Resdianto Permata Raharjo
Universitas Negeri Surabaya

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MAKNA MIKUL DUWUR MENDEM JERO DALAM NOVEL HATI SUHITA KARYA KHILMA ANIS Fitriya Nur Kumala; Titik Indarti; Resdianto Permata Raharjo
MATAPENA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 5 No. 02 (2022): Desember 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Majapahit (UNIM) Mojokerto Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to find out the meaning of Mikul Duwur Mendem Jero in the life of the novel Hati Suhita by Khilma Anis, help readers understand the meaning of Mikul Duwur Mendem Jero more deeply, and add broader insight. This meaning is found in the life of the main female character, Alina Suhita. Mikul Duwur Mendem Jero has the meaning of upholding the dignity, dignity, and honor of a woman in covering up the situation at hand. The principle of Mikul Duwur Mendem Jero is a message mandated by his grandfather that must be kept obedient, just like the Javanese women of ancient times. In this study the authors found some data that showed about the meaning of Mikul Duwur Mendem Jero. The female lead character who uses the principle of Mikul Duwur Mendem Jero describes that women have an honor that should be valued as the status of a wife. In the perspective, women have the idea that women are considered inferior to men. The position of a woman now has gender equality that balances the status of a man and a woman. However, a woman must also remember the obligations of a wife. The method used by the author is a qualitative research method, which is poured through a qualitative approach with descriptive results. The process carried out 1) Making observations, 2) Recording the results of observations, 3) Stringing with a structured arrangement, 4) Making conclusions. The materials used use reliable and accurate sources. Keywords: novel, mikul duwur, mendem jeru
PERLAWANAN TOKOH PEREMPUAN TERHADAP BUDAYA PATRIARKI DALAM NOVEL TARIAN BUMI KARYA OKA RUSMINI (KAJIAN FEMINISME) Eko Hardinanto; Resdianto Permata Raharjo
Jurnal Basataka (JBT) Vol. 5 No. 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.814 KB) | DOI: 10.36277/basataka.v5i2.160

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perjuangan tokoh perempuan dalam melawan budaya patriarki pada novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori feminisme sebagai pisau analisismya. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini, yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data sebagai berikut: membaca berulang-ulang secara keseluruhan novel tersebut untuk memahami isinya secara utuh, mencatat kata, kalimat, atau data yang penting yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, mencatat serta mengumpulkan teori-teori yang relevan yang berhubungan dengan penelitian, melakukan penelitian berdasarkan teori yang sudah ada, dan menarik simpulan. Langkah-langkah dalam pengolahan data sebagai berikut: deskripsi data, klasifikasi data, analisis data, interpretasi data, dan evaluasi. Teknik analisis data yang digunakan yakni: pengolahan dan penyajian data, membaca keseluruhan data, coding data dan interpretasi data. Temuan dalam penelitian ini adalah perempuan dan laki-laki seharusnya memperoleh kesetaraan dalam hak-hak dan kewajibannya, sehingga perempuan bisa mendapatkan kebebasan seperti laki-laki. Tokoh-tokoh perempuan dalam novel Tarian Bumi menentang adat dan budayanya sendiri demi tewujudnya kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan tanpa memandang kelompok sosial tertentu.
ESTETIKA PUISI KARYA SAPARDI: PERSPEKTIF SASTRA TERJEMAHAN MANDARIN-INDONESIA Yogi Bagus Adhimas; Anas Ahmadi; Resdianto Permata Raharjo
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol. 8 No. 2 (2023): JURNAL BASTRA EDISI APRIL 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Halu Oleo Kampus Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/bastra.v8i2.183

Abstract

Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsikan strategi penerjemahan puisi bahasa Indonesia ke bahasa Mandarin lima puisi Sapardi Djoko Damono oleh T.F Chan dalam buku Antologi Puisi Sapardi Djoko Damono dan Cuplikan dari Novel Hujan Bulan Juni. Tujuan dari penelitian ini, lima puisi Sapardi Djoko Damono yaitu “Aku Ingin”, “Hujan Bulan Juni”, “Yang Fana Adalah Waktu”, dan “Sajak Kecil Tentang Cinta” dibandingkan dengan terjemahan bahasa Mandarin “我愿”, “六月的雨”, “刹那的是时间”, 终有一日dan “关于爱情的小诗”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, data dianalisis dengan menggunakan strategi penerjemahan model Newmark, dan strategi penerjemahan puisi oleh Andre Lavefere. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi penerjemahan yang digunakan yaitu strategi modulasi, ekspansi, cultural equivalent, bait puisi secara bebas, kesetaraan deskriptif, fonemik, irama, synonymy, dan catatan kaki.
MASYARAKAT DESA SEMBUNG PARENGAN TUBAN SEBAGAI MASYARAKAT BAHASA: (Kajian Sosiolinguistik) Angga Wahyu Firmansyah Suparji; Resdianto Permata Raharjo; Titik Indarti
METAMORFOSIS | Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Vol. 16 No. 1 (2023): METAMORFOSIS Edisi Bulan April 2023| Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Penga
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNIBBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.663 KB) | DOI: 10.55222/metamorfosis.v16i1.926

