Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Penerimaan Islam Di Sinjai Abad XVII (Analisis Perubahan Sosial Politik Dan Budaya) Muh. Anis
RETORIKA : Jurnal Kajian Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Retorika
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/retorika.v1i1.80

Abstract

Kedatangan Muslim di Sinjai ditandai dengan makam Puang Demmaq. Pada tahun 1604, I Towa Suro-Raja Lamatti XI diislamkan oleh Dato ri Tiro. Pada tahun 1607-1610, Dato ri Bandang mengislamkan La Pateddungi-Raja Bulo-Bulo IX. Putta Massabangnge, Puang Belle, Tuanta Yusufu, Syek Ibrahim Rahmat, Laming, dan To Maeppe Daeng Situncu, I Bolong Daeng Makketti, Laloasa Daeng Parani, Raja Daeng Mattojeng, Ismaila Daeng Pahonging, merupakan tokoh islamisasi. Pada tahun 1637, muncul ulama yang memiliki silsilah tarekat Syattariyah dan Qadiriyah, yakni: Haji al-Syekh al-Julaij Ahmad bin Abdullah al Bugisi, Al-Syekh Abdul Rahman bin Abdullah Lamatti, Syekh Abdul Jalil bin Abdullah Bulo-Bulo, dan Syekh Abdul Basir bin Abdul Jalil al-Bira wa al-Bugisi. Top Down merupakan pola islamisasi di Sinjai. Islamisasi di Sinjai berasal dari arah Timur, Barat, dan Utara dengan pendekatan tasawuf dan syariat. Perubahan Sosial-politik dan budaya dapat dilihat dalam tiga aspek. Pertama, Perubahan Sosial dalam aspek pemahaman keagamaan yakni: lahirnya kelompok Pagama dan penganut Attoriolong. Kedua, Perubahan Sosial dalam aspek sistem sosial yakni: integrasi Sara (syariat) Islam ke dalam Pangngaderreng. Ketiga, Perubahan Sosial dalam aspek ritual-tradisi budaya bercorak Islam, seperti: Sikkiri Jumaq, Mabbilang Penni, Matteggo, Mattampung, Mabbarasanji, Mabbasya Doang dan Mappanre Temme.
Al-Khawarij Dan Al-Murjiah ( Sejarah Timbulnya dan Pokok-pokok Ajarannya) Anis Anis
Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Mimbar
Publisher : Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/mimbar.v2i1.280

Abstract

Pada waktu Nabi Muhammad Saw. Bersatu bulat dalam segala-galanya. Tidak ada aliran dan mazhab pada waktu itu, apakah aliran atau mazhab dalam bidang Fiqhi maupun dalam bidang Teologi. Nabi merupakan kesatuan sumber dalam lmu dan amal, dalam perintah dan ketaatan, uswatun hasanah: suri teladan dalam kehidupan. Jika kaum muslim berbantah dan berbeda paham dalam sebuah masalah, maka ucapan nabi adalah hak yang memutuskan, dimana konsekwensi dari keputusan tesebut harus ditaati dan tidak pendapat lain, dalam artia ucapan nabi adalah Haq: yang paling benar.
Shalat dan Khutbah Jumat di Sinjai (Telaah Fenomena Nongkrong di Luar Mesjid Saat Khutbah) Anis Anis; Rahmatullah Rahmatullah; Kusnadi Kusnadi
Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Mimbar
Publisher : Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/mimbar.v6i1.374

