Iwan Stia Budi
Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pengaruh Faktor Hard Skill dan Soft Skills terhadap Perilaku Seks pada Remaja di Wilayah Seberang Ilir Kota Palembang Tahun 2011 Eka Oktarina; Nur Alam Fajar; Iwan Stia Budi
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2012): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.253 KB)

Abstract

Latar Belakang : Pada masa remaja sering terjadi ketidaksesuian antara perkembangan psikis dan perkembangan sosial. Apabila ketidaksesuian ini tidak dapat diatasi dengan baik dapat mengakibatkan remaja terjerumus pada perilaku negatif. Salah satu bentuk perilaku negatif tersebut adalah perilaku seks bebas. Hasil survei BKKBN tahun 2008 menunjukkan bahwa sekitar 63% remaja di Indonesia pernah melakukan perilaku seks. Perilaku seks pada remaja didorong atau dimotivasi oleh faktor yang terdapat didalam dirinya. Faktor-faktor tersebut dikelompokan kedalam faktor hard skill dan soft skill. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor hard skill dan soft skill terhadap perilaku seks pada remaja diwilayah seberang ilir Kota Palembang.Metode : Merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Metode penelitian yang digunakan dengan menyebarkan kuesioner. Data dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan program SPSS dan dilakukan analisis univariat dan bivariat. Sampel penelitian adalah remaja yang tinggal di 12 kecamatan di wilayah seberang ilir Kota Palembang yaitu sebanyak 96 orang.Hasil Penelitian : Menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan (Pvalue= 0,000), kecerdasan emosi (Pvalue= 0,016), kecerdasan moral (Pvalue= 0,005), hard skill (Pvalue= 0,000), dan soft skill (Pvalue= 0,003) terhadap perilaku seks pada remaja.Kesimpulan : Faktor hard skill dan soft skill memiliki pengaruh terhadap perilaku seks pada remaja. Perlu adanya peningkatan hard skill (pengetahuan), dan soft skill (kecerdasan emosi dan kecerdasan moral) sehingga remaja dapat terhindar dari perilaku seks.Kata Kunci : Perilaku seks, pengetahuan, kecerdasan emosi, kecerdasan moral, hard skill, dan soft skill.
Analisis Determinan Pemberian Makanan Tambahan Status terhadap Gizi Kurang Anak Usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan Dwi Yulia Maritasari; Iwan Stia Budi; Suci Destriatania
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2012): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.246 KB)

Abstract

Latar Belakang : Gizi kurang merupakan suatu keadaan yang terjadi akibat tidak terpenuhinya asupan makanan. Gizi kurang dapat terjadi karena seseorang mengalami kekurangan salah satu zat gizi atau lebih dalam tubuh. Beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah tekait masalah gizi kurang salah satunya yaitu Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) anak usia 6-24 bulan keluarga miskin. Akan tetapi, jumlah kasus gizi kurang di wilayah kerja puskesmas keramasan masih terus meningkat untuk dua tahun terakhir 2010-2011.Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 orang dengan teknik pengambilan sampel insidental. Responden diwawancarai dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square, fisher exact, dan Wilcoxon.Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan (pvalue = 0,019) dan sikap responden (pvalue = 0,017), pemantauan (pvalue = 0,042) dan dukungan tenaga kesehatan (pvalue = 0,040) berhubungan secara signifikan dengan pemberian makanan tambahan, serta pemberian makanan tambahan (pvalue = 0,0001) berhubungan secara signifikan dengan status gizi. Ada perbedaan status gizi sebelum dan sesudah pelaksanaan PMT (pvalue = 0,0001), akan tetapi sekitar 70,5% anak masih berstatus gizi kurang setelah pemberian makanan tambahan.Kesimpulan : Terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap, pemantauan/monitoring, dukungan tenaga kesehatan terhadap pemberian makanan tambahan, ada hubungan antara pemberian makanan tambahan dengan status gizi, serta adanya perbedaan status gizi sebelum dan sesudah pemberian makanan tambahan (PMT) selama 90 hari. Hal ini menunjukan bahwa status gizi di wilayah kerja puskesmas keramasan dipengaruhi oleh pemberian makanan tambahan.Kata Kunci : Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Gizi Kurang, Puskesmas, Anak Usia 6-24 bulan
Isu Strategis Peningkatan Kerjasama Tim dalam Menurunkan Kasus Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bunut Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung Diky Ardi Yudha; Iwan Stia Budi; Rini Mutahar
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2012): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.579 KB)

