Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Perencanaan dan Perancangan Sirkuit Drag Race Sebagai Sarana Untuk Memfasilitasi Hobi Balapan di Klungkung I Kadek Yandi Putra; I Nyoman Warnata; I Ketut Sugihantara
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 9 No. 2 (2021): UNDAGI : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The drag race event is held annually in Klungkung, on July 20 2014 the 2014 Drag Bike Cup Regent event was held, then on February 14 2016 the Klungkung Regent Drag Bike event was held, then on May 19 2019 the 2019 Drag Bike Championship event was held, the three of them took place at By Pass Ida Bagus Mantra, Kusamba, Klungkung due to the unavailability of circuit facilities that could accommodate the drag event in Klungkung. Until now, Klungkung Regency and even Bali Province does not yet have a circuit that accommodates drag activities, this results in outside official racing events, racing hobbyists still carry out illegal racing or illegal racing, the main factor as a cause of wild racing, namely the absence of racing circuit facilities, making automotive lovers choose highway instead (Lismaharia Febry, 2017). The Drag Race circuit is planned to accommodate the activities of people who have a hobby of drag racing, later the community can channel their hobby of drag racing such as holding official competition events, as well as testing vehicles and driving skills outside official events quietly at the Drag Race Circuit without having to fear disturbing order on public roads and unsettling the general public. In addition, the Drag Race Circuit can serve as a means of education and entertainment for the general public that the hobby of drag racing is not as bad as what the general public has imagined so far.
Perencanaan Dan Perancangan Wisata Industri Ulat Sutra Di Kec. Abiansemal, Badung, Bali I Komang Edy Suparlan; I Kadek Merta Wijaya; I Ketut Sugihantara
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 9 No. 2 (2021): UNDAGI : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peminat kain sutra di bali yang meningkat 30% peningkatan nilai produksi kain sutra di kecamatan abiansemal memiliki 1 budidaya ulat sutra yang bertempat di desa sibangkaja namun belum mempunyai fasilitas yang lengkap untuk menunjang produksi akan benang sutra dan kain sutra sedangkan di kecamatan abinsemal ini mempunyai masyarakat yang bermata pencaharian sebagai penjahit kain tenun tetapi belum memiliki produsen lokal benang sutra agar dapat memenuhi kebutuhan untuk mendukung meningkatnya akan kain sutra maka perlu adanya sebuah wadah yang tidak hanya sebagai tempat pembuatan kain tetapi juga dapat digunakan sebagai tempat wisata auat berekreasi untuk meningkatkan akan kain di kabupaten badung dengan ini dapat di usulkan untuk mengajukan perencanaan dan perancangan wisata industri ulat sutra di kecamatan abiansemal, badung bali. dengan metode pengumpulan data yang digunakan studi literature, studi preseden dan wawancara dengan salah satu pelaku industri ulat sutra yang bernama Tri Edy Mursabda berdasarkan permasalahan di atas di usulkan perencanaan dan perancangan wisata industri ulat sutra di kec.abiansemal, badung, bali dengan menggunakan konsep dasar yaitu edukasi dalam berwisata dengan konsep ini mengolah bahan mentah berupa benang sutra yang di olah hingga menjadi kain sutra yang mempunyai harga jual yang tinggi
Rancang Bangun Pusat Kuliner dan Pasar Ikan Di Desa Ketewel , Kabupaten Gianyar I Putu Mahendra Sanjaya; I Ketut Sugihantara; I Gede Surya Dharmawan
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 9 No. 1 (2021): UNDAGI : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/undagi.9.1.3512.58-65

