Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

THE ASSOCIATION BETWEEN SALAT AND THE PREVENTION OF SPINIAL PAIN: A LITERATURE STUDY Triana Srisantyorini; Ernyasih Ernyasih; Muhammad Farid Hamzens; Dihartawan Dihartawan; Irna Hasanah
Indonesian Journal of Islam and Public Health Vol. 1 No. 1 (2021): Indonesian Journal of Islam and Public Health
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhamamdiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.868 KB) | DOI: 10.53947/ijiph.v1i1.184

Abstract

Salat is a compulsory worship performed by Muslims 5 times a day and can be supplemented with sunnah worship. Allah requires Muslims to comply with the Qur'an and the Hadith of the Prophet Muhammad. In Salat, there are bowing and prostration movements that cause the spinal muscles to become stretched. This helps the muscles become more elastic and prevents pain in the spine. This article using the literature review by examining 5 journals regarding the association between Salat and the prevention of spinial pain. Journals are downloaded or obtained through the journal portals of universities in Indonesia published in the last 5 years. The results of research from 5 journals that have been reviewed, it can be concluded that if Salat movements such as bowing and prostration are carried out properly or seriously and not in a hurry, then this movement can help restore elasticity of the muscles of the spine and maintain flexibility, so that it can prevent pain in the spine and can be a natural therapy if there is already pain in the spine.
Studi Literature Hubungan Variasi Iklim (Curah Hujan, Suhu Udara Dan Kelembaban Udara) Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Indonesia Tahun 2007 – 2020 Ernyasih Ernyasih; Mar’atu Shalihat; Triana Srisantyorini; Munaya Fauziah; Andriyani Andriyani
ENVIRONMENTAL OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY JOURNAL Vol 2, No 1 (2021): EOHSJ
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/eohjs.2.1.35-48

Abstract

Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang cenderung semakin luas dan meningkat penyebarannya di seluruh dunia dan negara Indonesia dilaporkan sebagai negara tertinggi ke-2 diantara 30 negara wilayah endemis lainnya. Jumlah kasus kejadian demam berdarah dengue di Indonesia bersifat fluktuatif pada setiap tahunnya. Pada tahun 2016 angka kesakitan kasus kejadian demam berdarah dengue tercatat sebanyak 202.314 kasus dengan angka kematian sebanyak 1.593 orang. Pada tahun 2017 angka kesakitan kasus kejadian demam berdarah dengue terdapat sebanyak 17.877 kasus dengan angka kematian 115 orang. Berdasarkan data pada tahun 2018 tercatat bahwa jumlah angka kesakitan kasus kejadian demam berdarah dengue sebanyak 65.602 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 467 orang. Tujuan penelitian ini mengetahui dan menggambarkan hubungan variasi iklim (curah hujan, suhu udara dan kelembaban udara) dengan kejadian demam berdarah dengue. Desain penelitian ini menggunakan metode studi literatur review yang diperoleh melalui  pencarian jurnal-jurnal PLOS ONE, Pubmed, Google Search dan Google Scholar. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa faktor iklim memiliki hubungan dengan kejadian demam berdarah dengue.---Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is disease that still a major public health problem  tends to be more widespread and increasing its spread throughout the world and Indonesia is reported as the 2nd highest country among 30 other endemic regions. For this study is to know and describe the relationship of climate variations (Rainfall, Air Temperature and Humidity) with the incidence of dengue hemorrhagic fever. The design of this study uses the literature review study method obtained through searching PLOS ONE journals, Pubmed, Google Search and Google Scholar. The results of this study indicate that climatic factors have a relationship with the incidence of dengue hemorrhagic fever. so that there is a need for continuous monitoring of climate variation factors and collaboration between sectors, and the incidence of cases of dengue hemorrhagic fever can be detected and prevented quickly and precisely
Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Pekerja Pada Masa Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Sentosa Bogor Tahun 2022 Dihartawan Dihartawan; Alvira Rizka Utami; Triana Srisantyorini; Dadang Herdiansyah; Nur Romdhona
ENVIRONMENTAL OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY JOURNAL Vol 3, No 1 (2022): EOHSJ
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/eohjs.3.1.67-74

