Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Strategi Penyelesaian Pendaftaran Tanah Hak Komunal Masyarakat Hukum Adat Pandumaan-Sipituhuta Ardi Saputra Sinaga; Julius Sembiring; Sukayadi Sukayadi
Tunas Agraria Vol. 2 No. 1 (2019): Jan-Tunas Agraria
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (988.038 KB) | DOI: 10.31292/jta.v2i1.17

Abstract

Abstract: Environment and Forestry Ministry established the reserve incense forest of the Pan-dumaan-Sipituhuta Customary Law Community as a customary forest. But in reality, it has not been guaranteed legal certainty regarding the existence and recognition of the rights of the Pan-dumaan-Sipituhuta Customary Law Community. The objective of this research is to know the le-gal status of Indigenous Peoples forest in Pandumaan-Sipituhuta Customary Law at this time, strategy of the land registration of communal right settlement, and constraint and effort done in the land registration of communal right settlement of Pandumaan-Sipituhuta Customary Law Community. This research uses qualitative research method with empirical juridical research form. Based on the results of the study showed that the legal status of the Indigenous Forests of Pandumaan-Sipituhuta Customary Law Society is currently reserved as customary forest of Pan-dumaan-Sipituhuta Customary Law Community. Strategy for resolving communal rights land registration in the incense forest of the Pandumaan-Sipituhuta Customary Law Community through four stages. First, recognition of the existence of the Pandumaan-Sipituhuta Customary Law Community. Secondly, the establishment of customary forests of the Pandumaan-Sipituhuta Customary Law Community by Environment and Forestry Ministry. Third, the Settlement of Land Control in Forest Areas is carried out in accordance with Presidential Regulation Number 88 of 2017 by issuing customary forests of the Pandumaan-Sipituhuta Customary Law Community from forest areas. Fourth, registration of communal land rights of Pandumaan-Sipituhuta Custom-ary Law Community.Keywords: strategy, communal rights, customary forestsIntisari: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menetapkan pencadangan hutan kemenyan Masyarakat Hukum Adat Pandumaan-Sipituhuta sebagai hutan adat. Tetapi kenyataannya, keadaan tersebut hingga saat ini dinilai belum menjamin kepastian hukum akan keberadaan dan pengakuan hak Masyarakat Hukum Adat Pandumaan-Sipituhuta. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan bagaimana strategi penyelesaian pendaftaran tanah hak komunal hutan kemenyan Masyarakat Hukum Adat Pandumaan-Sipituhuta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis empiris. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa status hukum hutan kemenyan Masyarakat Hukum Adat Pandumaan-Sipituhuta saat ini dicadangkan sebagai hutan adat. Strategi penyelesaian pendaftaran tanah hak komunal hutan kemenyan Masyarakat Hukum Adat Pandumaan-Sipituhuta melalui empat tahapan. Pertama, pengakuan keberadaan Masyarakat Hukum Adat Pandumaan-Sipituhuta. Kedua, penetapan hutan adat Masyarakat Hukum Adat Pandumaan-Sipituhuta oleh KLHK. Ketiga, dilakukan Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2017dengan cara mengeluarkan hutan adat Masyarakat Hukum Adat Pandumaan-Sipituhuta dari kawasan hutan. Keempat, pendaftaran tanah hak komunal Masyarakat Hukum Adat Pandumaan-Sipituhuta.Kata Kunci : strategi, hak komunal, hutan adat
Keragaman Sistem Hukum Pertanahan Lokal Terhadap Pendaftaran Tanah Studi Pelaksanaan PTSL di Ohoi Ngabub dan Ohoi Sathean, Provinsi Maluku Priska Irvine Loupatty; Julius Sembiring; Ahmad Nashih Luthfi
Tunas Agraria Vol. 2 No. 2 (2019): Mei-Tunas Agraria
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.993 KB) | DOI: 10.31292/jta.v2i2.26

