Sistem kriogenik memegang peranan vital dalam industri gas karena berfungsi menjaga kestabilan penyimpanan serta distribusi fluida pada suhu dan tekanan ekstrem. Kegagalan peralatan pada sistem ini tidak hanya berpotensi menghambat proses produksi dan menimbulkan kerugian finansial, tetapi juga dapat mengancam keselamatan operator serta lingkungan akibat potensi kebocoran fluida bertekanan tinggi. Salah satu peralatan utama di PT Air Products Indonesia adalah Liquid Oxygen (LOX) tanker fill pump, yang berfungsi untuk memindahkan oksigen cair dari tangki penyimpanan menuju kendaraan distribusi. Unit ini kerap mengalami gangguan pada komponen mechanical seal, yang menjadi penyebab utama kebocoran dan downtime produksi. Penelitian ini menerapkan integrasi metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Reliability Centered Maintenance (RCM) untuk menyusun strategi pemeliharaan berbasis risiko yang terukur dan efektif. FMEA digunakan untuk mengidentifikasi serta menilai potensi mode kegagalan berdasarkan tingkat keparahan, frekuensi kejadian, dan kemampuan deteksi, sementara RCM digunakan untuk menentukan jenis pemeliharaan paling sesuai berdasarkan konsekuensi kegagalan dan tingkat kritikalitas komponen. Kombinasi kedua metode ini memungkinkan penyusunan kebijakan pemeliharaan yang lebih sistematis, efisien, dan berfokus pada peningkatan keandalan peralatan. Hasil analisis FMEA menunjukkan bahwa komponen mechanical seal memiliki nilai Risk Priority Number (RPN) sangat tinggi sebesar 576, disebabkan oleh kombinasi tingkat keparahan yang tinggi, frekuensi kejadian berulang, serta kesulitan dalam deteksi dini. Faktor penyebab utama mencakup keausan material, kontaminasi fluida pelumas, dan kesalahan dalam proses pemasangan. Berdasarkan logika keputusan RCM, strategi pemeliharaan yang disarankan adalah Condition-Based Maintenance (CBM) dengan interval inspeksi setiap tiga bulan dan penggantian mechanical seal menjadi dry seal yang memiliki umur pakai lebih panjang. Implementasi strategi ini diproyeksikan mampu menurunkan frekuensi kerusakan hingga dua kali per tahun, meningkatkan nilai availability sistem menjadi 99,45%, serta menekan biaya perawatan darurat. Selain itu, peningkatan sistem pemantauan tekanan dan vibrasi secara berkala turut memperkuat aspek keselamatan kerja karena risiko kebocoran oksigen cair bertekanan tinggi dapat diminimalkan. Temuan ini membuktikan bahwa integrasi FMEA dan RCM efektif dalam mengoptimalkan keandalan, efisiensi biaya, dan keselamatan operasional pada sistem kriogenik industri gas modern.