Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Perbedaan Tingkat Kecemasan Berdasarkan Jenis Kelamin pada Tindakan Penumpatan Gigi Paputungan, Fazriah F.; Gunawan, Paulina N.; Pangemanan, Damajanty H. C.; Khoman, Johanna A.
e-CliniC Vol 7, No 2 (2019): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v7i2.23879

Abstract

Abstract: Oral and dental treatment is considered to be scary that can causes anxiety. Gender is one of the factors that influence the anxiety due to restorative treatment especially in dental caries. This study was aimed to determine the difference in anxiety level based on gender in restorative treatment at RSGM Unsrat. This was an analytical study using a cross sectional design. Samples were obtained by using purposive sampling method. Levels of anxiety in males and females were measured by using questionnaire that had been tested for validity. The results showed 32 patients aged 18-65 years who received dental restorative treatment in year 2019 at RSGM Unsrat. Males were as many as females. The levels of anxiety due to the restorative treatment were as follows: not anxious (31.2%), mild (40.7%), moderate (28.1%), severe (0.0%), and very severe (0.0%). The unpaired t-test showed a p-value 0.000. In conclusion, there were differences in male and female anxiety levels due to restorative treatment at RSGM Unsrat; females were more anxious than males.Keywords: anxiety level, gender, restorative treatmentAbstrak: Pengobatan penyakit gigi dan mulut masih kurang diminati masyarakat karena dianggap menakutkan sehingga dapat menimbulkan kecemasan. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi kecemasan pada penumpatan gigi yang digunakan terutama pada karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan berdasarkan jenis kelamin pada tindakan penumpatan gigi di RSGM Unsrat. Jenis penelitian ialah analitik dengan desain potong lintang dan menggunakan teknik purposive sampling. Tingkat kecemasan pada laki-laki dan perempuan diukur berdasarkan kuesioner pengukuran tingkat kecemasan yang telah teruji validitasnya. Pasien yang menerima tindakan penumpatan gigi di RSGM Unsrat berusia 18-65 tahun pada tahun 2019 berjumlah 32 orang dengan jumlah yang sama besar untuk kedua jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang mengalami kecemasan pada tindakan penumpatan gigi kategori tidak cemas (31,2%), ringan (40,7%), sedang (28,1%), berat (0,0%), dan sangat berat (0,0%). Hasil analisis bivariat menggunakan uji statistik uji t tidak berpasangan menunjukkan nilai p=0,000. Simpulan penelitian ini ialah terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara laki-laki dan perempuan pada tindakan penumpatan gigi di RSGM Unsrat. Kecemasan lebih banyak didapatkan pada perempuan.Kata kunci: tingkat kecemasan, jenis kelamin, penumpatan gigi
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Laju Aliran Saliva pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Sam Ratulangi Fernanda, Vena; Pangemanan, Damajanty H.C.; Khoman, Johanna A.
e-GiGi Vol 6, No 1 (2018): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.6.1.2018.19651

