Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hubungan Akne Vulgaris Dengan Tingkat Ansietas Pada Mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Khairun Tahajudin, Yudi; Marsaoly, Ryan Rinaldy; Husen, Abdul Hakim
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 12 (2024): Volume 11 Nomor 12
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i12.13905

Abstract

Akne vulgaris (AV) merupakan suatu penyakit kulit yang dapat berupa komedo, papul, pustul, nodus dan juga kista yang muncul karena adanya peradangan kronis folikel pilosebasea di kulit. Akne sering ditemukan pada wajah, berdampak terhadap penampilan visual seseorang, dapat menimbulkan perasaan malu, tidak percaya diri, dan rasa cemas yang berlebihan yang akan menyebabkan beban emosional dan psikologi pasien. Tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan akne vulgaris dengan tingkat ansietas pada mahasiswa program studi Kedokteran Universitas Khairun. Metode yang digunakan bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total sampling, yaitu 57 responden pada 01 Oktober 2023–31 Oktober 2023 sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akne ringan berjumlah 41 responden (71,9%) merupakan akne terbanyak dan tidak ada ansietas 49 responden (86,0%) merupakan hasil terbanyak. Pada hubungan akne vulgaris dengan tingkat ansietas didapatkan asymp sig (2-tailed) = 0,345 atau nilai a > 0,05. Simpulan penelitian ini tidak terdapat hubungan antara akne vulgaris dengan tingkat anisietas pada mahasiswa program studi Kedokteran Universitas Khairun.
Hubungan Fraksi Ejeksi dengan Laju Filtrasi Glomerulus Pasien Gagal Jantung di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Athallah, Nadhif; Pratiwi, Dian; Marsaoly, Ryan Rinaldy; Masrika, Nur Upik En
Action Research Literate Vol. 9 No. 5 (2025): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v9i5.2956

Abstract

Sekitar 20-30% pasien yang dirawat dengan gagal jantung dekompensasi akut akan mengalami penurunan fungsi ginjal saat dirawat di rumah sakit, dan 40-60% pasien dengan gagal jantung kronis mengalami penyakit ginjal kronik. Belum ada penelitian di Maluku Utara tentang hubungan antara fraksi ejeksi dan laju filtrasi glomerulus (LFG). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan fraksi ejeksi pada pasien gagal jantung dengan laju filtrasi glomerulus di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie pada tahun 2018-2022. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan uji korelasi pearson guna mendapatkan hubungan fraksi ejeksi dan laju filtrasi glomerulus. Sampel pada penelitian ini sebesar 45 pasien yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Alat pengumpul data berupa rekam medik di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie pada tahun 2018-2022. Karakteristik pasien gagal jantung paling banyak pada kelompok umur 18-65 tahun sebanyak 35 pasien (77,8%), berdasarkan jenis kelamin paling banyak pada laki-laki sebanyak 33 pasien (73,3%), berdasarkan serum kreatinin paling banyak pada kadar serum >1.3 mg/dL sebanyak 25 pasien (55,6%), berdasarkan fraksi ejeksi dengan ekokardigram paling banyak <40% sebanyak 19 pasien (42,2%), berdasarkan LFG paling banyak pada kelompok 89-60 mL/menit sebanyak 20 pasien (44,4%). Hubungan fraksi ejeksi dan LFG menunjukan hubungan positif kuat (r=0,689, p-value=0,000, 95% Cl). Terdapat hubungan antara fraksi ejeksi dengan laju filtrasi glomerulus pada pasien gagal jantung di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie.
Risk Factors Of Type 2 Diabetes Mellitus In The Working Area Of The Kalumata Public Health Center Lamasila, Ismy Hanifa; Permana, Dini Rahmawati; Marsaoly, Ryan Rinaldy
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Volume 11 No.1 Mei 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia, insulin function, or both. In Indonesia, the number of people with DM reaches 8.5 million, making it the 7th in the world. According to the 2018 Riskesdas report, the prevalence of DM in North Maluku was recorded at 15,381 cases and was the second highest DM case, of which 2,822 cases were found in Ternate City. This study aims to determine the risk factors for type 2 diabetes mellitus in Kalumata Health Center. This study uses a type of quantitative research using case control observational research design, data collection tools in the form of medical records at Kalumata Health Center and primary data using questionnaires, the population of this study were DM and non-DM patients, the sample size of this study was 100 samples, the sampling technique used simple random sampling, this research was conducted in September-December 2024 and the analysis used was chi-square analysis and logistic regression. Of the total 100 samples obtained, the risk factor associated with the incidence of type 2 DM is age with a risk of 0.202 times (p=0.025; 95% CI 0.053-0.768). With this study, it is hoped that it can provide insight into the risk factors for Type 2 Diabetes Mellitus. Thus, the results can be utilized to organize routine counseling.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HIPERTENSI PADA REMAJA DI SMA NEGERI 10 KOTA TERNATE The, Fera; Marsaoly, Ryan Rinaldy; Imbar, Andri William Johan
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.39840

