Lydia E. N. Tendean, Lydia E. N.
Unknown Affiliation

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

UJI PELEPASAN LOGAM KROMIUM (Cr) DAN NIKEL (Ni) BEBERAPA MEREK BRAKET STAINLESS STEEL DALAM CAIRAN SALIVA ARTIFISIAL Siwy, Chealsea J.; Tendean, Lydia E. N.; Anindita, P. S.
e-GiGi Vol 3, No 2 (2015): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.3.2.2015.9637

Abstract

Abstract: Stainless steel bracket, a popular fixed orthodontic appliance containing chromium and nickel, is used most frequently in fixed orthodontic treatment. Stainless steel bracket interacts with oral cavity environment and causes metal corrosion process. The released chromium and nickel due to the corrosion process can get into the body and cause hypersensitivity reactions. This study aimed to determine the release of chromium and nickel from stainless steel bracket in artificial saliva. This was an experimental laboratory study with a quasy experimental and nonequivalent control group design. Samples were analyzed by using spectrophotometry ultraviolet visible (UV-Vis) to determine the releasing of chromium and nickel. There were 4 kinds of stainless steel bracket immersed and stored in artifisial saliva at 37oC for 30 days. The result showed that each sample varied in the release of chromium and nickel from stainless steel brackets in the artificial saliva. Sample A had 0.025 ppm chromium and 0.689 ppm nickel; sample B had 0.002 ppm chromium and 1.012 ppm nickel; sample C had 0.008 ppm chromium and 1.130 ppm nickel; and sample D had 0.027 ppm chromium and 1.176 ppm nickel. The release of nickel of each sample was higher than of chromium. There was no specific pattern of the release of chromium and nickel due to the different composition of stainless steel brackets which depend on the manufacturers.Keywords: stainless steel bracket, chromium, nickel, spectrophotometry UV-Vis, artificial salivaAbstrak: Braket stainless steel sering digunakan dalam perawatan ortodonti cekat yang umumnya mengandung kromium dan nikel. Braket stainless steel akan berinteraksi dengan lingkungan dalam rongga mulut sehingga menyebabkan proses korosi. Pada proses korosi terjadi pelepasan logam kromium dan nikel yang dapat masuk ke dalam tubuh dan dapat mengakibatkan reaksi hipersensitivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya logam kromium dan nikel yang terlepas dari braket stainless steel dalam cairan saliva artifisial. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorik dengan jenis penelitian pra eksperimental serta desain penelitian nonequivalent control group design. Sampel diuji menggunakan spektrofotometri UV-Vis untuk mengetahui pelepasan logam kromium dan nikel. Sampel terdiri dari 4 macam merek braket direndam dalam larutan saliva artifisial selama 30 hari pada suhu 37oC. Data hasil penelitian diolah menggunakan komputerisasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pelepasan logam kromium dan nikel dalam saliva artifisial yang bervariasi di tiap sampel. Sampel A memiliki pelepasan kromium 0,025 ppm dan nikel 0,689 ppm; sampel B memiliki pelepasan kromium 0,002 ppm dan nikel 1,012 ppm; sampel C memiliki pelepasan kromium 0,008 ppm dan nikel 1,130 ppm; dan sampel D memiliki pelepasan kromium 0,027 ppm dan nikel 1,176 ppm. Pelepasan nikel pada tiap sampel lebih tinggi dibandingkan dengan pelepasan kromium. Hasil penelitian tidak menunjukan pola tertentu, hal ini dapat disebabkan karena komposisi yang berbeda-beda dari braket stainless steel tergantung ketentuan masing-masing pabrik pembuatnya.Kata kunci: braket stainless steel, kromium dan nikel, spektrofotometri UV-Vis, saliva artifisial
PENGARUH MENGONSUMSI NANAS (ANANAS COMOSUS) TERHADAP LAJU ALIRAN SALIVA PADA LANSIA PENDERITA XEROSTOMIA Lewapadang, Wanda; Tendean, Lydia E. N.; Anindita, P. S.
e-GiGi Vol 3, No 2 (2015): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.3.2.2015.9837

