Vira Irma Sari
Politeknik Citra Widya Edukasi

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemanfaatan Gulma Senduduk (Melastoma malabathricum) sebagai Bioherbisida untuk Pengendalian Gulma secara Pra Tumbuh Vira Irma Sari; Renaldi Ramadhan
Jurnal Pengelolaan Perkebunan (JPP) Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Politeknik LPP Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.08 KB) | DOI: 10.54387/jpp.v3i1.10

Abstract

Gulma senduduk adalah salah satu gulma dominan yang ditemukan di areal budidaya tanaman, sehingga juga menyebabkan limbah gulma meningkat. Pemanfaatan limbah gulma ini perlu dilakukan agar limbah tidak mengganggu pertumbuhan tanaman di sekitarnya. Penggunaan herbisida yang umumnya digunakan mulai dikurangi karena dampak negatifnya terhadap lingkungan. Bioherbisida pra tumbuh menjadi alternatif pengendalian gulma preventif yang ramah lingkungan dan mampu mematikan biji-biji gulma yang akan berkecambah. Gulma senduduk mengandung senyawa alelokimia yang dapat dimanfaatkan sebagai bioherbisida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bahan alternatif bioherbisida, melihat pengaruhnya terhadap daya tumbuh gulma dan kondisi fisik tanah, serta mengetahui jenis gulma yang tumbuh di areal budidaya. Penelitian dilaksanakan di areal percobaan Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, mulai bulan Januari sampai Februari. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial dengan 4 perlakuan yaitu PO (Kontrol), P1 (Herbisida 1%), P2 (Bioherbisida 1 liter), dan P3 (Bioherbisida 2 liter). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan apabila berpengaruh nyata pada taraf 5% maka dilanjutkan dengan Uji Tuckey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma senduduk belum dapat dijadikan alternatif bahan pembuatan bioherbisida, karena belum menunjukkan pengaruh nyata terhadap daya tumbuh gulma. Pemberian bioherbisida tidak memberikan perubahan atau kerusakan pada kondisi tanah di areal budidaya. Gulma yang ditemukan di areal pengamatan adalah Asystasia intrusa. 
Pemanfaatan Senyawa Alelokimia dari Gulma Kirinyu (Chromolaena odorata) sebagai Pupuk Organik Cair untuk Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Pembibitan Awal Vira Irma Sari; Muhammad Nuril Anwar; Ratih Rahhutami
Jurnal Pengelolaan Perkebunan (JPP) Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Politeknik LPP Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.214 KB) | DOI: 10.54387/jpp.v3i1.14

Abstract

Senyawa alelokimia yang terdapat pada gulma umumny dimanfaatkan sebagai biopestisida, namun dengan penggunaan dosis dan konsentrasi yang tepat senyawa tersebut dapat juga dimanfaatkan sebagai Pupuk Organik Cair (POC). Potensi tersebut dapat diaplikasikan pada bibit kelapa sawit masa pembibitan awal (pre nursery) karena bibit memerlukan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan vegetatifnya. Gulma kirinyu merupakan salah satu gulma dominan di perkebunan kelapa sawit dan mengandung senyawa alelokimia yang tinggi. Keberadaan gulma kirinyu yang melimpah akan sangat baik bila dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair untuk bibit kelapa sawit.   Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bahan alternatif pupuk organik cair serta pengaruhnya terhadap morfologi dan fisiologi bibit kelapa sawit, serta mengetahui kandungan senyawa alelokimia pada pupuk organik cair kirinyu. Penelitian dilaksanakan di areal percobaan Kecamatan Cibitung, Bekasi, mulai bulan November 2020  sampai Maret 2021. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial dengan 5 perlakuan yaitu PO (Kontrol, tanpa pemberian POC), P1 (POC 5 ml/bibit), P2 (POC 10 ml/bibit),  P3 (POC 15 ml/bibit), dan P4 (POC 20 ml/bibit). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan apabila berpengaruh nyata pada taraf 5% maka dilanjutkan dengan Uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa POC kirinyu belum dapat dijadikan alternatif bahan pembuatan pupuk organik cair, karena belum menunjukkan pengaruh nyata terhadap semua variabel morfologi dan fisiologi bibit kelapa sawit. Senyawa alelokimia yang terkandung dalam POC dan dosis yang diberikan masih tergolong rendah sehingga belum maksimal mendukung pertumbuhan bibit kelapa sawit. Senyawa alelokimia yang terkandung dalam POC adalah flavonoid 0,144% dan tanin 0,244%.
Pengendalian Hama Belalang (Valanga nigricornis) Dengan Bioinsektisida Batang Brotowali (Tinospora crispa) Vira Irma Sari; Mudasir; Sylvia Madusari
Jurnal Pengelolaan Perkebunan (JPP) Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Politeknik LPP Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.216 KB) | DOI: 10.54387/jpp.v3i2.16

Abstract

Belalang kayu (Valanga nigricornis) merupakan salah satu hama perusak daun yang menyerang bibit kelapa sawit. Pengendalian hama belalang umumnya menggunakan insektisida, namun dapat menyebabkan dampak negatif seperti resistensi hama dan pencemaran lingkungan. Bioinsektisida menjadi alternatif yang dapat digunakan untuk pengendalian yang lebih ramah lingkungan dan tepat sasaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bahan alternatif bioinsektisida untuk pengendalian hama belalang, mengetahui pengaruh bioinsektisida terhadap waktu kematian, kondisi fisik, dan presentase serangan hama belalang, serta mengetahui kandungan senyawa alelokimia yang terdapat pada ekstrak batang brotowali. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan 1 Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Bekasi mulai dari Januari sampai Februari 2021. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali pengulangan, dan 4 perlakuan yaitu P1 (Insektisida 1%), P2 (Bioinsektisida 27,5%), P3 (55%), dan P4 : 82,5%). Data dianalisis menggunakan Anova dan jika berpengaruh nyata pada taraf 5%, maka dilanjutkan dengan Uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batang brotowali dapat dijadikan sebagai bahan alternatif bioinsektisida untuk pengendalian hama belalang di pembibitan kelapa sawit. Pemberian bioinsektisida dari ekstrak batang brotowali berpengaruh nyata terhadap waktu kematian, namun belum berpengaruh nyata terhadap persentase daun yang terserang. Kondisi fisik belalang mengalami perubahan pada setiap perlakuan. Ekstrak batang brotowali mengandung senyawa Flavonoid sebesar 0,148% dan tanin 0,097%.