Abstract

Penelitian ini, Pelaksanaan Shalat dan Khutbah Jumat di Sinjai (Telaah Fenomena Nongkrong di Luar Mesjid Saat Khutbah), maka ada dua frame work yang menjadi fokus penelitian, yakni: pertama, analisis konsepsi mengenai pelaksanaan shalat dan khutbah Jumat berdasarkan dalil-dalil al-Qur’an- Hadis, paradigma shalat dan khutbah Jumat perspektif mazhab fiqih ibadah. Kedua, fenomena kebiasaan nongkrong di luar mesjid saat khutbah berlangsung. Penelitian ini berusaha menemukan masalah yang menyebabkan fenomena tersebut muncul menjadi realitas yang cenderung mentradisi di seluruh mesjid tempat pelaksanaan shalat Jumat di Kabupaten Sinjai. Dalam penelitian ini dengan metode kualitatif pendekatan teori-teori sosiologi, antropologi, dan teologi. Selain itu, pada pembahasan penelitian ini akan disertai dengan rekomendasi-rekomendasi solusi pemecahan masalah atau langkah-langkah alternatif yang dapat ditempuh mengatasi masalah. Sehingga hasil penelitian ini mengemukakan bahwa, Shalat Jumat dan khutbah merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam prosesi ibadah di hari jumat. Eksistensi khutbah dalam prosesi shalat jumat sangat jelas ditinjau dari landasan dalil-dalil dan hikmah yang terkandung di dalamnya bagi kaum muslimin. Karenanya, pelaksanaan prosesi shalat dan khutbah jumat perlu ada manajemen dari pengurus/ta’mir mesjid. Untuk itu penting ada konsep tertulis mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk pelaksanaan shalat dan khutbah jumat. Selain itu, mesjid sebagai pusat ibadah kaum muslimin sekaligus sebagai tempat berkumpul menghendaki adanya fasilitas yang memadai. Fasilitas yang memadai dalam mesjid akan membuat betah jama’ah. Masalah pengadaan fasilitas di setiap mesjid biasanya terkendala dengan kemampuan dana mesjid. Akan tetapi hal ini dapat diatasi dengan ikhtiar dari para pengurus mesjid kepada pihak-pihak donatur baik perseorangan maupun lembaga tertentu untuk pengadaan fasilitas. Satu hal yang perlu dicatat bahwa rata-rata berdirinya mesjid berdasarkan swadaya masyarakat itu sendiri.
TAREQAT KHALWATIYAH SAMMAN DI DESA TONGKE-TONGKE KEC. SINJAI TIMUR (Eksistensi dan Penyebaran Ajarannya) Anis Anis; Desi Alawiyah; Burhanuddin Burhanuddin
Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani Vol 6 No 2 (2020): Jurnal Mimbar
Publisher : Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/mimbar.v6i2.431

Abstract

In this study, the implementation of Friday Prayers and Sermons at Sinjai (Phenomenon of Hanging Out outside the Mosque during Khutbah), there are two frameworks that are the focus of research, namely: first, analysis of the conception of the implementation of Friday prayers and sermons based on the arguments of the Qur'an. 'an- Hadith, the paradigm of Friday prayers and sermons from the perspective of religious fiqh schools. Second, the habit of hanging out outside the mosque during the sermon. This study seeks to find the problem that causes this phenomenon to become a reality that tends to be traditional in all mosques where Friday prayers are held in Sinjai Regency. This research uses a qualitative approach to sociological, anthropological, and theological theories. In addition, in the discussion of this research there will be recommendations for problem solutions or alternative steps that can be achieved overcoming the problem. So the results of this study suggest that the Friday Prayers and the Khutbah are an inseparable part of the worship procession on Friday. The existence of the sermon in the Friday prayer procession is very clear in terms of the basis of the arguments and wisdom contained therein for the Muslims. Therefore, the implementation of the prayer procession and Friday sermons requires management from the mosque administrators / ta'mir. For this reason, it is important to have a written concept regarding the planning, implementation and evaluation of the implementation of Friday prayers and sermons. In addition, a mosque as a center of worship for Muslims as well as a gathering place requires adequate facilities. Adequate facilities in the mosque will make the congregation feel at home. The problem of providing facilities in each mosque is usually constrained by the capacity of the mosque's funding. However, this can be overcome with the effort of the mosque administrators to the donors, both individuals and certain institutions for the provision of facilities. One thing to note is that most mosques are built based on community self-help.
SEJARAH DAN IMPLIKASI POLITIS PENERIMAAN ISLAM DI SINJAI Muhammad Anis
Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan Vol 6 No 1 (2014): Volume 6 Nomor 1 Juni 2014
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-qalam.v6i1.120

Abstract

Sejarah penerimaan Islam di Sulawesi Selatan berimplikasi pada perubahan tatanan sosial politik hubungan antar kerajaan yang eksis saat itu. Penerimaan Islam secara top down; dari penguasa ke rakyat umum, menyebabkan perubahan tatanan pelaksanaan kekuasaan;pemerintahan. Tak terkecuali di Sinjai, implikasi penerimaan Islam penguasa dan rakyat umum, menyebabkan kultur baru dalam tatanan sosial politik, yakni kultur islami dengan berbagai status sosial lembaga atau individu. Status tersebut memiliki fungsi di tengah-tengah masyarakat, yang sifatnya dapat disebut sebagai pelayanan spiritual.
TUJUAN PENDIDIKAN PERSPEKTIF HADIS NABI SAW Muhammad Anis
Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam dan Pendidikan Vol 6 No 2 (2014): Volume 6 Nomor 2 Desember 2014
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-qalam.v6i2.168

