Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Bimbingan Teknis dan Pendampingan Budidaya Kopi Robusta Berbasis Agroforestri pada Kelompok Petani Muda Desa Ludai, Riau Titisari, Prima Wahyu; Elfis, Elfis; Faradinna, Syarifah; Hidayat, Fiki; Chahyana, Indry; Permatasari, Tika; Norlis, Norlis
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 9 No 2 (2024): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v9i2.654

Abstract

Kopi Robusta (Coffea canephora) merupakan salah satu komoditas pertanian penting bagi sebagian masyarakat pedesaan di Indonesia. Riau merupakan provinsi dengan produktivitas kopi tertinggi secara nasional, mencapai 1.173 kg/ha. Tujuan dari program pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberdayakan generasi muda Kelompok Mitra Desa (KPM) Ludai dalam membudidayakan kopi Robusta berbasis agroforestri dan membekali mereka dengan keterampilan yang diperlukan untuk budidaya kopi Robusta dalam konteks agroforestri. Program ini bertujuan untuk berkontribusi terhadap perekonomian rumah tangga. Metode yang dilakukan dalam program ini terdiri dari beberapa tahapan antara lain sosialisasi, pemberian bantuan, penyuluhan, pelatihan, bimbingan/penerapan lapangan, serta monitoring dan evaluasi kegiatan. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa pelatihan, bimbingan, dan dukungan budidaya kopi Robusta berbasis agroforestri telah meningkatkan pemahaman anggota KPM Desa Ludai mengenai potensi budidaya kopi Robusta berbasis agroforestri sebagai sumber pendapatan rumah tangga. Berdasarkan monitoring dan evaluasi yang dilakukan pasca kegiatan pengabdian masyarakat, peserta memberikan respon positif terhadap materi pelatihan, menunjukkan pemahaman komprehensif terhadap konten yang disampaikan narasumber. Robusta coffee (Coffea canephora) is one of the important agricultural commodities for some rural communities in Indonesia. Riau is the province with the highest coffee productivity nationwide, reaching 1,173 kg/ha. The goal of this community service program is to empower young members of the Ludai Village Partner Group (KPM) to cultivate agroforestry-based Robusta coffee and provide them with the skills necessary for Robusta coffee cultivation within an agroforestry context. This initiative aims to contribute to household economies. The methods involved in this program consist of several stages, including socialization, assistance provision, counseling, training, field guidance/application, as well as monitoring and evaluation of activities. The results indicate that the training, guidance, and support for agroforestry-based Robusta coffee cultivation have enhanced the understanding of Ludai Village KPM members regarding the potential of agroforestry-based Robusta coffee cultivation as a source of household income. Based on monitoring and evaluation conducted after the community service activity, participants have responded positively to the training materials, demonstrating a comprehensive understanding of the content presented by the resource persons.
Perbandingan Hasil Belajar Biologi antara Kelas yang Menerapkan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Menggunakan Handout dan Kelas yang Menerapkan Pembelajaran Inkuiri Bebas Menggunakan Handout pada Siswa Kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru Tahun Ajaran 2013/2014 Hasniyati, Hasniyati; Elfis, Elfis; Hidayati, Nurkhairo
Multiverse: Open Multidisciplinary Journal Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Medan Resource Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57251/multiverse.v2i2.1230

Abstract

This study aimed to compare learning outcomes in the implementation of biology guided inquiry learning using handouts versus inquiry learning with free handouts in Class VII at MTs Al - Muttaqin Pekanbaru during the Academic Year 2013/2014, focusing on the ecosystem. Data collection spanned from March to April 2014. The experimental groups included VIIB (X1) utilizing guided inquiry with handouts and VIIa (X2) employing inquiry learning with free handouts. The mean KDP scores for X1 (VIIB) and X2 (VIIa) were 86.26 and 79.99, respectively. The average KI scores were 83.03 for X1 (VIIB) and 72.62 for X2 (VIIa). T-test results, with KDP t-value of 2.23 (table = 2.00) and KI t-value of 3.10 (table = 2.00) at a 5% significance level, indicate significant differences in learning outcomes. In conclusion, disparities exist in learning outcomes between classes implementing guided inquiry with handouts and those employing free inquiry learning with handouts at MTs Al - Muttaqin Pekanbaru during the specified academic year.
Pengaruh Kompos Kotoran Kambing dan Kompos Ampas Kelapa terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai Edamame (Glycine max L. Merr) Vidiatama, Andria Kresma; Elfis, Elfis
Jurnal Agroteknologi Agribisnis dan Akuakultur Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Agroteknologi Agribisnis dan Akuakultur Edisi Juli 2024
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jaaa.v4i2.18907