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi adalah salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Salah satu sasaran global dalam penanggulangan penyakit tidak menular adalah mengurangi angka kejadian hipertensi sebanyak 33% antara tahun 2010 hingga 2030. Hipertensi pada anak dan remaja sulit dideteksi karena tanda dan gejalanya seringkali tidak jelas. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa angka hipertensi pada remaja telah meningkat selama dua puluh tahun terakhir, yang berarti bahwa anak-anak dan remaja dengan tekanan darah tinggi berisiko terkena hipertensi esensial. Metode: Penelitian ini dilakukan secara cross sectional di ambil sampel secara cluster pada siswa SMA yang berada di Ternate yang notabene sebagai daerah pesisir dan kepulauan Hasil: Hasil analisis didapatkan 45 terdiagnosis hipertensi dan 169 tidak terdiagnosis hipertensi serta menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara determinan yang dapat dimodifikasi dengan hipertensi yaitu aktivitas (p = 0,000), pegetahuan (p = 0,001),dan tingkat stress (p = 0,005). Simpulan: Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa determinan aktivitas fisik, pengetahuan, dan stress memiliki hubungan erat dengan kejadian hipertensi.
Hubungan Pola Makan dengan Stunting pada Balita di Puskesmas Jambula Syuaib, Abdu Ar’Rauf; Yati, Sri; Marsaoly, Ryan Rinaldy
Sari Pediatri Vol 26, No 2 (2024)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.2.2024.97-101

Abstract

Latar belakang. Keadaan gagal tumbuh yang disebabkan oleh kurangnya nutrisi selama masa kehamilan dan periode awal balita yang ditandai dengan panjang badan atau tinggi badan kurang-minus dua stadar deviasi menurut kurva pertumbuhan World Health Organization adalah stunting. Saat ini, menurut data 22,2% atau 150,8 juta anak di bawah usia lima tahun di dunia mengalami stunting, salah satunya dipengaruhi oleh pola pemberian makan.Tujuan. Untuk menjelaskan hubungan pola pemberian makan dengan derajat stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Jambula.Metode. Penelitian analitik observasional ini dilakukan dengan pendekatan cross-sectional. Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 12-59 bulan. Data yang di peroleh dianalisis menggunakan Metode Fisher Freeman Halton Exact Test.Hasil. Berdasarkan 40 sampel yang di teliti, pola pemberian makan tidak tepat paling banyak didapatkan yaitu 34 responden (85%), sementara derajat stunting balita paling banyak ditemukan pada derajat pendek yaitu 28 balita (70%). Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh nilai (p=0,006) yang menunjukkan korelasi antara pola pemberian makan dengan derajat stunting pada balita. Pola pemberian makan yang tidak tepat berisiko meningkatkan derajat stunting dengan nilai Odds Ratio 19,286 kali dibanding pola pemberian makan yang tepat Kesimpulan. Terdapat hubungan pola pemberian makan dengan derajat stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Jambula serta pola makan yang tidak tepat dapat mengakibatkan stunting. Sebagai tenaga kesehatan, perlu melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
SOSIALISASI PENANGANAN AWAL CEDERA OLAHRAGA DENGAN METODE PRICE PADA ATLET BASKET MUDA DI KOTA TERNATE The, Fera; Marsaoly, Ryan Rinaldy; Pontoh, Lely Maryanti; Hadiputra, Narendra Agung Rizky; Imbar, Andri William Johan
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Volume 6 No. 1 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i1.40641

Abstract

Cedera olahraga merupakan masalah umum yang dapat mempengaruhi performa atlet dan memerlukan penanganan yang tepat untuk pemulihan yang efektif. Metode PRICE (Protection, Rest, Ice, Compression, dan Elevation) adalah pendekatan dasar yang sering digunakan dalam menangani cedera olahraga. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan atlet muda mengenai penanganan cedera olahraga. Program ini dilakukan pada tanggal 15 Juni 2024 di Gelanggang Olahraga Ternate, Maluku Utara, dengan melibatkan 48 atlet muda. Program ini terdiri dari penyuluhan serta pelatihan untuk memperkuat pemahaman peserta. Penilaian dilakukan melalui pre-test dan post-test. Hasil pre-test menunjukkan bahwa 33% peserta memiliki tingkat pengetahuan kurang, 17% cukup, dan 50% baik. Setelah penyuluhan dan pelatihan, hasil post-test menunjukkan tidak ada peserta dengan pengetahuan kurang, 23% memiliki pengetahuan cukup, dan 77% memiliki pengetahuan baik.