Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

POTENSI VAKSIN ATEROSKLEROSIS VIA INDUKSI PROTEIN LECTIN-LIKE OXIDIZED LDL RECEPTOR 1 (LOX-1) TERHADAP AKTIVASI NF-κB, EKSPRESI eNOS DAN KADAR CRP PADA TIKUS DENGAN DIET ATEROGENIK Albaar, Thoha Muhajir; Tamara, Fredo; A, Oktavia Rahayu; Putri, Ardina Pramesti; Nurkhairina, Angi; Yurina, Valentina
Program Kreativitas Mahasiswa - Penelitian PKM-P 2014
Publisher : Ditlitabmas, Ditjen DIKTI, Kemdikbud RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.221 KB)

Abstract

Atherosclerosis is a chronic inflammation condition as a response to the lipoproteins deposition in the artery wall.Oxidized low density lipoprotein (OxLDL) the major of atherosclerosis development. Lectin- like oxidized lo density lipoprotein 1 (LOX-1) is primary  receptor for OxLDL in endothelial cells. Recent studies have shown that LOX-1 might be potential for the atherosclerosis drugs development. This study was designed to investigate the response of LOX-1 vaccination with alum as adjuvant for atherogenesis to prevent increasing of NF-kB , CRP, and decrease of eNOS. This study was experimental laboratory with post test only control group design for 56 days using 28 male Wistar rats. Rats were divided into 7 groups which were negative control with normal diet AIN 93 M, positive control with atherogenic diet AIN 93 M, atherogenic diet AIN 93 M and LOX-1 protein treatment with dosage 1 ng + alum (P1), 10 ng + alum (P2), 100 ng + alum (P3), 1μg + alum (P4) and alum only (P5). On the 57th day, the rats were sacrificed and taken its serum spesimen to measure CRP level with enzyme immunoassay method and aorta tissues to measure NF-kB activation and expression eNOS with immunohistochemical method. Statistical analysis showed that the administration of LOX-1 protein in the treatment groups is significant to prevent NF-kB activation (p=0,00) and prevent decreased expression of eNOS (p=0,00), but not significant to prevent increased CRP level (p=0,83). The conclusion of this study is that the LOX-1 protein vaccination  have potency to prevent atherosclerosis with decreasing NF-kB activation and prevent decreasing eNOS expression. Keywords:  Atherosclerosis vaccine, LOX-1, NF-kB, eNOS, CRP
Hubungan antara Umur dengan Derajat Keparahan Pneumonia Rumonin, Putri Febrianti; Assagaf, Husain; Albaar, Thoha Muhajir
Action Research Literate Vol. 9 No. 4 (2025): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v9i4.2888

Abstract

Pneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme seperti virus atau bakteri. Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa angka kejadian pneumonia terus meningkat setiap tahunnya. Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya hubungan antara umur dan derajat keparahan pneumonia, namun belum ada kajian khusus yang dilakukan di wilayah Maluku Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara usia dengan tingkat keparahan pada anak penderita pneumonia. Penelitian ini menggunakan metode analitik retrospektif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari anak usia 1–6 bulan, 7–12 bulan, dan 1–5 tahun yang didiagnosis pneumonia, dengan data diambil dari rekam medis RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie selama periode 2017–2022. Dari total 142 sampel, ditemukan bahwa anak usia 7–12 bulan dan 1–5 tahun lebih dominan mengalami pneumonia derajat sangat berat, sedangkan pada usia 1–6 bulan lebih sering ditemukan derajat keparahan ringan. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara usia dan derajat keparahan pneumonia dengan nilai p = 0,04 (p < 0,05). Penelitian ini mengindikasikan pentingnya perhatian khusus terhadap kelompok usia tertentu dalam upaya penanganan dan pencegahan pneumonia.
PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH HEMODIALISA PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE Paramitha, Ariel Surya; Husen, Abd. Hakim; Albaar, Thoha Muhajir
Action Research Literate Vol. 9 No. 5 (2025): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v9i5.2953

Abstract

Latar Belakang: Penyakit ginjal kronik merupakan suatu gangguan pada organ ginjal yang dapat ditandai dengan abnormalitas stuktur ataupun fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Prevalensi tertinggi di Indonesia berada di wilayah Maluku utara dengan presentase 0,56%. Tujuan: mengetahui perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah hemodialisa pada pasien penyakit ginjal kronik di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie. Metode: deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini menggunakan rekam medik dengan teknik total sampling. Hasil: sampel yang didapatkan yaitu 20 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Nilai rerata kadar hemoglobin sebelum hemodialisa adalah 8.665 g/dl, sedangkan nilai rerata sesudah hemodialisa adalah 8.580 g/dl. Simpulan: tidak memiliki perbedaan yang bermakna antara kadar hemoglobin antara kadar hemoglobin sebelum dan sesudah hemodialisa pada pasien penyakit ginjal kronik di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie.
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA) PADA MASYARAKAT DI KECAMATAN WEDA Jain, Nurmala; Handoko, Dwi; Albaar, Thoha Muhajir
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 3 No. 7 (2023): Cerdika : Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v3i7.640

Abstract

Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular di seluruh dunia. Berdasarkan hasil riset, mayoritas penduduk di wilayah Veda adalah penduduk tetap. Selain itu, kawasan Weda merupakan pusat pengembangan pemukiman perusahaan pertambangan, yang juga berdampak pada pertumbuhan penduduk dan tingginya tingkat polusi udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah ada hubungan antara jenis kamar, jenis lantai, jenis dinding, jenis atap, anggota keluarga yang merokok, polusi udara, asap dapur, ventilasi dan ISPA. Dalam penelitian kasus-kontrol ini, 60 sampel diambil secara acak, terdiri dari 30 sampel kasus dan 30 sampel kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kamar dan ISPA (p=0,192), jenis lantai dan ISPA (p=0,001), serta jenis dinding dan ISPA (p=0,015). Namun, terdapat hubungan antara jenis atap dan ISPA (p=0,001), perokok di dalam keluarga dan ISPA (p=0,005), serta polusi udara dan ISPA (p=0,011). Tidak terdapat kaitan antara asap dapur dan ISPA (p=1,000), serta ventilasi dan ISPA (p=0,067)