Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

MULTIKULTURALISME IMAJI MITOS PAKSI NAGA LIMAN PADA SENI RUPA KONTEMPORER Ismet Zainal Effendi
Journal of Contemporary Indonesian Art Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jocia.v5i1.2512

Abstract

Paksi Naga Liman secara historik-diakronik merupakan simbol akulturasi dalam Kerajaan Cirebon, yakni: Paksi (burung), merupakan pengaruh kebudayaan Islam yang dibawa oleh orang-orang Mesir. Naga, merupakan pengaruh dari Negeri Tiongkok, dan Liman (gajah), dari kebudayaan Hindu. Paksi Naga Liman, secara sinkronik juga merupakan sosok mitos yang memberikan nilai-nilai atau makna simbolik dan filosofis akan pentingnya wilayah kehidupan dalam triloka: “tiga dunia”: Dunia Atas (Paksi) yakni wilayah spiritual dan transenden, Dunia Bawah (Naga) yakni wilayah imajinatif dan bawah sadar, Dunia Tengah (Liman) yakni wilayah dunia nyata, materi, atau imanen.Nilai-nilai simbolik dan filosofis yang ada pada sosok imajinatif Paksi Naga Liman, dielaborasi dengan metode penelitian kualitatif, yakni dengan cara mengambil data langsung dari sumbernya yakni civitas Keraton Kanoman, lalu data tersebut dianalisis dan dikaitkan dengan masalah dan tujuan penelitian,  lalu hasilnya bisa dikomparasikan dengan hipotesis penelitian,  sehingga dapat simpulan atau hasil penelitian.  Hasil penelitian tersebut selanjutnya dijadikan pedoman dalam menciptakan karya seni. Konsep-konsep hibriditas dan multikulturalisme dari Paksi Naga Liman diekspresikan dalam karya seni rupa kontemporer sehingga menjadi konsep-konsep estetik dengan tanpa mengubah nilai-nilai simbolik dan filososfis sebelumnya. Kata kunci: Mitos, Hibriditas, Multikulturalisme, Simbolik, Estetik, Posmodernisme
Wastra Kreatif: Sosialisasi Dan Pelatihan Teknik Cabut Warna Ariesa Pandanwangi; Belinda Sukapura Dewi; Dewi Isma Aryani; Tessa Eka Darmayanti; Ismet Zainal Effendi; Dieni Nuraeni
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 8, No 2 (2022): May 2022
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.8.2.1011-1022.2022

Abstract

Teknik cabut warna dalam karya-karya seni banyak dipergunakan oleh masyarakat yang mencintai dunia kreatif. Istilah cabut warna ini awal mulanya dikenal dalam teknik sablon yaitu sebuah istilah yang sama dengan angkat warna. Wastra yang dibutuhkan adalah jenis katun berwarna gelap, apabila di sablon maka tintanya akan berubah sama dengan warna tinta yang disablonkan. Berbagai eksperimen diatas kain terus dikembangkan termasuk dalam pengembangan wastra kreatif, yang membedakan adalah jenis tinta yang dipakainya. Dalam wastra kreatif jenis cairan untuk menghilangkan warna memanfaatkan pemutih yang beredar di pasaran. Pemakaiannya dengan menggunakan benda tumpul yang aman dan dicelupkan ke dalam pemutih, dan torehkan di atas kain. Tapak jejak torehan tersebut akan berganti warna menjadi putih, warna dasar kain tersebut tercabut warnanya. Metode pengabdian yang dipergunakan adalah metode partisipan yang akan dilakukan empat tahapan yaitu persiapan alat dan bahan, kedua untuk pelaksanaan dilakukan sosialisasi, demo dan pelatihan, ketiga tahapan evaluasi peserta melalui diskusi dan tanya jawab. Peserta pengabdian ini adalah Guru Dasyat Nusantara (GDN) dengantarget peserta adalah 40 orang. Pelaksanaannya setiap peserta memperhatikan apa yang diuraikan oleh trainer. Hasil pengabdian dari wastra kreatif cabut warna ini peserta dapat meningkatkan kompetensinya dalam membuat karya wastra kreatif.
The Vibrant of Harmony Verren Lesiando Septian; Ismet Zainal Effendi; Ariesa Pandanwangi
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 8, No 1 (2022): January 2022
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.8.1.187-194.2022

