan diulang sebanyak 4 ulangan. Variabel penelitian meliputi laju pertumbuhan miselium, waktu kemunculan primordia, jumlah dan berat badan buah.  Media tanam berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan miselium, waktu kemunculan primordia, jumlah dan berat badan buah jamur. Media tanam terbaik adalah 85% serbuk gergaji + 10% dedak + 5% kapur (T1) namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 75% serbuk gergaji + 10% jerami padi + 10% dedak + 5% kapur (T3). Kata Kunci:  jarum tiram putih, serbuk gergaji, jerami padi, urban farming
Pengaruh Dosis Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium Cepa L.) Muhammad, Pradika Audiar; Nurjasmi, Reni; M. Sholihah, Siti
JURNAL PERTANIAN Vol 14, No 2 (2023): jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v14i2.3725

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas yang menjadi salah satu kebutuhan dasar rumah tangga sementara produksi bawang merah tidak seimbang dengan kebutuhan konsumsi masyarakat. Petani umumnya menggunakan pupuk kimia yang selain mahal juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan, maka diperlukan alternatif pupuk lain untuk meningkatkan produksi bawang merah, salah satunya adalah pupuk hayati Cendawan Mikoriza Arbuskula yang juga bermanfaat bagi kelestarian lingkungan. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh dosis Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah serta dosis Cendawan Mikoriza Arbuskula yang menghasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah terbaik. Penelitian dilaksanakan di Kebun Bibit dan Laboratorium Lebak Bulus Jakarta Selatan pada Febuari 2023 sampai Agustus 2023 menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu dosis cendawan mikoriza arbuskula terdiri dari lima perlakuan (Kontrol, 5 gram NPK, 5 gram Cendawan Mikoriza Arbuskula, 10 gram Cendawan Mikoriza Arbuskula dan 15 gram Cendawan Mikoriza Arbuskula. Parameter pengamatan dilakukan pada tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi, berat segar tanaman dan berat kering tanaman. Data penelitian dilakukan analisis data menggunakan analisis of varians (ANOVA), jika berbeda nyata akan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara perlakuan dengan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula menghasilkan interaksi yang nyata terhadap parameter pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi, berat segar tanaman dan berat kering tanaman. Dosis 15 gram/polibag Cendawan Mikoriza Arbuskula menunjukkan hasil yang tertinggi terhadap semua parameter pengamatan. Kata Kunci:  Pupuk Hayati, Cendawan Mikoriza Arbuskula, Bawang Merah
Pertumbuhan Tanaman Caisim dan Daun Bawang Dengan Pemberian Dosis Kompos Kulit Bawang Merah Sistem Polikultur Se Sina, Hubertus; Nurjasmi, Reni; Wahyuningrum, Maria Aditia
JURNAL PERTANIAN Vol 15, No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v15i2.4545

Abstract

Teknik menanam menggunakan lebih dari satu jenis tanaman dalam satu lahan dan waktu yang sama disebut polikultur. Salah satu metode polikultur yang dapat diterapkan di lahan sempit adalah polikultur dalam polibag. Polikultur dalam polibag jika dikombinasikan dengan kompos limbah kota akan memberi dampak positif terhadap lingkungan, ketersediaan pangan, dan perekonomian masyarakat perkotaan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis kulit bawang merah terhadap tanaman caisim dan daun bawang sistem polikultur. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia pada Februari sampai dengan Agustus 2023 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu dosis kompos kulit bawang merah dan lima perlakuan (kontrol, 50 gram, 100 gram, 150 gram dan 200 gram). Paramater yang diamati adalah pertumbuhan dan produksi tanaman caisim (tinggi tanaman dan bobot basah) serta pertumbuhan dan produksi tanaman daun bawang (tinggi tanaman, jumlah anakan, dan bobot basah). Analisis penelitian menggunakan analisis of varians (ANOVA), dan jika berbeda nyata akan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara perlakuan dengan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis kompos kulit bawang merah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman caisim pada 1 MST, 5 MST, dan 6 MST. Perlakuan yang menghasilkan tinggi tanaman caisim terbaik adalah dosis kompos kulit bawang merah 150 gram/polibag (1MST) yaitu 3,88 cm, 200 gram/polibag (5 MST) yaitu 23,88 cm, dan 100 gram/polibag (6 MST) yaitu 30,25 cm. Kata kunci: Pertanian Perkotaan, Polikultur, Kompos, Kulit Bawang Merah, Tanaman Caisim, Tanaman Daun Bawang
Pengaruh Jenis Media Tanam Organik terhadap Produksi dan Kandungan Klorofil Microgreen Nurjasmi, Reni; Banu, Luluk Syahr; Bees, Desti Maulana
JURNAL PERTANIAN Vol 16, No 2 (2025): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v16i2.6328

Abstract

Microgreen merupakan sayuran mini dengan umur panen yang sangat singkat yaitu sekitar 10 sampai 14 hari namun mengandung 4 sampai 6 kali lipat vitamin dan fitokimia dibandingkan dengan yang ditemukan pada daun dewasa dari jenis tanaman yang sama. Microgreen bersifat organik sehingga tidak perlu diberi pupuk kimia. Media tanam yang dapat digunakan adalah media organik antara lain tanah, arang sekam, dan cocopeat. Microgreen tidak membutuhkan pupuk. Bahan makanan diperoleh dari cadangan makanan yang terdapat di dalam biji. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia pada Agustus 2024 sampai dengan Februari 2025 menggunakan Rancangan Acak Lengkap satu faktor yaitu jenis media tanam organik terdiri atas 3 perlakuan (cocopeat, arang sekam, dan campuran cocopeat dan arang sekam). Setiap perlakuan diulang sebanyak 6 ulangan dan diujikan pada benih pakcoy, caisim, dan selada. Parameter penelitian meliputi berat basah, kandungan klorofil, antosianin, dan karoten. Hasil penelitian menunjukkan jenis media tanam organik berpengaruh sangat nyata terhadap berat basah microgreen caisim yaitu media tanam cocopeat (31,07 gram) dan kandungan antosianin microgreen pakcoy yaitu kombinasi cocopeat dan arang sekam (0,04 mg/100 g) serta berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil a microgreen selada yaitu kombinasi cocopeat dan arang sekam arang (0,34 mg/g) dan kandungan karoten microgreen pakcoy dan selada yaitu masing-masing media arang sekam (0,14 mg/g) dan kombinasi cocopeat dan arang sekam (0,11 mg/g). Kata Kunci:  Jarum Tiram Putih, Serbuk Gergaji, Jerami Padi, Urban Farming