Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PKM Pedagang Di Pasar Intaran Sanur Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Anny Eka Pratiwi; Putu Krisna Adwitya Sanjaya
Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek Vol 3 No 2 (2022): Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek No. 3 Vol. 2 April, 2022
Publisher : Denpasar Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52232/jasintek.v3i2.76

Abstract

Pasar Intaran yang terletak di Kelurahan Sanur Kauh merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Kota Denpasar, Provinsi Bali dengan total jumlah pedagang 450 orang. Minimalnya informasi yang didapatkan oleh pedagang tentang penyebaran COVID-19 menyebabkan kurangnya penerapan mereka dalam pelaksanaan PHBS. Menurut hasil penelitian, PHBS merupakan starategi yang dapat mencegah penyebaran COVID-19 di masyarakat. Pedagang harus terus dihimbau untuk meningkatkan PHBS dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Namun penerapan PHBS ini sangat minimal penerapannya di Pasar Intaran. Selain masalah kesehatan, terdapat juga masalah ekonomi yaitu terkait dalam hal pemasaran produk dagangan, dimana pedagang belum mampu memasarkan dagangannya dengan baik ke sistem pasar. Selain itu pembukuan mereka dalam berdagang juga kurang baik karena pendidikan mereka yang rendah. Pada PKM ini kelompok mitra berperan aktif dalam setiap kegiatan dengan persentase kehadiran 100% dan partisipasi aktif 100%. Dengan kegiatan ini terjadi peningkatan pengetahuan mitra dalam bidang pemahaman tentang COVID-19 dan juga pencegahan penyebaran COVID-19 serta penerapan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyebaran virus COVID-19. Kelompok mitra sudah terampil dalam pembuatan APD dalam pencegahan penyebaran virus COVID-19. Selain itu, kelompok mitra sudah bisa memasarkan dagangannya dengan strategi digital marketing seperti di media sosial dan juga sudah bisa membuat pumbukuan yang baik
PEMBERDAYAAN PEDAGANG DALAM PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19 DI PASAR INTARAN SANUR Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Made Indra Wijaya; Komang Triyani Kartinawati
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 1 No. 11: November 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasar Intaran yang terletak di Kelurahan Sanur Kauh merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Kota Denpasar, Provinsi Bali dengan total jumlah pedagang 450 orang. Minimalnya informasi yang didapatkan oleh pedagang tentang penyebaran COVID-19 menyebabkan kurangnya penerapan mereka dalam pelaksanaan PHBS. Menurut hasil penelitian, PHBS merupakan starategi yang dapat mencegah penyebaran COVID-19 di masyarakat. Pedagang harus terus dihimbau untuk meningkatkan PHBS dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Namun penerapan PHBS ini sangat minimal penerapannya di Pasar Intaran. Selain masalah kesehatan, terdapat juga masalah ekonomi yaitu terkait dalam hal pemasaran produk dagangan, dimana pedagang belum mampu memasarkan dagangannya dengan baik ke sistem pasar. Selain itu pembukuan mereka dalam berdagang juga kurang baik karena pendidikan mereka yang rendah. Pada PKM ini kelompok mitra berperan aktif dalam setiap kegiatan dengan persentase kehadiran 100% dan partisipasi aktif 100%. Dengan kegiatan ini terjadi peningkatan pengetahuan mitra dalam bidang pemahaman tentang COVID-19 dan juga pencegahan penyebaran COVID-19 serta penerapan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyebaran virus COVID-19. Kelompok mitra sudah terampil dalam pembuatan APD dalam pencegahan penyebaran virus COVID-19. Selain itu, kelompok mitra sudah bisa memasarkan dagangannya dengan strategi digital marketing seperti di media sosial dan juga sudah bisa membuat pumbukuan yang baik.
Program Kemitraan Masyarakat Kelompok Pekerja di Rumah Sakit Umum Prima Medika Made Indra Wijaya; Luh Gede Pradnyawati; I Made Aditya Mantara Putra
