Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Global Medical and Health Communication

Toksisitas Akut Ekstrak Air Buah Pepaya (Carica papaya L.) Muda terhadap Morfologi Eritrosit Yuktiana Kharisma; Eka Hendryanny; Astari P. Riani
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.47 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v5i2.2280

Abstract

Pepaya (Carica papaya L.) adalah salah satu obat tradisional yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan. Pepaya mengandung beberapa substansi fitokimia seperti saponin, alkaloid, terpenoid, dan flavonoid. Saponin dan alkaloid diketahui mampu berinteraksi dengan membran eritrosit dan menyebabkan disintegrasi membran sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada eritrosit. Penelitian ini bertujuan mengetahui toksisitas akut ekstrak air buah pepaya muda terhadap morfologi eritrosit melalui pengamatan sediaan apus darah tepi. Metode penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dilakukan di Laboratorium Biomedis, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung periode Januari–Februari 2016. Penentuan kelompok dosis berdasar atas proposed (new) recommended method menggunakan 11 ekor tikus yang diberi dosis oral ekstrak air buah pepaya muda 50, 200, 400, 800, 1.000, 1.500, 2.000, 3.000, 4.000, 5.000 mg/kgBB masing-masing dan satu tikus hanya diberikan air sebagai kelompok kontrol. Pengamatan dilakukan setelah 24 jam pemberian ekstrak. Hasil pengamatan sediaan apus darah tepi menunjukkan tidak terdapat perubahan morfologi eritrosit baik bentuk, ukuran, dan warnanya. Simpulan, ekstrak air buah pepaya muda tidak memiliki toksisitas akut terhadap morfologi eritrositACUTE TOXICITY OF UNRIPE PAPAYA FRUIT (CARICA PAPAYA L.) WATER EXTRACT TO MORPHOLOGY OF ERYTHROCYTEPapaya (Carica papaya L.) is one of traditional medicines which was used to overcome health things. It is contained of some phytochemicals substance such as saponin, alkaloid, terpenoid, and flavonoid. Both saponin and alkaloid were known having an ability to interract with eryhtrocyte membran and cause membrane disintegrity that can destruct the erythrocyte. This study was aimed to know the acute toxicity of the aqueous extract of unripe papaya fruit to the erythrocyte morphology by observe the peripheral blood smear. The method of this study was conducted experimental laboratory at Loboratory of Biomedical, Faculty of Medicine, Universitas Islam Bandung in January–February 2016. Determination of dose group is based on proposed (new) recommended method with 11 rats were administrated oral dose 50, 200, 400, 800, 1,000, 1,500, 2,000, 3,000, 4,000, 5,000 mg/kgBW of unripe papaya fruit aqueous extract, and one rat was only given water as control group. Observation had been done at 24 hours after extract administrating. It showed that there was not any abnormal morphology, size, and chromatic changes of erythrocyte in blood smear observations. In conclusion, the aqueous extract of unripe papaya fruit do not have the acute toxicity to erythrocyte morphology.
Effect of Gooseberry (Physalis angulata) Ethanol Extract in Wistar Rats Carrageenan-Induced Paw Oedema Ami Nurlatifah; Eka Hendryanny; Yuniarti Yuniarti
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.077 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v9i1.6336

Abstract

Gooseberry is an herbaceous plant that contains flavonoids. Flavonoid is one of the secondary metabolites that have an anti-inflammatory effect. This study aims to determine the effect of using ethanol extract of gooseberry as an anti-inflammatory in carrageenan-induced paw edema. This study was in vivo experimental laboratory using a completely randomized design of 25 Wistar rats and divided into five groups. The negative control group was given carboxymethylcellulose. The positive control group has given diclofenac sodium 27 mg/200 gBW. The sample test group has given ethanol extract of gooseberry with 3.6 mg/200 gBW, 5.4 mg/200 gBW, and 7.2 mg/200 gBW dosage. Paw rat’s inflammation induced by injecting carrageenan and measured from 1st to 6th hour using a pletismometer. This study has conducted at Pharmacology Laboratory, Universitas Islam Bandung, and the Laboratory of Therapy and Pharmacology, Universitas Padjajaran, from June to September 2019. The result of average edema volume paw rats using the Kruskal-Wallis test on the 6th hour was p=0.02 (p<0.05). The Mann-Whitney test was p<0.05, showing differences between negative control and positive control and sample test groups. One-way ANOVA test on the percentage of edema inhibition between positive control and sample test group had p=0.107. It shows no significant difference. An effect of ethanol of extract of gooseberries as an anti-inflammatory with the highest percentage of edema inhibition is 5.4 mg/200 gBW dosage. The flavonoid content in gooseberries is thought to inhibit the formation of prostaglandins by inhibiting the cyclooxygenase enzyme. In conclusion, the ethanol extract of gooseberry can be anti-inflammatory. EFEK EKSTRAK ETANOL CIPLUKAN (PHYSALIS ANGULATA) TERHADAP EDEMA TELAPAK KAKI TIKUS GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI KARAGENANCiplukan adalah tanaman herbal yang mengandung flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder yang dapat memberikan efek antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan ekstrak etanol ciplukan sebagai antiinflamasi pada tikus yang diinduksi karagenan. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium eksperimental in vivo menggunakan desain rancangan acak lengkap pada 25 ekor tikus galur Wistar yang terbagi ke dalam lima kelompok. Kelompok kontrol negatif diberi carboxymethilcellulose. Kontrol positif diberi sodium diklofenak 27 mg/200 gBB. Kelompok uji diberi ekstrak etanol ciplukan dengan dosis 3,6 mg/200 gBB; 5,4 mg/200 gBB; dan 7,2 mg/200 gBB. Induksi inflamasi dilakukan dengan menginjeksikan karagenan pada telapak kaki tikus, lalu diukur menggunakan pletismometer dari jam ke-1 hingga jam ke-6. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi, Universitas Islam Bandung dan Laboratorium Farmasi dan Terapi, Universitas Padjajaran dari bulan Juni hingga September 2019. Volume rerata telapak kaki tikus pada jam ke-6 menggunakan Uji Kruskal-Wallis adalah p=0,02 (p<0,05). Hasil Uji Mann-Whitney diperoleh p<0,05 yang menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara kontrol negatif dan kontrol positif serta kelompok uji. Uji one-way ANOVA pada persentase penghambatan edema antara kontrol positif dan kelompok uji diperoleh p=0,107 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Terdapat pengaruh ekstrak etanol ciplukan sebagai antiinflamasi dengan persentase penghambatan edema tertinggi pada dosis 5,4 mg/200 gBB. Kandungan flavonoid pada ciplukan diduga mampu menghambat pembentukan prostaglandin dengan menginhibisi enzim siklooksigenase. Simpulan penelitian ini adalah ekstrak etanol ciplukan dapat digunakan sebagai antiinflamasi.
Cogongrass (Imperata cylindrica L.) Ethanol Extract on Sepsis Mice Model Body Weight and Sepsis Score Mirasari Putri; Neni Anggraeni; Raden Aliya Tresna M. D.; Ghaliby Ardhia Ramli; Mia Kusmiati; Yuke Andriane; Eka Hendryanny; Abdul Hadi Hassan; Meta Maulida Damayanti; Nugraha Sutadipura; Mas Rizky A. A. Syamsunarno
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/gmhc.v8i3.6604