Abstract

Abstract: Body Mass Index (BMI) can be used as an indicator to obtain the nutritional status of an individual. Poor nutritional status can influence salivary flow rate resulting in several diseases in the oral cavity such as xerostomia, caries, etc. This study was aimed to obtain the relationship between BMI and salivary flow rate in college students of the Dentistry Program of Sam Ratulangi University. This was an analytical descriptive study with a cross sectional design conducted in 54 college students of the Dentistry Program of Sam Ratulangi University. BMI was calculated in kg/m2 meanwhile the salivary flow rate was determined with unstimulated saliva collection method in ml/minute. Data were analyzed by using Pearson correlation test. The results showed that there were 54 subjects consisted of 12 males and 42 females with an age range of 18-22 years old. Most of the subjects had normal BMI (9.26% in males and 42,59% in females). Normal BMI was most common in subjects aged 21 years (16,67%). The lowest salivary flow rate (0.10 ml/minute) was 1.85% and the highest salivary flow rate (0.33 ml/minute) was 16.67%. The Pearson correlation test showed P = 0.000 (< 0.05) and r = -0.756. Conclusion: In this study, there was a significant negative relationship between BMI and salivary flow rate in college students of the Dentistry Program of Sam Ratulangi University.Keywords: BMI, salivary flow rate Abstrak: Indeks massa tubuh (IMT) dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui status gizi seseorang. Status gizi buruk dapat memengaruhi laju aliran saliva sehingga dapat menyebabkan berbagai macam penyakit di dalam rongga mulut antara lain xerostomia dan karies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan IMT dengan laju aliran saliva pada mahasiswa PSPDG Unsrat. Jenis penelitian ini ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang yang dilakukan pada 54 mahasiswa PSPDG Unsrat. IMT ditentukan dalam satuan kg/m2dan laju aliran saliva ditentukan dengan metode pengumpulan unstimulated saliva dengan satuan ml/menit. Data dianalisis menggunakan uji korelasi sederhana Pearson untuk mengetahui hubungan IMT dengan laju aliran saliva. Hasil penelitian mendapatkan 54 subyek penelitian terdiri dari 12 laki-laki dan 42 perempuan dengan usia 18-22 tahun. Nilai IMT pada laki-laki dan perempuan paling banyak terdapat pada kategori normal (9,26% dan 42,59%). IMT normal berdasarkan usia paling banyak terdapat pada usia 21 tahun sebanyak 9 subyek (16,67%). Laju aliran saliva terendah (0,10 ml/menit) sebanyak 1,85% dan laju aliran saliva tertinggi (0,33 ml/menit) sebanyak 16,67%. Uji korelasi sederhana Pearson menunjukkan nilai P = 0,000 (<0,05) dan r = -0,756. Simpulan: Terdapat hubungan negatif yang bermakna antara IMT dengan laju aliran saliva pada mahasiswa PSPDG Unsrat.Kata kunci: IMT, laju aliran saliva
Pengaruh Konsumsi Pir (Pyrus) terhadap Indeks Debris pada Siswa SD Garuda di Kota Manado Sipayung, Tanindy M.; Gunawan, Paulina N.; Khoman, Johanna A.
e-GiGi Vol 6, No 2 (2018): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.6.2.2018.19939

Abstract

Abstract: Oral hygiene is part of body health that can not be separated one from another. One of the oral diseases that commonly occurs among children is dental caries. The influencing factor that causes caries is debris or food residue around the teeth. Mastication of fibrous food like pear could clean the teeth. Pear fruit is rich of nutritive materials which are able to block the growth of Streptococcus mutans on the formed teeth and to enhance bacterial protein denaturation. This study was aimed to obtain the effect of pear consumption on debris index in children aged 9 years at Garuda elementary school in Manado. This was a quasi-experimental study with a pre and post-test design. Population was all of the students aged 9 years at Garuda elementary school in Manado. There were 48 students as samples obtained by using total sampling method. The results showed that the average difference of debris index value in the experimental group was 1.04 and in the control group was 0.34. The Mann-Whitney test obtained a P value of 0.000 (<0.05) that indicated significant differences between the former and the later debris index in the experimental group and the control group. Conclusion: Pear consumption could influence the debris index in children aged 9 years at Garuda elementary school in Manado.Keywords: pear, debris indexAbstrak: Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan sebab kesehatan gigi dan mulut memengaruhi kesehatan tubuh. Salah satu penyakit mulut yang paling sering terjadi pada anak ialah karies gigi. Faktor pendukung penyebab terjadinya karies gigi yaitu debris atau sisa makanan yang terdapat di sekitar gigi. Mengunyah makanan berserat seperti buah pir dapat membantu membersihkan gigi. Buah pir kaya akan zat gizi yang mampu menghambat bakteri Streptococcus mutans pada pembentukan gigi serta mendenaturasi protein sel bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi buah pir (Pyrus) terhadap indeks debris pada anak usia 9 tahun di SD Garuda Manado. Jenis penelitian ialah eksperimental semu dengan pre and post-test design. Populasi penelitian yaitu seluruh siswa SD Garuda Manado yang berusia 9 tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling yang berjumlah 48 sampel. Hasil penelitian pada kelompok eksperimen mendapatkan nilai selisih rerata indeks debris sebesar 1,04 dan pada kelompok kontrol nilai selisih rerata indeks debris sebesar 0,34. Uji Mann-Whitney mendapatkan nilai P = 0,000 (< 0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara selisih indeks debris awal dan akhir pada kelompok eksperimen dibandingkan kelompok kontrol. Simpulan: Terdapat pengaruh konsumsi buah pir (Pyrus) terhadap indeks debris pada anak usia 9 tahun di SD Garuda Manado.Kata kunci: buah pir, indeks debris
Pengaruh rendaman cuka (asam asetat) terhadap kekerasan amalgam Taneh, Rigel N.V.; Leman, Michael A.; Khoman, Johanna A.
e-GiGi Vol 5, No 2 (2017): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.5.2.2017.16926