Abstract

Art creation can be used to meet the needs of artists by being creative and expressing. The creative process of making this work was initiated from the creation of a figure on the object of the work of art as the artist's self-expression. This research method uses descriptive qualitative analytical and exploratory methods of data obtained from the analysis of aesthetic concepts from works of art. The problem in this process of creation is how art reaches its potential to convey the feeling of alienation of artist through the figures in the work. The results of this process of making are metaphorical figures of the process of contemplation. The message from this artwork is that art has an effective ability to evoke empathy and closeness between people who share similar experiences and complex feelings. Through figures who can reach that potential and independently make connections with appreciatorsPenciptaan seni dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan seniman dengan berkreasi dan berekspresi. Proses kreasi pembuatan karya ini digagas dari penciptaan figure pada objek karya seni sebagai ekspresi-diri seniman. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik kualitatif, dan eksplorasi, data yang diperoleh dari analisis konsep-konsep estetika dari karya-karya seni rupa. Permasalahan dalam proses penciptaan ini bagaimana seni mencapai potensi untuk menyampaikan perasaan keterasingan seniman melalui figure-figure pada karya. Hasil dari proses pembuatan ini adalah figur-figur metaforik dari proses kontemplasi. Pesan yang disampaikan bahwa karya seni memiliki kemampuan efektif untukmembangkitkan empati dan kedekatan antara orang-orang yang berbagi pengalaman yang serupa dan perasaan yang kompleks. Melalui figure yang dapat mencapai potensi itu dan secara mandiri membuat koneksi dengan para apresiator
PENINGKATAN DAYA SAING MASYARAKAT: PEMBUATAN KAIN KANVAS LUKIS DENGAN TEKNIK PELABURAN MENGGUNAKAN LITHOPON DI PESANTREN RANCA HERANG, DESA CIBOGO, BANDUNG Wawan Suryana; Ariesa Pandanwangi; Ismet Zainal Effendi; Sharon Elnissi; Farhan Deniansha
JUARA: Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera Volume 2, Nomor 1, Januari 2021
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1168.408 KB) | DOI: 10.25105/juara.v2i1.8731

Abstract

Cibogo Village, Kodya Bandung is located behind the Maranatha Christian University campus. The village has a Islamic boarding school (Pondok Pesantren) Ranca Herang which is currently actively inhabited by students and female students. These students focus on studying religion, at the end of the year they are always ready to go into society and be independent. On that basis, the pesantren submitted a letter to the Fine Arts Study Program with the aim of getting training from lecturers and students, namely skills that can increase community competitiveness. The method of implementing this activity uses mentoring methods and practical methods. This activity is in the form of training in making painted canvas cloth with the laying technique using a lithophone. This solution was given because the large number of requests for canvas from schools in the city of Bandung had not been fulfilled. Apart from providing training, this program also provides insight into the tools and materials for creating fine arts. The results of this training are carried out in stages and the results show that they are able to make canvas cloth practically, it is hoped that those who acquire these skills will later become provisions to earn a living from making canvas paintings so that they can improve their standard of living, over life, during life community life.
SIMBOL MULTIKULTURALISME PADA IMAJI HIBRID PAKSI NAGA LIMAN KERATON KANOMAN CIREBON Ismet Zainal Effendi
JSRW (Jurnal Senirupa Warna) Vol. 11 No. 1 (2023): Multikulturalisme
Publisher : Fakultas Seni Rupa - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36806/jsrw.v11i1.167

Abstract

Artikel ilmiah ini fokus pada kajian simbol mutikultural yang terdapat pada Paksi Naga Liman Keraton Kanoman Cirebon.  Pemilihan Keraton Kanoman, dengan pertimbangan artefak dan peninggalan sejarah yang tersimpan di keraton, memperlihatkan nilai artistik dan fungsional sebagai suatu produk seni-budaya dan memiliki nilai-nilai simbolik religio-magis.  Paksi Naga Liman, merupakan sosok jejaden yakni sosok makhluk hibrid yang berwujud ganjil, yakni, berkepala naga, berbelalai dan berbadan gajah, bersayap burung pemangsa, bertaring, dan belalainya melilit sebuah senjata tradisional berupa ‘cakra-trisula’.  Pemilihan  Paksi Naga Liman, karena merupakan warisan budaya Nusantara yang perlu dijaga dan digali makna historis dan simbolis khususnya dalam konteks hibriditas sebagai karakter nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan kajian-kajian terhadap imaji mitos Paksi Naga Liman yang ada di Keraton Kanoman Cirebon. Hasil penelitian menunjukkan. Hasil kajian menunjukan terdapat spirit multikulturalisme pada Paksi Naga Liman, secara historik-diakronik merupakan simbol akulturasi dalam Kerajaan Cirebon. Paksi, merupakan pengaruh kebudayaan Islam yang dibawa oleh orang-orang Mesir ke Cirebon. Naga, merupakan pengaruh dari Negeri Tiongkok yang masik ke wilayah Cirebon, dan Liman, merupakan pengaruh dari kebudayaan Hindu yang dibawa oleh orang-orang India ke Cirebon.
Dekonstruksi Seni Lukis Tradisional Jelekong sebagai Ekspresi Visual Shopia Himatul Alya; Ariesa Pandanwangi; Ismet Zainal Effendi
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 9 No 2 (2023): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Mei)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v9i2.1347

