Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Hubungan Kematangan Emosi dengan Psikosomatis pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa Ni Putu Dita Hendrika Vijayanti; Sagung Putri Permana Lestari M.P; Komang Triyani Kartinawati
AMJ (Aesculapius Medical Journal) Vol. 1 No. 2 (2022): February
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.905 KB)

Abstract

Mahasiswa yang sedang dalam tingkat akhir perkuliahan secara umum memiliki permasalahan akademis dan non akademis. Beragam permasalahan yang biasa muncul yakni ketika pengerjaan tugas akhir (skripsi) serta keharusan menyelesaikan perkuliahan tepat waktu. Hal itu mampu berkembang menjadi sebuah perasaan yang negatif hingga mampu mengarah pada keadaan psikologis tertekan serta berakhir tidak nyaman. Daya penyelesaian masalah secara objektif didasarkan pada tingkat kematangan emosi. Tujuan penelitian ialah mencari tau korelasi antara kematangan emosi dan psikosomatis yang terjadi pada mahasiswa tahap akhir FKIK di Universitas Warmadewa. Sampel yang dipergunakan adalah keseluruhan jumlah populasi terjangkau yaitu mahasiswa angkatan 2017 yang menempuh semester VIII (92 orang). Metode penelitian yang dipergunakan yaitu analitik korelatif, desain cross sectional. Data yang dipergunakan yakni data primer yang diperoleh dengan wawancara mempergunakan angket berskala kematangan emosi serta angket somatic symptom scale (SSS). Analisis data dilaksanakan secara univariat serta bivariat dengan pengujian korelasi Spearman. Analisa korelasi Spearman memperlihatkan adanya korelasi signifikan antara kematangan emosi dan psikosomatis yang terjadi pada mahaiswa tahap akhir pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di Universitas Warmadewa (p=0.000), dengan korelasi lemah (r= 0.415).
PENYULUHAN GIZI SEIMBANG PADA IBU HAMIL UNTUK PENCEGAHAN STUNTING DI DESA BAN, KARANGASEM, BALI Komang Triyani Kartinawati
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 1 No. 2 (2022): May 2022
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.034 KB)

Abstract

Pentingnya sumber makanan yang berasal dari kearifan lokal mempengaruhi asupan makanan sehari-hari bagi masyarakat sekitarnya. Pemanfaatan menu sehat dan bergizi seimbang sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Masa 1000 HPK ini dimulai sejak kehamilan hingga 2 tahun pertama setelah anak lahir. Pemenuhan gizi seimbang ini penting distimulasi sejak kehamilan sehingga ibu hamil dan keluarga wajib mengetahui cara pemanfaatan sumber pangan lokal dalam menyusun menu makanan bergizi untuk konsumsi sehari-hari. Berdasarkan penelitian sebelumnya di Desa Ban (2020), didapatkan 118 kasus stunting dengan proporsi 77% stunting dan 23 % very stunted. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti kondisi perekoniman keluarga dan kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga mengenai pentingnya gizi seimbang sejak masa kehamilan untuk mencegah stunting. Terbatasnya intervensi gizi di Desa Ban terhadap ibu hamil dalam mencegah stunting menyebabkan kurangnya pengetahuan mengenai stunting. Belum adanya penyuluhan dan pelatihan mengenai gizi seimbang pada ibu hamil juga menyebabkan kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu hamil akan pentingnya gizi seimbang selama kehamilan untuk mencegah stunting. Selain itu, terbatasnya akses komunikasi, seperti layanan seluler dan internet, di wilayah tersebut, menyebabkan ibu hamil kurang mendapat paparan informasi dari media massa digital maupun media sosial mengenai manfaat gizi seimbang selama 1000 HPK. Kegiatan PKM ini dilaksanakan pada ibu hamil di Desa Ban, Karangasem, Bali. Mitra berkontribusi dalam penyediaan sarana prasarana, komunikasi dengan ibu hamil, dan koordinasi selama pelaksanaan penyuluhan. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan mengenai gizi seimbang sesuai trimester kehamilan dan cara penyiapan menu sehari-hari pada ibu hamil dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal. Setelah penyuluhan selesai, peserta mendapatkan leaflet mengenai gizi seimbang pada ibu hamil sehingga mampu menerapkan perilaku penyiapan menu sehari-hari yang sehat bergizi sesuai trimester kehamilan. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan mengenai gizi seimbang sesuai trimester kehamilan, komposisi menu sehari-hari yang adekuat untuk kehamilan, dan cara penyiapan menu sehari-hari dengan memanfaatkan sumber daya pangan berbasis kearifan lokal. Kegiatan PKM ini diharapkan mampu memotivasi ibu hamil dalam menerapkan pembuatan menu sehari-hari yang sehat, bergizi, dan adekuat dengan sumber daya pangan lokal. Kata Kunci: ibu hamil, gizi seimbang, 1000 HPK, stunting, pangan lokal
PENCEGAHAN STUNTING MELALUI PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI DESA BAN, KARANGASEM, BALI Komang Triyani Kartinawati; I Made Eka Dwipayana
JURNAL SEWAKA BHAKTI Vol 8 No 2 (2022): Sewaka Bhakti
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/jsb.v8i2.2861

