Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengembangan Objek Wisata Yeh Hoo Berbasis Potensi Pertanian dan Lingkungan Alam di Tabanan, Bali I Kadek Merta Wijaya; I Nyoman Warnata; I Ketut Sugihantara; I Gusti Ayu Ratih Permata Dewi
Jurnal Sutramas Vol. 2 No. 2 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan objek wisata alam diharapkan mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan beraktivitas wisata di objek tersebut. Pengembangan ini bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat setempat melalui keterlibatan langsung dalam atraksi wisata alam tersebut. Namun perlu untuk diperhatikan bahwa pengembangan ini jangan sampai membawa dampak buruk terhadap keberlanjutan alam setempat. Potensi alam setempat menjadi aset utama sebagai destinasi wisata, dan pengembangannya untuk menjadikan potensi tersebut memiliki daya jual di industri wisata. Dalam pengembangan objek wisata alam, aspek yang perlu diperhatikan adalah potensi alam yang dimiliki oleh objek wisata tersebut. Salah satu objek wisata yang mengandalkan potensi alam yaitu objek wisaya Yeh Hoo dengan potesi utama adalah lahan pertanian padi dan air terjun Yeh Hoo yang memiliki keindahan tersembunyi di balik tebing. Selain itu juga saujana pegunungan dan terasering mewarnai potensi lain dari objek wisata Yeh Hoo ini. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan program pengembangan yang berbasis pada potensi pertanian dan alam yang berkelanjutan dan untuk kesejahteraan masyarakat setempat. Metode yang dipergunakan dalam merumuskan program pengembangan ini adalah kualitatif deskriptif. Metode ini menekankan pada kajian yang bersifat deskriptif melalui data-data empiric. Hasil kegiatan ini berupa program pengembangan berupa wisata pertanian dan wisata air terjun Yeh Hoo; dan rancangan program berupa master plan rancangan.
The Balinese Ethnic Community's Perceptions in Regards to Modifications in Denpasar's Residential Building Spatial Planning I Kadek Merta Wijaya; Mariana Correia; I Nyoman Warnata; I Ketut Sugihantara
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vol 20, No 2 (2022): Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/arst.v20i2.64516

Abstract

The increase influences changes in the spatial layout of Balinese ethnic residences in Denpasar in the number of family members, the growth in the community's economy, and the availability of residential yard land, which is decreasing. On the one hand, the Balinese ethnic community in Denpasar still has a perception of direction and orientation of significant (high) and obnoxious (low) values or luan and teben orientations as the forerunner to the spatial configuration of Balinese ethnic residences with the concept of zoning of the Sanga Mandala tread. This study aims to conceive of the Denpasar community's perception of the arrangement of residential houses amid increasing residential space needs. The method used is descriptive qualitative through empirical studies by conducting in-depth observations and interviews to understand the Denpasar community's understanding of structuring their homes. This study found that the Balinese ethnic community perceives changes in their homes' spatial layout based on literacy and adaptation; the Denpasar community understands the demands of residential space needs through a spatial transformation based on transformation spatial concepts of Balinese architecture.
Desain Detail Konservasi Pura Pajinengan Gunung Tap Sai Di Kabupaten Karangasem I Putu Andi Wira Adnyana Adnyana; I Nyoman Warnata; I Wayan Runa; I Wayan Gde Erick Triswandana
Jurnal Sutramas Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Sutramas
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pura Pajinengan Gunung Tap Sai terletak di Dusun Puragae, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem yang selanjutnya disebut Pura Tap Sai. Pura terletak di lereng barat laut Gunung Agung dan banyak umat ke pura untuk memohon keselamatan dan anugerah. Tap Sai berasal dari kata matapa sai sai (bertapa atau semedi setiap hari). Pada halaman utama (utamaning mandala) Pura terdapat pelinggih Lingga Yoni yang dililit akar pohon yang dipercaya umat sebagai tempat memohon anak atau keturunan, jodoh, segala permasalahan kesehatan, memohon obat, dan juga rezeki. Setelah persembahyangan di utamaning mandala, maka setiap umat (pemedek) akan diberikan seikat (11 Buah) dupa untuk melakukan permohonan khusus di Lingga Yoni. Pura juga memiliki tiga palinggih utama untuk memuja Dewi Sri, Dewi Rambut Sedana, dan Dewi Saraswati. Keberadaan pura ini di tengah hutan sehingga suasana alamnya tenang, damai, dan sakral. Oleh karena itu pura ini juga menjadi daya tarik masyarakat untuk kegiatan spiritual maupun untuk berwisata. Dengan jumlah masyarakat yang berkunjung ke Pura Pajinengan Gunung Tap Sai semakin meningkat, maka perlu adanya penataan mandala pura agar mampu menampung jumlah pengunjung secara optimal dan tentunya aman bagi para penyandang disabilitas, mengingat kondisi mandala pura yang cukup tinggi seperti terasering dikarenakan kontur tanah yang miring. Berdasarkan permasalahan di atas maka metode pelaksanaan pada tahun ke-3 ini adalah melalui desain detail konservasi pura. Pengumpulan data berupa penjajakan ke Pura untuk memperoleh data dalam proses desain detail konservasi pura. Desain detail pura agar lebih unik atau khas termasuk desain bangunan penunjang dan material pelinggih serta sirkulasi bagi para penyandang disabilitas. Jajak pendapat/wawancara dan sosialisasi juga dilaksanakan untuk mengoptimalkan desain detail konservasi Pura. Luaran akhir dari Program adalah desain detail konservasi pelinggih pura. Sebagai luaran akademis adalah publikasi pada Jurnal Ilmiah Nasional ber-ISSN. luaran lain seperti video tayang di Youtube dan berita di koran.
Desain Fasilitas Wisata Alam sebagai Program Pengembangan Objek Wisata Pantai Gamat di Desa Sakti, Nusa Penida - Bali I Kadek Merta Wijaya; I Nyoman Warnata; Ni Wayan Meidayanti Mustika
Jurnal Sutramas Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Sutramas
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pantai Gamat berada di bagian utara Pulau Nusa Penida yang berbentuk teluk, berpasir putih, dengan biota laut yang masih alami, diapit oleh bukit membentuk lembah, serta memiliki view ke arah gugusan pulau kecil (Pulau Ceningan dan Pulau Lembongan). Potensi alam di Pantai Gamat masih belum memiliki fasilitas penunjang wisata sedangkan objek wisata Pantai Gamat diminati oleh wisatawan, sehingga diperlukan pengembangan kawasan melalui rancangan fasilitas wisata alam di Pantai Gamat. Namun pemecahan masalah tersebut jangan sampai membawa masalah baru, karena kawasan Pantai Gamat merupakan hutan desa sebagai penyangga alam di kawasan tersebut. Tujuan kegiatan ini adalah pengembangan wisata alam di Pantai Gamat dalam bentuk desain fasilitas wisata. Dalam pengembangan ini terdapat dua hal yang diperhatikan adalah (1) mengembangkan objek wisata di Kawasan Pantai Gamat, dan (2) mempertahankan kebaradaan keberlanjutan potensi alam yang terdapat di Pantai Gamat dan hutan desa. Oleh karena itu diperlukan solusi yang bijak dalam pengembangan ini yaitu (1) merencanakan fasilitas wisata di Pantai Gamat yang mempertimbangkan ekosistem pantai dan laut bebes dari ekploitasi yang besar dan polusi, dan (2) merencakan fasilitas glamping berkonsep ramah terhadap lingkungan.