Abstract

Jelekong has a productive community of artists who produce commercial and mass paintings. This creation aims to create novelty in Jelekong painting by borrowing Jacques Derrida s Deconstruction to present alternative meanings. The creation method used is Alma M. Hawkins creation method which includes the stages of 1) exploration, 2) improvisation, and 3) implementation. The results of the creation of this work are two works entitled "To Bloom" and "To Flow" which show aspects of deconstruction that occur in the creative process which can also be identified in the ideas and visual aspects of the work. Metallic visualization is used as a marker of the transformation resulting from efforts to deconstruct the traditional Jelekong painting.
TINGKAT KETERCAPAIAN DALAM PENDAMPINGAN LUKIS KALIGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN LITHOPONE DAN BUBUK MARMER DI PESANTREN RANCA HERANG Wawan Suryana; Ariesa Pandanwangi; Ida Ida; Belinda Sukapura Dewi; Ismet Zainal Effendi; Muhamad Ali Rahim; Basituasi Pane
Jurnal Abdimas Bina Bangsa Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Abdimas Bina Bangsa
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/jabb.v4i1.513

Abstract

The life skills of graduates of the Ranca Herang Islamic boarding school are important things that are considered by the management. This reason underlies that the students need to improve life skills for the future, besides that the material provided at Islamic boarding schools is focused on deepening the verses of the Al Quran. The method used is the questionnaire method and practice method dan demo method. Participants who took part in this training amounted to 29 students. This mentoring process can be said to be successful because more than 90% of the participants were able to answer questions after the mentoring properly, besides that it was proven by the works made by the participants who made good compositions, combining bright colors with soft colors. Participants are also supported by the ability to create textures on the canvas surface. So that the work looks more dynamic because the surface of the canvas looks like a relief. The importance of this ability for participants, because it can be used as a basis for developing this potential by opening new businesses that are expected to increase economic capacity in the future
PELATIHAN BATIK KREATIF: LILIN DINGIN UNTUK MEMBATIK MELALUI MGMP SENI BUDAYA- KCD WILAYAH XI KABUPATEN GARUT Ariesa Pandanwangi; Belinda Sukapura Dewi; Ismet Zainal Effendi; Wawan Suryana; Dieni Nuraini
Abdi Seni Vol. 14 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/abdiseni.v14i2.4726

Abstract

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA yang berada di wilayah 11 Kabupaten Garut, menaungi 20 SMA. Mata pelajaran seni budaya, merupakan mata pelajaran yang masuk ke dalam kurikulum di tingkat SMA. Mata pelajaran ini mengajarkan menggambar, melukis di luar ruangan, hingga mengelola pameran dalam skala lokal. Materi yang belum diberikan adalah pengelolaan material ramah lingkungan sebagai bahan untuk membuat karya seni rupa. Materi tersebut setelah ditelusuri adalah membatik dengan material yang ramah lingkungan. Tujuan pengabdian ini untuk meningkatkan kompetensi guru seni budaya dalam proses pembelajaran seni rupa di sekolah-sekolah Kabupaten Garut. Permasalahan yang dihadapi mitra untuk dicarikan solusinya adalah bagaimana cara meningkatkan kompetensi guru seni budaya di daerah Kabupaten Garut dalam proses pembelajaran seni rupa dengan menggunakan material eco green. Metoda yang dipergunakan adalah asset-based community development (ABCD). Peserta pelatihan ini berjumlah 33 orang guru seni budaya. Hasil kegiatan para peserta dapat membuat batik kreatif dengan menggunakan material dari olahan bubuk asam jawa yang dibuat menjadi lilin dingin, sedangkan objek didominasi oleh motif flora fauna, dan warna-warna yang pergunakan adalah warna kontras seperti merah, kuning, hijau, teknik pewarnaannya menggunakan teknik colet.
PENDAMPINGAN PEMBUATAN MURAL BANDUNGKU ANU GENAH TUMANINAH DI SDN 077 SEJAHTERA BANDUNG DENGAN GAYA DEKORATIF Ariesa Pandanwangi; Belinda Sukapura Dewi; Ismet Zainal Effendi; Olga Pattipawaej; Wawan Suryana; Muhammad Ali Rahim
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol. 5 No. 3 (2024)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v5i3.3631