Abstract

Kekayaan alam Kabupaten Gianyar tidak hanya mampu dijadikan objek pariwisata, namun hasil lautnya dapat menjadi penghasilan bagi masyarakat setempat. Di Kabupaten Gianyar belum terdapat pasar ikan, salah satunya di Desa Ketewel Kecamatan Sukawati, Gianyar. Sasaran dari perencanaan dan perancangan Pasar Ikan di Desa Ketewel ini adalah para profesi nelayan dan masyarakat luas di Desa Ketewel,Kabupaten Gianyar, hasil laut tidak hanya dapat dipasok dari dalam wilayah Kabupaten Gianyar, namun pasokan juga dapat didatangkan dari luar daerah sekitar, jika terjadi cuaca buruk yang menyebabkan nelayan tidak berlayar maka pasokan ikan juga diperlukannya dari luar wilayah seperti nelayan dari daerah Karangasem , Badung dan sekitarnya. Selain sebagai tempat berjualan , pasar ikan ini juga bertujuan untuk menambah tujuan destinasi wisata baru di Kabupaten Gianyar dan menjadi ciri khas tersendiri sebagai tujuan wisata berbelanja berbagai jenis produksi ikan dan wisata kuliner olahan ikan di Kabupaten Gianyar Bali.
Redesain Gedung SLB/C Kemala Bhayangkari Dengan Pendekatan Arsitektur Inklusif Di Kabupaten Tabanan I Gst Ayu Agung Rahayu Rimtya Dewi; Ni Wayan Meidayanti Mustika; I Ketut Sugihantara
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 9 No. 2 (2021): UNDAGI : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SLB (Sekolah luar biasa) merupakan sebuah lembaga pendidikan formal yang melayani pendidikan bagi anak – anak kebutuhan khusus. Di Kabupaten Tabanan terdapat salah satu SLB mengkhususkan fasilitas pendidikan bagi penyandang Tuna Grahita yaitu SLB/C Kemala Bhayangkari memiliki jumlah siswa saat ini 141 peserta didik yang dimana terdiri dari 89 siswa laki-laki dan 52 siswa perempuan, dan memiliki 10 orang guru atau pendidik. SLB ini belum memenuhi perancangan sesuai dengan standar SLB dan disesuaikan dengan kebutuhan anak tunagrahita pada setiap jenjang pendidikannya. Dari hasil observasi perbandingan dengan standar fasilitas pada SLB dilihat dari rasio jumlah siswa dalam pembagian rombel dan ketersediaan ruang kelas dapat disimpulkan SLB/C Kemala Bhayangkari ini kelebihan siswa dan masih kekurangan fasilitas ruang ada , dan perlunya peremajaan fisik bangunan, untuk mewujudkan keamanan dan kenyamanan siswa.. Konsep Tanggap Pengguna serta desain Inklusif yang akan diterapkan menyesuaikan pada kebutuhan dari fasilitas ini dan menjadikan manusia sebagai tujuan utama desain arsitektur desain mengutamakan kebutuhan pengguna, dimana desain yang melihat kondisi pengguna dengan keterbatasan yang dimiliki dan didesain untuk memastikan keamanan pengguna dan arsitektur yang tanggap terhadap lingkungan/kondisi sekitar.
Perencanaan Dan Perancangan Wellness Center Dengan Pendekatan Healing Environment Di Desa Angseri, Baturiti, Tabanan, Bali Michael Cartens Bahy Bahy; Ni Wayan Meidayanti Mustika; I Ketut Sugihantara
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 10 No. 1 (2022)
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/undagi.10.1.5193.53-61

