Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PEMANFAATAN GAS BUANG MOTOR DIESEL DAN PROSES PERPINDAHAN PANAS PADA DESTILATOR AIR LAUT Parenden, Daniel; Sahupala, Peter
MUSTEK ANIM HA Vol 3 No 1 (2014): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar proses perpindahan panas yang terjadi padadestilator denganpemanfaatan  panas gas buang.Penelitian dilakukan Laboratorium Universitas Musamus Merauke, dengan menggunakan metode pengujian. Adapun data-data yang diambil adalah Temperatur air pada bagian-bagian destilator maupun temperatur gas pada dinding pipa exaust manifold. Pengujian menggunakan motor Diesel selinder tungga dengan daya 8,5 HP dan putaran motor adalah 2600 rpm.Hasil dan kisimpulan menunjukkan bahwa Putaran motor 2600 rpm, temperatur air mulai konstan pada menit 90 yaitu 80oC begitu juga temperatur permukaan pipa yaitu 80oC, pada kondisi tersebut temperatur gas buang 127oC dan temperatur air 60oC dicapai dengan waktu 180 menit temperatur gas buang yang keluar dari destilator akan berada pada temperatur 60 oC. Kalor hasil pembakaran adalah sebesar   dan laju alir massa gas buang adalah sebesar .  Koefisien perpindahan pada pada bagian luar pipa adalah , sedangkan perpindahan panas menyeluruh adalah 22,1204 W/m2.oC. Penelitian destilasi air laut dengan memanfaatkan panas gas buang mesin Diesel dengan luas destilator 0,073656 m2 . 
STUDI PEMANFAATAN CANGKANG DAN SERABUT KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR TERHADAP PROSES PEMBAKARAN PADA KETEL UAP PT. KORINDO GROUP MERAUKE Sahupala, Peter; Parenden, Daniel
MUSTEK ANIM HA Vol 3 No 2 (2014): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Medco merupakan suatu badan usaha yang bergerak mengelola hutan tanaman industri dan salah satu cabang perusahaan tersebut berada di Papua Selatan – Merauke. Perusahaan ini mengelola kayu untuk diolah menjadi bahan baku kertas dan keperluan lainnya. Aktivitas produksi kayu yang menghasilkan limbah dalam volume yang sangat besar, limbah-limbah tersebut ternyata masih memiliki nilai kalor yang cukup tinggi yang pemanfaatannya akan menghasilkan bahan bakar yang bisa di pakai, salah satunya sebagai bahan bakar ketel uap untuk pembangkit tenaga. Pada dasarnya semua limbah pada pabrik pengolahan kayu dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam kawasan pabrik tersebut yaitu sebagai bahan bakar ketel uap untuk memasok kebutuhan uap panas guna pembangkit listrik disamping itu juga untuk proses pengolahan kayu pada industri. Potongan-potongan kayu kecil atau dikenal dengan  nama Waste wood chips and barks (Sisa Kepingan dan kulit kayu) dipergunakan sebagai energi alternatif pengganti kepingan dan kulit kayu dan minyak bumi yang biasanya digunakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).Proses pembakaran Sisa Kepingan dan kulit kayu menghasilkan uap yang digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, membutuhkan analisis pada nilai bahan bakar dan spesifikasi ketel uap, selanjutnya untuk menetukan proses pembakaran yang sempurna, dilakukan perhitungan kebutuhan jumlah udara pembakaran yang terdiri dari jumlah udara primer dan jumlah udara sekunder. Dart data bahan bakar dan setelah itu menganalisa proses pembakaran didalam ketel uap dengan menggunakan metode BTU.Dari hasil perhitungan proses pembakaran pada ketel uap (PLTU)  1 x 7 MW PT. Medco menunjukkan Carbon  (C) 34,47 %, Hydrogen (H2)  4,22 %, Sulfur (S) 0,06 %, Oksigen (O2) 30,75 %, Nitrogen (N2) 0,22 %, Water (H2O) 27,80 %,  Ash 2,48 % dan nilai kalor sebesar Hight Heating Value  (HHV) 9160,8 Btu/lb, Excess air  30% serta  komsumsi bahan bakar 16784 kg/jam. Laju aliran massa uap 35 ton atau 66150 lb/h dengan temperatur gas pembakaran yang diperoleh sebesar 1490oC dan temperatur adiabatik yang terbentuk didalam furnace yaitu sebesar 1075oC. kebutuhan udara primer adalah sebesar 43594,91 kg udara dan kebutuhan udara sekunder 18727,24 kg udara. energi kalor yang dimasukkan ke ketel uap dari hasil proses pembakaran 98,24 x 106 BTU/h  atau sebesar 28,77204 MW, kalor tersebut yang dimanfaatkan untuk proses perubahan fase fluida cairan didalam pipa air disepanjang dinding ketel hanya sebesar 83,038 x 106 BTU/h atau sebesar 24,31975425 MW. Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi kehilangan energi sebesar 15,2020 x 106 BTU/h atau 4,452286 MW.
ANALISIS INSTALASI POMPA PEMADAM KEBAKARAN PADA KOMPLEKS TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK MERAUKE Arifin, Agus Samsul; Sahupala, Peter; Parenden, Daniel
MUSTEK ANIM HA Vol 3 No 3 (2014): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari suatu instalasi pompadengan memperhitungkan total kerugian head serta ketersediaan daya pompa padakeseluruhan instalasi yang dihitung apakah akan terjadi kavitasi ataukah tidak, padaKompleks Terminal Bahan Bakar Minyak Pertamina Merauke. Adapun data-data yangdiambil adalah data reservoar, panjang pipa, sudut belokan pipa, diameter pipa dan datapompa serta gambaran instalasi yang ada. Pengolahan data dilakukan dengan metodeHazen-Williams. Data dianalisis melalui perhitungan head pompa untuk mendapatkanNPSH yang tersedia dan NPSH yang dibutuhkan.  Perhitungan Head Loses menunjukkan bahwa kecepatan air pada pipa akhiradalah sebesar 20,762 m/detik, kecepatan aliran air yang masuk ke pompa adalah2,9197m/detik, kapasitas debit 341,126 m3/jam sedangkan kapasitas yang terpasang adalahsebesar 340,687 m3/jam dengan kebutuhan daya sebesar 27,205 kW, sedangkan dayayang terpasang adalah sebesar 28 kW. Head Isap Positip Neto yang tersedia adalah 5,76m dan Head Isap Positip Neto yang diperlukan adalah 5,76 m, Head Total adalah sebesar72 m sedangkan Head maksimum pada pompa adalah sebesar 80 m sehingga dapatdinyatakan pompa bekerja dalam keadaan aman dan tanpa mengalami kavitasi.
PERANCANGAN COLD STORAGE PADA PETI KEMAS UNTUK UDANG Sahupala, Peter; Latuheru, Reinyelda D.
MUSTEK ANIM HA Vol 5 No 2 (2016): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v5i2.622

