Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

AKTIVITAS EKSTRAKURIKULER DAN PRESTASI BELAJAR DALAM SELF-MANAGEMENT SISWA DI SMA NEGERI 3 YOGYAKARTA Alawiyah, Desi; Harahap, Nurintan Muliani
Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol 15, No 1 (2018): Juni
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.554 KB) | DOI: 10.14421/hisbah.2018.%x

Abstract

Aktifitas ekstrakurikuler seharusnya tidak membuat prestasi peserta didik menjadi turun.Yang menjadi kesenjangan adalah banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan oleh pihak sekolah membuat peserta didik ingin mengikutinya dan tanpa peserta didik sadari waktu dalam berkegiatan ekstrakurikuler berbenturan dengan kegiatan kurikulum yang ada di sekolah. Sehingga dibutuhkan self-manajement yang baik bagi peserta didik.Penelitian ini termasuk penelitian lapangan dengan model kualitatif, metode pengumpulan data berupa observasi dan wawancara dengan Guru BK. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan data dan mereduksinya menjadi sebuah kesimpulan. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah Guru BK yang merupakan sumber keseluruhan informasi yang dapat memeberikan data mengenai self-manajement sebagai upaya guru BK dalam memberikan motivasi belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Hasil dari penelitian ini adalah bimbingan konseling belajar yang diberikan berupa: mengembangkan rasa ingin tahu dan mengembangakan ilmu pengetahuan, pemantapan sikap dan kebiasaan belajar secara efektif dan efisien, pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya bagi pengembangan pengetahuan, dan orientasi jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kata Kunci: Aktifitas Ekstrakurikuler, Prestasi Belajar, Self Manajement.
AKTIVITAS EKSTRAKURIKULER DAN PRESTASI BELAJAR DALAM SELF-MANAGEMENT SISWA DI SMA NEGERI 3 YOGYAKARTA Desi Alawiyah; Nurintan Muliani Harahap
Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol 15, No 1 (2018): Juni
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.554 KB) | DOI: 10.14421/hisbah.2018.151-03

Abstract

Aktifitas ekstrakurikuler seharusnya tidak membuat prestasi peserta didik menjadi turun.Yang menjadi kesenjangan adalah banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan oleh pihak sekolah membuat peserta didik ingin mengikutinya dan tanpa peserta didik sadari waktu dalam berkegiatan ekstrakurikuler berbenturan dengan kegiatan kurikulum yang ada di sekolah. Sehingga dibutuhkan self-manajement yang baik bagi peserta didik.Penelitian ini termasuk penelitian lapangan dengan model kualitatif, metode pengumpulan data berupa observasi dan wawancara dengan Guru BK. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan data dan mereduksinya menjadi sebuah kesimpulan. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah Guru BK yang merupakan sumber keseluruhan informasi yang dapat memeberikan data mengenai self-manajement sebagai upaya guru BK dalam memberikan motivasi belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Hasil dari penelitian ini adalah bimbingan konseling belajar yang diberikan berupa: mengembangkan rasa ingin tahu dan mengembangakan ilmu pengetahuan, pemantapan sikap dan kebiasaan belajar secara efektif dan efisien, pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya bagi pengembangan pengetahuan, dan orientasi jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kata Kunci: Aktifitas Ekstrakurikuler, Prestasi Belajar, Self Manajement.
Pendekatan Person-Centered Dalam Menangani Body Shaming Pada Wanita Desi Alawiyah
Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Mimbar
Publisher : Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/mimbar.v5i1.73

Abstract

Menginjak fase pubertas remaja mengalami fase peruahan salah satu perubahan fisik. Beberapa kasus yang dialami oleh remaja berupa kekerasan non veral. Perubahan fisik menjadi bahan ejekan, seperti terlalu tinggi, terlalu pendek, terlalu gemuk, terlalu kurus, berkulit coklat, dan lain sebagainya. Komentar soal tubuh yang dianggap tidak sesuai keyakinan kecantikan dapat membuat seseorang merasa kurang peraya diri. Kemajuan teknologi pada era ini memudahkan individu dalam mengakses informasi dari segala media. Selain memudahkan juga menimbulkan permasalahan perbandingan dari individu satu dengan lainnya. Body shaming seagai salah satu kasus yang mudah sekali terjadi tanpa disadari oleh setiap orang. Body shaming adalah bentuk dari tindakan mengomentari fisik, penampilan, atau citra diri seseorang. Pendekatan person-centered memberikan bantuan berupa meningkatkan kualitas hubungan antara konselor dan klien (conditions for therapeutic change). Konselor membentuk kembali ideal self dan real self dari Individu tersebut.
Konseling Traumatik: Sebuah Strategi Guna Mereduksi Dampak Psikologis Korban Bencana Alam Hayatul Khairul Rahmat; Desi Alawiyah
Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Mimbar
Publisher : Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/mimbar.v6i1.372

