Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

POTENSI EKOWISATA PADA KONSESI PT. PERTAMINA EP ASSET 5 FIELD SANGA SANGA AREAL TANJUNG UNA KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA heryadi, eko
BIOWALLACEA Vol 1, No 3 (2015): BioWallacea Vol 1 No 3
Publisher : Program Studi Biologi FMIPA Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanjung Una merupakan wilayah konsesi PT. Pertamina EP Asset 5 Sangasanga, wilayah ini merupakan daerah semenanjung yang menjorok ke arah muara sungai Mahakam. Tanjung Una tergolong dalam ekosistem Estuaria campuran pantai berdasar lunak. Vegetasi pada area sumur minyak PT. Pertamina EP ditemukan 24 spesies pohon dengan kodominansi empat spesies, yaitu Syzygium grande, Gluta rengas, Vitex pinnata, dan Heritiera globosa. Dari pengamatan didapat 25 jenis burung dengan nilai indeks keanekaragaman (H’) sebesar 2,614 dan termasuk dalam keanekaragaman sedang, dimana kondisi ekosistem cukup seimbang. Terdapat banyak populasi Monyet ekor panjang yang hidup secara berkelompok yang terdiri dari banyak jantan dan betina dewasa. Jumlah individu dalam satu kelompok Monyet Ekor Panjang berbeda-beda dalam satu kawasan teritorinya. Besar kecilnya kelompok dalam satu kawasan tergantung pada ada tidaknya pemangsa atau kelimpahan sumber pakan. Pada daerah hutan bakau biasanya jumlah individu dalam suatu kelompok populasi Monyet Ekor Panjang berkisar antara 10-20 ekor, sedangkan untuk jumlah individu pada daerah dataran rendah atau daratan bisa berkisar lebih dari 20 ekor dalam satu kelompok populasi. Pada kawasan Tj. Una ini ditemukan pula populasi bekantan (Nasalis larvatus) yang memiliki status dilindungi (Peraturan pemerintah UU no. 7 tahun 1999; termasuk dalam daftar CITES Appendiks I). Terdapat 2 kelompok dimana 1 kelompok aktif mencari makan pada pagi hari di pinggir sungai dan kelompok lainnya aktif mencari makan di dalam kawasan khususnya pada kawasan tangki yang kosong. Kelompok bekantan ini pada sore hari sering ditemukan istirahat pada pohon-pohoon besar. Potensi wisata sangat potensial di areal tanjung Una ini, daerah ini pula dipersiapkan sebagai kawasan perlindungan/ konservasi Bekantan yang secara alami hidup dan berkembang biak di areal konsesi PT.Pertamina EP asset 5. Daya tarik lingkungan yang alami dengan keanekaragaman hayati sedang serta lokasi strategis dikawasan perairan Delta Mahakam merupakan salah satu unggulan areal ini. Diperlukan persiapan pengelolaan serta keterpaduan pengelolaan antara pemerintah, masyarakat dan pihak swasta di areal ini terutama PT.Pertamina EP Asset 5 Sangasanga sebagai pemilih konsesi lahan areal tanjung Una.Kata kunci. Ekowisata, Keanekaragaman hayati, Pertamina EP,  Tanjung Una
Profil Vegetasi Riparian Tanjung Una Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur Heryadi, Eko; Hendra, Medi; Winata, Ari; Rahmatullah, Kukuh; Mislan, Mislan; Zaini, Mulia
BIOPROSPEK: Jurnal Ilmiah Biologi Vol 10 No 2 (2015): Bioprospek: Jurnal Ilmiah Biologi: Volume 10 Number 2 2015
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.986 KB) | DOI: 10.30872/bp.v10i2.134

Abstract

Tanjung Una merupakan daerah semenanjung yang menjorokke arah muara sungai Mahakam. Hasil analisa vegetasi padaarea sumur minyak PT. Pertamina PEP Tanjung Una AngganaGT. 36 Field Sanga-sanga ditemukan 24 spesies pohon dengankodominansi empat spesies, yaitu Syzygium grande, Glutarengas, Vitex pinnata, dan Heritiera globosa. Syzygium grande(jambua-jambuan) memiliki kerapatan tertinggi pada lokasiTanjung Una (326 Pohon/Ha), dikuti kelompok Gluta rengas(Pohon Rengas) sebanyak 300 Pohon/Ha dan Vitex pinnata(Laban) sebanyak 116 Pohon/Ha. Jenis pohon yang memilikikerapatan yang sedikit ditunjukkan olek spesies Glochidionlittorale; Buchannania spp.; Osboniea octodonta; Quassiaindica; Mallotus korthalsii; Endospermum peltatum; Garciniasp.; Bruguiera sp. sebanyak 4 pohon/Ha.
Acromiocervical Flap As One of the Modality To Reconstruct Post-Burn Neck Contracture: A Case Report Irwansyah, Denny; Sandhi, Afriyanti; Heryadi, Eko; Sudjatmiko, Gentur
Jurnal Plastik Rekonstruksi Vol. 1 No. 4 (2012): Jurnal Plastik Rekonstruksi
Publisher : Lingkar Studi Bedah Plastik Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.722 KB) | DOI: 10.14228/jpr.v1i4.78