Abstract

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah Menghitung beban pendinginan pada cold storage udang beku, Menghitung prestasi siklus kompresi uap meliputi laju aliran massa, daya kompresor, dan COP.Penelitian ini menggunakan metode rancangan teoritis. Perancangan cold storege untuk komuditi udang, dengan kapasitas satu container tersebut akan dihitung berapa besar pembebanan pendingin yang harus diberikan sehingga mendapatkan efisiensi cold storage yang maksimum. Data rancangan diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan. Waktu penelitian  telah dilaksanakan April 2015.Adapun hasil perhitungan menunjukkan bahwa Refrigeran yang digunakan Refrigeran 12 (R-12), Beban pendinginan = 14,3022 TR = 50,254 kW, Produk udang = 12 ton = 12.000 kg, Suhu cold storage : 10° C, Superheated : 5° C, Sub cooled : 5° C, Temperatur refrigeran di kondenser : 35° C, Temperatur refrigeran di evaporator : 5° C, Tekanan di kondenser : 0,80 MPa Tekanan di evaporator : 0,40 Bar serta COP : 4,76
PEMANFAATAN LIMBAH BATANG PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Prasetyo, Yudhi Dwi; Sahupala, Peter; Latuheru, Reinyelda D.
MUSTEK ANIM HA Vol 6 No 2 (2017): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v6i2.683

