Mukroji Mukroji, Mukroji
Magister Studi Islam, Alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dosen Tarbiyah IAIN Purwokerto

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

HAKEKAT PENDIDIK DALAM PANDANGAN ISLAM Mukroji, Mukroji
Jurnal Kependidikan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.173 KB)

Abstract

Basically, Islamic education is a continuous, sustainable, and everlasting process of human life. Duties and functions of education are targeted at learners who continue to grow and evolve dynamically, starting from the womb until the end of life. Educational success cannot be separated from the educators, who are essentially the people having the responsibility to educate, guide, direct and lead their learners to get of success both in this world and in the hereafter. Therefore, qualified educators and professionals should have specific criteria and requirements that must be met in order to achieve the purpose of life, and also the properties that adorn his personal duty and responsibility as educators in the view of Islam. A good educator is a person who pays attention to the duties and responsibilities to the students, based on faith and piety to God, and also able to develop the potentials of either the inner or outer (physical, psychological, and spiritual). Pada hakikatnya, pendidikan Islam adalah suatu proses yang berlangsung secara kontinyu dan berkesinambungan dalam kehidupan manusia dan berlangsung sepanjang hayat. Tugas dan fungsi pendidikan memiliki sasaran pada peserta didik yang senantiasa tumbuh dan berkembang secara dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya dan keberhasilan pendidikan tidak lepas dari aspek pendidik. Pendidik pada hakekatnya adalah orang yang telah mendapatkan amanat dan mempunyai tanggung jawab dunia akherat dalam mendidik, membimbing, mengarahkan dan mengantarkan peserta didik ke gerbang kesuksesan baik di dunia maupun di akherat. Oleh karena itu untuk menjadi pendidik yang berkualitas dan profesional harus memiliki kriteria dan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dalam rangka pencapaian tujuan hidup dan juga sifat-sifat yang menghiasi pribadinya dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai pendidik dalam pandangan Islam. Pendidik yang baik adalah pendidik yang memperhatikan tugas dan tanggung jawabnya terhadap peserta didik, yang dilandasi iman dan taqwa kepada Allah SWT, dan juga mampu mengembangkan potensi yang ada baik lahir maupun batin (jasmani, psikis, maupun rohani).
ANALISIS DESAIN PESAN DAN MATERI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DALAM BUKU AJAR DURUUS AL MUFRADAAT WA AL MUHAADATSAAT AL ‘ARABIYAH Mukroji, Mukroji
Jurnal Kependidikan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.12 KB)

Abstract

STAIN Purwokerto has target of Arabic learning on campus, thestudents can talk and communicate with fluent Arabic and actively correct . This target would be difficult to achieve if not supported by the mastery of vocabulary and conversation. Therefore , the book "Duruus al Mufradaat wa al Muhaadatsaat al Arabiyah" to design messages and material that is in it is one way that this goal can be realized. Design messages and materials in Arabic learning has an important role, because the design of the message and Arabic learning materials has great significance in the achievement of goals that need to be carefully. Message ( message ) is a pattern of sign / symbol , either in the form of words and images, which are intended to change the behavior of cognitive (thinking) , affective (attitude) and psychomotor (acting) a person or group . While the draft (design) is a process of analysis and synthesis that begins with a communication problem and ends with a plan operational solutions. STAIN Purwokerto memiliki target belajar bahasa Arab di kampus, siswa dapat berbicara dan berkomunikasi dengan fasih bahasa Arab dan aktif yang benar . Target ini akan sulit dicapai jika tidak didukung oleh penguasaan kosakata dan percakapan. Oleh karena itu, buku "Duruus al Mufradaat wa al Muhaadatsaat al Arabiyah " untuk merancang pesan dan materi yang ada di dalamnya adalah salah satu cara bahwa tujuan ini dapat direalisasikan. Pesan desain dan bahan dalam pembelajaran bahasa Arab memiliki peran penting, karena desain pesan dan materi pembelajaran bahasa Arab memiliki arti besar dalam pencapaian tujuan yang harus hati-hati. Pesan ( message ) adalah pola tanda / simbol, baik dalam bentuk kata-kata dan gambar, yang dimaksudkan untuk mengubah perilaku kognitif (berpikir) , afektif (sikap) dan psikomotor (acting) seseorang atau kelompok . Sedangkan rancangan (design) adalah proses analisis dan sintesis yang diawali dengan masalah komunikasi dan berakhir dengan solusi operasional rencana.
METODE TAMYIZ (Sebuah Formulasi Teori Nahwu Shorof Quantum) Mukroji, Mukroji
Jurnal Kependidikan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.88 KB)

