Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH SAMBARAN PETIR TERHADAP KINERJA RELE JARAK DALAM MENENTUKAN TITIK GANGGUAN PADA SALURAN TRANSMISI Adam Pangestu; Surya Hardi; Rohana Rohana
Jurnal Darma Agung Vol 30 No 3 (2022): DESEMBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v30i3.2219

Abstract

Saluran transmisi harus dirancang dengan mempertimbangkan beberapa aspek seperti kehandalan, ekonomis, dan keamanan. Oleh karena itu, maka sistem proteksi saluran transmisi harus bekerja dengan sensitif, selektif, cepat, maupun handal pada saat terjadinya gangguan sambaran petir. Rele jarak dapat mendeteksi titik gangguan pada saat saluran transmisi mengalami gangguan akibat sambaran petir. Penelitian ini bertujuan menganalisa kinerja Rele Jarak dalam menentukan titik gangguan akibat sambaran petir pada Gardu Induk Glugur – Payageli. Dalam penelitian ini akan menganalisa berbagai data pendukung yang didapatkan dari PT PLN (PERSERO) untuk mengetahui setting an Rele Jarak dalam menentukan titik gangguan. Setting pada Rele Jarak yang tidak tepat akan mengakibatkan rele jarak gagal bekerja sesuai dengan zona nya. Dalam penelitian ini rele jarak bekerja sesuai dengan standard SPLN No. 0520-2K./DIR Tahun 2014 tetapi Rele jarak dalam menentukan titik gangguan berdasarkan jarak aktual dilapangan memiliki kesalahan pembacaan diatas 3%.
PENGARUH SAMBARAN PETIR TERHADAP KINERJA RELE JARAK DALAM MENENTUKAN TITIK GANGGUAN PADA SALURAN TRANSMISI Adam Pangestu; Surya Hardi; Rohana Rohana
Jurnal Darma Agung Vol 30 No 3 (2022): DESEMBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v30i3.2270

Abstract

Saluran transmisi harus dirancang dengan mempertimbangkan beberapa aspek seperti kehandalan, ekonomis, dan keamanan. Oleh karena itu, maka sistem proteksi saluran transmisi harus bekerja dengan sensitif, selektif, cepat, maupun handal pada saat terjadinya gangguan sambaran petir. Rele jarak dapat mendeteksi titik gangguan pada saat saluran transmisi mengalami gangguan akibat sambaran petir. Penelitian ini bertujuan menganalisa kinerja Rele Jarak dalam menentukan titik gangguan akibat sambaran petir pada Gardu Induk Glugur – Payageli. Dalam penelitian ini akan menganalisa berbagai data pendukung yang didapatkan dari PT PLN (PERSERO) untuk mengetahui setting an Rele Jarak dalam menentukan titik gangguan. Setting pada Rele Jarak yang tidak tepat akan mengakibatkan rele jarak gagal bekerja sesuai dengan zona nya. Dalam penelitian ini rele jarak bekerja sesuai dengan standard SPLN No. 0520-2K./DIR Tahun 2014 tetapi Rele jarak dalam menentukan titik gangguan berdasarkan jarak aktual dilapangan memiliki kesalahan pembacaan diatas 3%.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS BERBASIS PONDOK PESANTREN DI MA AN NAWAWI BERJAN PURWOREJO Pangestu, Adam
Mapendis: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1 No 1 (2023): Islamic Education Management
Publisher : Fakultas Tarbiyah Dan Dakwah Institut Agama Islam An-Nawawi Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dinamika perkembangan Pendidikan di indonesia selalu diwarnai dengan berbagai problematika yang sampai sekarang terus menjadi pekerjaan rumah Bersama. Problematika tersebut terkait dengan sistem Pendidikan, kurikulum, kualitas lulusan, kesejahteraan dan integritas pendidik, insftrastruktur, biaya, serta akuntabilitas lembaga dan pengelola Pendidikan. Selain permasalahan tersebut, pendidikan kita juga dihadapkan dengan permasalahan dekadensi moral generasi muda. Satu di antara penyebab masalah ini adalah masih kurang optimalnya lembaga pendidikan dalam menjalankan perannya. Lembaga pendidikan di Indonesia dinilai terlalu memberikan porsi yang sangat besar untuk transmisi pengetahuan, namun kurang bahkan melupakan pengembangan sikap, nilai dan perilaku dalam pembelajaran. Demikian juga dalam proses evaluasi, dimensi kognitif menjadi tolok ukur utama untuk menentukan tingkat prestasi peserta didik. Akibatnya, lembaga pendidikan mampu menghasilkan lulusan yang mempunyai pengetahuan luas namun kurang mempedulikan lingkungan sosial di sekitarnya. Ironisnya praktek pendidikan ini juga berlangsung di madrasah yang notabene merupakan lembaga pendidikan Islam. Madrasah seharusnya mencontoh upaya-upaya yang dilakukan pesantren dalam hal menanamkan karakter, yakni melalui pembiasaan, pendisiplinan, proses pembelajaran dan pengintegrasian dalam materi pembelajaran.
Simulasi Kehilangan Daya pada Sistem Transmisi Udara dan Bawah Tanah Menggunakan MATLAB: Studi Perbandingan Kinerja Energi Pangestu, Adam
Impression : Jurnal Teknologi dan Informasi Vol. 4 No. 2 (2025): July 2025
Publisher : Lembaga Riset Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59086/jti.v4i2.994