Abstract

Kabupaten Merauke khususnya Distrik Semangga, memiliki luas lahan sekitar 650 Ha sawah dimana setiap panen padi  menghasilkan 4550-5200 Ton gabah. Sedangkan proses penggilingannya menghasilkan berupa 910-1040 Ton sekam padi. Hasil panen padi yang banyak tersebut berarti terdapat jumlah ton batang padi yang tidak terpakai. Penelitian ini bertujuan untuk mengelolah limbah batang padi menjadi briket yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif.Penelitian ini adalah dengan melakukan pengujian laboratorium untuk menentukan komposisi kimia briket, sifat-sifat thermal. Briket berukuran mesh 60, 80 yang dicetak berbentuk  selinder. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin UNMUS untuk proses pembuatan dan Laboratorium Kimia Anorganik Jurusan Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar.Hasil uji analisis proksimasi menghasilkan: untuk mesh 60 antara lain moisture 12,94%,; volatile matters 20,97%,; fixed carbon 32,83%, dan nilai kalor atas 2720 kcal/kg, sedangkan untuk mesh 80 antara lain moisture 11,37%,; volatile matters 18,37%,; fixed carbon 34,81%, dan nilai kalor atas 2698 kcal/kg. Kerapatan mesh 80 adalah  0,4415 gr/cm3, mesh 60 adalah 0,435 gr/cm3, efisiensi pembakaran mesh 60 adalah 14,66% dan mesh 80 adalah 13,54%, dana yang dibutuhkan adalah biaya total produksi briket perhari   Rp. 171.600 ditambah biaya pembuatan alat pencetak briket Rp. 1.388.000 jadi total biaya sebesar Rp.1.559.600.
ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN 2KERJA DALAM MENGIDENTIFIKASI DAMPAK TINGKAT KEBISINGAN TERHADAP PEKERJA Sahupala, Peter; Cipto, Cipto
MUSTEK ANIM HA Vol 8 No 1 (2019): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v8i1.2526

Abstract

Kebisingan yaitu merupakan salah satu permasalahan terhadap kesehatan pekerja, yang selalu muncul pada dunia industri di Indonesia yang menggunakan tenaga penggerak motor Disel. Dalam berkembangnya dunia industri pembangkit daya dibidang kelistrikan yang di sebabkan semakin banyaknya tenaga kerja yang terpapar terhadap kebisingan yang intensitas yang semakin tingginya maka dapat menyebabkan pada gangguan fisiologis terhadap pekerja dan penyebab terganggunya pendengaran pekerja.Kebisingan merupakan salah satu faktor bahaya terhadap kesehatan pekerja dan dapat merusak sel saraf terhadap pendengaran pekerja, di mana dapat mempengaruhi pendengaran yaitu melalui“gelombang longitudinal yang dapat menimbulkan getaran dari sumber kebisingan di mana bunyi dan gelombang yang akan merambat melalui udara atau penghantar lainnya. Sehubungan dengan hitungan korelasi maka terdapat nilai koefisien korelasi setiap item yang akan ditunjukan bagaimana derajat validitas item tersebut. dan untuk menentukan kelayakan item maka kuesioner digunakan untuk dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi. Item dapat dikatakan valid saat nilai signifikansi lebih dari 0.05 (>0.05) lalu kemudian disamakan dengan r tabel dan menurut jumlah responden (N). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpukan bahwa secara persial hubungan alat pelindung Diri berpengaruh positif dan signifikan pendengaran bagi petugas/operator di PLTD Kelapa Lima Merauke.
PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI MATAHARI UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA Wullur, Christian Wely; Sahupala, Peter; Parenden, Daniel
MUSTEK ANIM HA Vol 9 No 01 (2020): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v9i01.3000

Abstract

Kebutuhan Energi yang dibutuhkan untuk memasak dibutuhkan setiap hari di hampir setiap rumah tangga, tetapi wilayah Indonesia kaya akan energi matahari, terutama selama musim kemarau. Karena itu, penggunaan kompor energi matahari rumah tangga sangat cocok. Keberhasilan penggunaan kompor energi matahari ini tergantung pada seberapa besar dan berapa lama matahari memancarkan radiasi termal. Dengan kata lain, itu tergantung cuaca. Untuk menyelidiki lebih lanjut potensi penggunaan energi surya untuk masakan rumahan, seorang kolektor energi matahari berdiameter 166 cm dan aluminium foil sebagai reflektor diselidiki dan diuji. Tes dilakukan dengan memanaskan 2,5 liter air. Dari hasil pengujian dalam berbagai kondisi radiasi matahari, kisaran radiasi matahari adalah 500. Sekitar 3 jam, dari W / m2 hingga 900 W / m2. Efisiensi maksimum dari kompor matahari adalah 12%.
Analysis of Tidal Energy Potential in the Merauke Papua River Waters Indonesia Sahupala, Peter; Parenden, Daniel
Journal of Mechanical Engineering Science and Technology (JMEST) Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um016v8i22024p274

