Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Kandungan Betakaroten Pada Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L) Dari Daerah Saree Aceh Besar Sebagai Antioksidan Alami Elfariyanti Elfariyanti; Nadira Nadira; Azmalina Adriani; Rinaldi Rinaldi
Prosiding Seminar Nasional USM Vol 3, No 1 (2022): SEMNAS MULTIDISIPLIN ILMU
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) dikenal juga dengan istilah ketela rambat merupakan salah satu tanaman tropis yang terdapat di Indonesia yang kaya akan nutrisi dan manfaat untuk kesehatan dan dunia farmasi. Salah  satu nutrisi yang  terkandung dalam ubi jalar ungu adalah betakaroten. Betakaroten merupakan provitamin A yang berperan penting bagi pembentukan vitamin A dan berfungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar betakaroten pada ubi jalar ungu muda dan ungu pekat hasil budidaya masyarakat kawasan Saree Aceh Besar. Sampel yang digunakan adalah ubi jalar ungu muda dan ungu pekat yang diambil berdasarkan kriteria buah yang cukup tua, kulit umbi bewarna ungu cerah dan kondisinya segar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik melalui uji laboratorium menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian didapatkan bahwa kadar betakaroten pada ubi jalar ungu muda sebesar 0,165 mg/100g, sedangkan ubi jalar ungu pekat sebesar 0,290 mg/100g. Hal ini menunjukkan bahwa kadar betakaroten pada ubi jalar ungu pekat lebih tinggi dibandingkan ubi jalar ungu muda. Kata Kunci: Ipomoea batatas L, Betakaroten, Spektrofotometer  UV-Vis  
EDUKASI KECACINGAN DAN PEMERIKSAAN NEMATODA USUS PADA KUKU TANGAN PETUGAS KEBERSIHAN DI KELURAHAN BUKIT PINANG KOTA SAMARINDA Nadira Nadira; Edison Harianja; Zulfa Zahra Salsabila
Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneo Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneo
Publisher : Program Studi Teknologi Laboratorium Medis, ITKES Wiyata Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35728/abd_mlt.v1i1.824

Abstract

Sampah merupakan masalah yang tidak pernah terselesaikan hingga saat ini. Salah satu penyakit yang dapat terinfeksi dari sampah adalah infeksi cacing. Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar diseluruhdunia. Di indonesia, penyakit cacing merupakan penyakit umum, infeksinya dapat terjadi secara simultan oleh beberapa cacing. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah petugas kebersihan dapat mengetahui terkait infeksi kecacingan yang mungkin dapat dihasilkan dari pekerjaan mereka dan melakukan pemeriksaan kecacingan. Metode yang digunakan yaitu deskriptif. Kegiatan ini terdapat 30 petugas kebersihan yang terlibat, kegiatan berlangsung pada 19 November 2020. petugas kebersihan diberikan kesempatan untuk melakukan pemeriksaan kecacingan dengan sampel potongan kuku tangan dan juga mendapatkan materi edukasi kecacingan. Hasil: petugas kebersihan sangat kooperatif, antusias dan terdapat peningkatan pengetahuan dalam pentingnya menjaga kebersihan perorangan dan penggunaan APD pada petugas kebersihan. Petugas kebersihan juga dapat mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium terkait infeksi cacing. Terdapat 1 sampel pemeriksaan yang ditemukan telur cacing Ascaris lumbricoides.
PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA INFEKSI TOXOPLASMOSIS PADA WANITA KOMUNITAS PECINTA KUCING DI KOTA SAMARINDA nadira nadira; Rifky Saldi A. Wahid; Didi Irwadi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneo Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneo
Publisher : Program Studi Teknologi Laboratorium Medis, ITKES Wiyata Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Toxoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit dari hewan (kucing) ke manusia. Jika masuk ke dalam tubuh manusia, T. gondii dapat bertahan pada kondisi tidak aktif. Umumnya, infeksi parasit ini dapat dikendalikan oleh sistem kekebalan tubuh sehingga tidak menimbulkan gejala. Akan tetapi, parasit ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius pada wanita karena infeksi yang terjadi pada saat kehamilan menyebabkan janin mengalami gangguan pertumbuhan hingga keguguran atau kematian janin. Tujuan dilakukan pengabdian masyarakat ini untuk mengetahui infeksi Toxoplasmosis dan melakukan penyuluhan bahaya toxoplasmosis pada wanita pecinta kucing di Kota Samarinda. Metode yang digunakan adalah deskriptif, dilaksanakan pada tanggal 22 November 2019 dengan jumlah sampel ada 53 wanita pecinta kucing. Kegiatan ini dengan melakukan penyuluhan kesehatan bahaya infeksi Toxoplasmosis. Kegiatan ini terlaksana dengan aktif dan cukup antusias oleh peserta.
UPAYA PENCEGAHAN KECACINGAN PADA ANAK AUTIS DI YAYASAN PELITA BUNDA SAMARINDA Nadira Nadira; Kamil Kamil; Zulfa Zahra Salsabila
Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneo Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Laboratorium Medik Borneo
Publisher : Program Studi Teknologi Laboratorium Medis, ITKES Wiyata Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35728/abd_mlt.v1i1.826

Abstract

Kecacingan merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat. Kecacingan yang disebabkan oleh sejumlah cacing usus yang ditularkan melalui tanah disebut Soil Transmitted Helminths (STH). Tinggi rendahnya frekuensi kecacingan berhubungan erat dengan kebersihan pribadi dan sanitasi lingkungan sebagai sumber infeksi. Tujuan untuk Mengetahui angka infeksi kecacingan pada anak-anak penderita autis serta pemberian edukasi mengenai pencegahan kecacingan pada orang tua dan tim pendidik di Yayasan Pelita Bunda Samarinda. Metode: 13 anak yang menderita autis dan orang tua serta tim pendidik yang terlibat. Kegiatan ini diselenggarakan pada 16 Mei 2020 dengan dilakukan pemeriksaan kecacingan pada 13 anak autis dan dilakukan edukasi kesehatan terkait infeksi kecacingan yang ditujukan pada orang tua serta tim pendidik. Hasil Hasil pemeriksaan kecacingan menunjukkan bahwa dari 13 sampel feses, tidak ditemukan adanya telur cacing pada semua sampel feses. Kegiatan ini terlaksana dengan aktif dan cukup antusias oleh peserta orang tua dan tim pendidik.