Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kendala Double O dalam Kalimat Bahasa Jepang Indah Purnamasari; Melinda Dirgandini
Janaru Saja: Jurnal Program Studi Sastra Jepang (Edisi Elektronik) Vol 11 No 2 (2022): November 2022
Publisher : Program Studi Sastra Jepang, Universitas Komputer Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/js.v11i2.5885

Abstract

Abstract Japanese has many particles, one of them is o (を). Because of a constraint known as the double-o constraint, there shouldn't be any two o particles in a single Japanese sentence. The aim of this article is to describe what types of double-o sentences are permissible and what the meaning of a sentence with a double o is. The writer gathers data from a variety of sources through library study techniques, then sorts and analyzes the material using the distribution method. When o particles objects are in the same phrase, the double-o constraint occurs. In a causative sentence, the double-o constraint is more noticeable. There are two types of causative sentences: o-causative and ni-causative but they can be used only when accompanied by intransitive verbs. The o particle is used to indicate the direct object, hence in a compound sentence with the double o, the subject performs two acts against each object. Keywords: Causative sentence, double o, o particle Abstrak Bahasa Jepang terdapat banyak sekali partikel, satu diantaranya adalah o (を). Pada kalimat bahasa Jepang tidak boleh ada dua partikel o dalam satu kalimat karena terdapat kendala double o. Artikel bertujuan untuk mengetahui kalimat double o seperti apa yang dapat berterima serta makna kalimat yang memiliki double o. Penulis mengumpulkan data melalui berbagai sumber dengan teknik studi pustaka, kemudian penulis menyortir data lalu menganalisis menggunakan metode distribusional. Kendala double o terjadi apabila terdapat dua objek yang diwatasi oleh partikel o berada pada klausa yang sama. Kendala double o tersebut lebih kentara jika dilihat dalam kalimat kausatif. Pada kalimat kausatif terdapat dua varian, yaitu o-kausatif dan ni-kausatif namun kedua hal tersebut dapat digunakan hanya jika disertai oleh verba intransitif. Partikel o digunakan untuk menandai objek langsung sehingga pada kalimat majemuk yang memiliki double o, terdapat dua aksi yang dilakukan oleh subjek terhadap masing-masing objek. Kata kunci: Double o, kalimat kausatif, partikel o
Semiotic Analysis of Kokuji Formation Stanislaus Joshua; Melinda Dirgandini
JLA (Jurnal Lingua Applicata) Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : DBSMB, Vocational College of Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jla.74676

Abstract

Han characters (kanji) used in written Japanese come from China, but there are characters created separately in Japan called kokuji. This research aims to investigate the formation of kokuji according to Peirce’s semiotics and rikusho (traditional classification of Chinese characters) by Xu Shen, and one additional proposed Chinese character category—namely, the kaii-keisei class. The method used in this study is library research. Of the 87 data samples taken from Reiman (1983), shoukei characters made 0% of the total amount, shiji 2.3%, kaii 71.3%, kaii-keisei 4.6%, keisei 19.5%, kasha 2.3%, and tenchuu characters 1%. Analysis results show that the formation of kokuji follows the principles of rikusho. From a semiotic point of view, objects represented by kokuji determine their sign-vehicles. Sign-vehicles are kanji or its components with perceived relations to the object. Sign-vehicles are chosen to form a kokuji based on their ability to represent the object.
Teknik Penerjemahan Shift terhadap Data-Data Skripsi Mahasiswa Program Studi Sastra Jepang Universitas Kristen Maranatha Melinda Dirgandini
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 9 No 1 (2022): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.039 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v9i1.4332

