Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Keadaan Umum Alat Tangkap Ikan di Kelurahan Makawidey Kecamatan Aertembaga Kota Bitung Juando Prasetya Roat; Lusia Manu
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 6 No. 1 (2021): Juni
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.6.1.2021.33709

Abstract

ABSTRACTFishery is an economic activity that utilizes resources in fisheries by using science and technology for human welfare by optimizing and maintaining the productivity of fishery resources and fisheries sustainability (Yuniardi, 2011). This field work practice aims to (1) Know the general condition of capture fisheries in Makawidey Village (2) Present written information about the general condition of capture fisheries in Makawidey Village (3) Improve student work abilities in collecting capture fisheries information (4) Train students to preparation of field work practice reports. The data collection method is carried out through a survey which is based on the descriptive method. Data collection can be obtained directly from fishermen with direct interviews and written information from the local government. Makawidey Village is located in the city of Bitung with a population of 1393 people, where most of the population works as fishermen, amounting to 192 (73.84). The area of Makawide Village is 110 Ha consisting of residential areas, plantations, protected forests and state land. The fishing gear used by purse seines, soma dampar, noru fishing rods with the dominant catch is selar "tude" (Selaroides leptolepis), fly fish "malalugis" (Decapterus), anchovy "white fish" (engraulidae).ABSTRAKPerikanan adalah suatu kegiataan perekonomian yang memanfaatkan sumber daya dalam perikanan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan  teknologi untuk kesejahteraan manusia dengan mengoptimalisasikan dan memelihara produktivitas sumber daya perikanan dan kelestarian perikanan (Yuniardi, 2011). Praktek kerja lapangan ini bertujuan untuk (1) Mengetahui keadaan umum perikanan tangkap di Kelurahan Makawidey (2) Menyajikan informasi tertulis mengenai keadaan umum perikanan tangkap di Kelurahan Makawidey (3) Meningkatkan kemampuan kerja mahasiswa di dalam mengumpulkan informasi perikanan tangkap (4) Melatih mahasiswa untuk pembuatan laporan praktek kerjaa lapangan. Metode pengumpulan data dilakukan melalui survei yang di dasarkan pada metode deskriptif. Pengumpulan data di dapat langsung dari nelayan dengan wawancara langsung dan informasi tertulis dari pemerintahan setempat. Kelurahan Makawidey yang terletak di kota Bitung dengan jumlah penduduk 1393 jiwa dimana sebagian besar penduduk bermata pencarian sebagai nelayan yang berjumlah 192 (73,84). Luas wilayah Kelurahan Makawide 110 Ha terdiri atas pemukiman penduduk, perkebunan, hutan lindung dan tanah negara. Alat tangkap yang digunakan pukat cincin, soma dampar, pancing noru dengan hasil tangkapan dominan adalah ikan selar “tude” (Selaroides leptolepis), ikan layang “malalugis” (Decapterus), ikan teri ‘ikan putih” (engraulidae).
Keadaan Umum Perikanan Tangkap di Kelurahan Binuang Kecamatan Lembe Utara Kota Bitung Wilston Urulamo; Lusia Manu
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 6 No. 1 (2021): Juni
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.6.1.2021.33737

Abstract

This study aims to determine the general condition of capture fisheries in Binuang sub-district, North Lembeh District, Bitung City. The data collection method is carried out through a survey which is based on the descriptive method. Binuang sub-distric has an area of 320 ha, where most of the population works as fishermen, amounting to 174 people (62.49%). There are four kinds of fishing gears used, namely  beach seine (soma dampar,15 units) (8), lift net (bagan, 5 units), tuna hand line ( 12 units) and hand line (noru, 170 units). The dominant fish catches are mackeral (Selaroides leptolepis), mackerel scard (Decapterus sp) and anchovy (Stolephorus sp), squid (Loligo sp.), long jawed mackerel (Rastrelliger sp) and tuna (Thunnus sp).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keadaan umum perikanan tangkap di Kelurahan Binuang, Kecamatan Lembeh Utara, Kota Bitung.  Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung, wawancara dan pengutipan data sekunder yang tersedia di kantor Kelurahan Binuang yang didasarkan pada metode deskriptif. Kelurahan Binuang memiliki luas 320 ha dengan jumlah penduduk 908 jiwa, dimana sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai nelayan yang berjumlah 174 orang (62.49 %).  Alat tangkap yang digunakan terdiri dari empat jenis, yaitu soma dampar (pukat pantai) 15 unit, bagan 5 unit, pancing tuna 12 unit dan pancing noru  sebanyak kurang lebih 170 unit. Hasil tangkapan ikan yang dominan adalah selar (Selaroides leptolepis), layang (Decapterus sp), teri (Stolephorus sp), cumi-cumi (Loligo sp.), kembung (Rastrelliger sp) dan tuna (Thunnus sp).
Aktivitas pendaratan hasil tangkapan terhadap mutu ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung Shanice Rotama Sitorus; Ixchel Feibie Mandagi; Lusia Manu; Frangky Ernes Kaparang; Lefrand Manoppo; Fransisco Philep Theodorus Pangalila
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.7.2.2022.40237