Abstract

Masa pandemic menjadikan para pekerja dibidang kesehatan mengalami kesulitan serta mengakibatkan ruang lingkup dalam bekerja menjadi sangat terbatas, oleh karena itu beban kerja para pekerja kesehatan ini semakin berat sehingga mengakibatkan pekerja mengalami kelelahan. Hal ini terlihat dari kurangnya motivasi kerja yang berdampak pada kinerja pekerja yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi kerja dengan kinerja pekerja pada masa Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Sentosa Bogor Tahun 2022. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain study cross sectional. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariate, pengumpulan data penelitian diperoleh dengan menggunakan kuesioner melalui angket sebanyak 165 orang dengan teknik simple random sampling. Ada hubungan motivasi kerja variabel gaji/upah (p=0,014), kondisi lingkungan kerja (p=0,014), kepuasan kerja (p=0,025) dan keselamatan kerja (p=0,030) terhadap kinerja pekerja. Pada penelitian ini didapatkan ada hubungan antara variabel gaji/upah, kondisi lingkungan kerja, kepuasan kerja, dan keselamatan kerja terhadap kinerja pekerja. Kepada Rumah Sakit diharapkan mampu meningkatkan rasa tanggung jawab pekerja yang meliputi tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan untuk memberikan kepercayaan, keamanan serta kenyaman bagi pasien maupun pengunjung di Rumah Sakit Sentosa Bogor.---The pandemic period makes health workers experience difficulties and causes the scope of work to be very limited, therefore the workload of these health workers is getting heavier, resulting in workers experiencing fatigue. This can be seen from the lack of work motivation which has an impact on the poor performance of workers. This study aims to determine the relationship between work motivation and worker performance during the Covid-19 Pandemic at Sentosa Hospital, Bogor in 2022. This study is a quantitative study using a cross sectional study design. The data analysis method used is univariate and bivariate analysis, the research data collection was obtained by using a questionnaire through a questionnaire of 165 people with simple random sampling technique. There is a correlation between work motivation variable salary/wages (p=0.014), working environment conditions (p=0.014), job satisfaction (p=0.025) and work safety (p=0.030) on worker performance. In this study, it was found that there was a relationship between the variables of salary/wages, working environment conditions, job satisfaction, and work safety on worker performance. Hospitals are expected to be able to increase the sense of responsibility of workers which includes responsibility in doing work to provide trust, security and comfort for patients and visitors at Sentosa Hospital Bogor.
Gambaran Pelayanan Klinik Sanitasi pada Penyakit ISPA dan Tuberkulosis di Masa Pandemi Fany Ramayanti; Nurfadhilah Nurfadhilah; Triana Srisantyorini; Ernyasih Ernyasih
ENVIRONMENTAL OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY JOURNAL Vol 3, No 1 (2022): EOHSJ
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/eohjs.3.1.11-20

Abstract

Klinik sanitasi atau yang disebut dengan Breaksit Reborn (Brantas penyakit bersama klinik sanitasi) didirikan tahun 2017 di Puskesmas Kecaatan Kebon Jeruk. Namun kejadian ISPA dan tuberkulosis masih tergolong tinggi dari tahun ke tahun. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2022 menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengambilan data wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang yaitu Kepala Puskesmas,  2 petugas sanitarian, dokter ISPA dan dokter TB. Hasil Penelitian: Pelayanan klinik sanitasi pada penyakit ISPA tidak berjalan di masa pandemi. Kunjungan pasien Tuberkulosis yang melakukan konseling di pelayanan klinik sanitasi lebih banyak dibandingkan pasien ISPA. Gejala yang dikeluhkan pada penyakit ISPA demam, batuk, flu dan sesak nafas, sedangkan gejala pasien TB batuk menahun, berat badan turun, keringat malam, batuk darah, menggigil, dan nafsu makan berkurang. Pelayanan klinik sanitasi sudah tersedia sejak tahun 2017 dan fasilitas klinik sanitasi di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk sudah memadai. Kesimpulan: Pelayanan klinik sanitasi perlu ditingkatkan mengingat gejala penyakit berbasis lingkungan memiliki kemiripan, baik ISPA, TB, maupun Covid-19. Puskesmas diharapkan untuk lebih mengoptimalkan pelayanan klinik sanitasi, dan melakukan kerja sama dengan dokter ISPA dan TB baik dalam pelayanan dalam maupun luar ruangan.---A sanitation clinic or what is known as Breaksit Reborn (disease fighting together with a sanitation clinic) was established in 2017 at the Kebon Jeruk District Health Center. However, the incidence of ARI and tuberculosis is still relatively high from year to year. The research was conducted in April 2022 using a qualitative approach with in-depth interview data collection techniques, observation, and document review. The informants in this study consisted of 5 people, namely the Head of the Puskesmas, 2 sanitarian officers, an ARI doctor and a TB doctor. Research Results: Sanitation clinic services for ARI disease do not run during the pandemic. Tuberculosis patients who do counseling in sanitation clinic services are more than ARI patients. Symptoms complained of in ARI are fever, cough, flu and shortness of breath, while the symptoms of TB patients are chronic cough, weight loss, night sweats, coughing up blood, chills, and decreased appetite. Sanitation clinic services have been available since 2017 and sanitation clinic facilities at the Kebon Jeruk District Health Center are adequate. Conclusion: Sanitation clinic services need to be improved considering the symptoms of environmental-based diseases have similarities, both ARI, TB, and Covid-19. Puskesmas are expected to further optimize sanitation clinic services, and cooperate with ARI and TB doctors both in indoor and outdoor services.
Hubungan Pengetahuan, Cara Penyimpanan dan Penggunaan APD dengan Kejadian Keracunan Pestisida Golongan Organofosfat pada Petani Penyemprot Hama Tanaman di Kecamatan Sungai Kakap Kalimantan Barat Triana Srisantyorini; Suherman Suherman
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN - EXTEND
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.12.1.63-71