Abstract

Abstract: Due to the improve,ment of quality of life, the number of elderly in Indonesia increases. In elderly, the organ function will decrease (degeneration of tissues and organs) either due to natural factors or diseases. One of the complaints associated to organ degeneration is dry mouth (xerostomia). Citric acid stimulation can increase salivary flow. High citric acid content is found in pineapple. This was a quasi-experimental study with a pretest posttest control group design. This study aimed to determine the effects of eating pineapple to the salivary flow in elderly patients with xerostomia in Panti Werdha Senja Cerah and Panti Werdha Damai Manado (nursing homes). There were 24 samples divided into two groups (experimental and control) obtained by using total sampling. The results showed that eating pineapple affected the salivary flow in elderly patients with xerostomia with a significant P value < 0.05.Keywords: xerostomia, salivary flow rate, pineapple fruitAbstrak: Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, maka usia lanjut di Indonesia semakin bertambah. Semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun (degenerasi organ) baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit, salah satu hal yang terkait dengan degenerasi organ yaitu keluhan mulut kering (Xerostomia). Stimulasi asam sitrat merupakan salah satu cara untuk meningkatkan laju aliran saliva. Kandungan asam sitrat yang tinggi terdapat dalam buah nanas. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan rancangan pretest posttest control group design. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh mengonsumsi nanas terhadap laju aliran saliva pada lansia penderita xerostomia di Panti Werdha Senja Cerah dan Panti Werdha Damai Manado. Jumlah sampel yang diperoleh yaitu 24 orang, dibagi menjadi dua kelompok (ekperimental dan kontrol). Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh mengonsumsi nanas terhadap laju aliran saliva pada lansia penderita Xerostomia dengan nilai signifikansi p>0,05.Kata kunci: xerostomia, laju aliran saliva, buah nanas
JUMLAH ION KROMIUM (Cr) DAN NIKEL (Ni) KAWAT ORTODONTIK STAINLESS STEEL YANG TERLEPAS DALAM PERENDAMAN SALIVA Jura, Ciendy O.; Tendean, Lydia E. N.; Anindita, P. S.
e-GiGi Vol 3, No 2 (2015): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.3.2.2015.10577

Abstract

Abstract: Orthodontic stainless steel wire is one of the instrument components oftenly used in orthodontic treatment and may persist in the oral cavity for a long period of time. Orthodontic stainless steelwire in the oral cavity can be corrosive in the presence of Cr and Ni ion release which can be harmful to the human body and the stainless steel wire itself. This study aimed to determine the amount of Cr and Ni ions released from the stainless steel orthodontic wire that was immersed in artificial saliva. This was an experimental laboratory study with a posttest only control group design. Samples were analyzed by using a UV-Vis spectrophotometry to determine the released Cr and Ni ions in the saliva. Samples consisted of 4 brands of orthodontic stainless steel wires immersed in artificial saliva for 30 days with a temperature of 370C. Data were analyzed by using a computer program. The results showed that the release of Cr ions in samples A, B, C, and D respectively were: 0.302 ppm, 0.331ppm, 0,311 ppm, and 0.483 ppm meanwhile of Ni ions were 1.930 ppm, 1.778 ppm, 1.654 ppm, and 1.391ppm. Conclusion: The release of Cr and Ni ions varied in each sample of orthodontic stainless steel wire .Keywords: orthodontic stainless steel, Cr, Ni, artificial saliva, UV-Vis spectrophotometryAbstrak: Kawat ortodontik stainless steel merupakan salah satu komponen alat yang sering digunakan dalam perawatan ortodontik dan dapat bertahan dalam rongga mulut untuk jangka waktu yang lama. Kawat ortodontik stainless steel yang berada di dalam rongga mulut dapat mengalami korosi dengan adanya pelepasan ion Cr dan Ni yang bersifat merugikan bagi tubuh manusia dan kawat ortodontik itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya jumlah pelepasan ion Cr dan Ni dari kawat ortodontik stainless steel yang direndam dalam saliva buatan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan posttest only control group. Sampel diuji dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis untuk mengetahui pelepasan ion Cr dan Ni dalam saliva. Sampel terdiri dari 4 merek kawat ortodontik stainless steel direndam dalam saliva buatan selama 30 hari dengan suhu 370C. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan program komputer. Hasil penelitian menunjukkan pelepasan ion Cr pada sampel A, B, C, dan D berturut-turut 0,302 ppm; 0,331 ppm; 0,311 ppm; dan 0,483 ppm sedangkan pelepasan ion Ni 1,930 ppm; 1,778 ppm; 1,654 ppm; dan 1,391 ppm. Simpulan: Pelepasan ion Cr dan Ni bervariasi dari masing-masing sampel kawat ortodontik stainless steel.Kata kunci : Kawat ortodontik stainless steel, Cr, Ni, saliva buatan, spektrofotometri UV-Vis
Perbandingan antara Pengaruh Olahraga Berlebihan dan Paparan Asap Rokok terhadap Kualitas Spermatozoa Tikus Wistar (Rattus norvegicus) Laoh, Vania E.; Tendean, Lydia E. N.; Turalaki, Grace
e-Biomedik Vol 6, No 2 (2018): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v6i2.22112