Abstract

Sekolah Dasar Negeri 077 Sejahtera yang terletak di jl Sejahtera 12 Bandung memiliki dinding sekolah sepanjang 30 m yang belum dimanfaatkan sebagai media edukasi bagi anak-anak sekolah. Permasalahannya pihak sekolah ingin memanfaatkan dinding kosong melalui mural dengan tema Bandungku Genah Tumaninah, Tujuannya untuk dapat menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif. Mitra dalam pengabdian ini adalah SDN 077, Ikatan Kekeluargaan Perempuan Maranatha (IKPM), dan Lions Club. Solusinya dibuat strategi dengan cara menggarap mural sepanjang 30 m. Tim abdimas menggunakan metoda Asset Based Communities Development (ABCD). Hasilnya objek yang divisualisasikan selesai dalam waktu 1 hari dengan mengusung wujud visual flora dengan warna-warni yang kontras, mendominasi bidang dengan komposisi center.
Pendampingan Pembuatan Totopong Melalui Teknik Lipat, Ikat, Celup Di Kampung Adat Cireundeu Ariesa Pandanwangi; Belinda Sukapura Dewi; Erika Ernawan; Ismet Zainal Effendi; Wawan Suryana; Muhamad Ali Rahim
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 2 (2024): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i2.22733

Abstract

Abstrak Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat Desa Cireundeu dengan cara membuat totopong (ikat kepala tradisional) dengan teknik melipat, mengikat dan mewarnai.  Metode dalam pengabdian ini menggunakan Metode Service Learning (SL). Sebuah metode pemberdayaan masyarakat, yaitu mahasiswa mengimplementasikan kompetensi yang diperolehnya dari suatu mata kuliah kepada masyarakat. Kegiatan ini melibatkan partisipasi masyarakat setempat yang terdiri dari tokoh adat setempat, pemuda Karang Taruna, dan warga masyarakat. Evaluasi melalui sesi kritik, dengan indikator pola yang terbentuk, komposisi, warna yang tampak pada permukaan kain. Hasilnya menunjukkan bahwa metode SL berhasil meningkatkan kemampuan seni dan kreativitas warga dalam membuat totopong, kombinasi warna yang muncul menjadi menarik ketika peserta memadukan berbagai warna. Kegiatan ini juga mempererat silaturahmi antara Universitas Kristen Maranatha, pihak desa adat, komunitas sosial dari Lions Club Bandung Raya, Lions Club Bandung Tohaga. Dampak dari pengabdian ini adalah berkembangnya model pengabdian dengan metode SL berbasis pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kreativitas dan kompetensi mahasiswa pendamping dalam kegiatan pengabdian ini. Kata kunci: iket kepala; kampung adat cireundeu; service learning; totopong Abstract This community service aims to improve the skills of the people of Cireundeu Village by making totopong (traditional headbands) using folding, tying and coloring techniques. Totopong is used every day by the people of Cireundeu Traditional Village, especially at religious events or when guests come. The mask currently used is a rectangular piece of batik cloth tied around the head. The method in this service uses the Service Learning (SL) Method. This activity involves the participation of the local community consisting of local traditional leaders, Karang Taruna youth, and community members. Evaluation through a critique session, with indicators of the pattern formed, composition, color that appears on the surface of the fabric. The results showed that the SL method was successful in increasing residents' artistic abilities and creativity in making totopong, the color combinations that emerged became interesting when participants combined various colors. This activity also strengthens the relationship between Universitas Kristen Maranatha, traditional village parties, social communities from the Lions Club Bandung Raya, Lions Club Bandung Tohaga. The practical implication of this service is the development of a service model using the SL method based on community service to increase the creativity and competence of students accompanying this service activity. Keywords: iket kepala; cireundeu traditional village; service learning, totopong