Abstract

Abstract: Amalgam filling has been used since the 19th century. The hardness of a filling material in the mouth may be affected by acidic drinks or foods. One of the foods normally consumed by the Indonesian is acidic due to its vinegar content. This study was aimed to determine the effect of vinegar on the change of amalgam hardness. This was a laboratory experimental study with a post test only control group design. There were 30 samples of amalgam plates with a diameter of 5 mm and 2 mm of thickness. The samples were divided into two groups with three different immersion times, as follows: 5, 10, and 20 minutes. After immersion, the samples’ hardness was measured by using the Micro Vickers Hardness Tester. Data normality was tested with Shapiro-Wilk test, then the data were statistically analyzed with independent sample t-test. The results showed a significant effect of vinegar immersion on changes in amalgam hardness (P <0.05). Conclusion: Vinegar immersion affected the hardness of amalgam.Keywords: amalgam, vinegar, surface hardness Abstrak: Amalgam merupakan bahan tumpatan yang digunakan sejak abad ke-19. Sifat keras suatu bahan tumpatan di dalam rongga mulut dapat dipengaruhi oleh minuman asam atau makanan yang dikonsumsi. Salah satu makanan yang biasanya dikonsumsi oleh orang Indonesia bersifat asam dan mengandung bahan cuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rendaman cuka terhadap perubahan kekerasan amalgam. Jenis penelitian ialah eksperimental laboratorik dengan desain post test only control group. Sampel penelitian ini ialah lempeng amalgam berbentuk lingkaran dengan ukuran diameter 5 mm dan tinggi 2 mm sebanyak 30 buah. Sampel dibagi menjadi dua kelompok dengan tiga durasi waktu perendaman yang berbeda yaitu 5, 10, dan 20 menit. Setelah perendaman, sampel diukur nilai kekerasannya menggunakan Micro Vickers Hardness Tester, kemudian dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh bermakna dari perendaman cuka terhadap perubahan kekerasan amalgam (P < 0.05). Simpulan: Perendaman cuka memengaruhi kekerasan amalgam.Kata kunci: amalgam, cuka, kekerasan permukaan
Uji Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Daun Gedi (Abelmoschus manihot L. Medik) terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans Rori, Benedicta N. D.; Khoman, Johanna A.; Supit, Aurelia S. R.
e-GiGi Vol 6, No 2 (2018): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.6.2.2018.20200