Abstract

Edamame merupakan tanaman potensial yang perlu dikembangkan karena memiliki peluang pasar eksport yang luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi dan pengaruh utama kompos kotoran kambing dan kompos ampas kelapa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai edamame (Glycine max L. Merr). Penelitian dilaksanakan dikebun percobaan Universitas Islam Riau, Pekanbaru, dalam waktu selama 5 bulan terhitung dari Mei sampai September 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah Kompos Kotoran Kambing dengan 4 taraf perlakuan yaitu 0, 400, 800 dan 1200 g per plot. Faktor kedua Kompos Ampas Kelapa terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu 0, 150, 300 dan 450 g per plot. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, diameter batang, umur berbunga, umur panen, jumlah polong pertanaman, persentase polong bernas, berat polong pertanaman, jumlah biji pertanaman. Data pengamatan dianalisis secara statistik dan dilakukan dengan Uji Lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan secara interaksi pemberian kompos kotoran kambing dan kompos ampas kelapa berpengaruh nyata terhadap parameter diameter batang, umur berbunga, umur panen, jumlah polong pertanaman, persentase polong bernas, berat polong pertanaman dan jumlah biji pertanaman. Perlakuan terbaik adalah pada kombinasi perlakuan kompos kotoran kambing 1200 g per plot dan kompos ampas kelapa 450 g per plot. Perlakuan utama kompos kotoran kambing berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan. Perlakuan terbaik yaitu 1200 g per plot. Perlakuan utama kompos ampas kelapa berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan. Perlakuan terbaik yaitu 450 g per plot.
Pelatihan Budidaya Lebah Madu Apis mellifera pada Kelompok Pemuda Komunitas Adat Terpencil Suku Akit di Rupat Utara, Riau Titisari, Prima Wahyu; Elfis, Elfis; Adrian, Dedek; Nasution, Arbi Haza; Hidayat, Fiki; Zen, Irina Safitri; Rahmadani, Dina Nuzila
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Edisi April - Juni
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v6i2.6048

Abstract

Pelatihan budidaya lebah madu Apis mellifera bagi pemuda Suku Akit di Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis sebagai upaya diversifikasi ekonomi berbasis potensi lokal. Kegiatan ini melibatkan 11 peserta dengan metode participatory action research (PAR), menggabungkan presentasi visual (baliho dan leaflet), demonstrasi langsung, serta praktik lapangan meliputi pemindahan koloni, pemanenan, dan penentuan lokasi stup. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan pada pemahaman peserta dari 0% menjadi 78% dengan 81% mengakui efektivitas media visual. Sebanyak 92% peserta bersedia mengadopsi budidaya lebah sebagai sumber pendapatan tambahan, meskipun tantangan seperti keterbatasan akses peralatan (stup dan bibit) serta pemasaran produk masih menjadi kendala utama. Solusi yang diusulkan meliputi kolaborasi dengan dinas terkait untuk penyediaan infrastruktur, pelatihan lanjutan pemasaran digital, dan pendampingan berkelanjutan selama 6 bulan pasca- pelatihan. Program ini tidak hanya berpotensi meningkatkan pendapatan, tetapi juga mendukung pelestarian lingkungan melalui penyerbukan alami. Rekomendasi kebijakan mencakup integrasi dengan penyuluhan pertanian terpadu dan penguatan kelembagaan kelompok pemuda.