Abstract

Ban Village is located in Ban District, Karangasem, Bali which is near the valley of Gunung Agung. Therefore, this village has the potential of fertile soil to produce the nutritious sources of food. Food production from locals is essential to support the daily consumption of people who live in the area. This nutritious food is important for the growth and developmental process of toddlers, especially in their first 1000 days of life. Regarding previous research in 2020, there were 118 cases of stunting, consisting of 77% stunting and 23 % very stunted. This high incidence of stunting is caused by multifactorial, such as family income, inadequate intake of food, and insufficient knowledge about the importance of nutritious food during the first 1000 days of life. Based on that research, the majority of toddlers’ mothers do not aware of the long-term impact of stunting in the future life of their children. They also do not understand that early intervention is beneficial to manage stunting. From the prior situational analysis, it was found that the health education and information were still lacking, therefore people in Ban Village do not know about the definition, the cause, risk factors, signs and symptom and the prevention of stunting. Furthermore, there was lack of health promotion on preventing stunting in the Integrated Health Services (Posyandu). This program is a pilot project to gain awareness and to stimulate community partnership to sustainably hold health promotion and education on preventing stunting in Ban Village, Karangasem, Bali. This program was held on July 9th, 2021 with the participation of community leaders, village midwives, and toddlers’ mothers in Ban Village, Karangasem, Bali. The program was successfully held with good facilities, good communication and interaction with all participants, and enthusiasm of the participants. The content of this program was about the balanced nutrition of weaning food, especially for the first 1000 days of life, and food preparation based on local resources. The health education was given by three respectful speakers in public health with the support of the Community Services Unit in the Faculty of Medicine and Health Sciences, Warmadewa University. The result of this program was an increase of knowledge about balanced nutrition of weaning food, preparation of menu for toddlers, and utilizing local resources for weaning food in toddlers, especially for the first 1000 days of life. Furthermore, there was also enthusiasm in toddlers’ mothers to prepare balanced nutrition in weaning food for their children.
Hubungan antara Frekuensi Bangkitan Epileptik dengan Kualitas Hidup Pasien Epilepsi di RSUD Mangusada Tahun 2021-2022 I Gusti Ngurah Agung Cahyadi Putra; Saktivi Harkitasari; Komang Triyani Kartinawati
AMJ (Aesculapius Medical Journal) Vol. 2 No. 3 (2022): October
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Epilepsy is an abnormal condition in the brain characterized by the continuous emergence of predisposing factors in the occurrence of an epileptic seizure, which is also characterized by the presence of neurobiological, cognitive, psychological, and social consequences of the condition. Epileptic seizures are signs and/or symptoms that appear briefly due to abnormal and synchronous neuronal activity in the brain. This study aims to determine the correlation between the frequency of epileptic seizures with the quality of life in epileptic patients at the Mangusada Hospital. This research is an analytic observational study with a cross sectional research design and uses a consecutive sampling technique. The subjects of this study were 52 epileptic patients who came to the neurosurgery polyclinic at RSUD Mangusada in the period of December 2021 to February 2022. The data were collected by questionnaires, collecting secondary data from patient medical records, and interviews. This research was conducted for 3 months, from December 2021 to Febuary 2022. Data were analyzed by Spearman test. The level of significance in this study obtained results (p) <0.001 which means it has a significant correlation between frequency of epileptic seizures with quality of life. The value (r) in this study is -0.705, the correlation is strong with a negative direction, meaning that the more frequent epileptic seizures occur, the lower the quality of life in epileptic patiens.