Abstract

Abstract: Excessive exercise can cause an increase in free radicals 2-3 times. Cigarette smoke can also increase free radicals and reduce antioxidants in semen, therefore, it can cause DNA damage through cellular DNA fragmentation. Free radicals can come from endogenous sources, such as the normal oxidation reaction in mitochondria, peroxisomes, whereas free radicals from exogenous sources come from cigarette smoke, inflammation, and excessive exercise training. This study was aimed to compare the effect of excessive exercise and exposure to cigarette smoke on the quality of sperm of Wistar rats (Rattus norvegicus). This was an experimental study using a post-test only control group design. Samples were 9 Wistar rats (Rattus norvegicus) divided into 3 groups: P0 group, the control group without any treatment; P1 group, treated with excessive intensity exercise; and P2 group, treated with 2-cigarette-smoke exposure. The treatment was carried out for 50 days. The results showed differences in concentration between study groups but not statistically significant (P>0.05). Motility showed significant differences in normal motility of group P0 and P1 (P=0.002), and of group P0 and P2 (P=0). Morphology showed a significant difference between groups P0 and P1 (P=0.004). Conclusion: Excessive exercise and exposure to cigarette smoke affect the quality of spermatozoa of Wistar rats (Rattus norvegicus).Keywords: excessive exercise, cigarette smoke, sperm quality Abstrak: Olahraga berlebihan dapat menyebabkan peningkatan radikal bebas sebanyak 2–3 kali. Asap rokok dapat meningkatkan radikal bebas serta menurunkan antioksidan dalam cairan semen sehingga dapat mengakibatkan kerusakan DNA melalui fragmentasi DNA seluler. Radikal bebas dapat berasal dari sumber endogen, yaitu pada reaksi reduksi oksidasi normal dalam mitokondria, peroksisom, sedangkan radikal bebas dari sumber eksogen berasal dari asap rokok, inflamasi, dan latihan olahraga berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara pengaruh olahraga berlebihan dan paparan asap rokok terhadap kualitas spermatozoa tikus Wistar (Rattus norvegicus). Jenis penelitian ialah eksperimental dengan post-test only control group design. Sampel penelitian sebanyak 9 ekor tikus wistar (Rattus norvegicus) dibagi menjadi 3 kelompok: kelompok P0 tidak diberikan olahraga berlebihan dan paparan asap rokok; kelompok P1 diberikan olahraga berlebihan intensitas berat; dan kelompok P2 diberikan paparan asap rokok 2 batang. Perlakuan dilakukan selama 50 hari. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan konsentrasi antar kelompok penelitian, namun analisis statistik menunjukkan hasil yang tidak bermakna (P>0,05). Pada motilitas didapatkan hasil bermakna untuk motilitas normal dan abnormal kelompok P0 dan P1 (P=0,002), serta kelompok P0 dan P2 (P=0). Pada morfologi didapatkan hasil bermakna antara kelompok P0 dan P1 (P=0,004). Simpulan: Pemberian olahraga berlebihan dan paparan asap rokok berpengaruh terhadap kualitas spermatozoa tikus Wistar (Rattus norvegicus).Kata kunci: olahraga berlebihan, asap rokok, kualitas spermatozoa
Kualitas Hidup Lansia Pengguna Gigi Tiruan di Desa Toulimembet Kecamatan Kakas Worang, Veren T.; Siagian, Krista V.; Tendean, Lydia E. N.
e-GiGi Vol 7, No 2 (2019): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.7.2.2019.25409