Abstract

Abstract: The main problem in dental health is dental caries that occurs due to the fermentation by Streptococcus mutans bacteria. Gedi leaf (Abelmoschus manihot L. Medical) is one of the common plants in Northern Celebes that contains antimicrobial compounds namely flavonoid, alkaloid, steroid, and saponin; all of them have been proved to inhibit the growth of S. mutans. This study was aimed to determine the minimal inhibitory concentration (MIC) of gedi leaf extract (Abelmoschus manihot L. Medical) to S. mutans growth. This was a true experimental study with a randomized pretest-posttest control group design. The method used in this study was serial dilution method with turbidimetry and spectrophotometry. Samples of gedi leaves were obtained at Paal 2 Manado, and were extracted with maceration method using ethanol 96%. S. mutans bacteria were obtained from the pure bacterial stock at Microbiology Laboratory of Pharmacy Study Program, Faculty of Mathematics and Natural Science University of Sam Ratulangi Manado. The turbidimetry test showed that the tube content became clearer at 25% of extract concentration. Moreover, the UV-Vis spectro-photometer showed a decrease of OD value for the first time at 25% of extract concentration. Conclusion: The minimal inhibitory concentration (MIC) of gedi leaf extract (Abelmoschus manihot L. Medical) to Streptococcus mutans growth was at concentration of 25%.Keywords: gedi leaf (Abelmoschus manihot L. Medical), Streptococcus mutans, MIC, dental caries Abstrak: Masalah utama dalam kesehatan gigi ialah karies gigi yang terbentuk karena proses peragian oleh bakteri Streptococcus mutans. Daun gedi (Abelmoschus manihot L. Medik) merupakan salah satu tanaman khas daerah Sulawesi Utara yang mengandung senyawa antimikroba berupa flavonoid, alkaloid, steroid, dan saponin yang telah terbukti memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan S. mutans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak daun gedi (Abelmoschus manihot L. Medik) terhadap pertumbuhan S. mutans. Jenis penelitian ialah eksperimental murni dengan pretest-posttest control group design. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode serial dilusi dengan pengujian turbidimetri dan spektrofotometri. Daun gedi diperoleh dari Kecamatan Paal 2 Manado, dan diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Bakteri S. mutans diambil dari stok bakteri murni Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi Manado. Hasil pengujian turbidimetri memperlihatkan bahwa larutan dalam tabung terlihat mulai jernih pada konsentrasi ekstrak 25%. Pada pengujian spektrofotometer UV-Vis terlihat penurunan nilai OD pertama kali pada konsentrasi 25%. Simpulan: Konsentrasi hambat minimum ekstrak daun gedi (Abelmoschus manihot L. Medik) terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans terdapat pada konsentrasi 25%.Kata kunci: daun gedi (Abelmoschus manihot L. Medik), Streptococcus mutans, KHM, karies
Uji daya hambat ekstrak biji buah alpukat (Persea americana Mill.) terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans Bujung, Anggriana H.; Homenta, Heriyannis; Khoman, Johanna A.
e-GiGi Vol 5, No 2 (2017): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.5.2.2017.16535

Abstract

Abstract: In addition to daily consumption, avocado is also used to treat oral diseases. Scientific studies showed that avocado seed contained flavonoids, tannins, and alkaloid which were expected to inhibit bacterial growth. This study was aimed to obtain the bacterial inhibitory effect of avocado seed (Persea americana Mill.) extract on Streptococcus mutans as the primary cause of dental caries. This was a true experimental study with the post test only control group design. This study used a modified Kirby-Bauer method with paper disk. The positive control was erythromycin and the negative control was aquadest. Avocado seeds were extracted by using maceration method with 96% ethanol. The Streptococcus mutans bacteria were obtained from pure stock of Microbiology Laboratory of Pharmacy Study Program University of Sam Ratulangi Manado. The results showed that the mean diameter of inhibition zone of avocado seed extract was 21.8 mm which was classified as very strong inhibition. Conclusion: Persea Americana Mill. seed extract had a very strong inhibitory effect on the growth of Streptococcus mutans.Keywords: avocado seed (Persea americana Mill.), Streptococcus mutans, inhibition effectAbstrak: Selain menjadi bahan konsumsi masyarakat yang lezat, ternyata alpukat telah lama dipercaya dapat mengobati penyakit di dalam rongga mulut. Di dalam buah alpukat terdapat biji yang terbukti melalui penelitian ilmiah mengandung flavonoid, alkaloid, dan tannin yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak biji buah alpukat (Persea americana Mill.) terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans. Jenis penelitian ialah eksperimental murni dengan post test only control group design. Metode yang digunakan ialah modifikasi Kirby-Bauer dengan paper disk. Kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin dan kontrol negatif menggunakan akuades. Biji buah alpukat diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Bakteri Streptococcus mutans diambil dari stok bakteri murni Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi Manado. Hasil penelitian menunjukkan diameter rerata zona hambat dari ekstrak biji buah alpukat yang terbentuk ialah 21,8 mm dan digolongkan sebagai zona hambat sangat kuat. Simpulan: Ekstrak biji buah alpukat memiliki daya hambat sangat kuat terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.Kata kunci: biji buah alpukat (Persea americana Mill.), Streptococcus mutans, daya hambat
Perubahan Warna Resin Komposit pada Perendaman Larutan Cuka (Asam Asetat) dan Jeruk Nipis (Citrus arantifolia) Makasenda, Evica F.L; Wicaksono, Dinar A.; Khoman, Johanna A.
e-GiGi Vol 6, No 2 (2018): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.6.2.2018.20149