Abstract

The purpose of this study is as a source of information to study the potential of tidal energy at the estuary of the Maro River in the waters of Merauke Regency. This study uses a quantitative method, while the method for determining the location of the study used is the purposive sampling method where the data collection point is right at the end of the estuary of the Maro River because it faces directly onto the Arafura Sea. Tide data for 5 months, namely September 1, 2023 to January 31, 2024 with a pool area of 1,260,000 m2, with the consideration that from September to January there is a change of seasons that can significantly affect the tidal pattern. The tides are measured in two periods, namely the first tidal period starting at 01.00 AM to 12.00 AM and the second tidal period occurs at 01.00 PM to 12.00 PM. From the research data, it was obtained that the highest tides were in January 2024, namely the first-period tidal height difference of 5.333 meters and the energy produced was 5.292 kWh, and the second-period tidal height difference was 5.383 meters the energy produced was 5.349 kWh. The results of this study can encourage diversification of energy sources in Merauke and increase regional energy security as well as provide the data needed for further research and development of renewable energy technology, which can accelerate innovation of new technologies in the Merauke Papua region.
Hazard Identification and Risk Analysis in Apron Movement Control Services at Mopah Merauke Airport Sahupala, Peter; Latuheru, Reinyelda Desiane
JMM17 : Jurnal Ilmu ekonomi dan manajemen Vol 12 No 1 (2025): April 2025
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jmm17.v12i1.11883

Abstract

Airside facilities that directly support aircraft operations include runways, taxiways and aprons. As far as possible, these facilities must be free from all forms of potential dangers and isturbances that could impact aircraft operations. The aim to be achieved is to determine the risk tolerance limit for each potential danger that exists on the Apron Movement Control service side at Mopah Airport by carrying out statistical analysis of each risk that may arise. The analytical method used is descriptive statistical analysis. Respondents were targeted at 50 (fi fty) respondents specifi cally aimed at related parties, including: AMC Personnel, Regulators/Local Aviation Authorities, Mopah Airport Management, Commercial Airlines and Related Services at Mopah Airport which are closely related to the research. The maximum score of respondents' responses to potential danger (Hazard) in the entire Apron Movement Control service activity at Mopah Merauke Airport is 125 with the highest potential in cleaning services and markings/signs on the side of the apron with a risk matrix of 1A, meaning there needs to be risk control/mitigation. which requires management decisions and the potential to be accepted after reviewing the implementation of operations. Mopah Merauke Airport's Apron Movement Control service activities are 125 with the greatest potential in cleaning services and markings/signs on the side of the apron. In this service activity, management decisions are needed in an eff ort to control the risk/mitigation of the existing potential and this potential can be accepted after reviewing implementation of operations.
Analyzing the Performance of a Solar-Assisted Grain Dryer Parenden, Daniel; Sumbung, Frederik H.; Sahupala, Peter
Journal of Mechanical Engineering Science and Technology (JMEST) Vol 9, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um016v9i12025p215

Abstract

This study evaluates the drying performance and energy efficiency of a solar-powered rice cabinet dryer equipped with two distinct airflow mechanisms: free convection (chimney-assisted) and forced convection (fan-assisted). Field experiments were conducted under tropical conditions in This study evaluates the drying performance and energy efficiency of a solar-powered rice cabinet dryer equipped with two distinct airflow mechanisms: free convection (chimney-assisted) and forced convection (fan-assisted). Field experiments were conducted under tropical conditions in Merauke, Indonesia, comparing drying efficiency, moisture reduction, and air mass flow across three rice grain loads: 1 kg, 3 kg, and 5 kg. The experimental design incorporated both thermal analysis and statistical evaluation (ANOVA and t-tests) to assess the effects of airflow method and grain weight on drying outcomes. Results indicate that the chimney system demonstrated more stable and efficient performance at lower grain weights (1–3 kg), with range efficiency of 32.07% - 37.5% compared to 28.26% - 32.67% using the fan-assisted method. Drying efficiency increases with grain load, reaching a maximum of 43.75% for chimney-assisted drying and 43.44% for fan-assisted drying at 5 kg. However, the fan-assisted system provided superior performance at higher loads due to improved heat and moisture transfer. Although the fan method yielded faster drying rates and more effective moisture reduction, it exhibited slightly greater variability. Despite limitations related to experimental scale and real-time solar radiation monitoring, the findings confirm that solar-powered cabinet dryers—especially those with adaptive airflow control—offer a cost-effective, energy-efficient, and scalable drying solution for smallholder rice producers. Future work should prioritize scaling up capacity, integrating hybrid energy sources, and automating temperature regulation to enhance system performance under fluctuating weather conditions