PEMBERDAYAAN PEDAGANG DALAM PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19 DI PASAR INTARAN SANUR Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Made Indra Wijaya; Komang Triyani Kartinawati
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 1 No. 11: November 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasar Intaran yang terletak di Kelurahan Sanur Kauh merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Kota Denpasar, Provinsi Bali dengan total jumlah pedagang 450 orang. Minimalnya informasi yang didapatkan oleh pedagang tentang penyebaran COVID-19 menyebabkan kurangnya penerapan mereka dalam pelaksanaan PHBS. Menurut hasil penelitian, PHBS merupakan starategi yang dapat mencegah penyebaran COVID-19 di masyarakat. Pedagang harus terus dihimbau untuk meningkatkan PHBS dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Namun penerapan PHBS ini sangat minimal penerapannya di Pasar Intaran. Selain masalah kesehatan, terdapat juga masalah ekonomi yaitu terkait dalam hal pemasaran produk dagangan, dimana pedagang belum mampu memasarkan dagangannya dengan baik ke sistem pasar. Selain itu pembukuan mereka dalam berdagang juga kurang baik karena pendidikan mereka yang rendah. Pada PKM ini kelompok mitra berperan aktif dalam setiap kegiatan dengan persentase kehadiran 100% dan partisipasi aktif 100%. Dengan kegiatan ini terjadi peningkatan pengetahuan mitra dalam bidang pemahaman tentang COVID-19 dan juga pencegahan penyebaran COVID-19 serta penerapan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyebaran virus COVID-19. Kelompok mitra sudah terampil dalam pembuatan APD dalam pencegahan penyebaran virus COVID-19. Selain itu, kelompok mitra sudah bisa memasarkan dagangannya dengan strategi digital marketing seperti di media sosial dan juga sudah bisa membuat pumbukuan yang baik.
Hubungan Kejadian Ibu Hamil yang Terinfeksi Covid-19 terhadap BBLR di UPT Kesmas Blahbatuh II Agung Aditya Dharmapatni; Komang Triyani Kartinawati; A.A. Sri Agung Aryastuti
AMJ (Aesculapius Medical Journal) Vol. 3 No. 1 (2023): February
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Covid-19 pandemic may concern the birth rate that happens during the pandemic. Low birthweight is a baby that has birth weight of less than 2.500 grams. Indonesia currently stands at the 9th spot with the rate of 15,5% low birthweight out of the total birth each year. This research was held to find the correlation between pregnant mothers afflicted by Covid-19 with the low birthweight in the UPT Kesmas Blahbatuh II area. This research used the analytical quantitative method with the time series method along with the data gathering method of total sampling using medical record and Covid-19 incidents data. The result of this research was 15 total cases of pregnant mothers afflicted by Covid-19 between January 2020 and December 2021, with the peak of these cases was in April 2020. There were a total of 46 cases of low birthweight between January 2020 and December 2021, with the peak of these incidents in October 2021. According to the incident comparison of low birthweight, there is an increase in low birthweight happened within October of 2021 with the number of 6 incidents compared with the same month in 2019. Bivariate analysis shows that there was insignificant correlation between the incident of pregnant mothers afflicted by Covid-19 with the low birthweight incident (p=0,104). Prevention of low birthweight during the pandemic is an early intervention to stimulate a flourishing society.
PKM Kesehatan Pekerja Seks Perempuan dalam Penanggulangan IMS dan HIV/AIDS di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Made Indra Wijaya; Komang Triyani Kartinawati