Abstract

Abstract: In this globalization era, Indonesian people especially in Sulawesi Utara are aware of oral health. Their awareness is related to oral diseases as well as aesthetics. Good aesthetics can be achieved by using several methods inter alia composite resin restoration. However, this composite resin undergoes discoloration in the mouth. To overcome the discoloration of the composite resin, alternative materials like acetic acid and lime that can remove the colored substances adhered on the composite resin are introduced. This study was aimed to determine the discoloration of composite resin immersed in acetic solution and in fresh lime juice. This was a true experimental study with a pretest and posttest group design. This study was conducted in 5 days. Daily observation at the same time was perormed by using spectrophotometer to all samples. Data were processed with Microsoft excel and presented in tables. The results showed that based on the spectrophotometer measurement, the composite resins’ color immersed in carbonate solution changed (became brighter) after immersion in acetic solution (from 0.72 to 1.52) and in lime juice (from 0.68 to 1.48). Conclusion: The color of discolored composite resins immersed in acetic acid solution and fresh lime juice became brighter.Keywords: composite resin, discoloration, acetic solution, lime. Abstrak: Pada era globalisasi saat ini, masyarakat Indonesia khususnya di Sulawesi Utara mulai sadar akan kesehatan gigi dan mulut. Kesadaran masyarakat tersebut tidak hanya mengenai penyakit gigi dan mulut, melainkan juga masalah estetik gigi. Estetik yang baik dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya tindakan penumpatan dengan menggunakan resin komposit. Resin komposit memiliki kecenderungan berubah warna pada saat digunakan di rongga mulut. Perubahan warna menjadi penyebab diperlukannya penggantian bahan tumpatan (resin komposit). Untuk menghemat biaya terdapat alternatif lain seperti asam cuka (asam asetat) dan jeruk nipis yang dapat mengangkat zat-zat warna yang menempel pada resin komposit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna resin komposit yang direndam dalam larutan cuka dan perasan jeruk nipis. Jenis penelitian ialah eksperimental semu dengan pretest and posttest group design. Penelitian dilakukan selama 5 hari dan dilakukan pengamatan setiap harinya pada jam yang sama dengan menggunakan alat spektrofotometer untuk sampel larutan cuka dan sampel jeruk nipis. Data hasil penelitian diolah menggunakan program komputer microsoft excel dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan warna resin komposit yang direndam dalam larutan karbonasi selanjutnya direndam dalam larutan cuka dari 0,72 menjadi 1,52 dan dalam jeruk nipis dari 0,68 menjadi 1,48. Simpulan: Terdapat perubahan warna lebih cerah pada resin komposit yang direndam pada larutan cuka dan jeruk nipis.Kata kunci: Resin komposit, perubahan warna, larutan cuka, jeruk nipis
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG TAMPILAN MALOKLUSI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KRISTEN 67 IMANUEL BAHU Djunaid, Ahmad; Gunawan, Paulina N.; Khoman, Johanna A.
e-GiGi Vol 1, No 1 (2013): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.1.1.2013.1926