Abstract

The island of Bali is one of the main tourist spa destinations in the central part of Indonesia and is also one of the best tourist destinations in the world. The response to the development of tourism shown by the government with the creation of the Fitness Travel Book "Journey for Healthy Life". One of the districts that has begun to develop quite well from tourism activities is Tabanan Regency, but based on observations and interviews on one of the users of the Wellness Center facility in Tabanan Regency the existence of Wellness Center does not yet exist and some Wellness Center facilities such as retreats, yoga and meditation have not been established. Based on the results of the methodology, the results obtained in the form of Planning and Design with a Healing Environment Approach that is in accordance with the functions and characteristics of the Wellness Center. This Healing Environment approach is able to accelerate the recovery time of patient health or accelerate the patient's adaptation process from chronic and acute conditions by involving the psychological effects of patients in it. Healing Environment is a therapeutic environment design that combines natural, sensory and psychological elements. Then a concept of Planning and Design with a Healing Environment Approach in Angseri Village, Baturiti, Tabanan, Bali.
Pengembangan Objek Wisata Yeh Hoo Berbasis Potensi Pertanian dan Lingkungan Alam di Tabanan, Bali I Kadek Merta Wijaya; I Nyoman Warnata; I Ketut Sugihantara; I Gusti Ayu Ratih Permata Dewi
Jurnal Sutramas Vol. 2 No. 2 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan objek wisata alam diharapkan mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan beraktivitas wisata di objek tersebut. Pengembangan ini bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat setempat melalui keterlibatan langsung dalam atraksi wisata alam tersebut. Namun perlu untuk diperhatikan bahwa pengembangan ini jangan sampai membawa dampak buruk terhadap keberlanjutan alam setempat. Potensi alam setempat menjadi aset utama sebagai destinasi wisata, dan pengembangannya untuk menjadikan potensi tersebut memiliki daya jual di industri wisata. Dalam pengembangan objek wisata alam, aspek yang perlu diperhatikan adalah potensi alam yang dimiliki oleh objek wisata tersebut. Salah satu objek wisata yang mengandalkan potensi alam yaitu objek wisaya Yeh Hoo dengan potesi utama adalah lahan pertanian padi dan air terjun Yeh Hoo yang memiliki keindahan tersembunyi di balik tebing. Selain itu juga saujana pegunungan dan terasering mewarnai potensi lain dari objek wisata Yeh Hoo ini. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan program pengembangan yang berbasis pada potensi pertanian dan alam yang berkelanjutan dan untuk kesejahteraan masyarakat setempat. Metode yang dipergunakan dalam merumuskan program pengembangan ini adalah kualitatif deskriptif. Metode ini menekankan pada kajian yang bersifat deskriptif melalui data-data empiric. Hasil kegiatan ini berupa program pengembangan berupa wisata pertanian dan wisata air terjun Yeh Hoo; dan rancangan program berupa master plan rancangan.
The Balinese Ethnic Community's Perceptions in Regards to Modifications in Denpasar's Residential Building Spatial Planning I Kadek Merta Wijaya; Mariana Correia; I Nyoman Warnata; I Ketut Sugihantara
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vol 20, No 2 (2022): Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/arst.v20i2.64516

Abstract

The increase influences changes in the spatial layout of Balinese ethnic residences in Denpasar in the number of family members, the growth in the community's economy, and the availability of residential yard land, which is decreasing. On the one hand, the Balinese ethnic community in Denpasar still has a perception of direction and orientation of significant (high) and obnoxious (low) values or luan and teben orientations as the forerunner to the spatial configuration of Balinese ethnic residences with the concept of zoning of the Sanga Mandala tread. This study aims to conceive of the Denpasar community's perception of the arrangement of residential houses amid increasing residential space needs. The method used is descriptive qualitative through empirical studies by conducting in-depth observations and interviews to understand the Denpasar community's understanding of structuring their homes. This study found that the Balinese ethnic community perceives changes in their homes' spatial layout based on literacy and adaptation; the Denpasar community understands the demands of residential space needs through a spatial transformation based on transformation spatial concepts of Balinese architecture.
Pola Aktivitas Pengunjung Terhadap Ruang Terbuka Publik Pada Kawasan Pantai Melasti, Bali Putu Gede Wahyu Satya Nugraha; I Ketut Sugihantara
JAUR (JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH) Vol. 6 No. 1 (2022): JAUR Oktober
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jaur.v6i1.8245

