Yukeu Dwi Hasyti
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Perencanaan Dan Arsitektur Universitas Winaya Mukti Bandung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Manfaat Pemantauan & Pengukuran Kinerja K3 Dalam Kegiatan Pekerjaan Yukeu Dwi Hasyti
GEOPLANART Vol 2, No 1 (2018): Edisi Agustus
Publisher : Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.409 KB) | DOI: 10.35138/gp.v2i1.135

Abstract

Setiap pekerjaan di bidang apapun memerlukan system K3 ( Kesehatan keselamata kerja) dalam proses kegiatannya. K3 merupakan salah satu metode untuk meningkatkan produktifitas dan mengurangi angka kerugian . Dengan adanya kondisi kesehatan dan keselamatan kerja yang diuntungkan bukan hanya karyawan, namun perusahaan juga akan merasakan manfaatnya. Metode untuk pengukuran dan pemantauan kinerja K3 secara teratur sebagai satu kesatuan bagian dari keseluruhan sistem manajemen Perusahaan. Pemantauan melibatkan pengumpulan informasi-informasi berkaitan dengan bahaya K3, berbagai macam pengukuran dan penelitian berkaitan dengan resiko K3, jam lembur tenaga kerja serta penggunaan peralatan/mesin/perlengkapan/bahan/material beserta cara-cara penggunaannya di tempat kerja.Manfaat kesehatan keselamatan kerja bagi karyawan adalah karyawan merasa kesehatan dan keselamatan kerja mereka terkamin, terhindar dari ancaman kesedatan keselamatan yang berasal dari pekrjaan serta lingkungan kerja dan karyawan merasa aman selama bekerja. Dari segi perusahaan juga mendapat keuntungan dari adanya kesehatan keselamatan kerja. Keuntungan yang didapat oleh perusahaan adalah proses pekerjaan berjalan seefektif mungkin, fasilitas produksi perlatan kantor terpelihara, meningkatkan motivasi kerja karyawan, dan meningkatkan efektifas karyawan dalam bekerja.
TOKSIKOLOGI LC50 AIR LIMBAH LOUNDRY TERHADAP IKAN MAS Hasyti, Yukeu Dwi
GEOPLANART Vol. 5 No. 1 (2022): EDISI NOVEMBER 2022
Publisher : Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan pesat usaha laundry rumahan di Indonesia saat ini berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem perairan. Proses pengolahan limbah laundry yang belum dilakukan secara efektif dapat mengakibatkan pencemaran air. Peringatan awal (early warning system) mengenai potensi bahaya perlu dilakukan agar limbah laundry dapat diolah secara baik dan benar sehingga tidak menimbulkan pencemaran bagi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik limbah laundry nilai toksisitas akut (LC50. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel air limbah laundry di Jalan Cipadung dan dilakukan analisa. Uji toksisitas akut dilakukan dengan metode OECD 203 menggunakan biota uji ikan mas (Cyprinus carpio) dan diperoleh nilai LC50-48 jam adalah 5.6148E-183. Dari hasil penelitian pada konsentrasi 25% dengan waktu 24 jam sudah terjadi kematian keseluruhan.  Dari hasil pengujian toksisitas pada Cyprinus carpio dapat disimpulkan bahwa  pengujian toksisitas LC50merupakan salah satu aspek peringatan awal (early warning system) mengenai potensi bahaya yang dapat ditimbulkan akibat pencemaran limbah laundry di lingkungan.
Perencanaan Sistem Jaringan Distribusi Utama (JDU) Air Minum Wilayah Pelayanan Kelurahan Rancabolang Kota Bandung Dwi Hasyti, Yukeu; Revalia, Diana; Yuliani, Elly
GEOPLANART Vol. 7 No. 1 (2024): EDISI NOVEMBER 2024
Publisher : Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyediaan air minum merupakan salah satu hal penting dan menjadi prioritas dalam perencanaan suatu daerah. Semakin bertambahnya jumlah penduduk suatu daerah yang berakibat semakin bertambahnya kebutuhan air minum. Perkembangan Kota Bandung yang pesat mempengaruhi posisi relatif SWK Gedebage di dalamnya yang mempengaruhi berbagai faktor, salah satunya faktor kebutuhan air minum. Dengan realita dan potensi yang dimiliki SWK Gedebage terhadap penataan ruang kota bandung, diperlukan perencanaan jaringan distribusi air minum dengan baik untuk dapat melayani kebutuhan masyarakat wilayah Gedebage khususnya kelurahan Rancabolang. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan Sistem Jaringan Distribusi Utama (JDU) Air Minum agar masyarakat diwilayah kelurahan Rancabolang terpenuhi kebutuhan air minumnya dengan memanfaatkan potensi sumber air yang ada di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cikalong. Jenis penelitian ini merupakan deskriptif dengan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Melalui teknik pengumpulan data observasi dan wawancara dengan menggunakan software Epanet. Penelitian ini menunjukkan jumlah penduduk pada tahun 2038 sebanyak 19.766 jiwa dengan tingkat pelayanan 80%. Total kebutuhan air minum sebesar 42,12 L/detik, Dari hasil analisis EPANET 2.0 didapatkan pada jaringan pipa transmisi dan distribusi menggunakan jenis pipa HDPE dengan diameter pipa transmisi Rancabolang 328 mm dan pipa distribusi 121 – 284 mm. Total keseluruhan panjang pipa yang dibutuhkan pada jaringan distribusi air minum di Kelurahan Rancabolang yaitu 31.418 m
PENERAPAN BALOK TIDUR DALAM STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI Hafudiansyah, Edward; Mussyafa, Faris; Setiawan, Felix; Amperawan Schipper, Lucky; Dwi Hasyti, Yukeu
JURNAL TEKNIK SIPIL CENDEKIA (JTSC) Vol 5 No 1 (2024): February
Publisher : Departement of Civil Engineering, Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51988/jtsc.v5i1.194

Abstract

Gedung Sate is one of the historic buildings that has become an icon in the city of Bandung, has a long history with a distinctive architectural design. Adjustments: The development of a new building that is adapted to the structural conditions of the existing building has experienced several obstacles, one of which is the free space between the basement floor and the beams in one of the building structures in the Gedung Sate area, namely the Setda Building A. This has resulted in the need for more space. So it is planned to use sleeping beam. This research aims to determine whether the planned sleeping beam dimensions still meet the criteria for calculating reinforcement requirements. The research method used is a qualitative research method with a case study type. Structural calculations were carried out with the help of ETABS software based on SNI 2847 2019. Based on the calculation results, the dimensions required for beam planning are B1 700/500 and B2 are 800/550. With the number of B1 reinforcements being 9D19 at the top support and 5D19 at the bottom support and 7D19 at the top field and 11D19 at the bottom field. Meanwhile, reinforcement for B2 is 8D19 at the top support and 6D19 at the bottom support and 6D19 at the top field and 6D19 at the bottom field.