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 2 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sepanjang tahun 2022, kasus COVID-19 masih dilaporkan terjadi di Bali, tetapi jumlah kasus dan tingkat keparahannya sudah tidak mengkhawatirkan lagi seperti tahun-tahun sebelumnya. Bali sudah terbuka untuk wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan internasional. Pariwisata mulai bangkit dan perekonomian pun berangsur-angsur pulih. Berbagai kegiatan, yang dikenal dengan sebutan MICE (meeting, incentive, conference, and exhibition), marak diselenggarakan di Bali. MICE akan terus berlangsung hingga puncaknya pada pertemuan G20. Ubud, sebagai salah satu destinasi wisata di Bali, mulai bangkit. Tujuan program kemitraan masyarakat ini adalah mempersiapkan Rumah Sakit Umum Prima Medika untuk membuka klinik wisata (travel clinic), yaitu dengan memberdayakan kelompok pekerja sesuai dengan latar belakang mereka. Mitra pengabdiam masyarakat adalah kelompok pekerja, yang meliputi kelompok klinis dan non klinis. Kelompok klinis meliputi dokter umum, perawat, dan apoteker; sedangkan kelompok non klinis terdiri dari staf administrasi dan pemasaran. Mula-mula dilakukan telusur lapangan, telusur dokumen, dan wawancara kelompok pekerja untuk mendapatkan gambaran umum tentang pelayanan terhadap wisatawan yang sedang berjalan, sehingga masukan atau saran yang diberikan sesuai dengan keadaan di lapangan. Dari analisis situasi tersebut didapatkan bahwa praktik kedokteran pariwisata belum mengacu pada standar internasional. Selain itu, kelompok pekerja juga belum paham tentang kode etik rumah sakit sebagaimana yang ditetapkan oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (KODERSI). Berdasarkan hasil analisis tersebut, selanjutnya dilakukan bimbingan teknis kesehatan pariwisata dengan mengacu pada kerangka keilmuan yang dipublikasikan oleh The National Travel Health Network and Centre (NaTHNaC) bagi kelompok pekerja klinis dan KODERSI bagi kelompok pekerja non klinis.
PKM Kesehatan Pekerja Seks Perempuan dalam Penanggulangan IMS dan HIV/AIDS di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Made Indra Wijaya; Komang Triyani Kartinawati
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 2 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bali adalah salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi tujuan para traveler dari seluruh dunia, baik untuk berwisata, berbisnis, maupun bekerja yang rentan terhadap penyebaran dan penularan penyakit IMS dan HIV/AIDS. Lokalisasi Jalan Setia Budi adalah salah satu titik lokalisasi yang berada di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Lokalisasi ini sudah ada sekitar 10 tahun dan beroperasi 24 jam dan rentan penularan IMS dan HIV/AIDS. Minimalnya pengetahuan mitra PSP (Pekerja Seks Perempuan) mengenai penanggulangan IMS dan HIV/AIDS tersebut. Mitra yang dalam hal ini sebagai perpanjangan tangan dari tenaga kesehatan tidak memiliki gambaran mengenai pelaksanaan program penanggulangan IMS dan HIV/AIDS tersebut. Mereka tidak mengetahui hal-hal yang berbahaya dari IMS dan HIV/AIDS, faktor risiko, cara penularannya serta cara pencegahannya salah satunya adalah program VCT. Dengan terjadinya pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sejak 3 tahun lalu, membuat terjadinya penurunan pemasukan dari pelanggan yang berdampak pada perekonomian mereka. Sehingga mereka membutuhkan penghasilan tambahan selain dari memuaskan pelanggan. Dari permasalahan yang dihadapi, maka solusi yang dapat ditawarkan adalah melaksanakan focus group discussion mengenai pencegahan IMS dan HIV/AIDS dengan melibatkan mitra, mucikari dan PSP. Dari kegiatan ini telah meningkatkan pemahaman PSP serta orang-orang di sekitar lokalisasi mengenai pentingnya penanggulangan IMS dan HIV/AIDS. Peningkatan skill PSP melalui pelatihan bagi mitra dalam pembuatan APD seperti masker, handsanitizer, face shield. Pelatihan ini dilakukan untuk membantu PSP dalam mencari pemasukan tambahan selain bekerja di lokalisasi sehingga permasalahan perekonomian mereka terbantu di masa pandemi Covid-19. Kata Kunci : Pekerja seks perempuan, IMS, HIV/AIDS, Kecamatan Kuta
Pemberdayaan Kader Bina Keluarga Balita Dalam Pencegahan Stunting Dan Akselerasi Taraf Ekonomi Di Desa Bresela, Kecamatan Payangan Gianyar Luh Gede Pradnyawati; Krisna Adwitya Sanjaya
Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek Vol. 2 No. 1 Oktober, 2020
Publisher : Denpasar Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52232/jasintek.v2i1.46