Abstract

Abstract: Good quality of life is very desirable for elderly to fulfill a meaningful, happy, and useful life. The loss of whole or partial teeth has the same effect as disability. Well-made artificial teeth can improve mastication, pronunciation, as well as aesthetic function, maintain healthy tissue, and prevent further damage to the structures in oral cavity. This study was aimed to determine the quality of life of elderly denture users at Desa Toulimembet, Kakas. This was a descriptive study with a cross sectional design. Population consisted of elderly denture users as many as 195 people meanwhile samples were obtained by using purposive sampling techniques. The instrument used in this study was GOHAI questionnaire. The results showed that there were 77 elderly denture users in this study. The assessment of quality of life based on the dimensions of physical function, namely limiting the amount of food, experiencing problems when chewing, and difficulty, was categorized as quite good; based on the dimensions of pain and discomfort which were taking drugs to relieve pain, felt uncomfortable, and was sensitive to food were classified as quite good category; and based on the dimensions of psychosocial aspects namely limiting oneself, being anxious or worried, and feeling insecurity was classified as quite good category. Generally, the assessment of quality of life based on the three dimensions was quite good. In conclusion, the quality of life of elderly denture users at Desa Toulimembet, Kakas was quite good.Keywords: denture users, elderly, quality of life Abstrak: Kualitas hidup yang baik merupakan sesuatu yang sangat diinginkan lansia agar dapat menikmati masa tuanya dengan penuh makna, membahagiakan, dan berguna. Hilangnya seluruh gigi atau sebagian berefek yang sama dengan kecacatan hidup. Gigi tiruan diharapkan dapat memperbaiki fungsi pengunyahan, pengucapan, estetis, menjaga kesehatan jaringan serta mencegah kerusakan lebih lanjut dari struktur organ dalam rongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup lansia pengguna gigi tiruan di Desa Toulimembet Kecamatan Kakas. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi penelitian ialah lansia pengguna gigi tiruan sebanyak 195. Responden berjumlah 77 lansia diperoleh dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan ialah kuesioner GOHAI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kualitas hidup berdasarkan dimensi fungsi fisik yaitu, membatasi jumlah makanan, mengalami masalah saat mengunyah dan kesulitan tergolong kategori cukup baik; dimensi nyeri dan ketidaknyamanan yaitu mengonsumsi obat-obatan untuk menghilangkan nyeri, merasa tidak nyaman dan sensitif terhadap makanan tergolong kategori cukup baik; serta dimensi aspek psikososial yaitu membatasi diri, cemas atau kwatir, dan tidak percaya diri tergolong kategori cukup baik. Secara keseluruhan penilaian kualitas hidup berdasarkan 3 dimensi tersebut tergolong cukup baik. Simpulan penelitian ini ialah kualitas hidup lansia pengguna gigi tiruan di Desa Toulimembet Kecamatan Kakas tergolong cukup baik.Kata kunci: Pengguna gigi tiruan, lansia, kualitas hidup
Pengaruh Pemberian Coklat (Theobroma cacao) terhadap Kualitas Spermatozoa Tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang Terpapar Stres Kurnijuanto, Giovanna; Rumbayan, Janette; Tendean, Lydia E. N.
e-Biomedik Vol 6, No 2 (2018): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v6i2.22158