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan adanya masyarakat bahasa di desa Sembung sesuai dengan teori bidang sosiolinguistika. Topik masyarakat bahasa merupakan pondasi utama dalam studi sosiolinguistika. Masyarakat bahasa sering diartikan sebagai sebuah kelompok yang terdiri dari individu-individu dengan menggunakan bahasa yang sama dan saling dimengerti sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Data yang digunakan adalah masyarakat bahasa di desa Sembung, Parengan, Tuban sebagai masyarakat bilingual. Teknik pengumpulan data menggunakan rekam dan catat. Beberapa percakapan dari masyarakat desa Sembung direkam, kemudian dianalisis menggunakan teori sosiolinguistika. Teknik analisis data berupa, 1) merekam beberapa percakapan; 2) mencatat dialek yang terkandung dalam percakapan; 3) pengkorelasian dengan teori masyarakat bahasa dalam bidang sosiolinguistika; 4) identifikasi masyarakat Desa Sembung sebagai masyarakat bahasa; 5) penyimpulan data. Sumber data yang digunakan adalah tiga sampel masyarakat Desa Sembung. Masyarakat desa Sembung termasuk ke dalam masyarakat bahasa bilingual dengan penguasaan dua bahasa, yaitu bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.
Dari Gold-Tree, Hase-Hime, Balna, hingga Bawang Putih: Dongeng Sebagai Media dalam Pemahaman Interkultural Amalia Rachmawati; Tengsoe Tjahjono; Resdianto Permata Raharjo
PARAFRASE : Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan Vol 22 No 2 (2022): Parafrase Vol. 22 No. 2, Oktober 2022
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/parafrase.v22i2.7488

Abstract

Currently the importance of Intercultural understanding has no doubted. People can not resist the existence of world Englishes or English as international language which require not only the ability to use English language but also to use English language respectfully across culture. To achieve those goals, the intercultural understanding is highly needed. One of the ways that can be done to gain intercultural understanding is through reading fairy tales. The aim of this study is to investigate and analyze the possibility to use fairy tales for fostering young learners’ intercultural understanding. It employed qualitative descriptive method and comparative literature to analyze the data. The data used Celtic, Japanese, Indian, and Indonesian fairy tales that have the same theme then it compared to pointing out the cultural aspects. The finding revealed that despite the similarities in the plots, the fairy tales from various countries depicted the differences in cultural aspect. Thus, can be inferred that the fairy tales can be an option as a vehicle to build young learners’ intercultural understanding
Nilai Dalam Mitos “Putri Duyung Di Telaga Lor” Desa Miru Lamongan Jagad Nabilatul Sa’diyah; Resdianto Permata Raharjo
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 2: Februari 2025
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i2.7126

Abstract

In oral literary stories this time we discuss the value of myths, basically myths or legends that live in society, sometimes they often happened in the past, but the proof is not concrete and may not really have happened but is just a fairy tale. The value contained in these myths is a form of treasure to enrich literary values that develop from generation to generation so that they can become stories for future children and grandchildren. The value contained in the story is how we must be able to apply the values of politeness norms in social life, because we live side by side with creatures other than us. In this research we used the approach used in oral literature research entitled social values in the Mermaid myth in Telaga Lor, namely using a descriptive qualitative oral literature approach. Primary data was taken by interviews. The sources interviewed were the community, village administrators or elders. Meanwhile, the literature study used was obtained from several internet sources. This technique uses document analysis, behavioral observation, and interviews. Ethnographers have a focus point in their research which includes intensive study of culture and language, a single field or domain, or a combination of historical methods, observation and interviews. Initially ethnography had its roots in the fields of anthropology and sociology. Yet practitioners today conduct ethnographic research in all forms.