Abstract

Stunting is a form of nutritional disorders which is characterized by a short body condition that exceeds the deficit of -2SD below WHO standards. The incidence of stunting in children under five requires special attention because it is associated with a risk of decreased intellectual ability, productivity and an increased risk of degenerative diseases in the future. Indonesia is included in a group of developing countries with a high prevalence rate, one of which is Bresela Village, Gianyar Regency. From interviews with cadres, there were several problems related to stunting prevention programs, namely the minimum information obtained by cadres and the low cadre knowledge about stunting prevention. In addition, the cadres, who are mostly craftsmen, have difficulties in marketing their merchandise, which affects their income. The partner empowered here is the BKB cadre (Toddler Family Development). Cadre empowerment is very much needed to prevent stunting in Payangan District. In general, this program can be said to be successful because there is a decrease in stunting and marketing numbers that are appropriate with technology-based in Bresela Village. The cadres re expected can spearhead the sustainability of the stunting prevention program in a sustainable manner in their respective regions so that it can empower cadres to reduce stunting problems in Gianyar Regency
Program Kemitraan Masyarakat Pencegahan Penyebaran Narkoba dan HID/AIDS pada Remaja di Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Made Indra Wijaya; Putu Nita Cahyawati; Pande Ayu Naya Kasih Permatananda
Genitri: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan Vol 1 No 2 (2022): Desember
Publisher : Politeknik Kesehatan Kartini Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36049/genitri.v1i2.82

Abstract

Penyebaran narkoba di kalangan remaja Indonesia masih merupakan sesuatu masalah yang bersifat kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi marak. Terbukti dengan bertambahnya jumlah penyalahguna atau pecandu narkoba secara signifikan pada remaja. Selain masalah penyebaran narkoba pada remaja, terdapat juga permasalahan penyebaran infeksi HIV/AIDS. Data BKKBN menunjukkan kurang lebih 50% dari pengidap AIDS di Indonesia adalah kelompok umur remaja. Pada masa remaja sering kali timbul rasa ingin mencoba-coba. Penyebab penyebaran narkoba dan HIV/AIDS pada remaja di Provinsi Bali tidak bisa terkendali lagi termasuk di Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan. Kurangnya pengetahuan dan informasi di kalangan remaja di desa menjadi faktor utama mudahnya penyebaran ini. Mitra pada pengabdian ini adalah kader remaja yaitu para remaja yang tergabung dalam suatu wadah sekeha teruna-teruni di Desa Buahan Kaja. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan melakukan sosialisasi dengan mitra, focus group discussion (FGD), penyuluhan dan pelatihan tentang pencegahan narkoba dan HIV/AIDS pada kader remaja. Hasil dari pengabdian ini adalah semua kelompok mitra telah mampu merumuskan kegiatan “peer” pencegahan narkoba dan HIV/AIDS di Desa Buahan Kaja. Focus Group Discussion (FGD) telah mampu merumuskan permasalahan yang ada di masyarakat menyangkut masih kurangnya pengetahuan para kader remaja mengenai pencegahan penyebaran narkoba dan HIV/AIDS. Saran yang dapat kami berikan dalam kegiatan pengabdian ini adalah agar kelompok mitra dapat menjadi ujung tombak perekrutan mitra lainnya sebagai partner dalam melakukan kegiatan “peer” pencegahan penyebaran narkoba dan HIV/AIDS di Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.
PKM Pemberdayaan Pekerja Seks Perempuan dalam Penanggulangan Kanker Serviks di Kecamatan Kuta Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Made Indra Wijaya; Komang Triyani Kartinawati
Genitri: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan Vol 2 No 2 (2023): Desember
Publisher : Politeknik Kesehatan Kartini Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36049/genitri.v2i2.164