Abstract

Melasti Beach was used as the object of research because it has a high level of visits, recorded during January and February 2021, the number of visitors who came to Melasti Beach was 86,214 people. The density of beach visitor activities and the existence of religious ritual activities in it are considered to represent the pattern of visitor activity in public open spaces. Seeing the high number of visits, the author is interested in conducting this research to find out what activities are taking place in it and also the pattern of activities in it. This aims to obtain a pattern of circulation of activities that take place in the research location to be a reference for designers in planning public open space facilities. The theory used in this research is behavior setting, which is studying the relationship between human behavior and the environment that accommodates these activities. The method of data collection is by observing the movement patterns of visitor activities and interviews and using questionnaires distributed to people who have visited Melasti Beach. Technical analysis of the data used is descriptive analysis is done to obtain the use of space based on a person's activity pattern which is described through behavior mapping. It takes several variables to analyze this research, including actors, activities, flow, time, and form. The results of this study are the activity patterns of Melasti Beach visitors which are divided into 3 types: high-intensity activity patterns occur during the day off, moderate intensity occurs on weekdays and low intensity occurs in the afternoon to evening.
PENGEMBANGAN KAWASAN DTW TUBING DESA NEGARI KOLABORASI DENGAN POKDARWIS TEGALSARI NEGARI DI DESA NEGARI, KEC. BANJARANGKAN, KAB. KLUNGKUNG, BALI Made Suryanatha Prabawa; I Ketut Sugihantara; Ni Luh Anik Puspa Ningsih
Lentera Karya Edukasi Vol 2, No 2 (2022): Jurnal LENTERA KARYA EDUKASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengembangan dan Kajian Sarana dan Prasarana Pendidikan (P2K Sarprasdik)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Bali as a tourist destination The world has a variety of tourist destinations (DTW) which are certainly popular. Of the total DTW, there are several in the Klungkung Regency area such as Banjarangkan, Nusa Lembongan, and Nusa Penida. Desa Negari as a village located in the Klungkung Regency area wants to participate in the post-COVID-19 tourism recovery period, which is marked by the increasing number of local/domestic/foreign tourists coming to the Klungkung area, by compiling a planning study to realize a tourist destination. (DTW) belongs to Desa Negari. The village plans to take advantage of the natural potential of the Tukad Bubuh River Basin to Tegal Besar Beach Estuary as a DTW Adventure Tubing. The main problem faced by the village is that it does not have expert human resources who are able to assist in preparing the DTW Tubing Development Plan in the Negari Village so that the Univ. Warmadewa came down to help. The results of the service show that there are several lands that can be used for Tubing locations (Starting-Finish), There will be increased employment opportunities, Realization of the initial concept of spatial planning (layout) of each Tubing Starting and Finish Point Area.Keywords: Tourist, Destination, Tubing, Desa NegariAbstrak: Bali sebagai destinasi wisata Dunia memiliki berbagai macam daerah tujuan wisata (DTW) yang tentunya populer. Dari keseluruhan DTW terdapat beberapa di wilayah Kabupaten Kelungkung seperti Banjarangkan, Nusa Lembongan, dan Nusa Penida. Desa Negari sebagai sebuah desa yang berada di wilayah Kabupate Kelungkung ingin ikut berpartisipasi dalam masa pemulihan pariwisata pasca COVID-19, yang ditandai dengan mulai banyaknya wisatawan lokal/domestic/mancanegara yang datang ke wilayah Klungkung, dengan menyusun sebuah studi perencanaan untuk mewujudkan daerah tujuan wisata (DTW) milik Desa Negari. Desa berencana memanfaatkan potensi alam yakni Daerah Aliran Sungai Tukad Bubuh hingga Muara Pantai Tegal Besar sebagai DTW Adventure Tubing. Permasalahan utama yang dihadapi oleh Desa adalah tidak memiliki SDM Ahli yang mampu mendampingi dalam menyusun Rencana Pegembangan DTW Tubing Desa Negari sehingga Tim Pengabdian Univ. Warmadewa turun untuk membantua. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa ada beberapa lahan yang dapat dimanfaatkan untuk lokasi Tubing (Starting-Finish), Akan adanya lapangan pekerjaan yang meningkat, Terwujudnya konsep awal tata ruang (layout) dari masing-masing Area Starting dan Finish Point DTW Tubing
Perencanaan dan Perancangan Aquarium Megatank di Kawasan Pantai Amed Kabupaten Karangasem, Bali I Made Rama Sukma Pramana; I Nyoman Nuri Arthana; I Ketut Sugihantara
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/undagi.10.2.5260.264-272

Abstract

Karangasem Regency is one of the regencies that has many beautiful natural attractions from the mountains to the underwater, it is evident that many local and foreign tourists visit Karangasem Amed. This Megatank Aquarium is a facility that can overcome problems related to the arrangement and decline of the ecosystem. underwater biota. By making a conservation effort with aspects of preservation, protection, and utilization, utilization is a conservation effort that becomes an attraction and new innovation related to tourism and for the sustainability of the Indonesian underwater biota ecosystem, especially in the Amed coastal area. With facilities consisting of a Marine Aquarium, Deep Sea Aquarium, Coral Reef Aquarium, Touch Pool, Snorkeling Pool, and many more. This Megatank Aquarium has the concept of "Environment and Technology" which means that marine biota ecosystems develop even though inside buildings with this technology can help for development without having to damage the environment, especially underwater biota. With the theme of Eco-Tech Architecture in environmentally friendly buildings with the utilization of natural potential.