Abstract

Pestisida, yang digunakan untuk mengendalikan populasi hama, penyakit, dan gulma dengan cepat, memiliki sifat racun. Oleh karena itu, pestisida bisa menjadi sahabat sekaligus musuh bagi petani. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Pontianak. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara, dengan sampel penelitian terdiri dari 60 petani. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara cara penyimpanan pestisida (P-value = 0,001) dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) (P-value = 0,000) dengan keracunan pestisida golongan Organofosfat pada petani yang melakukan penyemprotan hama tanaman di Kecamatan Sungai Kakap, Kalimantan Barat.--Pesticides are poisons. Their purpose is to quickly and conveniently suppress or reduce the population of target pests (such as insects, diseases, and weeds), making pesticides both allies and adversaries for farmers. This research is a descriptive-analytical study with a cross-sectional design, conducted in August 2015 in Sungai Kakap Subdistrict, Kubu Raya Regency, Pontianak. Data was collected using questionnaires and interviews, with a sample of 60 farmers. The data were analyzed through univariate and bivariate analysis with a chi-square test. The results of the study indicated a significant correlation between pesticide storage practices (P-value = 0.001) and the use of Personal Protective Equipment (PPE) (P-value = 0.000) with Organophosphate pesticide poisoning among farmers engaged in plant pest spraying in Sungai Kakap Subdistrict, West Kalimantan.
Kajian Pelaksanaan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Unit Farmasi Rumah Sakit di Pertamina Jaya Tahun 2007 Triana Srisantyorini; Hadijah Tuasikal
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6, No 2 (2010): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.6.2.163-182

Abstract

Pengelolaan perbekalan farmasi menurut Departemen Kesehatan secara keseluruhan mencakup pemilihan/seleksi, perencanaan, pengadaan, produksi, penerimaan dan penyimpanan sampai distribusi serta pengendalian dan penghapusan obat itu memerlukan penanganan manajemen yang profesional untuk mencapai layanan yang prima. Tujuan penelitian ini diperolehnya gambaran umum tentang proses pelaksanaan Pengelolaan perbekalan farmasi di Unit Farmasi Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSP.J) tahun 2007. Kerangka konsep menggunakan metode Input, Proses dan Output. Variabel masukan/input yaitu SDM, sarana, metode, dan perbekalan farmasi. Prosesnya yaitu proses pelaksanaan pengelolaan perbekalan farmasi yang dimulai dari proses pemilihan/seleksi sampai dengan proses penghapusan dan keluaran/output yaitu ketersediaan perbekalan farmasi di RSPJ. Penelitian dilakukan di unit farmasi RSPJ pada bulan Juli-Agustus 2007. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data diperoleh dengan wawancara mendalam, observasi dan penelusuran dokumen. Informan penelitian sebanyak 7 orang yang dipilh berdasarkan kesesuaian dan kecukupan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan perbekalan farmasi yang selama ini dilakukan Sudah cukup baik. SDM yang ada sudah mencukupi, namun tenaga gudang farmasi masih kurang. Latar belakang pendidikan sudah sesuai dengan tugasnya masing-masing, tetapi perlu adanya peningkatan jenjang pendidikan. Kedisiplinan juga cukup baik dan telah bekerja dengan optimal. Ketersediaan sarana dan metode dalam proses pengelolaan perbekalan farmasi juga sudah cukup baik. Proses pengelolaan perbekalan farmasi yang dimulai dari tahap pemilihan/seleksi sampai dengan penghapusan tidak mengalami kendala. Keluaran/ output dalam proses pengelolaan perbekalan farmasi ini yaitu belum tersedianya perbekalan farmasi sesuai dengan kebutuhan dan adanya penolakan resep karena kekosongan obat. - The overall management of pharmaceutical supplies according to the Department of Health encompasses the selection, planning, procurement, production, receipt, storage, distribution, and control and disposal of drugs, requiring professional management for the achievement of excellent services. The purpose of this study was to obtain an overview of the implementation process of Pharmaceutical Supply Management at Pertamina Jaya Hospital Pharmacy Unit (RSP.J) in 2007. The conceptual framework used the Input, Process, and Output method. Input variables consist of human resources, facilities, methods, and pharmaceutical supplies. The process involves the implementation of pharmaceutical supply management from the selection process to disposal, and the output is the availability of pharmaceutical supplies at RSPJ. The research was conducted at the RSPJ pharmacy unit in July-August 2007. The research used a descriptive approach with a qualitative approach. Data collection was obtained through in-depth interviews, observations, and document review. There were 7 informants selected based on suitability and sufficiency. The results of the research showed that the management of pharmaceutical supplies that had been carried out was already quite good. The available human resources were sufficient, but the pharmaceutical warehouse staff was lacking. Educational backgrounds were suitable for their respective tasks, but there was a need for educational advancement. Discipline was also quite good, and the staff worked optimally. The availability of facilities and methods in the pharmaceutical supply management process was also quite good. The pharmaceutical supply management process from the selection process to disposal did not encounter any obstacles. The output in this pharmaceutical supply management process was the unavailability of pharmaceutical supplies according to the needs and the rejection of prescriptions due to drug shortages.
Hubungan Sikap dan perilaku Tenaga Kesehatan dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik pada Akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Jombang Kecamatan Ciputat Tahun 2014 Triana Srisantyorini; Andriyani Andriyani
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 1 (2015): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN - EXTEND
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.11.1.34-39