Abstract

Abstract: A chocolate compound, flavonoid which is a subgroup of polyphenols, has protective effect on spermatozoa exposed to stress. The flavonoid compound in chocolate, (-)-epicatehin, plays important roles in neutralizing ROS, blocking the production of ROS, and inhibiting enzyme activity of DNA methyltransferase. Stress activates the hypothalamus-pituitary-adrenal (HPA) and simpatoadrenomedular systems that have glucocorticoid as their end product that can cause an increase in essential catabolism and trigger the production of ROS. Oxidative stress can reduce the motility of spermatozoa and cause damage to DNA of spermatozoa. This study was aimed to determine the effect of chocolate (Theobroma cacao) on the quality of spermatozoa in stressed Wistar rats (Rattus norvegicus). This was an experimental study with a post-test only control group design. Samples were spermatozoa of Wistar rats. There were 9 Wistar rats divided into 3 groups, as follows: P0 (control), P1 (stress treatment only), and P2 (stress treatment and chocolate administration). The results showed that there were no significant differences in concentration and motility, albeit, there was a significant difference in morphology of spermatozoa in Wistar rats (Rattus norvegicus). Conclusion: Chocolate (Theobroma cacao) can influence the increase of morphologic quality of spermatozoa in stressed Wistar rats.Keywords: chocolate, stress, spermatozoa Abstrak: Kandungan coklat, yaitu flavonoid merupakan subgrup dari polifenol yang memiliki efek protektif terhadap spermatozoa dari paparan stres. Jenis flavonoid dalam coklat, (-)-epicatehin berperan dalam menetralisir ROS, memblokir produksi ROS, dan menginhibisi aktivitas enzim DNA methyltransferase. Stres mengaktifkan sistem hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA) dan simpatoadrenomedular yang memiliki produk akhir glukokortikoid yang dapat menyebabkan peningkatan katabolisme esensial dan memicu produksi ROS. Stres oksidatif dapat menurunkan motilitas spermatozoa dan menyebabkan kerusakan DNA spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian coklat (Theobroma cacao) terhadap kualitas spermatozoa tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang terpapar stres. Jenis penelitian ialah eksperimental dengan post-test only control group design. Sampel penelitian ialah spermatozoa tikus Wistar (Rattus norvegicus). Dilakukan perlakuan terhadap 9 ekor tikus Wistar yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu P0 (kontrol), P1 (perlakuan stres saja), dan P2 (perlakuan stres dan pemberian coklat). Hasil penelitian tidak mendapatkan perbedaan bermakna pada konsentrasi dan motilitas tetapi terdapat perbedaan bermakna pada morfologi spermatozoa tikus Wistar (Rattus norvegicus). Simpulan: Pemberian coklat (Theobroma cacao) berpengaruh terhadap peningkatan kualitas morfologi spermatozoa tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang terpapar stres.Kata kunci: coklat, stres, spermatozoa
Pengaruh konsumsi semangka (Citrullus lanatus) dalam menurunkan indeks debris pada anak usia 8-10 tahun Lusnarnera, Rafi; Tendean, Lydia E. N.; Gunawan, Paulina N.
e-GiGi Vol 4, No 1 (2016): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.4.1.2016.11484

Abstract

Abstract: Fresh fruit consumption which is rich in vitamins, minerals, fibers, and water can expedite tooth self cleansing, therefore, debris width surface can be decrease. Watermelon is one of favorable fruits with sweet taste. Watermelon contains 91.45 g water and 0.4 g fiber every 100 g of watermelon flesh. Debris affects the occurrence of caries. According to Basic Health Research (RISKESDAS) in 2013, dental and oral health problems, specifically in North Sulawesi, were 31.6%; caries in North Sulawesi was 5.4%. Preventive efforts towards caries among children must be done systematically and as early as possible. Age category 8th – 10th is the most critical on the occurrence of caries. This study aimed to find out whether watermelon consumption can decrease debris index among children aged 8-10 years old. This was an experimental study with a pre-experimental design one-shot case study and a pre-test and post-test approach. This study was conducted at SDN 118 Manado, with a total population of 38 students. Samples were obtained by using the total sampling method. Based on the Wilcoxon test, the significance probability value was p = 0.000 which meant that there was a significant difference between debris index before and after watermelon consumption. Conclusion: Watermelon consumption can decrease debris index among children aged 8-10 years.Keywords: watermelon, debris index, childrenAbstrak: Konsumsi buah yang segar dan kaya akan vitamin, mineral, serat dan air dapat melancarkan pembersihan sendiri pada gigi, sehingga luas permukaan debris dapat dikurangi. Semangka merupakan buah yang banyak disukai karena rasanya yang manis. Dalam semangka terkandung kadar air yang cukup tinggi yaitu 91,45 g dan kadar serat sebesar 0,4 gr tiap 100 g daging buah semangka. Debris berpengaruh cukup besar terhadap proses terjadinya karies. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013, masalah gigi dan mulut khususnya di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 31,6%, dan yang mengalami karies gigi sebesar 5,4%. Upaya preventif pada anak diperlukan untuk mengatasi karies gigi serta dilakukan secara sistematis dan sedini mungkin. Usia 8-10 tahun merupakan kelompok usia yang kritis terhadap terjadinya karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengonsumsi semangka dalam menurunkan indeks debris pada anak usia 8-10 tahun. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan pra-eksperimental jenis one-shot case study dan pendekatan pre dan post-test perlakuan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 118 Manado dengan populasi sebanyak 38 siswa. Sampel penelitian ini didapatkan dengan teknik total sampling. Berdasarkan uji Wilcoxon nilai probabilitas signifikansi p = 0,000 yang artinya terdapat perbedaan bermakna antara selisih indeks debris sebelum konsumsi semangka dan setelah konsumsi semangka. Simpulan: Konsumsi semangka dapat menurunkan indeks debris pada anak usia 8-10 tahun.Kata kunci: buah semangka, indeks debris
Perbedaan Kadar Keasaman Saliva Pasca Menyikat Gigi dengan Sikat Gigi Konvensional dan Sikat Siwak Mo'o, Billie A. F. P.; Tendean, Lydia E. N.; Mintjelungan, Christy N.; Khoman, Johanna A.
e-GiGi Vol 7, No 2 (2019): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.7.2.2019.24642