Abstract

To be able to read and write and translate the Arabic writing, then the required mastery of nahwu shorof adequate. constraints faced by students during this time is the difficulty of formulating theories and nahwu shorof shorof yellow book with an easy way of learning. These constraints are: must learn to read the book and nahwu shorof; must learn to translate the book; must learn to understand the theory of the book; must learn to apply thetheory of the book is on the yellow book, even on a particular book should memorize nadhom. Tamyiz method is innovation and new breakthroughs in quantum nahwu shorof learning. With the basic assumption that a small child can, a small ever can. Submission of material is so fun from easy to difficult, so students do not feel pressured, even students without the burden of memorizing and translating the Quranic verses with ease. And Tamyiz this method is really a method that is able to deliver the students and those studying this method can quickly translate the Quran. Untuk dapat membaca dan menulis serta menterjemahkan tulisan yang berbahasa Arab, maka dibutuhkan penguasaan ilmu nahwu shorof yang memadai. kendala yang dihadapi santri selama ini adalah sulitnya memformulasikan teori nahwu dan shorof dengan cara pembelajaran yang mudah. Kendala tersebut adalah : harus belajar membaca kitab nahwu dan shorof; harus belajar menerjemahkan kitab tersebut; harus belajar memahami teori kitab tersebut; harus belajar mengaplikasikan teori kitab tersebut pada kitab kuning, bahkan pada kitab tertentu harus menghafal nadhom. Metode Tamyiz merupakan inovasi dan terobosan baru dalam pembelajaran nahwu shorof quantum. Dengan asumsi dasar bahwa anak kecil saja bisa, yang pernah kecil pasti bisa. Penyampaian materi begitu menyenangkan dari yang mudah ke yang sulit, sehingga santri tidak merasa tertekan, bahkan santri tanpa beban menghafal dan menterjemahkan ayat-ayat Qur‟an dengan mudah. Dan metode Tamyiz ini benar-benar sebuah metode yang mampu mengantarkan para santri dan mereka yang belajar metode ini dapat menterjemahkan Qur‟an dengan cepat.
HAKEKAT PENDIDIK DALAM PANDANGAN ISLAM Mukroji, Mukroji
Jurnal Kependidikan Vol 2 No 2 (2014)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.173 KB) | DOI: 10.24090/jk.v2i2.550

Abstract

Basically, Islamic education is a continuous, sustainable, and everlasting process of human life. Duties and functions of education are targeted at learners who continue to grow and evolve dynamically, starting from the womb until the end of life. Educational success cannot be separated from the educators, who are essentially the people having the responsibility to educate, guide, direct and lead their learners to get of success both in this world and in the hereafter. Therefore, qualified educators and professionals should have specific criteria and requirements that must be met in order to achieve the purpose of life, and also the properties that adorn his personal duty and responsibility as educators in the view of Islam. A good educator is a person who pays attention to the duties and responsibilities to the students, based on faith and piety to God, and also able to develop the potentials of either the inner or outer (physical, psychological, and spiritual). Pada hakikatnya, pendidikan Islam adalah suatu proses yang berlangsung secara kontinyu dan berkesinambungan dalam kehidupan manusia dan berlangsung sepanjang hayat. Tugas dan fungsi pendidikan memiliki sasaran pada peserta didik yang senantiasa tumbuh dan berkembang secara dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya dan keberhasilan pendidikan tidak lepas dari aspek pendidik. Pendidik pada hakekatnya adalah orang yang telah mendapatkan amanat dan mempunyai tanggung jawab dunia akherat dalam mendidik, membimbing, mengarahkan dan mengantarkan peserta didik ke gerbang kesuksesan baik di dunia maupun di akherat. Oleh karena itu untuk menjadi pendidik yang berkualitas dan profesional harus memiliki kriteria dan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dalam rangka pencapaian tujuan hidup dan juga sifat-sifat yang menghiasi pribadinya dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai pendidik dalam pandangan Islam. Pendidik yang baik adalah pendidik yang memperhatikan tugas dan tanggung jawabnya terhadap peserta didik, yang dilandasi iman dan taqwa kepada Allah SWT, dan juga mampu mengembangkan potensi yang ada baik lahir maupun batin (jasmani, psikis, maupun rohani).
ANALISIS DESAIN PESAN DAN MATERI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DALAM BUKU AJAR DURUUS AL MUFRADAAT WA AL MUHAADATSAAT AL ‘ARABIYAH Mukroji, Mukroji
Jurnal Kependidikan Vol 1 No 1 (2013)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.12 KB) | DOI: 10.24090/jk.v1i1.532