Abstract

Tulisan ini mencoba untuk membahas konseling traumatik sebagai sebuah strategi untuk mereduksi dampak psikologis korban bencana alam. Indonesia adalah negara yang akan mengalami bencana yang dapat dilihat berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada tahun 2019 yang disediakan 3.721 peristiwa bencana. Bencana yang terjadi akan menimbulkan dampak psikologis maupun dampak non-psikologis. Penulisan ini menggunakan pendekatan studi literatur. Temuan dalam penelitian ini adalah (1) konseling traumatik merupakan proses memberi makna bagi klien yang mengalami trauma dan memberi makna pula bagi konselor yang membantu mengatasi trauma kliennya; (2) dampak psikologis dari bencana alam dapat diketahui berdasarkan tiga faktor yaitu faktor pra bencana, faktor saat bencana, dan faktor pasca bencana; dan (3) dalam implementasi konseling traumatik dalam mereduksi dampak psikologis korban bencana alam menggunakan beberapa strategi dalam tiga tahap yaitu tahap awal konseling, tahap pertengahan konseling, dan tahap akhir konseling.
TAREQAT KHALWATIYAH SAMMAN DI DESA TONGKE-TONGKE KEC. SINJAI TIMUR (Eksistensi dan Penyebaran Ajarannya) Anis Anis; Desi Alawiyah; Burhanuddin Burhanuddin
Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani Vol 6 No 2 (2020): Jurnal Mimbar
Publisher : Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/mimbar.v6i2.431

Abstract

In this study, the implementation of Friday Prayers and Sermons at Sinjai (Phenomenon of Hanging Out outside the Mosque during Khutbah), there are two frameworks that are the focus of research, namely: first, analysis of the conception of the implementation of Friday prayers and sermons based on the arguments of the Qur'an. 'an- Hadith, the paradigm of Friday prayers and sermons from the perspective of religious fiqh schools. Second, the habit of hanging out outside the mosque during the sermon. This study seeks to find the problem that causes this phenomenon to become a reality that tends to be traditional in all mosques where Friday prayers are held in Sinjai Regency. This research uses a qualitative approach to sociological, anthropological, and theological theories. In addition, in the discussion of this research there will be recommendations for problem solutions or alternative steps that can be achieved overcoming the problem. So the results of this study suggest that the Friday Prayers and the Khutbah are an inseparable part of the worship procession on Friday. The existence of the sermon in the Friday prayer procession is very clear in terms of the basis of the arguments and wisdom contained therein for the Muslims. Therefore, the implementation of the prayer procession and Friday sermons requires management from the mosque administrators / ta'mir. For this reason, it is important to have a written concept regarding the planning, implementation and evaluation of the implementation of Friday prayers and sermons. In addition, a mosque as a center of worship for Muslims as well as a gathering place requires adequate facilities. Adequate facilities in the mosque will make the congregation feel at home. The problem of providing facilities in each mosque is usually constrained by the capacity of the mosque's funding. However, this can be overcome with the effort of the mosque administrators to the donors, both individuals and certain institutions for the provision of facilities. One thing to note is that most mosques are built based on community self-help.
MENEMUKENALI KONSEP ETIKA DAN SIKAP KONSELOR PROFESIONAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING Desi Alawiyah; Hayatul Khairul Rahmat; Syahti Pernanda
Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani Vol 6 No 2 (2020): Jurnal Mimbar
Publisher : Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/mimbar.v6i2.457

Abstract

The complexity of the problems faced by students today, of course, is followed by the endurance of the individual both physically and psychologically. Therefore, a counselor should have sufficient insight, knowledge, skills, values, and attitudes in carrying out guidance and counseling services for all types of diversity in order to create a professional counselor. Therefore, this paper tries to identify the ethical concepts and attitudes of professional counselors in guidance and counseling so that later professional counselors are formed in terms of ethics, attitudes, and personal qualities of the counselors. This writing uses a literature study approach and content analysis techniques. The findings in this paper are (1) the counselor's professional ethics are the rules of behavior that become a reference for the counselor in carrying out his duties or responsibilities in providing guidance and counseling services to the counselee; (2) the counselor's professional attitude includes being responsible, caring about professional identity and professional development, having an awareness of commitment, being skilled at using special techniques developed on the basis of broad insights and scientific principles, understanding and managing personal and professional strengths and limitations. and maintaining objectivity and maintaining the counselee's problems, and (3) the efforts made by the counselor in developing his professional attitude and ethics, namely by developing attitudes during pre-service education and developing attitudes during his tenur
KONSEP LABORATORIUM BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI UPAYA MENYIAPKAN CALON KONSELOR PROFESIONAL Desi Alawiyah; Mulkiyan
Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Mimbar
Publisher : Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/mimbar.v7i1.599