Abstract

Abstract: Land registration through PTSL activities is conducted for all parcels of land throughout Indonesia. However, there are some ohoi in Southeast Maluku regency that refuse the registration of land which has been implemented through PTSL in recent years, whereas almost all of ohoi in Southeast Maluku Regency has already done land registration. This study aims to determine the implementation of PTSL in Ohoi Ngabub and Ohoi Sathean, the reason the Ohoi Sathean indigenous people accepted PTSL activities and the Ohoi Ngabub indigenous people rejected PTSL activities, and the land law system that applies in both ohoi. The research method used is qualitative with a sociolegal approach. The results showed that PTSL-UKM activities carried out in 2017 at Ohoi Sathean received good responses from the Ohoi Government and indigenous people of Ohoi Sathean, while the Ohoi Ngabub government refused to do PTSL activities. This is due to the local land law system that applies in both ohois. The local land law system that applies in Ohoi Sathean is individual land ownership, whereas the local land law system that applies in Ohoi Ngabub is joint land ownership. Keywords: customary land, communal rights, PTSL, indigenous peoples of Kei Intisari: Pendaftaran tanah melalui kegiatan PTSL dilakukan untuk seluruh bidang tanah di seluruh wilayah Indonesia. Akan tetapi terdapat beberapa ohoi (desa) di Kabupaten Maluku Tenggara yang menolak dilaksanakannya pendaftaran tanah melalui PTSL, sedangkan hampir seluruh ohoi sudah dilakukan pendaftaran tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan PTSL di Ohoi Ngabub dan Ohoi Sathean, alasan masyarakat adat Ohoi Sathean menerima kegiatan PTSL dan masyarakat adat Ohoi Ngabub menolak kegiatan PTSL, dan sistem hukum pertanahan lokal yang berlaku di kedua ohoi. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan sosiolegal. Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan PTSLUKM yang dilaksanakan pada tahun 2017 lalu di Ohoi Sathean mendapatkan tanggapan yang baik dari perangkat ohoi dan masyarakat adat Ohoi Sathean sedangkan perangkat Ohoi Ngabub menolak untuk dilakukan kegiatan PTSL. Hal ini disebabkan oleh sistem hukum pertanahan lokal yang berlaku di kedua ohoi. Sistem hukum pertanahan lokal yang berlaku di Ohoi Sathean yaitu kepemilikan tanah secara individual, sedangkan sistem hukum pertanahan lokal yang berlaku di Ohoi Ngabub yaitu kepemilikan tanah secara bersama. Kata kunci: tanah adat, hak komunal, PTSL, masyarakat adat kei
Evaluasi Jarak Deteksi Antara Gestur Tangan Dan Kamera Webcam Dengan Metode Mediapipe Julius Sembiring; Vara Susilowati; Vinsensius Reinard; Meirista Wulandari
INTRO : Journal Informatika dan Teknik Elektro Vol 2 No 2 (2023): INTRO : Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Edisi Desember 2023
Publisher : Fakultas Teknik dan Informatika Universitas Panca Marga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51747/intro.v2i2.1754

Abstract

Dalam beberapa tahun terakhir, pengenalan gerakan dan interaksi manusia-mesin telah menjadi fokus utama dalam pengembangan teknologi. Aplikasi yang melibatkan gerakan tangan sebagai pengendali semakin berkembang, dari realitas virtual hingga perangkat lunak interaktif. Dalam konteks ini, teknologi pendeteksian tangan menjadi kunci untuk memberikan pengalaman yang lebih alami dan intuitif. Salah satu perkembangan penting dalam teknologi pendeteksian tangan adalah kerangka kerja MediaPipe dari Google. Menggunakan pendekatan pemrosesan citra dan pengenalan pola, MediaPipe mampu mengidentifikasi dan melacak gerakan tangan secara real-time, memiliki potensi aplikasi yang luas. Tantangan utama dalam menerapkan teknologi ini adalah evaluasi kinerja sistem dalam mengukur jarak antara tangan pengguna dan perangkat pendeteksian. Akurasi pengukuran jarak memengaruhi respons sistem terhadap gerakan tangan dan interaksi yang diinginkan. Variabilitas kondisi lingkungan, pencahayaan, dan posisi tangan dapat mempengaruhi kinerja teknologi pendeteksian jarak. Oleh karena itu, evaluasi MediaPipe terhadap deteksi jarak menjadi penting untuk memahami kemampuannya secara konsisten dan akurat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa webcam dapat mendeteksi gestur tangan pada rentang jarak 20 cm – 290 cm. Namun, di atas 290 cm – 400 cm, beberapa jenis gestur tangan mulai tidak terdeteksi. Pada jarak di atas 450 cm, semua jenis gestur tangan tidak dapat terdeteksi oleh kamera webcam. Kata Kunci : MediaPipe, Gestur tangan, Jarak, Deteksi.
IMPLEMENTASI QUICK RESPONSE CODE SISTEM PEMESANAN PADA KEMASAN PRODU Julius Sembiring; Vara Susilowati; Axel Irving Yosua Huntarso; Endah Setyaningsih
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 7 No. 3 (2024): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v7i3.32772

