Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

STRUKTUR KOMUNITAS GASTROPODA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI PULAU PANNIKIANG Ambeng; Fajar Aryanti; Nurkhalisa Amati; Dian Wana Lestari; Ayub Wirabuana Putra; Agusrahman Eka Putra Abas
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 8 No. 1 (2023): Bioma : Januari - Juni 2023
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gastropoda merupakan salah satu biota asosiasi mangrove yang sangat penting untuk dikaji struktur komunitasnya karena dapat digunakan sebagai bioindikator sebuah ekosistem. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2022 di Pulau Pannikiang, Madello, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan yang bertujuan untuk menganalisis kepadatan dan keanekaragaman gastropoda pada eksosistem mangrove. Teknik pengumpulan data dilakukan pada tiga stasiun berbeda dengan tiga titik berbeda, di mana tiap titik ditempatkan plot kuadran berukuran 1 x 1 meter. Sampel dianalisis untuk memperoleh kepadatan mutlak, indeks keseragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi. Hasil menunjukkan bahwa nilai kepadatan mutlak berada di angka 6.67-28.33. Nilai indeks keseragaman dan dominansi berada di kategori rendah hingga sedang. Sementara itu, kestabilan komunitas berada di kategori tertekan hingga stabil berdasarkan nilai indeks keseragaman. Ditemukan 13 spesies dari 7 famili di ekosistem mangrove pulau Pannikiang. Hasil analisis kepadatan mutlak stasiun 1 berada di angka 25.00, stasiun 2 memiliki nilai 6.67, dan stasiun 3 memiliki nilai 28.33. Tingkat keanekaragaman dan keseragaman paling tinggi dimiliki oleh stasiun 2 dengan nilai 1.57 (keanekaragaman sedang) dan 0.97 (komunitas stabil). Sementara, indeks dominansi tertinggi ada pada stasiun 1 (0.87).
PENGARUH PENAMBAHAN CACING TANAH Lumbricus rubellus PADA PAKAN DALAM MENINGKATKAN KANDUNGAN OMEGA 3 PADA TELUR AYAM RAS PETELUR Zohra; Marzuki; Ambeng; Andi Evi Erviani; Munif Said Hassan
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 8 No. 1 (2023): Bioma : Januari - Juni 2023
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penambahan Cacing tanah Lumbricus rubellus pada pakan dalam peningkatan kandungan omega-3 pada telur ayam Ras petelur telah dilakukan pada bulan Mei - Juli 2015 di Desa Limampoccoe, Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1). Hubungan bahan tambahan Cacing tanah Lumbricus rubellus pada ransum ayam petelur dalam meningkatkan kandungan omega 3 pada telur, (2). Dosis penambahan Cacing tanah Lumbricus rubellus dalam peningkatkan kandungan omega 3 pada telur. Pengambilan sampel telur dilakukan setelah pemeliharaan ayam Ras petelur jenis Rode Islan Red (RIR) selama 4 minggu ( 1 bulan ) dan telur yang di ambil sebanyak 3 butir setiap perlakuan. Uji omega-3 menggunakan spektrofotometer UV-VIS dengan panjang gelombang (λ) 640 nm. Data yang diperoleh diolah dengan analisis deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan cacing tanah tanah Lumbricus rubellus dalam pakan ayam ras dapat meningkatkan kandungan omega 3 pada telur dengan jumlah dosis terbaik pada konsentrasi tertinggi kandungan omega-3 yang didapatkan yaitu pada konsentrasi 10% (P2) dengan nilai 51,024 mg/l, kemudian konsentrasi 15% (P3) dengn nilai 22,695 mg/l, dan yang terendah adalah konsentrasi 5% (P1) dengan nilai 13,014 mg/l. Kata kunci : Ayam Ras Petelur, Cacing Tanah Lumbricus rubellus, Omega -3.
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KEANEKARAGAMAN GENUS FORAMINIFERA BENTIK SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TERUMBU KARANG Farhan Syah Rafli Pasolong, Farhan; Agus Rahman Eka Putra Abas; Ambeng; Slamet Santosa
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 10 No. 1 (2025): Bioma : Januari - Juni 2025
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Foraminifera adalah salah satu bioindikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesehatan terumbu karang yang didasarkan pada kumpulan spesiesnya di sedimen dasar lingkungan perairan terumbu karang yang kemudian dimasukkan ke dalam suatu perhitungan yang dinamakan FORAM (Foraminifera in Reef Assessment and Monitoring) Index. Indeks tersebut diterapkan di sekitar Pulau Podang-Podang Lompo dan Pulau Kapoposang yang merupakan bagian dari kepulauan spermonde di Sulawesi Selatan dimana pulau kapoposang merupakan salah satu daerah pariwisata perairan yang secara tidak langsung memberikan pengaruh terhadap ekosistem terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan struktur komunitas foraminifera bentik dan kaitannya dengan kondisi perairan terumbu karang di Pulau Podang-Podang Lompo dan Pulau Kapoposang. Penelitian ini dilakukan pada 8 stasiun penelitian untuk kedua pulau yang mewakili semua sisi pulau (Barat pulau, Timur pulau, Selatan pulau, dan Utara pulau) dengan variasi kedalaman dari 3-5 meter dan 8-10 meter. Hasil dari penelitian ini ditemukan 2503 spesimen foraminifera bentonik di Pulau Podang-Podang Lompo dan 2408 spesimen di Pulau Kapoposang dengan keanekaragaman genus yang tergolong sedang untuk kedua pulau. Genus Amphistegina ditemukan sangat melimpah pada seluruh stasiun. Nilai Indeks FORAM (FI) kedua pulau lebih dari 4 untuk seluruh stasiun penelitian yang mengindikasikan bahwa perairan Pulau Podang-Podang Lompo dan Pulau Kapoposang berada dalam kondisi yang sangat baik dan kondusif untuk pertumbuhan serta pemulihan terumbu karang. Hasil ini sejalan dengan melimpahnya kehadiran kelompok foraminifera yang berasosiasi dengan terumbu karang pada perairan tersebut.
KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN PLANKTON PADA EKOSISTEM BERBEDA DI PERAIRAN PULAU BARRANG LOMPO KOTA MAKASSAR Madjid, Islah; Dody Priosambodo; Ambeng; Saifullah
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 10 No. 1 (2025): Bioma : Januari - Juni 2025
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plankton sangat penting bagi rantai makanan laut dan keseimbangan ekosistem. Indonesia, sebuah negara kepulauan dengan keanekaragaman hayati laut yang kaya, termasuk Pulau Barrang Lompo di Sulawesi Selatan, penelitian tentang plankton sangatlah penting. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi, keanekaragaman plankton, dan faktor lingkungan yang mempengaruhi komunitas plankton di ekosistem berbeda di pulau tersebut. Pengambilan sampel di empat stasiun mengungkapkan adanya 31 jenis plankton: 22 fitoplankton dan 9 zooplankton. Fitoplankton, yang didominasi oleh Bacillariophyceae, memiliki rata-rata 1.547 individu per liter, sementara zooplankton, yang sebagian besar terdiri dari Oligotrichea, memiliki rata-rata 70 individu per liter. Keanekaragaman fitoplankton tergolong sedang, sedangkan keanekaragaman zooplankton tergolong rendah. Adapun kondisi suhu, pH, dan salinitas normal, sehingga secara keseluruhan parameter kualitas air masih berada dalam kisaran normal untuk pertumbuhan dan perkembangan plankton. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekosistem padang lamun memiliki kelimpahan fitoplankton tertinggi sedangkan terumbu karang sebagai ekosistem dengan zooplankton paling melimpah. Indeks keanekaragaman fitoplankton menunjukkan tingkat sedang, dengan zona lamun tertinggi, sedangkan zooplankton menunjukkan keanekaragaman rendah, dengan zona karang merupakan ekosistem tertinggi dibanding ekosistem lain. Keanekaragaman zooplankton rendah disebabkan oleh jumlah spesies dan distribusi yang terbatas. Kata kunci: kelimpahan, keanekaragaman, plankton, ekosistem, Barrang Lompo
Microplastics Contamination of Mackerel and Red Snapper as Commercial Fish from the Takalar Fish Landing, Indonesia Sita; Ilham; Yaqin, Khusnul; Ambeng
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 16 No. 2 (2024): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v16i2.54725

