Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Membongkar Wacana Pemberitaan Portal Berita Aceh atas Isu Disintegrasi Spanyol Yuri Alfrin Aladdin
PETANDA: Jurnal Ilmu Komunikasi dan Humaniora Vol 1, No 1 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.432 KB) | DOI: 10.32509/jhm.v1i1.658

Abstract

Pemerintah wilayah otonom Catalonia, Spanyol, mengumumkan 90 persen dari 2,26 juta orang yang memberikan suara dalam referendum kemerdekaan pada 1 Oktober 2017, memilih untuk merdeka dari Spanyol. Jumlah itu mewakili sekitar 42,3 persen dari total pemilih Catalonia yang mencapai 5,34 juta. Situasi yang dialami Catalonia hampir mirip dengan Provinsi Aceh Darussalam yang pernah menuntut pemisahan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perlawanan bersenjata di Aceh, tahun 1976 melalui organisasi Gerakan Aceh Merdeka (GAM), berakhir tahun 2005 setelah Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian Helsinki dengan GAM, dan menjadikan Aceh sebagai provinsi dengan otonomi khusus dalam pangkuan NKRI. Studi ini membahas karakteristik pers di Aceh dikaitkan wacana pemisahan sebuah wilayah dari negara. Peneliti menggunakan metode Analisis Wacana Kritis model Norman Fairclough untuk menganalisis cara dan gaya pemberitaan media portal berita lokal Aceh, serta melakukan wawancara dengan dua orang pimpinan Persatuan Wartawan Indonesia Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan, masih terdapat wacana tersembunyi dukungan jurnalis muda media lokal Aceh terhadap ide kemerdekaan yang didorong oleh ketidakpuasan hasil pembangunan di Aceh.
Family Communication In Conflict: Analysis Through Robert Bales' Theory Nursalam, Nuriyati; Swastiningsih; Selamat Ginting; Yuri Alfrin Aladdin; Rara Nareswari Dewanti
Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Vol. 10 No. 1 (2025): Juni 2025 - Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia
Publisher : Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25008/jkiski.v10i1.1181

Abstract

This research aims to analyze family communication in conflict. This research uses Robert Bales' Theory, with 6 assumptions that serve as the guide in this study. The paradigm used is Phenomenology, to understand the experiences of each individual. This study analyzes 4 families in conflict, with 6 informants. To maintain family confidentiality, the informants are symbolized as: A, B, C, and D, consisting of a child and one parent. The families analyzed are those who were once married and have since divorced, but must continue to communicate due to the presence of children. The research was conducted through observation, in-depth interviews, and documentation. The research results show that each family has its own way of resolving communication conflicts. Family A is committed to maintaining communication between the child and the separated parents; families B and C experience poor communication situations, which affect the child's adaptation difficulties and various emotional disturbances. The research results show that 2 families experience problems in communication, evaluation, supervision, tension, and cohesion, 1 family experiences problems in communication, evaluation, and supervision, and 1 family can maintain communication, share in evaluation, supervision, and maintain cohesion for the sake of their child even though they have separated as a couple.
PENERIMAAN AUDIENS ATAS KONTROVERSI FILM “LAURA” Desi Lestari; Yuri Alfrin Aladdin; Raden Daniel Wisnu Wardana; Nuriyati Samatan
KOMUNIKATA57 Vol. 6 No. 1 (2025): KOMUNIKATA57
Publisher : FISIP IBI-K57 Prodi Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55122/kom57.v6i1.1712

Abstract

Film merupakan salah satu alat komunikasi massa yang berfungsi menyampaikan pesan kepada khalayak. Penelitian ini menganalisis resepsi audiens terhadap kontroversi film Laura yang diangkat dari kisah nyata influencer Laura Anna. Film ini menggambarkan perjuangan Laura melawan ketidakadilan setelah mengalami kecelakaan tragis. Gaya hidup Laura sebelum kecelakaan, termasuk kehidupan malam dan hubungan intim dengan pacarnya, memicu beragam reaksi publik. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teori resepsi Stuart Hall untuk mengkaji bagaimana penonton menafsirkan pesan film melalui tiga posisi: hegemonik dominan, negosiasi, dan oposisi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan lima informan yang telah menonton film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa satu informan berada pada posisi hegemonik dominan dan menganggap Laura sebagai sosok inspiratif. Tiga informan berada pada posisi negosiasi, mengakui pesan utama film tetap tersampaikan meski disertai kontroversi. Satu informan berada pada posisi oposisi, menilai film ini hanya mengeksploitasi tragedi tanpa memberikan solusi jelas. Temuan ini menegaskan bahwa penafsiran pesan media sangat bergantung pada latar belakang dan perspektif audiens.