Abstract

Artikel ini ini bertujuan untuk menawarkan konsep laboratorium bimbingan dan konseling sebagai salah satu gambaran terancangangnya laboratorium dalam mendukung dan mengembangkan potensi mahasiswa. Mahasiswa seharusnya tidak hanya memiliki ilmu konsep dan teoritis semata, melainkan mahasiswa juga harus mendapatkan soft skill. Pengembangan ilmu konsep dan teoritis bisa didapatkan melalui pembelajaran kelas, tetapi pengembangan soft skill mahasiswa didapatkan pada pembelajaran di laboratorium. Mahasiswa butuh mengembangankan soft sikll sebagai bentuk pencapaian pembelajaran dan pengembangan untuk membangun sikap professional. Dikarenakan keberadaan laboratorium sangat urgensi dalam mendidik dan memberikan skill bagi mahasiswa sebagai calon konselor. Sehingga dibutuhkan sebuah konsep laboratorium yang mendukung kebutuhan tersebut. Konsep Laboratorium yang ditawarkan berupa sistem layanan, ruangan laboratorium bimbingan dan konseling, instrumentasi, dan dokumentasi. Sehingga dengan adanya konsep laboratorium bimbingan dan konseling disetiap prodi BKI diharapkan kedepannya mahasiswa bisa mengenal kondisi di sekolah maupun masyarakat secara komprehensif. Tidak menghasilkan lulusan yang cenderung teoritis tetapi minim praktik dan tidak mampu berbuat banyak terhadap lingkungan sekitarnya.
PROBLEMATIKA DAN PENDAMPINGAN ANAK YANG MENGALAMI GANGGUAN GADGET Desi Alawiyah; Mulkiyan Mulkiyan; Muh.Erwin
Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani Vol 8 No 1 (2022): Journal Mimbar
Publisher : Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/mimbar.v8i1.890

Abstract

Gadget merupakan alat telekomunikasi kecil yang berfungsi memiliki tujuan dan fungsi praktis terutama untuk membantu pekerjaan manusia. Kemajuan semakin pesat hampir semua orang memiliki gadget untuk mempermudah dan juga menjadi alternatif hiburan. Orang dewasa dan ataupun orangtua menggunkan gadget sehingga anak-anak pun melihat dan mengikuti. Tetapi problematikanya anak-anak belum dapat mengontrol penggunaan gadget. Adapun beberapa hasil dari artikel ini untuk upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketergantungan anak dalam menggunakan gadget diantaranya: Pilih sesuai dengan usia anak, Selektif dalam memilihkan aplikasi permainan di dalam gadget, Temani anak dalam bermain, Batasi waktu bermain gadget anak, serta mengajak anak melakukan kegiatan positif.
ANALISIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING QUR’ANI DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN BERAGAMA PESERTA DIDIK DI SEKOLAH Zulkifli A; Nurus Sa'adah; Desi Alawiyah
Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani Vol 8 No 1 (2022): Journal Mimbar
Publisher : Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/mimbar.v8i1.892

Abstract

Tulisan ini dibuat dengan tujuan untuk memperkenalkan dan menjelaskan tentang layanan bimbingan dan konseling qur’ani dalam menumbuhkan kesadaran beragama peserta didik di sekolah. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (library reaserc). Sasaran tulisan ini adalah sekolah, lembaga pendidikan formal dan non formal, guru dan konselor. Secara sinkat, dari tulisan ini dapat dipahami tentang metode layanan bimbingan dan konseling qur’ani dalam menumbuhkan kesadaran beragama peserta didik di sekolah yang terdiri dari, pertama: memberikan keteladanan melalui sikap dan tindakan (keteladanan), kedua: mengajak berfikir dan menganalisis (metode penalaran), ketiga: metode kisah (cerita), keempat: metode konseling qur’ani. Dengan adanya tulisan ini diharapkan guru dan konselor dapat memberikan bimbingan dan konseling terhadap siswa dalam menumbuhkan kesadaran beragama.
Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesejahteraan Psikologis Pada Mahasiswa Semester Akhir Desi Alawiyah; Citra Anggraeni Alwi; Lilis; Selvi
Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani Vol 8 No 2 (2022): Journal Mimbar
Publisher : Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/mimbar.v8i2.1190

Abstract

Psychological Well Being is a biological well-being characterized by self-acceptance, positive correlation, independence, environmental dominance, purpose in life, and self-development. In the Covid-19 era, this has a big impact on life, especially for final semester students, with the Large-Scale Social Restrictions (PSBB) which harms many parties, especially those who are forced to carry out three higher education services and are unable to carry out Compulsory Student Education. Business as usual in education, research and community service. Delayed, in addition to the burden of the final task which becomes an obstacle for students, it is also difficult to write papers, mentoring, etc., which is a challenge that has a lot of negative impacts on the psychology of final students. The emergence of psychological barriers, resulting in the welfare (Psichological Well Being) of students in the learning process is hampered. Student mental health is related to academic ability and how their relationship uses social skills, health, and spirituality. Efforts to create an environment that supports the mental health of students must have good social support. Social support comes from family, friends, friends and social groups.