Abstract

Abstract: Malocclusion is a condition that deviates from normal occlusion include irregularity of the teeth in the dental arch such as crowding, protrusif, malposition and harmonious relationship with the opposing teeth. Occurrence of malocclusion in children will lead to many problems such as including impaired of mastication, speech processing as well as aesthetic problems socially impaired. The purpose of this study to describe the knowledge of malocclusion in junior high school 67 Christian Immanuel Bahu. The research is descriptive and sampling method with a total sampling methods. Retrieval of data to find a picture of malocclusions knowledge gained by means of questionnaires by a sample of 88 students. Knowledge of the research lookscale photographs by AC of IOTN in accordance with the composition of his teeth with persentse 44.31%, knowledge of tooth arrangement in accordance with the profile picture based on the percentage of 54.55% and a knowledge of  treatment  needs  in  accordance  with  the  percentage  of  23.87% appropriate Treatment needs. Keywords: knowledge, malocclusion.     Abstrak: Maloklusi merupakan keadaan yang menyimpang dari oklusi normal meliputi ketidakteraturan gigi-geligi dalam lengkung rahang seperti gigi berjejal, protrusif, malposisi maupun hubungan yang tidak harmonis dengan gigi antagonisnya. Terjadinya maloklusi pada anak akan mengakibatkan banyak masalah diantaranya gangguan pengunyahan, proses bicara serta masalah pergaulan karena estetik yang terganggu. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang maloklusi pada siswa SMP Kristen 67 Imanuel Bahu. Penelitian bersifat deskriptif dan cara pengambilan sampel dengan metode total sampling. Pengambilan data untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang maloklusi diperoleh dengan cara pengisian kuesioner oleh sampel yang berjumlah 88 siswa. Hasil penelitian didapatkan data pengetahuan tampilan berdasarkan skala fotograf AC dari IOTN sesuai dengan susunan giginya dengan persentse 44,31%, pengetahuan tentang susunan gigi sesuai berdasarkan foto profil dengan persentase 54,55% dan pengetahuan tentang kebutuhan perawatan dengan persentase 23,87% sesuai dengan kebutuhan perawatan. Kata kunci: pengetahuan, maloklusi.
Perbedaan Kadar Keasaman Saliva Pasca Menyikat Gigi dengan Sikat Gigi Konvensional dan Sikat Siwak Mo'o, Billie A. F. P.; Tendean, Lydia E. N.; Mintjelungan, Christy N.; Khoman, Johanna A.
e-GiGi Vol 7, No 2 (2019): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.7.2.2019.24642

Abstract

Abstract: Miswak (Salvadora persica) is known to be capable enough to increase the hygiene and oral health through its mechanical and chemical components. The acidity of saliva is one of the components that contribute to the acidity of the oral cavity. This study was aimed to evaluate the difference of the saliva acidity after tooth brushing using conventional toothbrush and miswak brush. This was an observational descriptive study with a cross sectional design. Population consisted of Preclinic students of Dentistry Study Program, Sam Ratulangi University Manado. Total sampling method was used in this study and we obtained 30 students that fulfilled the inclusion criteria. The result showed that the number of subjects with acid category of saliva was higher after using miswak brush (53.3%) than after using conventional toothbrush (23.3%). In conclusion, the acid category of saliva was more frequent occured afer tooth brushing with miswak brush than with conventional toothbrush.Keywords: acidity of saliva, conventional toothbrush, miswak brush Abstrak: Siwak (Salvadora persica) telah dikenal mampu meningkatkan kebersihan dan kesehatan mulut melalui kandungan komponen mekanis serta komponen kimia. Kadar keasaman saliva merupakan salah satu komponen yang berkontribusi terhadap kadar keasaman mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perbedaan kadar keasaman saliva pasca menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional dan sikat siwak. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Populasi ialah mahasiswa Preklinik Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Sam Ratulangi (PSPDG Unsrat) Manado. Metode pengambilan sampel ialah total sampling. Pada penelitian ini didapatkan 30 mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi. Setiap subyek dinilai kadar keasaman saliva sebelum dan setelah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional dan sikat siwak. Hasil penelitian mendapatkan jumlah subyek dengan nilai kadar keasaman saliva kategori asam setelah menyikat gigi menggunakan sikat siwak (53,3%) lebih besar daripada setelah menyikat dengan sikat gigi konvensional (23,3%). Simpulan penelitian ini ialah kadar keasaman saliva kategori asam setelah menyikat gigi dengan sikat siwak lebih sering ditemukan daripada yang menggunakan sikat gigi konvensional.Kata kunci: kadar keasaman saliva, sikat gigi konvensional, sikat siwak
Gambaran Kebiasaan Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gingiva pada Anak Sekolah Dasar Rasni, Novia D. P.; Khoman, Johanna A.; Pangemanan, Damajanty H. C.
e-GiGi Vol 8, No 2 (2020): E-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.8.2.2020.29905

