Sri Awan Asri
STKIP Kusuma Negara

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Budaya Hidup Tertib Terhadap Karakter Disiplin Dalam Belajar: Karakter Disiplin Dalam Belajar Herinto Sidik Iriansyah; Sri Awan Asri; Sri Rahayu Pudjiastuti; S Sudjoko
Jurnal Citizenship Virtues Vol. 2 No. 1 (2022): Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pendidikan Karakter dan Perilaku Hidup
Publisher : LPPM STKIP Kusuma Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.93 KB) | DOI: 10.37640/jcv.v2i1.918

Abstract

Kesediaan mematuhi tata tertib yang berlaku disekolah sudah mulai pudar, hal ini tercermin banyaknya siswa yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah. Oleh karena itu, kondisi ini menuntut guru selaku pendidik untuk senantiasa mendisiplinkan siswa. Untuk mencapai hal tersebut perlu diterapkan budaya hidup tertib agar karakter disiplin dalam belajar dapat terwujud. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh budaya hidup tertib terhadap karakter disiplin dalam belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan studi korelasi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan Korelasi Product Moment. Dari hasil perhitungan diperoleh rxy sebesar 0,6125 dan r-tabel sebesar 0,361 sehingga ( 0,6125 > 0,361 ) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Budaya Hidup Tertib terhadap Karakter Disiplin Dalam Belajar di MTs Nurul Huda Cimanggis Depok. Koefisien determinasi sebesar 0,61252 = 0,3751. Dengan demikian kontribusi variabel X terhadap Y sebesar 37,51 %. Tingkat keberartian pengaruh kedua variabel dilakukan dengan uji - t. Dari hasil perhitungan diperoleh t - hitung sebesar 4,10 pada taraf signifikansi 0,05 dengan dk (28) dan t - tabel sebesar 2,05. Dengan demikian t - hitung lebih besar dari t - tabel ( 4,10 > 2,05 ). Perbandingan kedua nilai “t” tersebut menunjukkan adanya hubungan yang berarti.
Analisis Problematika Pembelajaran Online di MI Attaqwa 11 Bekasi Chrisnaji Banindra Yudha; Dyah Anungrat Herzamzam; Sri Awan Asri
DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik Vol 6, No 2 (2022): DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.013 KB) | DOI: 10.20961/jdc.v6i2.62227

Abstract

Pembelajaran online dilaksanakkan untuk mengurangi dan menekan kasus covid-19, dalam proses pembelajarannya menggunakan media pembelajaran online. Adapun Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan problematika pembelajaran online di MI Attaqwa 11 Bekasi tentang (1) sarana dan prasarana pembelajaran, (2) kendala pemanfaatan smartphone dalam pembelajaran, dan (3) Keterampilan dalam mengoperasikan sarana pembelajaran online oleh Guru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data yang digali dari penelitian ini adalah dua guru yang mengajar di kelas IV dan siswa sebanyak tiga puluh.  Teknik analisis data dalam penelitian ini melalui reduksi, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Pada proses pengumpulan data, dengan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Adapun Hasil penelitian yang diperoleh adalah sarana prasarana pembelajaran online sangat minim, dalam satu keluarga memiliki satu perangkat smartphone untuk dua sampai tiga anggota keluarga dalam proses pembelajaran online, kuota yang diberikan pemerintah belum mampu digunakan dengan baik, ada juga siswa maupun orang tua yang tidak memiliki smartphone sebagai sarana pembelajaran online. Terkait dengan pemanfaatan smartphone, guru dan siswa sebagian besar belum familiar dengan penggunaan Google classroom dan Zoom, sehingga proses pembelajaran belum mampu ditransfer dengan baik. Keterampilan guru dalam mengoperasikan sarana pembelajaran online, sebagian besar guru masih dalam proses beradaptasi dalam teknologi, sehingga membutuhkan pelatihan untuk mengoperasikannya. kesimpulnnya adalah minimnya sarana prasarana pembelajaran online, guru belum mampu menggunakan Google classroom dan Zoom, dan sebagian besar guru belum familiar dalam mengoperasikan sarana pembelejaran online serta memerlukan pelatihan.