Abstract

Latar Belakang : Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) terutama pneumonia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian balita di negara berkembang termasuk di Indonesia. Dari 15 juta kematian yang diperkirakan terjadi di kalangan anak berusia di bawah lima tahun setiap tahun di negara sedang berkembang, kira-kira 4 juta (26,6%) kematian disebabkan oleh penyakit ISPA terutama pneumonia. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya meningkatkan kerjasama tim dalam menurunkan kasus pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bunut.Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan observasional. Unit analisis dalam penelitian ini adalah unit-unit kerja yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bunut sedangkan yang menjadi sampelnya adalah pegawai yang bekerja di unit kerja tersebut yang berjumlah 21 orang. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling.Hasil penelitian : Dari aspek komitmen tim mayoritas tidak baik, dari 10 unit kerja terdapat 5 unit kerja yang komitmennya tidak baik. Selain itu, dari aspek uraian tugas mayoritas adanya rangkap tugas pada unit kerja dan kurangnya koordinasi antara unit kerja. Dari aspek keterbukaan tim mayoritas tidak baik, dari 10 unit kerja terdapat 7 unit kerja yang keterbukaannya tidak baik. Dari aspek koordinasi tim mayoritas tidak baik, dari 10 unit kerja terdapat 6 unit kerja yang koordinasinya tidak baik. Dari aspek konsekuen tim mayoritas tidak baik, dari 10 unit kerja terdapat 5 unit kerja yang konsekuennya tidak baik.Kesimpulan : Pegawai pada tiap unit kerja yang ada di Puskesmas Bunut lebih meningkatkan upaya kerjasama tim dalam menurunkan kasus pneumonia pada balita, khususnya dari komitmen tim, keterbukaan tim, koordinasi tim, konsekuen tim serta harus adanya pembagian tugas yang jelas agar tidak terjadinya rangkap tugas dan tumpang tindih dalam menjalankan tugasnya.Kata Kunci : Kerjasama Tim, Kasus Pneumonia Pada Balita, Puskesmas
Hubungan Bauran Pemasaran terhadap Pemanfaatan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Nyayu Rahma; Iwan Stia Budi; Najmah
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2014): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.193 KB)

Abstract

Latar Belakang : Rumah Sakit Pelabuhan Palembang adalah Rumah Sakit tipe C dengan kapasitas 58 tempat tidur. Pemanfaatan instalasi rawat inap Rumah Sakit Pelabuhan Palembang masih kurang. Hal ini terlihat dari Bed Occupational Rate (BOR) pada tahun 2010-2011 sebesar 48,52% -51,65% dibawah standar DEPKES 60- 85%.Metode : Penelitian ini adalah penelitian observasional yang bersifat deskriptif dan analitik, dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi pasien rawat inap Rumah Sakit Pelabuhan Palembang. Jumlah sampel 80 orang. Data penelitian dianalisis secara kuantitatif dengan metode univariat, bivariat dengan uji analisa chi square dan multivariat dengan uji analisa regresi logistik program SPSS.Hasil Penelitian : Hasil analisis uji hubungan antara bauran pemasaran dengan pemanfaatan instalasi rawat inap Rumah Sakit Pelabuhan Palembang, dari 7 variabel bauran pemasaran, terdapat 6 variabel yang mempunyai hubungan dengan pemanfaatan instalasi rawat inap, yaitu variabel produk (OR=6, pvalue=<0,0001), harga (OR=10, p-value=0,0001), tempat (OR=5, p-value=0,001), orang (OR=5, pvalue=0,002), proses (OR=7, p-value=0,0001), dan bukti fisik (OR=8, p-value=0,0001). Berdasarkan hasil analisis regresi logistik multivariat, terdapat empat variabel bauran pemasaran yang paling berpengaruh, yaitu produk (OR=7, p-value=0,008), harga (OR=15, p-value=<0,0001), proses (OR=8, p-value=0,007), danbukti fisik (OR=18, p-value=<0,0001).Kesimpulan : Rumah Sakit Pelabuhan Palembang perlu meningkatkan pemasaran dengan memperhatikan variabel-variabel bauran pemasaran yang berpengaruh terhadap pemanfaatan instalasi rawat inap, terutama yang masih di nilai tidak baik oleh pasien rawat inap, yakni variabel orang dan bukti fisik. adapun tujuannya agar BOR BOR Rumah Sakit Pelabuhan Palembang meningkat sesuai dengan standar DEPKESKata Kunci : Bauran Pemasaran, Pemanfaatan Instalasi Rawat Inap.
Analisis Implementasi Kebijakan Jaminan Persalinan (Jampersal) Tingkat Puskesmas di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2012 Oka Lesmana S; Misnaniarti; Iwan Stia Budi
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2014): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.258 KB)