Abstract

The language reflects the society and culture of the language user, so that in the translation process it is inevitable that there will be shifts from the source language (S.L.) to the target language (T.L.). This study aims to describe the types of shifts in the thesis data of students of the Maranatha Christian University Japanese Literature Study Program and describe the effect of these changes on the meaning of the translation of thesis data for Japanese Literature Study Program students. The object of this research is the students' linguistic thesis data. The data on the student thesis is written in Japanese using Japanese letters, then Japanese using Latin letters, and then translated into Indonesian. This research is a qualitative descriptive study that aims to complete the translation shift in form and meaning. In the analysis process, the method used is the translational equivalent method. The theories used include Nida and Taber and J.C. Catford (1965). The translation shift is divided into two types, namely level shift and category shift, to achieve a good level of equivalence for the quality of the resulting translation. Category shift is divided into four subsections: structure shift, class shift, unit shift, and intrasystem shift. The conclusion obtained from this research is the shift translation that occurs in the form of class shift, structure shift, and intrasystem shift. Shifts are unavoidable to get easy-to-understand translation results in the target language (T.L.). Keywords: Catford; translation shift; equivalence.
Dampak Mural pada Kegiatan Kesehatan Masyarakat di Posyandu Teratai, Desa Ciwidey Ariesa Pandanwangi; Ismet Zainal Effendi; Marisa Rianti Sutanto; Ethel Deborah; Sri Iriantini; Melinda Dirgandini; Ratnadewi, Ratnadewi
Jurnal Atma Inovasia Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v5i2.10025

Abstract

Keberadaan Posyandu Teratai di RW 21, desa Ciwidey, Kabupaten Bandung sangat diperlukan warga desa karena terletak strategis di tengah pemukiman warga dan akses jalan yang mudah dicapai dari perumahan warga desa Ciwidey. Oleh sebab itu fungsi Posyandu dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai ruang multi fungsi yang berperan ganda seperti timbang bayi, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, kegiatan untuk remaja, dan kegiatan warga desa. Permasalahan pengabdian ini bagian dinding luar Posyandu belum dimanfaatkan sebagai dinding yang mengedukasi bagi publik. Hal inilah yang menjadikan Kepala Desa berinisiatif untuk memanfaatkannya, dengan menambahkan mural yang dapat mengedukasi warga desa. Tujuannya untuk menciptakan dinding yang mengedukasi dan menjadi area spot yang menarik perhatian diantara lingkungan hijau desa Ciwidey. Metode yang dipergunakan Asset-Based Community Development (ABCD) dan angket, hal ini untuk mengetahui manfaat mural bagi kesehatan masyarakat. Hasilnya mural dibuat mengelilingi dinding posyandu dengan gaya dekoratif dan warna yang mencolok agar terlihat eye catching di antara lingkungan hijau. Simpulannya, Posyandu di kawasan desa Ciwidey menjadi point of interest diantara lingkungan hijau, dan menjadi area spot yang menyenangkan bagi warga.
Dampak Mural pada Kegiatan Kesehatan Masyarakat di Posyandu Teratai, Desa Ciwidey Ariesa Pandanwangi; Ismet Zainal Effendi; Marisa Rianti Sutanto; Ethel Deborah; Sri Iriantini; Melinda Dirgandini; Ratnadewi, Ratnadewi
Jurnal Atma Inovasia Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v5i2.10025

Abstract

Keberadaan Posyandu Teratai di RW 21, desa Ciwidey, Kabupaten Bandung sangat diperlukan warga desa karena terletak strategis di tengah pemukiman warga dan akses jalan yang mudah dicapai dari perumahan warga desa Ciwidey. Oleh sebab itu fungsi Posyandu dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai ruang multi fungsi yang berperan ganda seperti timbang bayi, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, kegiatan untuk remaja, dan kegiatan warga desa. Permasalahan pengabdian ini bagian dinding luar Posyandu belum dimanfaatkan sebagai dinding yang mengedukasi bagi publik. Hal inilah yang menjadikan Kepala Desa berinisiatif untuk memanfaatkannya, dengan menambahkan mural yang dapat mengedukasi warga desa. Tujuannya untuk menciptakan dinding yang mengedukasi dan menjadi area spot yang menarik perhatian diantara lingkungan hijau desa Ciwidey. Metode yang dipergunakan Asset-Based Community Development (ABCD) dan angket, hal ini untuk mengetahui manfaat mural bagi kesehatan masyarakat. Hasilnya mural dibuat mengelilingi dinding posyandu dengan gaya dekoratif dan warna yang mencolok agar terlihat eye catching di antara lingkungan hijau. Simpulannya, Posyandu di kawasan desa Ciwidey menjadi point of interest diantara lingkungan hijau, dan menjadi area spot yang menyenangkan bagi warga.