Abstract

STAIN Purwokerto has target of Arabic learning on campus, thestudents can talk and communicate with fluent Arabic and actively correct . This target would be difficult to achieve if not supported by the mastery of vocabulary and conversation. Therefore , the book "Duruus al Mufradaat wa al Muhaadatsaat al ' Arabiyah" to design messages and material that is in it is one way that this goal can be realized. Design messages and materials in Arabic learning has an important role, because the design of the message and Arabic learning materials has great significance in the achievement of goals that need to be carefully. Message ( message ) is a pattern of sign / symbol , either in the form of words and images, which are intended to change the behavior of cognitive (thinking) , affective (attitude) and psychomotor (acting) a person or group . While the draft (design) is a process of analysis and synthesis that begins with a communication problem and ends with a plan operational solutions. STAIN Purwokerto memiliki target belajar bahasa Arab di kampus, siswa dapat berbicara dan berkomunikasi dengan fasih bahasa Arab dan aktif yang benar . Target ini akan sulit dicapai jika tidak didukung oleh penguasaan kosakata dan percakapan. Oleh karena itu, buku "Duruus al Mufradaat wa al Muhaadatsaat al ' Arabiyah " untuk merancang pesan dan materi yang ada di dalamnya adalah salah satu cara bahwa tujuan ini dapat direalisasikan. Pesan desain dan bahan dalam pembelajaran bahasa Arab memiliki peran penting, karena desain pesan dan materi pembelajaran bahasa Arab memiliki arti besar dalam pencapaian tujuan yang harus hati-hati. Pesan ( message ) adalah pola tanda / simbol, baik dalam bentuk kata-kata dan gambar, yang dimaksudkan untuk mengubah perilaku kognitif (berpikir) , afektif (sikap) dan psikomotor (acting) seseorang atau kelompok . Sedangkan rancangan (design) adalah proses analisis dan sintesis yang diawali dengan masalah komunikasi dan berakhir dengan solusi operasional rencana.
METODE TAMYIZ (Sebuah Formulasi Teori Nahwu Shorof Quantum) Mukroji, Mukroji
Jurnal Kependidikan Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.88 KB) | DOI: 10.24090/jk.v2i1.547

Abstract

To be able to read and write and translate the Arabic writing, then the required mastery of nahwu shorof adequate. constraints faced by students during this time is the difficulty of formulating theories and nahwu shorof shorof yellow book with an easy way of learning. These constraints are: must learn to read the book and nahwu shorof; must learn to translate the book; must learn to understand the theory of the book; must learn to apply thetheory of the book is on the yellow book, even on a particular book should memorize nadhom. Tamyiz method is innovation and new breakthroughs in quantum nahwu shorof learning. With the basic assumption that a small child can, a small ever can. Submission of material is so fun from easy to difficult, so students do not feel pressured, even students without the burden of memorizing and translating the Qur'anic verses with ease. And Tamyiz this method is really a method that is able to deliver the students and those studying this method can quickly translate the Qur'an. Untuk dapat membaca dan menulis serta menterjemahkan tulisan yang berbahasa Arab, maka dibutuhkan penguasaan ilmu nahwu shorof yang memadai. kendala yang dihadapi santri selama ini adalah sulitnya memformulasikan teori nahwu dan shorof dengan cara pembelajaran yang mudah. Kendala tersebut adalah : harus belajar membaca kitab nahwu dan shorof; harus belajar menerjemahkan kitab tersebut; harus belajar memahami teori kitab tersebut; harus belajar mengaplikasikan teori kitab tersebut pada kitab kuning, bahkan pada kitab tertentu harus menghafal nadhom. Metode Tamyiz merupakan inovasi dan terobosan baru dalam pembelajaran nahwu shorof quantum. Dengan asumsi dasar bahwa anak kecil saja bisa, yang pernah kecil pasti bisa. Penyampaian materi begitu menyenangkan dari yang mudah ke yang sulit, sehingga santri tidak merasa tertekan, bahkan santri tanpa beban menghafal dan menterjemahkan ayat-ayat Qur‟an dengan mudah. Dan metode Tamyiz ini benar-benar sebuah metode yang mampu mengantarkan para santri dan mereka yang belajar metode ini dapat menterjemahkan Qur‟an dengan cepat.
Jumlah al-Ismiyah al-Mansukhah dalam buku “al-Qira’ah ar-Rasyidah” Karya Abdul Fatah Shobri dan Ali Umar Juz 1 untuk kelas 2 KMI (Studi Sintaksis Deskriptif): Models of Education Based on the Merdeka Curriculum in the Department of Arabic Language Teaching at the State Islamic University of Prof. K.H Saifudin Zuhri Purwokerto Ruswatie, Ade; Mukroji, Mukroji; Hafidz, Rif’an Ali; Fiqiyah, Maskanatul
Lisanudhad: Jurnal Bahasa, Pembelajaran, dan Sastra Arab Vol. 11 No. 2 (2024): Lisanudhad: Jurnal Bahasa, Pembelajaran dan Sastra Arab
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/lisanudhad.v11i2.12033