Abstract

Latar belakang : Kebijakan Jaminan Persalinan (Jampersal) merupakan kebijakan yang baru berjalan hampir dua tahun sejak Januari tahun 2011. Program Jampersal bertujuan untuk menurunkan AKI dan AKB sesuai dengan target MDGs. Namun pada kenyataannya belum ada perubahan yang signifikan terhadap penurunan AKI dan AKB tahun 2011. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengetahui lebih jauh implementasi kebijakan Jaminan Persalinan di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2012 sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2562/ MENKES/PER/XII/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan.Metode : Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data diperoleh melalui hasil wawancara mendalam, observasi kualitatif dan telaah dokumen. Data dianalisis menggunakan analisis isi. Unit penelitiannya adalah dua puskesmas di wilayah Kabupaten Ogan Ilir dengan jumlah informan sebanyak 7 orang.Hasil Penelitian : Seluruh informan sudah mengetahui tujuan Jampersal ini dan sebagian besar informan memiliki pengetahuan yang baik terkait dengan Jampersal. Dalam pelaksanaannya di Dinas Kesehatan dan Puskesmas sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2562/MENKES/PER/XII/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan. Namun ada kendala guna pencapaian tujuan Jaminan Persalinan ini antara lain : ketersediaan SDM tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang dilayani, pembayaran klaim selalu terlambat, dan belum beroperasinya RSUD Kabupaten Ogan Ilir menjadi kendala bagi pelayanan persalinan tingkat lanjutan.Kesimpulan : Maka dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan Jaminan Persalinan di wilayah Kabupaten Ogan Ilir tahun 2012 masih ditemukan kendala pada input dan proses implementasi Jampersal. Saran untuk Tim Pengelola dan Puskesmas adalah agar dapat menyepakati waktu bersama untuk pembayaran klaim dana Jampersal dan segera mengoperasikan RSUD Kabupaten Ogan Ilir karena kurangnya efektifitas target dan efisiensi waktu jika pelayanan persalinan tingkat lanjutan harus dirujuk ke Rumah Sakit di luar Kabupaten Ogan Ilir.Kata Kunci : Analisis Implementasi Kebijakan, Jaminan Persalinan.
Pengendalian Persediaan Obat Umum dengan Analisis ABC Indeks Kritis di IFRSI Siti Khadijah Palembang Asri Tri Wahyuni; Iwan Stia Budi; Suci Destriatania
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2014): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.482 KB)

Abstract

Latar Belakang : Instalasi Farmasi RSI Siti Khadijah melayani seluruh kebutuhan obat baik dari poli rawat jalan maupun rawat inap. Pengendalian terhadap pengelolaan obat di IFRSI Siti Khadijah kurang baik. Hal ini terlihat masih ada terjadinya kekosongan persediaan obat pada waktu tertentu.Metode : Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah obat umum (reguler) sebanyak 1202 item obat dan sampel sebanyak 180 item obat umum dengan menggunakan simple random sampling. Nilai kritis obat umum melalui form check list sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan data Instalasi Farmasi RSI Siti Khadijah.Hasil Penelitian : Dengan menggunakan Analisis ABC Indeks Kritis, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 180 item obat, 37 item merupakan kelompok A, 96 item obat dikelompokkan sebagai kelompok B, dan 47 item obat merupakan kelompok C. Adapun pengendalian persediaan terhadap perencanaan, pengadaan, serta penyimpanan dan penyaluran untuk kelompok obat umum A indeks kritis yang telah dilakukan di IFRSI Siti Khadijah belum berjalan dengan baik, hal ini dilihat dari perhitungan jumlah kebutuhan obat dengan metode konsumsi yang tidak tepat, perhitungan jumlah pengadaan dan waktu pengadaan hanya berdasarkan perkiraan saja serta masih terjadinya beberapa item obat yang mengalami kekosongan dan kelebihan persediaan selama periode Januari-Maret 2012.Kesimpulan : Instalasi Farmasi RSI Siti Khadijah perlu menerapkan metode ABC Indeks Kritis dalam menetapkan prioritas perencanaan, pengadaan dan pengawasan penggunaan obat sehingga lebih efektif dan efisien yang tujuannya agar tidak lagi terjadi kekosongan persediaan ataupun kelebihan persediaan.Kata Kunci : Pengendalian Persediaan, Analisis ABC Indeks Kritis.
Analisis Pengelolaan Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di Puskesmas Sungai Pinang Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2013 Ellis Sepianessi; Fatmalina Febry; Iwan Stia Budi
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2014): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.698 KB)