Abstract

Highlight Research 1. Microplastics were counted and identified based on their shape, size, and color 2. The particles were clarified using FTIR and confirmed to be microplastics based on the type of polymer. 3. The tissue destruction method is more effective with heating treatment. 4. Methods to prevent contamination are implemented so that the research results are guaranteed to be accurate. Abstract Microplastics can be ingested by marine organisms, including fish. Although it has been widely reported, further information regarding microplastic contamination in commercial fish is still needed. This study aimed to analyze the presence and concentration of microplastics in the digestive tract of the mackerel R. kanaguarta and red snapper L. gibbus and to identify the shape, size, color, and type of microplastic polymer. Digestion of the organic materials was performed using a 10% KOH solution, which was then filtered using a vacuum filtration system. The particles were observed using an Olympus microscope and clarified using FTIR. The results of the research showed that R. kanaguarta and L. gibbus landed at the Beba Fish Landing Base (PPI Beba) Takalar were contaminated with microplastics with a microplastic concentration in R. kanaguarta 0.21 ± 0.06 particles/g and L. gibbus 0.11 ± 0.04 particles/g. The microplastics found were fiber and fragment of varying colors, such as black, white, red, and yellow. The size of microplastics was dominant in the size class < 2 mm. The FTIR analysis confirmed the presence of polypropylene (PP), Ethylene/Propylene Copolymer, Nylon, Polyethylene terephthalate (PET), and polyester (PES). This study showed that both commercial fish species were contaminated with microplastics. These findings suggest that microplastics are widespread and contaminate commercial fish caught from Takalar waters. Further research is still needed on other seafood from this region, and analysis of polymer types such as FTIR is important to carry out as one of the standard methods in microplastic research.