Abstract

Orientalis jika ditinjau dari segi telaah epistemologis, maka “pure Science” atau agama sebagai obyek penelitian merupakan landasan yang dilakukan Barat (Orientalis) dalam mengkaji Islam dengan menggunkan beberapa metode pendekatan yaitu pendekatan historisme, pendekatan fenomenologi, dan Pendekatan teologi. Orientalis Jika ditinjau dari segi telaah aksiologis, maka dibalik kajian mereka terhadap Islam ada motivasi atau tujuan tertentu yang ingin mereka capai. Motivasi tersebut adalah Motivasi agama yaitu Penyebaran agama Kristen, Motivasi imperialisme yaitu menguasai dunia timur atau Islam meliputi kekayaan alamnya (bisnis) dan pengaruh politiknya, dan motivasi ilmiah yaitu mengkaji Islam dengan melihat Islam sebagai obyek studi ilmiah. Orientalis juga bisa dikenali melalui Obyek kajian mereka, yaitu Orientalis yang mengkaji al-Qur’an dan orientalis yang mengkaji Hadis, sorotan analisis mereka lebih tertuju pada sejarah kodifikasinya dan fakta-fakta sejarah yang dianggap menyertai teks tersebut, tanpa memperhatikan esensi dan praktek kaum muslimin. Eksistensi hasil penelitian, kajian, dan analisi para orientalis menimbulkan reaksi yang berbeda pula bagi “kaum intelektual Muslim”, ada yang menentang dan ada pula netral walaupun mereka tahu bahwa banyak kesimpulan orientalis tidak benar. Yang jelas mereka mengkaji Islam dengan memakai Metodedologi, hemat penulis inilah bagian terpenting yang perlu ditangkap oleh kaum terpelajar muslim.
POTRET PENDIDIKAN MASA DINASTI UMAYYAH Muhammad Anis
Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan Vol 7 No 1 (2015): Volume 7 Nomor 1 Juni 2015
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-qalam.v7i1.185

Abstract

Sejarah pendidikan Islam pada hakekatnya sangat berkaitan erat dengan sejarah Islam. Periodesasi sejarah pendidikan Islam selalu selaras dengan periodesasi sejarah Islam itu sendiri. Oleh sebab itu, tulisan ini berusaha menguraikan secara global tentang potret pendidikan Islam masa dynasty Umayyah melalui tiga rumusan masalah yaitu: pola-pola pendidikan pada masa Dinasti Umayyah; tokoh-tokoh pendidikan pada masa itu, dan bentuk lembaga pendidikan pada masa itu dengan menggunakan pendekatan sejarah. Hasil dari ketiga rumusan tersebut menunjukkan bahwa Pola Pendidikan pada masa ini adalah menggunakan sistem desentrasi. Beberapa tokoh ulama-ulama termasyhur yang mewakili kota-kota Islam pada masa itu antara lain : Abdullah bin Umar di Makah, Abdullah bin Mas’ud di Kufah, Abdullah bin Abbas di Makah, dan Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash di Mesir. Madrasah atau lembaga pendidikan yang telah dibangun pada masa itu adalah Madrasah Makah, Madrasah Madinah, Madrasah Bashrah, Madrasah Kufah, Madrasah Damsyik (Damaskus), dan Madrasah Fustat di Mesir.
PERKEMBANGAN POLITIK MASA AL-KHULAFA AL-RASYIDUN Muhammad Anis
Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan Vol 8 No 1 (2016): Volume 8 Nomor 1 Juni 2016
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/al-qalam.v8i1.204

Abstract

Al-khulafa al-rasyidun merupakan pemimpin Islam dari kalangan sahabat, pasca Nabi Muhammad SAW wafat. Mereka merupakan pemimpin yang dipilih langsung oleh para sahabat melalui mekanisme yang demokratis. Siapa yang dipilih, maka sahabat yang lain berhak untuk memberikan bai’at (sumpah setia) pada calon yang terpilih tersebut. Perjalanan empat khalifah akhirnya di pimpin oleh Abu Bakar as- Shiddiq, Umar bin Khatab, Usman bin ‘Affan, dan Ali bin Abi Thali
PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MAN 1 SINJAI Rahmatiah Rahmatiah; Hardianto Rahman; Muhammad Anis
Jurnal Al-Ilmi: Jurnal Riset Pendidikan Islam Vol 1 No 1 (2020): Volume 01 Nomor 01 September 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAI Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.107 KB) | DOI: 10.47435/al-ilmi.v1i1.401