Abstract

Abstract: Miswak (Salvadora persica) is known to be capable enough to increase the hygiene and oral health through its mechanical and chemical components. The acidity of saliva is one of the components that contribute to the acidity of the oral cavity. This study was aimed to evaluate the difference of the saliva acidity after tooth brushing using conventional toothbrush and miswak brush. This was an observational descriptive study with a cross sectional design. Population consisted of Preclinic students of Dentistry Study Program, Sam Ratulangi University Manado. Total sampling method was used in this study and we obtained 30 students that fulfilled the inclusion criteria. The result showed that the number of subjects with acid category of saliva was higher after using miswak brush (53.3%) than after using conventional toothbrush (23.3%). In conclusion, the acid category of saliva was more frequent occured afer tooth brushing with miswak brush than with conventional toothbrush.Keywords: acidity of saliva, conventional toothbrush, miswak brush Abstrak: Siwak (Salvadora persica) telah dikenal mampu meningkatkan kebersihan dan kesehatan mulut melalui kandungan komponen mekanis serta komponen kimia. Kadar keasaman saliva merupakan salah satu komponen yang berkontribusi terhadap kadar keasaman mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perbedaan kadar keasaman saliva pasca menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional dan sikat siwak. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Populasi ialah mahasiswa Preklinik Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Sam Ratulangi (PSPDG Unsrat) Manado. Metode pengambilan sampel ialah total sampling. Pada penelitian ini didapatkan 30 mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi. Setiap subyek dinilai kadar keasaman saliva sebelum dan setelah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional dan sikat siwak. Hasil penelitian mendapatkan jumlah subyek dengan nilai kadar keasaman saliva kategori asam setelah menyikat gigi menggunakan sikat siwak (53,3%) lebih besar daripada setelah menyikat dengan sikat gigi konvensional (23,3%). Simpulan penelitian ini ialah kadar keasaman saliva kategori asam setelah menyikat gigi dengan sikat siwak lebih sering ditemukan daripada yang menggunakan sikat gigi konvensional.Kata kunci: kadar keasaman saliva, sikat gigi konvensional, sikat siwak
Gambaran Kebiasaan Bernapas Melalui Mulut dan Gigi Berjejal Anterior pada Siswa SD Negeri 46 Manado Manalip, Pansy H.; Anindita, Pritartha S.; Tendean, Lydia E. N.
e-GiGi Vol 8, No 1 (2020): E-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.8.1.2020.28689