Abstract

Abstract: Postburn neck contractures are frequent and may cause gross facial deformity and severe functional disability. Reconstruction of these deformities is challenging, especially to plastic surgeon. Several methods have been published including skin graft, local flap and free flap. Patient and Method: The case presented in this paper is a postburn neck contracture which had been managed by two plastic surgeons in two different hospitals. This deformity limits the normal function of eating, speaking and appearance of this patient. Skin graft was used to correct this deformity but in the next few months neck contracture recurred. Result: It results in minimal disability and in overall improved functional and appearance outcome. We report our experience using the acromiocervical flap on a case for reconstruction of neck contracture with a goal to prevent recurrence.Summary: Skin Grafting is not an easy and simple procedure for reconstruction of the neck contracture. It requires comprehensive rehabilitation program including prolonged neck splinting and patient compliance. Considering those difFIculties acromiocervical flap can be one of the modality to reconstruct post burn neck contracture because it is relatively simple and reliable.
PEMANFAATAN KOTORAN SAPI (KOSA) SEBAGAI BAHAN BAKAR BIOGAS DI DESA TANI BHAKTI Heryadi, Eko; As Shaggy, Muh. Alfhianto; Fahira, Jihan; Wulandari, Retno; D.S, Indah Prihatiningtyas; Nur, Ahmad Moh.
Jurnal Chemurgy Vol 8, No 1 (2024): Jurnal Chemurgy-Juni 2024
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/cmg.v8i1.9330

Abstract

Biogas merupakan bahan bakar gas terbarukan yang diproduksi oleh fermentasi anaerob dari bahan organik dengan bantuan bakteri Methanobacterium sp. Biogas adalah bahan bakar yang dapat digunakan untuk memasak dan dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Komponen biogas mentah sebagian besar terdiri dari metana (CH4, 40-75%) dan karbon dioksida (CO2, 15-60%). Komponen lain seperti air (H2O, 5-10%), hidrogen sulfida (H2S, 0,005-2%), siloksan (0-0,02%), hidrokarbon terhalogenasi (VOC, <0,6%), amonia (NH3, < 1%), oksigen (O2, 0-1%), karbon monoksida (CO, <0,6%) dan nitrogen (N2, 0- 2%). Pemanfaatan kotoran sapi sebagai sumber bahan baku dari biogas sangat dibutuhkan untuk mengurangi dampak buruk dari kotoran sapi seperti menghasilkan efek gas rumah kaca yang dilepas langsung diudara. Desa Tani Bhakti menjadi salah satu desa yang memiliki peternakan yang besar di Kalimantan Timur sehingga kotoran sapi yang masih belum dimanfaatkan dengan baik sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku biogas. Pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas pada Desa Tani Bhakti dirangkai dalam mini reaktor biogas dan didapatkan biogas dengan hasil pengamatan suhu dan tekanan reaktor mengalami kenaikan berdasarkan satuan waktu yang menandakan biogas tercipta.
ANALISA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) MANGGAR KOTA BALIKPAPAN Heryadi, Eko; Rauf, Abdul; Andini, Septia Clara
Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL Vol 8, No 1 (2024): Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL
Publisher : Mulawarman University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtlunmul.v8i1.12374