Abstract

In the rapidly advancing digital era, the application of technology in ordering systems has become a crucial need for micro, small, and medium enterprises (MSMEs), particularly to expand market reach and improve order management. One MSME player, producing and selling food products such as fried onions, crackers, and pempek, faces challenges with the conventional ordering system that still relies on direct interaction and offline methods. To overcome these challenges, a solution is proposed with a QR Code-based ordering system integrated with Lynk.id. By placing the QR Code on product packaging, customers can easily place orders simply by scanning the code, which will direct them to the Lynk.id page containing a product list and order form. With the Lynk.id integration, MSME owners can manage payments, track orders, and utilize analytics to understand customer behavior and purchase trends. This system not only reduces manual errors but also accelerates transaction processes and enhances the overall customer experience by applying digital technology in community service activities. The implementation results show that the combination of QR Code and Lynk.id provides a solution for order management while boosting the competitiveness of MSMEs in the wider market. The survey results show that 44.4% of respondents strongly agree that the system is easy to understand, while the rest simply agree. The ease of accessing the QR Code was positively received by customers, with 77.8% strongly agreeing that the system is easy to access. The final part of the survey assessed the ease of the system in processing customer orders, with 44.4% of customers strongly agreeing with the system. ABSTRAK Permasalahan di era digital yang semakin berkembang, penerapan teknologi dalam sistem pemesanan menjadi kebutuhan penting bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan kemudahan pengelolaan pesanan. Salah satu pelaku UMKM yang memproduksi dan menjual produk makanan seperti bawang goreng, kerupuk, dan pempek menghadapi tantangan dalam sistem pemesanan konvensional yang masih mengandalkan interaksi langsung dan metode offline. Untuk mengatasi kendala tersebut, diusulkan solusi sistem pemesanan berbasis QR Code dan Lynk.id. Melalui QR Code yang ditempatkan pada kemasan produk, pelanggan dapat memesan dengan mudah hanya dengan memindai kode, yang akan mengarahkan mereka ke halaman Lynk.id berisi daftar produk dan formulir pemesanan. Dengan integrasi Lynk.id, pelaku UMKM dapat mengelola pembayaran, melacak pesanan, dan memanfaatkan data analitik untuk memahami perilaku pelanggan serta tren pembelian. Sistem ini tidak hanya mengurangi kesalahan manual, tetapi juga mempercepat proses transaksi dan meningkatkan pengalaman pelanggan secara keseluruhan melalui penerapan teknologi digital dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hasil implementasi menunjukkan bahwa kombinasi QR Code dan Lynk.id mampu memberikan solusi dalam pengelolaan pesanan sekaligus meningkatkan daya saing UMKM di pasar yang lebih luas. Dari hasil survei, dapat dilihat bahwa 44,4% responden sangat setuju bahwa sistem ini mudah untuk dipahami, sementara sisanya setuju saja. Kemudahan dalam mengakses QR Code direspon positif oleh pembeli, dengan 77,8% pembeli sangat setuju terkait sistem yang mudah diakses. Bagian akhir survei mengecek kemudahan sistem dalam memproses pemesanan, dimana 44,4% pembeli sangat setuju dengan sistem tersebut.
MENINGKATKAN PEMAHAMAN MACHINE LEARNING DI KALANGAN SISWA SMA: TANTANGAN DAN SOLUSI Fat, Joni; Tyven Christopher Gilbert; Julius Sembiring
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 7 No. 3 (2024): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v7i3.34687