Abstract

Latar Belakang : Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah bantuan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah untuk percepatan MDGs bidang kesehatan tahun 2015 melalui peningkatan kinerja Puskesmas dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Rekapitulasi pelaksanaan program BOK di Kabupaten Ogan Ilir tahun 2013, menunjukkan penyerapan dana paling rendah dari 25 Puskesmas adalah Puskesmas Sungai Pinang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengelolaan program BOK di Puskesmas Sungai Pinang Kabupaten Ogan Ilir tahun 2013.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan pendekatan kualitatif. Informasi dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap 10 informan, serta dilakukan observasi dan telaah dokumen. Uji validitas melalui triangulasi sumber, metode, dan data.Hasil Penelitian : Petugas pengelola program BOK di Puskesmas Sungai Pinang berjumlah 2 orang tim pengelola BOK (Kepala Puskesmas dan Bendahara BOK) dan 6 orang sebagai penanggungjawab program BOK. Ketersediaan sarana dan prasarana masih terbatas dikarenakan dana BOK tidak boleh dipergunakan untuk penyediaan sarana dan prasarana. Jadwal pelaksanaan program BOK tidak tepat, sehingga pelaksanaan program belum berhasil dan tujuan pelaksanaan program BOK belum tercapai. Monitoring pelaksanaan program BOK dilakukan secara tidak langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir.Kesimpulan : Pelaksanaan program BOK di Puskesmas Sungai Pinang belum berjalan dengan maksimal. Sehingga, disarankan untuk meningkatkan motivasi dan tanggung jawab penanggung jawab program untuk melaksanakan kegiatan agar mencapai target dan tujuan MDGs 2015.Kata Kunci : BOK, MDGs 2015
Analisis Sistem Informasi Kesehatan Ibu dan Anak di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin Desi Ratnasari; Iwan Stia Budi; Rini Mutahar
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2015): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.958 KB)

Abstract

Latar Belakang: Tingginya AKI, AKB dan AKABA di Indonesia perlu penanganan dan perencanaan yangcepat dan tepat. Diperlukan Sistem Informasi KIA untuk menyediakan informasi yang berkualitas gunamenyusun perencanaan yang baik. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis Sistem Informasi KIA diwilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin.Metode: Desain penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informasi dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap sembilan informan, serta dilakukan observasi dan telaah dokumen. Analisis data menggunakan content analysis. Uji validitas melalui triangulasi sumber, metode dan data.Hasil Penelitian: Belum tersedia kebijakan khusus yang mengatur tentang pelaksanaan sistem informasiKIA begitu pula dengan dana khusus dan peralatan teknologi informasi khusus sistem informasi KIA. Telah tersedia SDM dalam sistem Informasi KIA, namun diperlukan upaya peningkatan kompetensi dalam SIK dan TIK. Formulir pengumpulan data KIA telah tersedia namun masih terjadi kekurangan. Sumber data pelayanan KIA hanya berasal dari Puskesmas, tidak ada data dari institusi kesehatan lain. Masih terjadi keterlambatan pengumpulan laporan dan terdapat puskesmas yang masih menggunakan metode manual.Kesimpulan: Sistem Informasi KIA di Musi Banyuasin sudah berjalan namun masih perlu dilakukanperbaikan. Sebaiknya Dinas Kesehatan membuat kebijakan khusus yang mengatur secara komperhensifpelaksanaan dan penguatan sistem informasi KIA, temasuk pengadaan anggran khusus, distribusi peralatan TI hingga ke petugas di level puskesmas dan desa, mengatur jadwal pelatihan SIK dan TIK agar kompetensi SDM meningkat, membuat kebijakan tertulis pengumpulan laporan serta denda administrasi, serta menyusun SPO koordinasi tukar-menukar data yang bersumber dari unit-unit pelayanan kesehatan yang lainnya agar data/informasi yang terkumpul lengkap dan akurat. Dengan demikian diharapkan sistem informasi dapat berjalan secara optimal dan mampu menghasilkan data/informasi yang berkualitas guna menanggulangi masalah terkait KIAKata Kunci: Sistem Informasi Kesehatan, KIA
Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons di Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung Tahun 2012 Muhammad Saleh; Iwan Stia Budi; Imelda G. Purba
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2015): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.522 KB)