Abstract

Berdasarkan data dari PKM Jombang Kecamatan Ciputat, metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh akseptor KB adalah suntik. Belum ada penelitian sebelumnya yang mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong akseptor KB memilih kontrasepsi suntik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi suntik. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional di wilayah kerja PKM Jombang Kecamatan Ciputat pada bulan Juni-Juli 2014, dengan data primer dan sampel sebanyak 152 responden. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa usia dan sikap berhubungan signifikan dengan pemakaian kontrasepsi suntik. Variabel lain seperti pendidikan, jumlah anak hidup, pengetahuan, biaya pelayanan, perilaku nakes, dan ketersediaan media tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Puskesmas Jombang perlu meningkatkan sosialisasi, edukasi, dan konseling mengenai berbagai metode kontrasepsi, terutama kontrasepsi suntik, kepada calon akseptor baru dan pasangan mereka.---Based on data from the PKM Jombang in the Ciputat Subdistrict, the most widely used contraceptive method by family planning acceptors is injection. There hasn't been any previous research identifying the factors that drive family planning acceptors to choose injectable contraceptives. Therefore, this study aims to explore the factors related to the use of injectable contraceptives. The research was conducted using a cross-sectional design in the working area of PKM Jombang, Ciputat Subdistrict, in June-July 2014, with primary data and a sample of 152 respondents. The results of statistical analysis show that age and attitude are significantly associated with the use of injectable contraceptives. Other variables, such as education, the number of living children, knowledge, service costs, healthcare worker behavior, and media availability, do not show a significant relationship. PKM Jombang needs to enhance socialization, education, and counseling regarding various contraceptive methods, especially injectable contraceptives, for potential new acceptors and their partners.
Hubungan Ketersediaan APD dengan Perilakuk Penggunaan APD dalam Menangani Kasus Gawat Darurat pada Pelayanan Pra RS di Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118 Jakarta Rusman Efendi; Triana Srisantyorini
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 1 (2015): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN - EXTEND
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.11.1.70-74

Abstract

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan langkah terakhir dalam pengendalian risiko, meskipun manfaatnya akan optimal jika dikombinasikan dengan upaya pengendalian lain, seperti eliminasi, substitusi, rekayasa, dan pengaturan administratif. Penggunaan APD dalam lingkungan kerja memiliki dampak besar dalam mencegah kecelakaan kerja. Sayangnya, masih banyak pekerja yang belum menerapkan APD saat bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku paramedik dalam menggunakan APD. Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan kuantitatif, dengan metode studi cross-sectional. Populasi yang diteliti sebanyak 100 orang, dan sampel yang diambil melibatkan 60 orang karyawan operasional di Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara ketersediaan APD dan penggunaan APD (nilai p = 0,000). Disarankan agar Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118 memberikan pelatihan dan informasi yang tepat mengenai penggunaan APD kepada paramedik.--The use of Personal Protective Equipment (PPE) is the final step in hazard control. Although the use of PPE can be most effective when combined with other control measures such as elimination, substitution, engineering, and administrative controls, the benefits of using PPE in the workplace are significant in preventing occupational accidents. However, in reality, many workers still do not use PPE while working. The purpose of this research is to identify the factors related to paramedics' behavior in using PPE. This study employed an analytical design with a quantitative approach, using a cross-sectional study method. The study population consisted of 100 individuals, and a sample of 60 operational employees from Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118 was selected. The research results showed a significant relationship between the availability of PPE and its usage (p-value = 0.000). It is recommended that Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118 provide training and accurate information on the proper use of PPE to paramedics.