Abstract

Seperti kita ketahui, ikan merupakan suatu komoditas yang mudah busuk dan cepat rusak sehingga sangat rentan terhadap penurunan kualitas ikannya, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa aktivitas mulai dari pendaratan ikan sampai pendistribusian menuju konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas pendaratan hasil tangkapan terhadap mutu ikan Malalugis (Decapterus spp.) dan mengetahui proses pemasaran hasil tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung. Kami menggunakan metode deskriptif untuk mengumpulkan semua data pada empat kapal Pukat Cincin berukuran 20-30 GT (KM 01, KM 03, KM 08 dan KM 1) sebagai target dalam pengumpulan data.  Pengamatan dan wawancara telah dilakukan  untuk mengetahui kondisi pelabuhanan perikanan, aktivitas pendaratan hasil tangkapan, dan waktu proses dari palka sampai ke TPI karena aspek-aspek diatas berpengaruh terhadap mutu ikan. Kami menemukan bahwa, proses penurunan dan pengangkutan hasil tangkapan di PPS Bitung belum memperhatikan aspek kebersihan dan kehigienisan. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan air untuk mencuci ikan, keadaan dermaga yang dipenuhi genangan air bekas mencuci ikan dan juga penggunaan es yang diletakkan sembarangan di lantai dermaga tanpa alas. Disamping itu, hasil analisa uji organoleptik berkisar 7-8, hal ini sesuai dengan standar SNI. Berdasarkan data hasil penelitian kami berkesimpulan bahwa peranan aktivitas pendaratan kelihatannya tidak terlalu mempengaruhi mutu ikan yang didaratkan meskipun penanganan terhadap ikan belum terlalu baik dimana cara penanganan ikan belum menerapkan prinsip penanganan ikan yang baik atau 3C1Q yaitu Cold (dingin), Clean (bersih), Carefull (baik) dan Quick (cepat).
Jenis dan jumlah hasil tangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Kepulauan Sangihe Masia Eirene Saselah; Lusia Manu
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.7.2.2022.41848

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten  Kepulauan  Sangihe dengan tujuan mengetahui jenis ikan dan jumlah hasil tangkapan periode tahun 2016 – 2020. Metode deskriptif  digunakan dengan pengambilan data melalui survei dan wawancara. Jenis ikan pelagis kecil yang tertangkap adalah selar (Selaroides leptolepis), teri (Stolephorus commersoni), lemuru (Sardinella lemuru), kembung ( Rastrelliger faughni), layang (Decapterus russelli), tembang (Sardinella gibbosa), kuwe (Carangoides armatus), ikan terbang (Cypselurus opisthopus), sunglir (Elagatis bipinnulata) dan julung-julung (Hemiramphus far). Ikan yang dominan tertangkap adalah layang. Produksi ikan menunjukan peningkatan dari tahun 2016 sampai tahun 2019 dan mengalami sedikit penurunan (604.811 ton) di tahun 2020.  Hasil tangkapan ikan terbanyak di tahun 2019 dengan jumlah 8.363,46 ton dan yang terendah di tahun 2016 sebanyak 4950,26 ton.
Studi tentang desain kapal perikanan pantai Robertus Cyrillus Manengkey; Kawilarang W. A. Masengi; Lusia Manu; Revols D. Ch. Pamikiran; Alfret Luasunaung; Heffry V. Dien
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 8 No. 1 (2023): Januari-Juni
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.8.1.2023.44604