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan motivasi antara pesertadidik yang diajar dengan menggunakan metode ceramah dengan peserta didik yangdiajar dengan menggunakan metode Problem Solving. Dalam penelitian ini telahdilakukan uji normalitas, uji linearitas, uji validitas dan uji hipotesis data, danAL-Ilmi Jurnal Kajian Islam &Pendidikan 2Vol.01 No 01, 2020Volume 01 No 01 2020ISSN (print) : xxxx-xxxxISSN (online) : xxxx-xxxxHomepage : http://journal.iaimsinjai.ac.id/index.php/aldiperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan tingkat motivasi belajar pesertadidik. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakanpendekatan nonequivalent control group design Data yang dikumpulkan dalampenelitian ini diperoleh dan digali dari data angket informanya itu peserta didikkelasXI MIPA I dengan jumlah sampel 32 orang dan XI MIPA 3 dengan jumlahsampel 29 orang. Hasil penelitian ini ditunjukkan sebagai berikut: 1) Penerapanmetode ceramah pada peserta didik kelas XI MIPA 1 disimpulkan bahwa terjadipeningkatan motivasi belajar peserta didik selama dilakukannya tindakan. 2)Penerapan metode problem solving pada peserta didik kelas XI MIPA 3 disimpulkanterjadi peningkatan motivasi belajar berdasarkan data yang telah diuji selamatindakan. 3) Penerapan metode problem solving lebih tinggi daripada motivasibelajar peserta didik pada metode ceramah. Oleh karena nilai t hitung > t tabel(4,025 > 2,042) dan P value (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak, artinya bahwa adaperbedaan antara rata-rata motivasi belajar peserta didik kelas XI MIPA I dan kelasXI MIPA 3. Pada table group statistic terlihat rata-rata (mean) untuk kelas XI MIPAI sebesar 69,50 dan rata-rata (mean) kelas XI MIPA 3 sebesar 77,14. Artinya bahwanilai rata-rata motivasi peserta didik yang diajar dengan metode problem solvinglebih tinggi daripada nilai rata-rata motivasi belajar peserta didik yang diajardengan metode ceramah. Perbedaan rata-rata (mean) sebesar 7,65 (77,14 – 69,50)dan perbedaan berkisar antara 3,84.
IMPLEMENTASI METODE ACTIVE LEARNING TIPE POSTER SESSION DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PAI Nasrah Nasrah; Muh Judrah; Muh Anis
Jurnal Al-Ilmi: Jurnal Riset Pendidikan Islam Vol 1 No 2 (2021): Volume 01 Nomor 02 Maret 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAI Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1049.871 KB) | DOI: 10.47435/al-ilmi.v1i2.535

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar dan hasil belajar peserta didik setelah implementasi metode Active Learning tipe Poster Session. Dalam penelitian ini telah dilakukan uji statistik deskriptif dan uji paired samples t-test untuk uji hipotesis dan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat peningkatan minat belajar dan hasil belajar peserta didik setelah implementasi metode Active Learning tipe Poster Session. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Variabel X adalah metode Active Learning tipe Poster Session sedangkan variabel Y ada dua yaitu: minat belajar dan hasil belajar. Adapun populasi pada riset ini adalah peserta didik di UPTD SMP Negeri 6 sinjai dengan menentukan sampel khusus peserta didik kelas VIII B yang berjumlah 30 orang. Langkah teknis pengumpulan data ditempuh dengan menggunakan instrumen kuesioner, soal test dan lembar observasi. Selanjutnya untuk analisis data digunakan program Spss versi 25 dan pree-test dan post-test. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa: Implementasi metodeActive Learning tipe Poster Session dapat meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak artinya terdapat peningkatan minat belajar peserta didik, Sedangkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI melalui metode Active Learning Tipe Poster Sesson juga meningkat dilihat nilai sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak artinya terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik, serta dapat dilihat dari skor rata-rata yang didapatkan setelah tindakan yaitu 77,7 dari KKM 73.