Abstract

Salah satu penyakit yang dapat menganggu kesehatan organ reproduksi wanita adalah Kanker Serviks yang merupakan kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia. Bali adalah tujuan para traveler yang rentan terhadap penyebaran dan penularan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Kejadian Kanker Serviks di Provinsi Bali adalah sebesar 2,3 per 1000 penduduk. Kanker Serviks ini dapat dicegah dengan cara meningkatkan perilaku hidup sehat dengan cara cerdik serta mengurangi faktor risiko terjadinya kanker tersebut. Dari wawancara yang dilakukan kepada mitra, didapatkan permasalahan bahwa minimalnya pengetahuan mitra PSP (Pekerja Seks Perempuan) mengenai kesehatan reproduksi khususnya pencegahan Kanker Serviks. Mereka tidak mengetahui hal-hal yang berbahaya dari Kanker Serviks, faktor risiko, cara penularannya serta cara pencegahannya. Dengan terjadinya pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sejak 3 tahun lalu, membuat terjadinya penurunan pemasukan dari pelanggan yang berdampak pada perekonomian mereka. Sehingga mereka membutuhkan penghasilan tambahan selain dari memuaskan pelanggan. Dari permasalahan yang dihadapi, maka solusi yang dapat ditawarkan adalah melaksanakan focus group discussion mengenai pencegahan Kanker Serviks dengan melibatkan mitra. Dari kegiatan ini telah meningkatkan pemahaman PSP serta orang-orang di sekitar lokalisasi mengenai pentingnya penanggulangan Kanker Serviks. Peningkatan skill PSP melalui pelatihan bagi mitra dalam pembuatan APD seperti masker, handsanitizer, face shield. Pelatihan ini dilakukan untuk membantu PSP dalam mencari pemasukan tambahan selain bekerja di lokalisasi sehingga permasalahan perekonomian mereka terbantu di masa pandemi Covid-19.
Penyuluhan Kader Dasawisma Mengenai Tertib Kelola Pangan dengan Metode Food Preparation di Masa Pandemi Covid-19 di Desa Dangintukadaya Ni Made Hegard Sukmawati; Anny Eka Pratiwi; Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 3 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Survey terhadap ibu-ibu PKK di Banjar Sebual, Desa Dangintukadaya, Kabupaten jembrana, diketahui bahwa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat selama pandemi Covid-19 adalah perekonomian dan kemampuan daya beli. Penurunan aktivitas pariwisata di Bali berimbas kepada budget pembelanjaan pangan bagi keluarga, dan penyediaan makanan bergizi dan seimbang. Adanya pembatasan sosial dan kekhawatiran akan risiko terinfeksi virus Covid-19 juga menyulitkan para ibu-ibu untuk berbelanja bahan pangan secara rutin. Kegitan Penyuluhan Tertib Kelola Pangan dengan Metode Food Preparation di Masa Pandemi Covid-19 bagi kader Dasawisma di Desa Dangintukadaya diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan kader PKK di banjar ini mengenai kelola pangan selama masa pandemi. Pelaksanaan kegiatan dalam program ini meliputi presentasi materi, pemutaran video peraga, dan tanya jawab terkait dengan teknik Food prep. Evaluasi kegiatan dilakukan melalui evaluasi kehadiran, partisipasi aktif kader, pre-test dan post-test untuk mengukur pemahaman peserta terkait materi yang disampaikan. Hasil: berjalan dengan lancar dan peserta telah memiliki pengetahuan yang cukup untuk melakukan pengelolaan pangan dengan metode food preparation. Hasil evaluasi terhadap pengetahuan peserta terkait metode food preparation menunjukkan peningkatan pengetahuan yang terukur dari kenaikan rerata skor awal 22 (pre-test) menjadi 79 (post-test). Kepuasan peserta terhadap keberlangsungan program diukur secara kualitatif melalui penyampaian feedback dari peserta dan peserta menyatakan puas dengan kegiatan ini dan menyatakan manfaat dari informasi yang disampaikan.