Abstract

Dapat dikatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi desain sebuah kapal yang dapat dikelompokkan menjadi beberapa kriteria, yaitu: sumber daya yang tersedia, alat dan metode penangkapan ikan, karakteristik geografis suatu daerah penangkapan ikan, kelayakan kapal dan keselamatan awak kapal, regulasi terkait untuk merancang kapal, pemilihan bahan yang tepat untuk konstruksi, penanganan dan penyimpanan hasil tangkapan dan faktor ekonomi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati dan menghitung panjang keseluruhan kapal, kemudian dibagi sepuluh bagian untuk mengukur lebar kapal yang akan diteliti, kemudian data yang telah terkumpul dilanjutkan dengan penggambaran lambung kapal menggunakan pantograf, dilanjutkan dengan kegiatan desain menggunakan software Delfship. Pengukuran kapal dilakukan dua kali, menggunakan alat pengukur otomatis atau laser untuk memastikan ukuran bejana yang benar. Penggambaran lambung menggunakan pantograf harus dilakukan secara tepat agar mendapatkan hasil gambar yang tepat pula. Dengan pengukuran yang baik dan presisi, kita dapat dengan mudah mendapatkan bidang garis dan merancang hidrostatis menggunakan software Delftship.
Karakteristik dan Dinamika Pesisir di Kawasan Pantai Jayanti Cianjur: Studi Kasus Perubahan Garis Pantai Lusia Manu
Jurnal Geosains West Science Vol 1 No 02 (2023): Jurnal Geosains West Science
Publisher : Westscience Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.539 KB) | DOI: 10.58812/jgws.v1i02.423

Abstract

Makalah penelitian ini menyelidiki karakteristik dan dinamika pesisir Pantai Jayanti di Cianjur, Indonesia, dengan fokus khusus pada perubahan garis pantai. Lingkungan pesisir sangat dinamis dan rentan terhadap proses alami dan aktivitas manusia, sehingga penting untuk memahami dinamika lingkungan tersebut untuk pengelolaan pesisir yang efektif. Pantai Jayanti, yang dikenal dengan perubahan garis pantainya yang menonjol, menjadi studi kasus yang menarik untuk mengkaji interaksi antara faktor alami dan antropogenik dalam dinamika pesisir. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik pesisir Pantai Jayanti, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan garis pantai, menilai dampak faktor alami dan antropogenik terhadap dinamika pesisir, dan mengusulkan strategi pengelolaan pesisir yang berkelanjutan. Pendekatan penelitian dengan metode campuran digunakan, termasuk survei lapangan, pengumpulan data, analisis laboratorium, dan teknik statistik. Survei geomorfologi, pengambilan sampel sedimen, dan pemetaan garis pantai dilakukan untuk mengumpulkan data primer, sementara data sekunder dari penelitian dan publikasi sebelumnya melengkapi penelitian ini. Data diperiksa menggunakan analisis statistik dan sistem informasi geografis (SIG). Temuan menyoroti fitur garis pantai dan pola perubahan di Pantai Jayanti, di mana erosi terlihat di selatan dan akresi di utara. Berbeda dengan pengaruh buatan seperti konstruksi pantai, penambangan pasir, dan urbanisasi yang memperburuk dinamika pantai, elemen alam yang diketahui berdampak pada perubahan garis pantai meliputi energi gelombang, variasi pasang surut, dan ketersediaan sedimen. Temuan ini menyoroti pentingnya strategi pengelolaan pesisir yang komprehensif, termasuk pemeliharaan pantai, praktik pembangunan berkelanjutan, langkah-langkah regulasi, dan keterlibatan masyarakat. Dengan memahami dan menangani interaksi kompleks antara faktor alami dan antropogenik, penelitian ini berkontribusi pada pemahaman ilmiah tentang dinamika pesisir dan memberikan wawasan yang berharga untuk pengelolaan berkelanjutan di Pantai Jayanti dan wilayah pesisir serupa.