Abstract

Sepsis causes damage for cells, behavioral phenotype regression, and will end in most patients' death. The ethanol extract of cogongrass (Imperata cylindrica L.)  acts as an antioxidant. This study aimed to observe the effect of giving ECGR to body weight (BW) and the sepsis score of the sepsis mice model by lipopolysaccharide (LPS) induction. This study was an in vivo study with a randomized post-test controlled group design at the Animal Laboratory of Universitas Padjadjaran, 2018. We used 4 (four) groups of male mice (Mus musculus) DDY strains. Group 1 as a control, group 2: LPS 10 μL/kgBW, group 3, and 4: LPS+ECGR (90 mg/kgBW, and a dose of 115 mg/kgBW, respectively). This treatment was performed for two weeks. Every three days, we measured their body weight. After two weeks, group 2, group 3, and 4 were injected with LPS for 8 hours to induce sepsis. Next, we measured body weight and sepsis score using murine sepsis score (MSS). Then statistical analysis was performed using ANOVA and the Kruskal-Wallis test. The results showed no differences in body weight were found in the treatment groups (3 and 4) compared with control, suggesting no effect of ECGR in decreasing mice body weight. The sepsis score was more than 21 in groups treated with LPS (2, 3, and 4), suggesting LPS can induce sepsis. There was a slight decrease in scores in-group 3 and 4 compared with group 2. This study concludes that the treatment of ECGR caused no harm to body weight and slightly decreased sepsis score in the sepsis mice model. EKSTRAK ETANOL ALANG-ALANG (IMPERATA CYLINDRICA L.) TERHADAP BOBOT BADAN DAN SKOR SEPSIS MENCIT MODEL SEPSISSepsis menyebabkan kerusakan sel, regresi fenotipe perilaku, dan akan berakhir kematian pada sebagian besar pasien. Ekstrak etanol akar alang-alang (Imperata cylindrica L.) (ECGR) berperan sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ECGR terhadap bobot badan (BB) dan skor sepsis pada mencit model sepsis yang diinduksi lipopolisakarida (LPS). Penelitian ini adalah penelitian in vivo dengan desain randomized post-test controlled group di Laboratoium Hewan Universitas Padjadjaran tahun 2018. Kami menggunakan 4 (empat) kelompok mencit jantan (Mus musculus) strain DDY. Kelompok 1 sebagai kontrol, kelompok 2 diinduksi LPS 10 μL/kgBB, kelompok 3 dan 4 diinduksi LPS+ECGR (dosis 90 mg/kgBB dan 115 mg/kgBB masing-masing). Perlakuan ini dilakukan selama 2 minggu. Setiap tiga hari dilakukan pengukuran bobot badan mencit. Setelah dua minggu, kelompok 2, kelompok 3, dan kelompok 4 diinjeksi LPS selama 8 jam untuk menginduksi sepsis. Selanjutnya, diukur bobot badan dan skor sepsis menggunakan murine sepsis score (MSS). Analisis statistik menggunakan ANOVA dan Uji Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan bobot badan pada kelompok perlakuan (3 dan 4) dibanding dengan kelompok kontrol yang menunjukkan ECGR tidak berpengaruh dalam menurunkan bobot badan mencit. Skor sepsis lebih dari 21 pada kelompok yang diinduksi LPS (2, 3, dan 4) menunjukkan LPS dapat menyebabkan sepsis. Terdapat sedikit penurunan skor pada kelompok 3 dan 4 dibanding dengan kelompok 2. Simpulan penelitian ini, pengobatan ECGR tidak membahayakan bobot badan dan mengakibatkan sedikit penurunan skor sepsis pada mencit model sepsis.