Abstract

Latar Belakang: Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons atau Early Warning Alert and Response System (EWARS) merupakan perangkat dalam surveilans untuk mengetahui secara dini adanya sinyal peringatan penyakit menular potensial KLB. Berdasarkan data Buletin Mingguan tahun 2012 di Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang, menunjukkan bahwa ketepatan dan kelengkapan laporan paling rendah dari ke-13 kabupaten/ kota lainnya dan belum mencapai standar Kemenkes RI.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan evaluasi. Informasi dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap 20 informan, serta dilakukan observasi dan telaah dokumen. Analisis data yang digunakan adalah content analysis. Uji Validitas melalui triangulasi sumber, metode dan data.Hasil Penelitian: Kebijakan program EWARS sudah disosialisasikan ke seluruh Puskesmas, Pustu dan Bidan Desa. Alokasi dana bersumber dari APBD kabupaten, namun dalam jumlah terbatas. Ketersediaan SDM, sarana, prasarana dan teknologi belum mencapai standar. Selain itu, perencanaan program juga belum sepenuhnya dapat terealisasi. Seluruh petugas sudah mengikuti pelatihan EWARS. Akan tetapi, di tingkat RSUD dan klinik swasta belum sepenuhnya melaksanakan surveilans penyakit. Sehingga, pengiriman data EWARS masih sering mengalami keterlambatan. Upaya validasi data dan monitoring belum berjalan maksimal. Selain itu, petugas kabupaten juga tidak melengkapi pembuatan Buletin Mingguan tahun 2012. Namun, form W2 dikumpulkan setiap akhir bulan.Kesimpulan: Bahwa pelaksanaan program sistem kewaspadaan dini dan respons di Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang belum berjalan dengan maksimal. Sehingga, disarankan untuk meningkatkan kembali motivasi dan komitmen petugas dalam melakukan aktivitas pelaporan data setiap minggunya.Kata Kunci: Evaluasi, EWARS, Laporan Mingguan
Hambatan Implementasi Inisiasi Menyusu Dini di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2014 Erlita Aisyah; Suci Destriatania; Iwan Stia Budi
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2015): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.049 KB)

Abstract

Latar Belakang: Pemerintah Indonesia telah membuat kebijakan mengenai inisiasi menyusu dini pada Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 dimana tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan wajib melakukan inisiasi menyusu dini. Namun, berdasarkan laporan Riskesdas diketahui bahwa pelaksanaan IMD di Indonesia hanya sebesar 29,3% dan 29,2% di Sumatera Selatan.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi. Alat pengumpulan data berupa pedoman wawancara dan lembar observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi. Data kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi untuk menginterpretasikan data tersebut.Hasil Penelitian: Komunikasi berupa sosialisasi mengenai inisiasi menyusu dini di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang kepada tenaga kesehatan masih belum dilakukan. Di lain pihak, prosedur kerja baku standar inisiasi menyusu dini belum dibuat sehingga tenaga kesehatan hanya berpedoman pada informasi yang mereka dapatkan saat kuliah. Sementara kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan mengenai inisiasi menyusu dini masih belum baik meskipun jumlah tenaga kesehatan mencukupi. Sedangkan sarana, prasarana, dan dana guna mendukung inisiasi menyusu dini masih belum disediakan oleh Rumah Sakit. Sikap tenaga kesehatan terhadap inisiasi menyusu dini ada yang mendukung, namun ada pula yang tidak mendukung.Kesimpulan: Hambatan implementasi inisiasi menyusu dini di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang adalah komunikasi, struktur, sumber daya dan sikap.Kata Kunci: Hambatan, implementasi, inisiasi menyusu dini, rumah sakit