Abstract

The educational process in the Arabic Language Education Department at the State Islamic University of Professor Kiai Haji Saifuddin Zuhri, Purwokerto, was conducted based on the Merdeka curriculum. This curriculum includes various models, such as the problem-based model, the project-based model, and the student-interest-based model. The educational process in the Arabic Language Education Department was carried out using the Merdeka curriculum, with several models depending on the teacher's capabilities. This research aimed to reveal the models used in the educational process based on the Merdeka curriculum. The researchers employed a qualitative approach in this study, which was a field study. They chose interviews, observations, and documentation to collect data. The data analysis method used was data reduction, presentation, and then drawing conclusions. After conducting the study, the researchers found that the models used in the educational process in the Arabic Language Education Department at the State Islamic University of Professor Kiai Haji Saifuddin Zuhri, Purwokerto, were project-based learning in some lessons, project-based learning in others, inquiry-based learning, discovery-based learning, and collaborative learning, which were applied frequently across all subjects in the Arabic Language Education Department.
Language Errors in the Thesis Title of Arabic Education Students Mukroji, Mukroji; Jamil, Shobrun; Taufiq, Ahmad
Jurnal Al Bayan : Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Vol 14 No 1 (2022): Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/albayan.v14i1.11376

Abstract

One of the main problems in language acquisition is the grammatical mastery of either nahwu or sharaf, as has happened in several cases, both in formal and non-formal educational institutions. The purpose of this paper was to find language errors in the students' thesis of Arabic Language Education Study Program which was prepared by using Arabic in UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto. Content analysis and language error analysis based on Language Theory was used in this research that lied by Miles and Huberman. The study found that there were several forms of language errors in the morphology and syntax. Morphology is an error in grammatical arrangement. There were structure of idafiyah or compound words errors in 9 titles or 50%. Afterwards, Na’atman'ut and hal were found in 3 titles or 20%. Meanwhile, the semantics errors found that related to the use of standard words in 6 titles or 30% and the rest was related to inaccurate word choice or diction. Syntax errors in Arabic writing are very common. It has implications for several things, such as professionalism or the ability to master one form of expertise in Arabic other than qira'ah or kitabah.
Penerapan Metode Taltahmur (Talaqqi, Tahsin, dan Murojaah) Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an Siswa di MTs Raudlatul Huda Adipala, Cilacap Solikhah, Maratun; Mukroji, Mukroji
Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/jk.v13i2.13917

Abstract

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat islam dan juga menjadi pedoman hidup umat islam dalam menjalani kehidupan. Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril. Hukum menghafal Al-Qur’an yaitu fardhu kifayah yang artinya semua umat muslim wajib melaksanakan, namun jika sudah ada seseorang yang melakukannya, maka gugur kewajiban umat muslim lainnya. Salah satu metode yang digunakan untuk menghafal Al-Qur’an di MTs Raudlatul Huda Adipala adalah metode taltalmur (talaqi, tahsin, dan murojaah). Tujuan dari metode taltahmur (talaqqi, tahsin, murojaah) yang diterapkan pada kelas tahfidz adalah untuk membantu siswa dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an. Penerapan metode taltahmur membantu siswa dalam menghafal Al-Qur’an dengan target satu tahun satu juz. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode taltahmur dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an siswa di MTs Raudlautul Huda Adipala. Penelitian ini mengambil data langsung dari apangan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Tahapan dalam penerapan metode taltahmur di MTs Raudlatul Huda Adipala yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Kata kunci: Metode menghafal Al-Qur’an, Metode Taltahmur