Hery Choerudin
Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH WAKTU OPERASI TERHADAP KOMPOSISI HASIL PENANGKAPAN IKAN PUKAT CINCIN DI PERAIRAN SABANG, ACEH Hery Choerudin; Eddy Sugriwa Husein; Muhammad Muhammad; Eli Nurlaela; Muhammad Yusuf Annur; Afriana Kusdinar; Robet Perangin-angin; Rahmat Mualim; Talim Sumarno; Goenaryo Goenaryo; Aman Saputra
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 5, No 1 (2022): JKPT Juni 2022
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v5i1.11022

Abstract

Pukat cincin adalah alat tangkap ikan pelagis yang produktif dan banyak digunakan oleh nelayan Desa Pasiran Kabupaten Sabang, Aceh. Operasi penangkapan ikan dengan pukat cincin dilakukan pada periode siang dan malam hari. Perbedaan waktu operasi penangkapan ikan ini perlu dianalisis lebih lanjut untuk meningkatkan produktivitas penangkapan ikan agar keuntungan optimal dan berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan berbasis non eksperimental dengan pendekatan penelitian kasus terhadap unit penangkapan pukat cincin harian yang berbasis di PPI Pasiran. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk menentukan volume dan komposisi setiap jenis hasil tangkapan pukat cincin berdasarkan waktu pengoperasian siang dan malam hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ikan hasil tangkapan dan produktivitas penangkapan ikan lebih tinggi pada malam hari yang memperoleh hasil penangkapan ikan 23.189 kg dengan produktivitas penangkapan ikan sebesar 748 kg/haul, sedangkan pada siang hari jumlah ikan hasil tangkap 16.742 kg dengan produktivitas penangkapan ikan sebesar 197 kg/haul. Komposisi hasil penangkapan ikan terdiri dari Madidihang pada malam hari 15,31% dan pada siang hari tidak tertangkap, Cakalang siang hari 21 % malam hari 23,28 %, Layang siang hari 11,23 % malam hari 11,15%, Tongkol siang hari 38,50 % malam hari 41,72%, Cumi-cumi pada malam hari 1,86% dan pada siang hari tidak tertangkap, Kembung siang hari 21,71 % malam hari 6,68 %, Tenggiri siang hari 7,56 % dan pada malam hari tidak tertangkap.
ZONA AMAN PEMASANGAN ATRAKTOR CUMI-CUMI Danu Sudrajat; Muhammad Handri; Muhammad Hery Riyadi Alauddin; Hery Choerudin; Eli Nurlaela; Jaulim Sirait
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 5, No 1 (2022): JKPT Juni 2022
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v5i1.11027

Abstract

Pembuatan atraktor cumi-cumi harus memperhatikan arus yang bekerja baik secara vertikal maupun horizontal dengan kecepatan maksimal 5 knot sebagaimana arus yang sesuai dengan kondisi cumi-cumi bertelur. Selanjutnya hasil perhitungan tersebut akan disesuaikan dengan hasil perhitungan daya tahan statis yang telah dibuat, sehingga kinerja atraktor dapat maksimal. Kecepatan arus maksimal yang dapat ditahan agar atraktor cumi-cumi tersebut tetap berdiri/tidak terguling disebut zona aman penempatan atraktor cumi-cumi di perairan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan zona aman peletakan atraktor cumi-cumi di perairan terhadap masing-masing tipe atraktor cumi-cumi. Perhitungan daya tahan statis atraktor cumi-cumi dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) buah tipe atraktor cumi-cumi. Tipe pertama disebut  Tipe 1 yaitu atraktor cumi-cumi pada bagian atas dan sisi kiri dan kanannya sedangkan tipe kedua disebut Tipe 2 hanya pada bagian atasnya saja yang diberikan penutup jaring waring PE 40%. Waktu pertama kali ditempatkan dalam perairan digambarkan dengan t0, sedangkan t1 adalah yang telah ditempatkan selama 2 (dua) bulan. Atraktor cumi-cumi Tipe 2 perhitungan F dan Cd akan mengikuti perhitungan sebagai terumbu yang mana dilakukan dengan mengikuti prosedur Nakamura. Selanjutnya untuk Tipe 1 perhitungan jaring F dan Cd mengacu pada Puspito yaitu untuk rumus tahanan jaring dengan Cd  jaring sebesar 1,4. Hasil perhitungan tersebut menyatakan zona aman peletakan atraktor cumi-cumi di perairan Tipe 1 untuk t0 pada 0,37 m/s dan t1 pada 0,27 m/s, sedangkan Tipe 2 untuk t0 pada 1,34 m/s dan t1 pada 1,26 m/s.