Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search
Journal : Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan

Gambaran Kejadian Wabah Diare dan Faktor-faktor Terkait di Dusun Senden Desa Sidorejo Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo tahun 2005 - Kusbaryanto; Titik Hidayati
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v8i1.1649

Abstract

In Indonesia diarrhea is still a leading health problem because it causes extraordinary occurrence of illness followed by death. Thus, epidemiological study of diarrhea needs to be conducted. This study aimed to obtain a description of extraordinary occurrence of diarrhea and its related factors in Senden hamlet, Sidorejo, Lendah, Kulon Progo. This study was a total survey with an epidemiological explorative approach. Definite diagnosis was based on clinical symptoms found during detection and the etiology was confirmed by laboratory analysis of the water sample used by patients and patients’ stools. Primary data of patient was obtained through a total survey to find cases using a questionnaire. Case finding was done based on the report from a local community health center, followed by new cases finding consisting of name, sex, age, address, occupation, factors related with the occurrence of disease and history of illness. Secondary data was taken from the report of patient visit to community health center. Data was analyzed descriptively. The study was conducted in Senden hamlet, Sidorejo, Lendah, Kulon Progo on 20 November to 5 December 2005. Fifty patients were diagnosed to have diarrhea in Senden. From 50 diarrhea patients, 98% had nausea and vomiting, 96% with headache, 90% with epigastric pain, 72% with fever, 66% with mucous diarrhea, 56% with cold sweats and 26% with bloody mucous diarrhea. Attack Rate of diarrhea was 22.6%. The highest occurrence of diarrhea was at age of45-59 years old (33.93%) and the lowest occurrence at 0-4years old (1.78%). The area having most cases was sub-hamlet 57 (RT57) (82%). Based on the time of extraordinary occurrence of illness, the epidemic curve developed was a common source type. The cause of diarrhea was coliform bacteria. The most possible source and mode of transmission of diarrhea was drinking water contaminated with coliform bacterium through faeces. Factors related with the extraordinary occurrence of diarrhea in Senden included poor environmental sanitation and unhygienic people ’s behavior such as defecating in any places and not washing hands before eating.Di Indonesia penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan utama karena masih sering menimbulkan KLB dengan disertai kematian. Untuk itu perlu dilakukan suatu penelitian epidemiologi penyakit diare. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kejadian luar biasa diare beserta faktor-faktor yang terkait di dusun Senden, Sidorejo, Lendah, Kulon Progo. Penelitian ini merupakan survei total dengan pendekatan epidemiologis eksploratif. Kepastian diagnosis didasarkan atas gejala klinis yang didapat selama pelacakan dan untuk mengetahui etiologi dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap sampel air yang digunakan maupun tinja penderita. Data primer penderita diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Pelacakan kasus dicari berdasarkan laporan Puskesmas setempat dilanjutkan dengan mencari kasus baru, meliputi nama, jenis kelamin, umur alamat, pekerjaan, faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya penyakit dan riwayat penyakit. Data sekunder diambil dari catatan data kunjungan Puskesmas. Data dianalisis secara deskriptif. Penelitian dilaksanakan di dusun Senden, Sidorejo, Lendah, Kulon progo pada 20 November - 5 Desember 2005. Penduduk dusun Senden yang didiagnosis diare sebanyak 50 orang. Dari 50 penderita diare, 98% mempunyai keluhan mual muntah, 96% dengan pusing, 90% dengan nyeri perut, 72% dengan demam, 66% dengan diare lendir, 56% dengan keringat dingin dan 26% dengan diare lendir darah. Attack rate diare 22,6%. Kejadian diare paling banyak pada usia 45-59 tahun (33,93%) sedangkan yang terkecil pada golongan umur 0-4 tahun (1,78%). Daerah yang paling banyak mengalami daerah adalah RT 57 (82%). Berdasarkan waktu kejadian KLB menunjukkan bahwa kurva epidemik yang terbentuk adalah tipe common source. Penyebab diare adalah bakteri koliform. Sumber dan cara penularan diare kemungkinan besar melalui sumber air minum yang terkontaminasi oleh bakteri coliform. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KLB diare di dusun Senden antara lain sanitasi lingkungan yang belum baik dan perilaku penduduk yang kurang menjaga higienis misalnya buang air besar di sembarang tempat, tidak cuci tangan sebelum makan.
Peningkatan Mutu Rumah Sakit dengan Akreditasi - Kusbaryanto
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v10i1.1567