Abstract

Kehilangan daya dalam sistem transmisi menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi efisiensi distribusi energi listrik, terutama pada sistem 150 kV yang banyak digunakan dalam jaringan transmisi jarak jauh. Perbandingan antara saluran udara (Overhead Transmission Line/OTL) dan saluran bawah tanah (Underground Cable/UGC) penting untuk menentukan jenis transmisi yang lebih unggul dari sisi efisiensi energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi besarnya kehilangan daya dan profil tegangan pada kedua jenis sistem transmisi menggunakan perangkat lunak MATLAB. Metode yang digunakan meliputi pemodelan sistem saluran transmisi 150 kV dengan panjang 50 km, impedansi karakteristik masing-masing media, serta simulasi aliran daya (power flow) dan kehilangan daya (power loss). Hasil simulasi menunjukkan bahwa sistem saluran udara menghasilkan kehilangan daya sebesar 3,24 MW, sedangkan sistem kabel bawah tanah menghasilkan kehilangan daya sebesar 4,81 MW untuk beban yang sama sebesar 100 MVA. Dari segi profil tegangan, saluran udara mampu mempertahankan tegangan terminal hingga 98,5% dari tegangan nominal, sedangkan saluran bawah tanah menunjukkan penurunan hingga 95,6%. Hasil ini menunjukkan bahwa saluran udara lebih efisien dalam menjaga kestabilan dan efisiensi energi pada jarak jauh.   Power loss in the transmission system is one of the main factors affecting the efficiency of electrical energy distribution, especially in the 150 kV system which is widely used in long-distance transmission networks. Comparison between overhead transmission lines (OTL) and underground cables (UGC) is important to determine which type of transmission is superior in terms of energy efficiency. This study aims to evaluate the magnitude of power loss and voltage profile in both types of transmission systems using MATLAB software. The methods used include modeling a 150 kV transmission line system with a length of 50 km, the characteristic impedance of each medium, and power flow and power loss simulations. The simulation results show that the overhead line system produces a power loss of 3.24 MW, while the underground cable system produces a power loss of 4.81 MW for the same load of 100 MVA. In terms of voltage profile, the overhead line is able to maintain a terminal voltage of up to 98.5% of the nominal voltage, while the underground line shows a reduction of up to 95.6%. These results indicate that overhead lines are more efficient in maintaining stability and energy efficiency over long distances.
Analysis of the Effect of Temperature on Performance Efficiency in Three Phase Transformers Nugraha, Yoga Tri; Pangestu, Adam; Wardani, Sumita; Irwanto, Muhammad; Pasaribu, Faisal Irsan; Evalina, Noorly
ELKHA : Jurnal Teknik Elektro Vol. 17 No.2 October 2025
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/elkha.v17i2.92879

Abstract

Transformers are essential components in electrical power distribution systems, and their performance is significantly influenced by operating temperature. High temperatures can lead to increased power losses, particularly copper losses, which reduce transformer efficiency. This research examines the impact of temperature on the efficiency of three-phase transformers, focusing on copper losses and the role of cooling systems in maintaining optimal performance. Using a combination of Thermovision infrared imaging and MATLAB simulations, this research introduces a novel integrated approach to correlate real-time thermal data with theoretical modeling of transformer losses. Unlike previous research that relies solely on either simulation or temperature sensors, the use of Thermovision provides spatially resolved, non-invasive temperature measurements that validate and enhance the accuracy of MATLAB-based thermal-electrical models. The results reveal that the operational temperature of 52.9 °C, as detected by Thermovision, is within safe limits; however, higher temperatures significantly decrease efficiency. The efficiency drops from 92.8% at 25 °C to 90.4% at 120 °C. The exponential trend in copper losses with temperature rise underscores the critical role of effective cooling and temperature monitoring systems. While the magnetic flux remains constant, maintaining lower operating temperatures is essential to prevent premature damage and extend transformer lifespan. Thermovision results were used to validate the simulations. Despite small discrepancies, the consistent pattern provides confidence that the simulation model is sufficiently accurate for performance prediction.
Analisis Uji Efektivitas Pulse Repair Battery Charger dengan Beban Akumulator 12 Volt Mungkin, Moranain; Silaban, Landong; Satria, Habib; Pangestu, Adam
Journal of Telecommunication and Electrical Scientific Vol. 2 No. 01 (2025): Journal of Telecommunication and Electrical Scientific (JTElS)
Publisher : Universitas Harapan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24010/jtels.v2i01.1061

Abstract

Baterai timbal-asam, umum pada kendaraan, membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah penurunan kinerja akibat sulfatasi, yaitu penumpukan kristal timbal sulfat yang mengurangi kapasitas baterai. Pulse repair battery charger dikembangkan sebagai solusi dengan mengirimkan pulsa listrik pada frekuensi tertentu untuk memecah kristal timbal sulfat, mengembalikan kapasitas, serta memperpanjang umur pakai baterai. Penelitian ini bertujuan menganalisis efektivitas pulse repair battery charger pada baterai 12 volt, khususnya dalam meningkatkan kapasitas dan performa dibanding metode pengisian tradisional. Penelitian ini mencakup eksperimen langsung dengan pengukuran daya menggunakan alat ukur terkalibrasi untuk memastikan keakuratan hasil. Pengujian dilakukan dengan pengisian baterai dan evaluasi performa menggunakan beban lampu, yang memungkinkan pengamatan arus dan tegangan dalam penggunaan nyata. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan, dari tegangan awal 10,7V/0Ah menjadi 13,5V/3,6Ah setelah pengisian selama 60 menit. Keberhasilan ini diindikasikan oleh nyala lampu yang sebelumnya tidak menyala, menunjukkan pemulihan kinerja baterai. Rekomendasi mencakup pemantauan kondisi baterai secara berkala dan uji coba tambahan dengan variasi kondisi untuk memperoleh data yang lebih lengkap, sehingga dapat memperkuat pemahaman manfaat dan keterbatasan pulse repair dalam perawatan baterai 12 volt.