Abstract

Salah satu permasalahan di negara Indonesia yaitu masalah pembuangan sampah yang tidak tersistematis pengelolaannya. Meningkatnya jumlah volume sampah akan berbanding sama dengan tingkat konsumsi suatu negara. Materi-materi sebagai pencemar yang dihasilkan di tempat pengolahan akhir harus diolah secara sistematis agar pengolahan sampah dapat seimbang. Jumlah yang terus meningkat ini akan menimbulkan masalah bagi lingkungan jika peningkatan sampah ini tidak diikuti dengan sistem pengelolaan sampah yang baik. Dampak yang ditimbulkan dari peningkatan jumlah sampah ini terhadap lingkungan seperti pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran udara. Penelitian ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi kinerja sistem pengolahan limbah cair (IPAL) TPA Manggar Kota Balikpapan serta memberikan rekomendasi strategis untuk peningkatan efektivitas pengolahannya. Berdasarkan perhitungan debit lindi IPAL pada inlet yaitu sebesar 3015,9 m3/hari. Hasil uji kualitas lindi di laboratorium untuk parameter BOD, COD dan TSS masing-masing dengan nilai BOD sebesar 139,45 mg/L, parameter COD sebesar 613,5 mg/L, dan parameter TSS sebesar 313,51 mg/L yang sesuai dengan baku mutu. Untuk meningkatkan efisiensi kinerja IPAL TPA Manggar Balikpapan perlu dilakukan perancangan ulang digesting eksisting bak ekualisasi, bak pengendapan, bak aerasi dan bak stabilisasi agar hasil pengolahan dapat optimal.
Pembuatan Edible Film dari Pati Eceng Gondok dan Kitosan Jamur Tiram (Pleuorotus Ostreatus) Wulandari, Retno; Kahar, Abdul; Heryadi, Eko; Huda, Hairul; Prihatiningtyas, Indah; Danijubal, Muhammad Vikar; Sinaga, Jovita; Stevani, Joyce
Jurnal Chemurgy Vol 8, No 2 (2024): Jurnal Chemurgy-Desember 2024
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/cmg.v8i2.17831

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan edible film berbasis pati eceng gondok dan kitosan yang diekstrak dari jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dengan fokus pada karakterisasi sifat fisikokimia film yang dihasilkan. Kitosan diekstrak dari jamur tiram melalui proses deproteinasi, ekstraksi, dan pemutihan, kemudian dikarakterisasi menggunakan spektroskopi FTIR. Hasil analisis FTIR menunjukkan keberadaan gugus fungsi karakteristik kitosan pada pita serapan 3400-3200 cm⁻¹ (-OH dan -NH₂) dan 2920-2870 cm⁻¹ (C-H), mengkonfirmasi keberhasilan ekstraksi. Edible film dibuat dengan memvariasikan konsentrasi gliserol (1%, 2%, dan 3%) sebagai plasticizer. Hasil karakterisasi menunjukkan ketebalan film berkisar 0,15-0,19 mm, dengan peningkatan ketebalan seiring pertambahan konsentrasi gliserol. Kadar air film meningkat dari 9,0% pada konsentrasi gliserol 1% menjadi 24,0% pada konsentrasi 3%, sementara ketahanan air menurun dari 70% menjadi 58%. Formulasi optimal diperoleh pada konsentrasi gliserol 2% dengan karakteristik ketebalan 0,16 mm, kadar air 12%, dan ketahanan air 69%, memenuhi standar industri untuk aplikasi kemasan makanan. Penelitian ini mendemonstrasikan potensi pemanfaatan pati eceng gondok dan kitosan jamur tiram dalam pengembangan material kemasan biodegradable, memberikan alternatif berkelanjutan untuk kemasan konvensional sekaligus memanfaatkan sumber daya lokal yang melimpah. Kata kunci: edible film, pati eceng gondok, kitosan jamur tiram, gliserol, kemasan biodegradable
Pengenalan Pengelolaan Sampah Sejak Dini Pada Sekolah Dasar di Kecamatan Kota Bangun Mislan, Mislan; Anwar, Yaskinul; Murti, Sus Tri; Lariman, Lariman; Hendra, Medi; Heryadi, Eko
Kontribusi: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): Mei 2025
Publisher : Cipta Media Harmoni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53624/kontribusi.v5i2.587

Abstract

Latar Belakang: Sampah merupakan permasalah yang belum terselesaikan terlebih lagi berkaitan dengan prilaku masyarakat. Pengenalan pengelolaan sampah perlu ditanamkan sejak dini pada anak – anak, supaya lingkungan kedepannya dapat lestari. Tujuan: Pengabdian ini memberikan pengenalan pengelolaan sampah kepada siswa – siswa sekolah dasar terkait pemilahan dan pengelolaan sampah. Kegiatan ini dilakukan mulai januari sampai maret 2023 di SDN 003 dan 004 Kota Bangun. Metode: Pengenalan pengelolaan sampah dilakukan dengan cara workshop yang dipadukan dengan ceramah dan games dalam mengenalkan cara – cara pengelolaan sampah, khususnya dalam melakukan pemilahan sampah. Hasil: Berdasarkan hasil evaluasi menunjukkan siswa dan pihak sekolah sudah mulai melakukan pengelolaan sampah secara sederhana, terutama untuk sampah plastik, walaupun masih ada beberapa kesalahan dalam pemilahan jenis sampah. Kesimpulan: Dengan melatih pengelolaan sampah sejak dini ini, diharapkan dapat meningkatkan kebersihan dan meningkatkan kelestarian lingkungan sekitar Sungai dan Danau Kaskade Mahakam.