Abstract

Hospital accreditation is a recognition by the government for hospitals that have met the standards set. The general objective of accreditation is to get a description about the level of compliance with the standards established by the hospitals in Indonesia, so the quality of hospital services can be accounted for. Accreditation is beneficial to both the hospital itself, the community and hospital owner. Accreditation of hospitals in Indonesia conducted by the Commission on Accreditation of Hospitals (KARS). Hospital accreditation is one way to assess the quality of hospital services. Improved quality of hospital services is very important, because the hospital provides the most critical and dangerous in the system of care for activities of the target is the human soul. The goal of this paper is to better understand that accreditation is very important to improve the quality of the hospital.Akreditasi Rumah Sakit adalah pengakuan pemerintah kepada rumah sakit yang telah memenuhi standar yang telah tetapkan. Tujuan umum akreditasi adalah untuk mendapatkan gambaran sejauh mana pemenuhan standar yang telah ditetapkan oleh rumah sakit-rumah sakit di Indonesia, sehingga mutu pelayanan rumah sakit dapat dipertanggungjawabkan. Akreditasi sangat bermanfaat baik bagi rumah sakit itu sendiri, masyarakat maupun pemilik rumah sakit. Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia dilakukan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Akreditasi rumah sakit merupakan salah satu cara untuk menilai mutu pelayanan rumah sakit. Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit merupakan hal yang sangat penting, karena rumah sakit memberikan pelayanan yang paling kritis dan berbahaya dalam sistem pelayanan dan sasaran kegiatannya adalah jiwa manusia. Tujuan penulisan makalah ini adalah agar lebih dipahami bahwa akreditasi sangat penting bagi peningkatan mutu rumah sakit.
Penerapan Standar Profesi pada Pelayanan Kedokteran: Antara Idealita dan Realita - Kusbaryanto
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 1 (2004)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v4i1.1710

Abstract

The quality of the lndonesion health services is lower than the developed country.Health sector profession standard consist of two parts,the first mini¬mal condition standard,consist of input standard,environment standard and process standard,the second is minimal performant standard or output standard.Application of profession standard in Indonesia is very limited.Most of profession standard in Indonesia only input standard and environment stan-dardPelayanan kesehatan di Indonesia selama ini tertinggal jauh dibanding dengan negara-negara tetangga apalagi negara maju. Standar profesi untuk bidang kesehatan terdiri dari dua hal yaitu standar persyaratan minimal yang terdiri dari standar masukan, standar lingkungan dan standar proses, kedua standar penampilan mini¬mal atau standar keluaran. Penerapan standar profesi di Indonesia masih sangat terbatas. Kebanyakan standar profesi di Indonesia baru terbatas pada pengaturan standar masukan dan atau standar lingkungan saja, itupun baru sudut keahlian saja.
Co-Authors Abd. Rasyid Syamsuri Agustiningrum, Ratna Ainun Jariah Alfansyah, Donny Alika Anisa Nishihara Alika Anisa Nishihara Aria Dewanggana Arlina Dewi Ashidiqi, Aswin Imam Astuti, Inna Widya azizah khoiriyati Bintari, Astri Kurnia Budi Susatia Chyntia Vicky Alvionita Dixy Febrianita Titi Pratama Putri Dixy Febrianita Titi Pratama Putri, Dixy Febrianita Titi Pratama Ekorini Listiowati, Ekorini Fahrudiana, Fuadah Faisal, Yusuf Nur Falasifah Ani Yuniarti, Falasifah Ani Fathimah Kelrey Fatmah Afrianty Gobel Faturochman, Andrye Ferdiansyah Sirotujani Fitria Nurul Hidayah Galuh Shafira Savitri Gilang Indhira Mustika Herman Herman I Nyoman Roslesmana Ibnoris, Sutopo Ikhsan Masyhuri Imron Rosyadi Imron Rosyadi Indah Khairunnisa Khoiriyati, Azizah Kuntaman Kuntaman Kusumo, Mahendro Prasetyo Listiowati Listiowati Mahendro Prasetyo Mahendro Prasetyo Kusumo Maria Ulfa Maria Ulfa Masna Hasbi Masyhuri, Ikhsan Merita Arini Moch Zuhrul Balad Rosadi Muhammad Eko Atmojo, Muhammad Eko Murwanti Murwanti Narulita, Richy Nishihara, Alika Anisa Nur Aini Abd. R Balafif Nur Aini Abd. R Balafif, Nur Aini Abd. R Nur Hidayah Ontivia Setiani Wahana Prabrowo, Novia Arumi Ashfa Prihatmoko, Cahyo Prima Widayani Purwanto Purwanto Puspita Ningrum Ramadina, Tazkia Ridlo, Hasan Muhammad Rosadi, Moch Zuhrul Balad Rosyida, Aisyah selvyana, Dita Ria Shafura, Nasywa Shariff, Shaharom Siti Maria Ulfah Sudarso Sudarso, Ns Sundari, Sri Tita Ratya Utari Tita Ratya Utari Titi Huriah Titih Huriah Titik Hidayati Titik Hidayati, Titik Tri Wulandari Kesetyaningsih WJ. Pudjirahardjo Yeni Isnaeni Yundari, Yundari Zamzami, Muhammad Farly