Abstract

Abstract: Mouth breathing habit during growth and development can affect dentocraniofacial growth. Mouth breathing can cause stunted development of the lower and upper jaws which makes the jaws narrower resulting in crowding teeth. It is a condition of differences in the sizes of the teeth and the arch of the jaw causing teeth overlapping. This study was aimed to obtain the mouth breathing habit and crowding teeth among students of SD Negeri 46 (elementary school) Manado. It was a descriptive study with a cross sectional design. Samples were obtained by using total sampling. Examinations of mouth breathing and crowding teeth were performed on the students and data were analyzed by using percentages. The results showed that 17.2% of students had mouth breathing habit; 78.5% of them had crowding teeth. In conclusion, the majority of students of SD Negeri 46 Manado that had mouth breathing habit had crowded teeth.Keywords: mouth breathing, anterior teeth crowding Abstrak: Kebiasaan bernafas melalui mulut yang berlangsung selama masa tumbuh kembang dapat memengaruhi pertumbuhan dentokraniofasial. Bernapas melalui mulut dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan rahang bawah dan rahang atas sehingga rahang menjadi lebih sempit yang berakibat terjadinya gigi berjejal. Kondisi ini merupakan keadaan terdapatnya perbedaan ukuran gigi dan ukuran lengkung rahang, sehingga menyebabkan posisi gigi saling tumpang tindih Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebiasaan bernapas melalui mulut dan gigi berjejal anterior pada anak di SD Negeri 46 Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan bernapas melalui mulut dan pemeriksaan gigi berjejal. Analisis data dilakukan dengan menggunakan persentase. Hasil penelitian mendapatkan 17,2% subjek penelitian bernapas melalui mulut; 78,5% di antaranya memiliki gigi berjejal anterior. Simpulan penelitian ini ialah mayoritas anak di SD Negeri 46 Manado yang bernapas melalui mulut memiliki gigi berjejal anterior.Kata kunci: bernapas melalui mulut, gigi berjejal anterior
Pengaruh Obat Antihipertensi terhadap Disfungsi Ereksi Amrin, Stela G.; Tendean, Lydia E. N.; Turalaki, Grace L. A.
e-Biomedik Vol 9, No 1 (2021): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v9i1.31766

Abstract

Abstract: Erectile dysfunction (ED) is a condition where intercourse is not interrupted due to the inability of the penis to achieve a penile erection. Drugs that can affect erectile dysfunction are drugs for hypertension therapy, namely diuretics and β-blockers, except for nebivolol and clonidine. The purpose of this study was to determine the effect of antihypertensive drugs on erectile dysfunction. This study was in the form of a literature review by searching data using three databases namely ScienceDirect, Pubmed and Google Scholar. The keywords used were antihypertensive drugs AND erectile dysfunction. After being selected based on inclusion and exclusion criteria, there were 12 literature consisting of 4 randomized controlled trials, 3 cross-sectional studies, 2 cohort studies and 1 case control study. The research shows that 3 out of 5 literature states that there is an effect of diuretic antihypertensive drugs on the occurrence of erectile dysfunction, while 6 out of 9 literature states that there is no effect of β-blocker antihypertensive drugs on the occurrence of erectile dysfunction. In conclusion, diuretic and β-blocker as antihypertensive drugs have an effect on erectile dysfunction. Diuretic antihypertensive drugs have more impact on erectile dysfunction compared to β-blocker antihypertensive drugs.Keywords: Antihypertensive drugs, erectile dysfunction  Abstrak: Disfungsi ereksi (DE) adalah keadaan dimana hubungan seksual terganggu akibat ketidakmampuan penis dalam mencapai ereksi penis. Obat yang dapat mempengaruhi disfungsi ereksi yaitu obat untuk terapi hipertensi yaitu golongan diuretik dan golongan β-blocker kecuali nebivolol dan klonidin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh obat antihipertensi terhadap disfungsi ereksi. Penelitian ini dalam bentuk literature review dengan pencarian data menggunakan tiga database yaitu ScienceDirect, Pubmed dan Google Cendekia. Kata kunci yang digunakan yaitu obat antihipertensi DAN disfungsi ereksi. Setelah diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan 12 literatur yang terdiri dari 4 randomized controlled trial, 3 cross-sectional study, 2 cohort study dan 1 case control study. Dari penelitian menunjukan bahwa 3 dari 5 literatur menyebutkan terdapat pengaruh obat antihipertensi golongan diuretik terhadap terjadinya disfungsi ereksi, sedangkan 6 dari 9 literatur menyebutkan tidak terdapat pengaruh obat antihipertensi golongan β-blocker terhadap terjadinya disfungsi ereksi. Sebagai simpulan, obat antihipertensi golongan diuretik dan β-blocker memiliki pengaruh terhadap disfungsi ereksi. Obat antihipertensi golongan diuretik lebih berpengaruh terhadap disfungsi ereksi dibandingkan dengan obat antihipertensi golongan β-blocker.Kata Kunci: Obat antihipertensi, disfungsi ereksi