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 2 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bali adalah salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi tujuan para traveler dari seluruh dunia, baik untuk berwisata, berbisnis, maupun bekerja yang rentan terhadap penyebaran dan penularan penyakit IMS dan HIV/AIDS. Lokalisasi Jalan Setia Budi adalah salah satu titik lokalisasi yang berada di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Lokalisasi ini sudah ada sekitar 10 tahun dan beroperasi 24 jam dan rentan penularan IMS dan HIV/AIDS. Minimalnya pengetahuan mitra PSP (Pekerja Seks Perempuan) mengenai penanggulangan IMS dan HIV/AIDS tersebut. Mitra yang dalam hal ini sebagai perpanjangan tangan dari tenaga kesehatan tidak memiliki gambaran mengenai pelaksanaan program penanggulangan IMS dan HIV/AIDS tersebut. Mereka tidak mengetahui hal-hal yang berbahaya dari IMS dan HIV/AIDS, faktor risiko, cara penularannya serta cara pencegahannya salah satunya adalah program VCT. Dengan terjadinya pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sejak 3 tahun lalu, membuat terjadinya penurunan pemasukan dari pelanggan yang berdampak pada perekonomian mereka. Sehingga mereka membutuhkan penghasilan tambahan selain dari memuaskan pelanggan. Dari permasalahan yang dihadapi, maka solusi yang dapat ditawarkan adalah melaksanakan focus group discussion mengenai pencegahan IMS dan HIV/AIDS dengan melibatkan mitra, mucikari dan PSP. Dari kegiatan ini telah meningkatkan pemahaman PSP serta orang-orang di sekitar lokalisasi mengenai pentingnya penanggulangan IMS dan HIV/AIDS. Peningkatan skill PSP melalui pelatihan bagi mitra dalam pembuatan APD seperti masker, handsanitizer, face shield. Pelatihan ini dilakukan untuk membantu PSP dalam mencari pemasukan tambahan selain bekerja di lokalisasi sehingga permasalahan perekonomian mereka terbantu di masa pandemi Covid-19. Kata Kunci : Pekerja seks perempuan, IMS, HIV/AIDS, Kecamatan Kuta
Pembinaan Ibu Balita dalam Pencegahan Stunting di Desa Kelusa, Payangan, Gianyar Komang Triyani Kartinawati; Luh Gede Pradnyawati; Ni Putu Diah Witari
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 2 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Village of Kelusa is located in the district of Payangan, region of Gianyar, province of Bali. Geographically, the majority of Kelusa’s area is utilized for agriculture with irrigation as the water system. This agriculture is the source of local-based products for daily consumption of Kelusa’s population. Food security is one essential factor to prevent the nutritional disorder, such as in stunting. However, regarding the report from Public Health Office of Gianyar in the 2022, there was still 278 stunted toddlers (13,7%) and 173 stunted in below two years of age children (21,5%) in the area of Payangan. Through analysis and observation, there were some problems found in the village of Kelusa, including the lack of mother’s knowledge on stunting and its prevention, processing healthy weaning food, also preparing and serving weaning food to increase appetite when the child is sick. Regarding these problems, an empowerment was conducted to the community partners, which were the toddlers’ mothers, about stunting and its prevention, also the management of weaning food which is suited to the child’s age. The empowerment was integrated with the faculty students’ learning activites called Community Oriented Medical Education, in which every toddler’s family was accompanied by one faculty student continuously during the first 1000 days of life. After the health education was given, there was a 44% increase in post-test score compared to the pretest. Regarding this result, there was a significant rise of knowledge in toddlers’ mothers after the implementation of health education. Health promotion can give an impact in the mother’s knowledge about stunting, preventing stunting, and managing weaning food. These increase of knowledge and perspective would construct positive attitude and behavior in preventing stunting and managing healthy weaning food. The continuity of health education and workshop on the management of healthy weaning food to optimize the first 1000 days of life should be integrated to the community-based health effort (UKBM), such as in Posyandu and Poskesdes. Moreover, these programs can be implemented to the targeted population, such as pregnant mother and toddler’s mother, as well as the posyandu and village cadres to increase their competencies in preventing stunting on toddlers.
PKM Pemberdayaan Pekerja Seks Perempuan dalam Penanggulangan Kanker Serviks di Kecamatan Kuta Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Made Indra Wijaya; Komang Triyani Kartinawati
Genitri: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan Vol 2 No 2 (2023): Desember
Publisher : Politeknik Kesehatan Kartini Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36049/genitri.v2i2.164