Abstract

Abstract: Besides caries, tooth and mouth disease commonly found in children is gingival inflammation (gingivitis). The high prevalence of gingivitis in Indonesia is due to the fact that most people have not adopted good and effective habits in tooth brushing. Indicators determining the effectiveness of tooth brushing consist of tooth brushing time, frequency, duration, and method. This study was aimed to determine the overview of tooth brushing habit and gingival health status among elementary school students. This was a literature review study using the Google Scholar database. The keywords used were brushing habits, gingival health status, and elementary school children. Based on the inclusion and exclusion criteria, a critical appraisal was carried out that obtained 4 literatures consisting of 2 cross-sectional studies and 2 descriptive surveys. The results showed that most children had good habit of tooth brushing, however there were some children who had poor habit tooth brushing due to lack of understanding about the time, method, duration, and frequency of tooth brushing. The most common gingival disease was categorized as mild inflammation, followed by moderate inflammation; no severe inflammation criteria was reported. In conclusion, most elementary school students had good habit of tooth brushing and the most common gingival disease was in mild inflammation.Keywords: habit of brushing teeth, gingival health status, and elementary school children. Abstrak: Penyakit gigi dan mulut yang banyak ditemukan pada anak selain karies ialah peradangan gingiva (gingivitis). Tingginya prevalensi gingivitis di Indonesia disebabkan karena masyarakat belum menerapkan kebiasaan yang baik dan efektif dalam menyikat gigi. Indikator penentu efektivitas menyikat gigi terdiri dari waktu menyikat gigi, frekuensi, durasi, dan metode. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebiasaan menyikat gigi dan status kesehatan gingiva pada anak Sekolah Dasar. Jenis penelitian ialah studi pustaka. Pencarian data mengguna-kan database Google Scholar. Kata kunci yang digunakan yaitu kebiasaan menyikat gigi, status kesehatan gingiva, dan anak sekolah dasar. Setelah diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, dilakukan critical appraisal dan didapatkan 4 pustaka terdiri dari 2 studi potong lintang dan 2 survei deskriptif. Hasil penelitian mendapatkan sebagian besar anak melakukan kebiasaan menyikat gigi dengan baik namun masih terdapat anak dengan kebiasaan menyikat gigi yang buruk akibat kurangnya pengertian mengenai waktu menyikat gigi, frekuensi, durasi, dan metode. Penyakit gingiva yang paling banyak didapatkan yaitu pada kriteria inflamasi ringan, diikuti kriteria inflamasi sedang; kriteria inflamasi berat tidak dilaporkan. Simpulan penelitian ini ialah sebagian besar anak Sekolah Dasar telah melakukan kebiasaan menyikat gigi yang baik dan penyakit gingiva yang tersering ditemukan pada kriteria inflamasi ringan.Kata kunci: kebiasaan menyikat gigi, status kesehatan gingiva, dan anak sekolah dasar