Abstract

In the era of the Fourth Industrial Revolution, technology and information education have become essential aspects of the high school curriculum. Machine Learning (ML), as one of the key technologies, plays a role in developing critical and analytical thinking skills essential for students’ futures. However, Santa Theresia High School faces challenges in teaching ML, including limited resources for practice, teacher competence, and students’ perception of ML as a difficult and abstract subject. This activity was designed as a Community Service initiative to introduce ML to students through interactive and practical methods. The event took place on March 6, 2024, at Santa Theresia High School, beginning with a theoretical session on the fundamentals of ML led by Dr. Joni Fat. Students were introduced to ML applications in everyday life and proceeded with hands-on practice using RapidMiner and Weka software. In this session, students learned to perform simple modeling tasks, such as data classification and clustering, through approaches that resemble real-life situations. The results of the activity showed an improvement in students’ understanding of ML concepts, as evidenced by their ability to complete practical tasks independently and their high interest in this technology. Group discussions at the end of the activity deepened students’ understanding through reflections on their learning experiences, identifying both the potential and challenges of using ML. Based on the evaluation results, this activity successfully increased students' interest and confidence in ML, with 85% of students feeling they understood the basics of ML better and 78% expressing interest in further studying this technology. Other positive impacts included improved collaboration skills through group discussions and simulations. Challenges encountered included infrastructure limitations and the need for further teacher training. The results of this activity are expected to enhance the quality of technology teaching at Santa Theresia High School, preparing students to face technological challenges in the future. ABSTRAK Di era Revolusi Industri 4.0, pendidikan teknologi dan informasi menjadi aspek penting dalam kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA). Machine Learning (ML), sebagai salah satu teknologi utama, berperan dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis yang esensial bagi masa depan siswa. Namun, SMA Santa Theresia menghadapi tantangan dalam pengajaran ML, termasuk keterbatasan sumber daya praktik dan kompetensi guru, serta anggapan siswa bahwa ML adalah materi yang sulit dan abstrak. Kegiatan ini dirancang sebagai upaya Pengabdian kepada Masyarakat untuk memperkenalkan ML kepada siswa dengan metode yang interaktif dan aplikatif. Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada 6 Maret 2024 di SMA Santa Theresia, dimulai dengan sesi teoretis tentang dasar-dasar ML yang dipimpin oleh Dr. Joni Fat. Siswa diperkenalkan dengan aplikasi ML dalam kehidupan sehari-hari dan dilanjutkan dengan praktik menggunakan perangkat lunak RapidMiner dan Weka. Dalam sesi ini, siswa belajar melakukan pemodelan sederhana, seperti klasifikasi dan pengelompokan data, melalui pendekatan yang mendekati situasi sehari-hari. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep ML, terbukti dari kemampuan siswa menyelesaikan tugas praktis secara mandiri serta tingginya minat mereka terhadap teknologi ini. Diskusi kelompok pada akhir kegiatan memperdalam pemahaman siswa melalui refleksi pengalaman belajar, mengidentifikasi potensi serta tantangan dalam penggunaan ML. Berdasarkan hasil evaluasi, kegiatan ini berhasil meningkatkan minat dan kepercayaan diri siswa terhadap ML, dengan 85% siswa merasa lebih memahami dasar-dasar ML dan 78% tertarik untuk mempelajari teknologi ini lebih lanjut. Dampak positif lainnya adalah peningkatan keterampilan kolaborasi melalui diskusi dan simulasi kelompok. Tantangan yang dihadapi meliputi keterbatasan infrastruktur dan perlunya pelatihan lanjutan bagi guru. Hasil kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengajaran teknologi di SMA Santa Theresia, mempersiapkan siswa menghadapi tantangan teknologi di masa depan.