Abstract

Salah satu penyakit yang dapat menganggu kesehatan organ reproduksi wanita adalah Kanker Serviks yang merupakan kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia. Bali adalah tujuan para traveler yang rentan terhadap penyebaran dan penularan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Kejadian Kanker Serviks di Provinsi Bali adalah sebesar 2,3 per 1000 penduduk. Kanker Serviks ini dapat dicegah dengan cara meningkatkan perilaku hidup sehat dengan cara cerdik serta mengurangi faktor risiko terjadinya kanker tersebut. Dari wawancara yang dilakukan kepada mitra, didapatkan permasalahan bahwa minimalnya pengetahuan mitra PSP (Pekerja Seks Perempuan) mengenai kesehatan reproduksi khususnya pencegahan Kanker Serviks. Mereka tidak mengetahui hal-hal yang berbahaya dari Kanker Serviks, faktor risiko, cara penularannya serta cara pencegahannya. Dengan terjadinya pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sejak 3 tahun lalu, membuat terjadinya penurunan pemasukan dari pelanggan yang berdampak pada perekonomian mereka. Sehingga mereka membutuhkan penghasilan tambahan selain dari memuaskan pelanggan. Dari permasalahan yang dihadapi, maka solusi yang dapat ditawarkan adalah melaksanakan focus group discussion mengenai pencegahan Kanker Serviks dengan melibatkan mitra. Dari kegiatan ini telah meningkatkan pemahaman PSP serta orang-orang di sekitar lokalisasi mengenai pentingnya penanggulangan Kanker Serviks. Peningkatan skill PSP melalui pelatihan bagi mitra dalam pembuatan APD seperti masker, handsanitizer, face shield. Pelatihan ini dilakukan untuk membantu PSP dalam mencari pemasukan tambahan selain bekerja di lokalisasi sehingga permasalahan perekonomian mereka terbantu di masa pandemi Covid-19.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif pada Ibu Pekerja di Wilayah Kerja Puskesmas Payangan Kabupaten Gianyar I Gede Bagus Wikarna Satyabrata Wikarna; Ni Made Hegard Sukmawati; Komang Triyani Kartinawati
Aesculapius Medical Journal Vol 4 No 1 (2024): February
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/amj.4.1.2024.29-40

Abstract

[Factors Associated with the Success of Providing Exclusive Breast Milk to Working Mothers in the Working Area of ​​the Payangan Health Center, Gianyar Regency] Work poses a significant challenge to exclusive breastfeeding, especially as the number of female workers increases annually. The success of only breastfeeding is affected by various things. This study aims to find out what factors are connected to only breastfeeding among moms who work in the Payangan Health Center area, Gianyar Regency. The things they looked at were knowledge, attitude, having the right facilities, how long they work, support from their husbands, and help from healthcare workers. The study used a method where they observed and analyzed data from 91 working mothers. They collected information using questionnaires and g-form media through convenient sampling. They studied the data using simple and comparative analyses like chi-square and Fisher exact test. About 71.4% of working moms did only breastfeeding. The results showed that factors like knowledge, attitude, having the right facilities, work duration, and help from healthcare workers (p<0.05) were related to the success exclusive breastfeeding. However, there wasn't a significants connection betweens husband support with the success exclusive breastfeeding among working mothers (p>0.05). Health workers can play a pivotal role by optimizing the maternity leave period for health promotion and providing education about exclusive breastfeeding. Equipped with adequate knowledge and support, working mothers can better sustain their exclusive breastfeeding journey when they return to work.