Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Protection of Tondano Watershed and Plastic Waste Hazard to the Environment Fanny Silooy; Henneke Pangkey
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 10 No. 3 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.607 KB) | DOI: 10.35800/jpkt.10.3.2019.25415

Abstract

The Tondano watershed is a very important natural resource and has a strategic function for the surrounding area up to the city of Manado. However, lately there are many problems that occur in the Tondano watershed. The activity of community partnership program for the PKK group of women in the Pinaesaan Kelurahan is carried out, to refresh the knowledge of the existence and sustainability of the Tondano watershed and to recycle the 2 L plastic bottle waste for simple aquaponic activities.Keyword: Tondano Watershed, plastic waste, sustainability, PKK groupABSTRAKDaerah aliran sungai (DAS) Tondano merupakan sumberdaya alam yang sangat penting dan memiliki fungsi strategis bagi daerah sekitarnya sampai ke kota Manado.  Namun demikian, akhir-akhir ini terdapat banyak permasalahan yang terjadi di DAS Tondano. Kegiatan program kemitraan masyarakat bagi kelompok ibu PKK di Kelurahan Pinaesaan dilakukan untuk penyegaran kembali tentang eksistensi dan keberlanjutan DAS Tondano serta mendaur ulang limbah botol plastik kemasan 2 L untuk kegiatan akuaponik
Studi pengaruh perbedaan warna umpan buatan pancing gurita terhadap hasil tangkapan Kholid Kurniawan; Lefrand Manoppo; Fanny Silooy; Alfret Luasunaung; Meta Sonya Sompie
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 4 No. 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.4.2.2019.24234

Abstract

The western part of North Minahasa waters is mainly covers by coral reef with relatively large potential of fishery resources including Octopus.  Fishermen of Budo village catches the Octopus by fishing gear known as sihoru or gara – gara boboca in local name with classified as trowling.  The goals of this study are to analyze the influence of using different colors of typical bait released to fishing catch and to identity the catches species.  Experimental method and T-Test wore using to analyze the data.  The result indicated that the color differences not influence to the number of catches, which the analysis probability of brown and black colors is 0.6041, the brown and red is 0.4762, the black and red is 0.8455 which all of these numbers or higher than α0.05 = 2.2281.  Based on this identification, Octopus cyanea is mainly catches.ABSTRAK        Perairan Minahasa Utara bagian Barat pada umumnya merupakan hamparan batu karang yang memiliki potensi sumber daya perikanan yang relatif melimpah salah satunya adalah gurita (Octopus).  Dalam memanfaatkan sumber daya ini masyarakat nelayan Desa Budo menangkap gurita menggunakan alat tangkap pancing yang disebut sihoru atau gara–gara boboca, alat tangkap ini adalah alat tangkap pancing jenis tonda. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penggunaan warna umpan terhadap jumlah hasil Tangkapan dan mengetahui spesies octopus hasil tangkapan.  Metode yang digunakan dalam penelitan adalah eksperimental dan dianalisis menggunakan metode statistik Uji T.  Dari penelitian ini diperoleh hasil  nilai analisis P coklat hitam dan sebesar 0.6041, coklat dan merah sebesar 0.4762, hitam dan merah sebesar 0.8455 yang semua nilainya berada diatas α0.05 = 2.2281 dan dapat disimpulkan bahwa perlakuan warna umpan tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan.  Berdasarkan hasil identifikasi gurita yang tertangkap adalah Octopus cyanea.
Pola sebaran bagan dan adaptasi nelayan dalam operasi penangkapan di Perairan Desa Tateli Weru Kabupaten Minahasa Lia Anggreni Sitompul; Johnny Budiman; Ivor Lembondorong Labaro; Effendi Pengihutan Sitanggang; Fanny Silooy
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 1 (2022): Januari-Juni
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.v7i1.39007

Abstract

Salah satu kegiatan perikanan yang menonjol di perairan Desa Tateli Weru adalah perikanan bagan.  Pengoperasian alat tangkap bagan, umumnya dimulai pada saat matahari mulai tenggelam.  Penangkapan umumnya dilaksanakan di perairan dekat pantai, yaitu daerah teluk atau tempat yang aman terhadap arus, angin dan gelombang. Dampak dari penempatan bagan oleh nelayan  tangkap di perairan Tateli Weru adalah perubahan volume hasil tangkapan setiap bulan dan perubahan jumlah waktu melaut yang sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat nelayan. Untuk itu nelayan melakukan pola adaptasi  dan strategi ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pola sebaran bagan apung dan kondisi perubahan cuaca terhadap hasil tangkapan ikan di Desa Tateli Weru. Penelitian ini mengikuti metode deskriptif yang didasarkan pada studi kasus.  Pengumpulan data dilakukan dengan plotting survei posisi masing-masing bagan, menggunakan GPS dan perahu tipe pamo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil nilai T adalah 1.23 yang berarti pola sebaran alat tangkap di desa Tateli Weru termasuk pola acak atau tidak merata (Random Pattern). Jarak terdekat antar bagan adalah 279.93 meter. Karena jarak antar bagan saling berdekatan, maka ikan yang sudah terkumpul di suatu bagan lain yang cahaya lampunya lebih terang. Hal ini berdampak pada jumlah hasil tangkapan yang tidak optimal. Pada akhirnya diperlukan aturan pola penyebaran bagan yang berjarak antar bagan serta strategi ekonomi untuk mata pencaharian nelayan yang lebih baik dalam rangka adaptasi menghadapi dampak perubahan cuaca.
Eksplorasi model lingkar operasional pukat cincin KM. Velita di Perairan Manado Tua Anggriani Tangdipau; Fanny Silooy
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.7.2.2022.40151

Abstract

Pukat cincin merupakan alat tangkap ikan yang efektif menangkap ikan-ikan pelagis.  Untuk menunjang suksesnya operasi penangkapan perlu memperhatikan beberapa faktor pokok seperti: kelajuan melingkari gerombolan ikan, kelajuan tenggelam tali pemberat dan kelajuan menarik tali kolor. Faktor-faktor eksternal oceanografi seperti; arus, gelombang, dan cuaca juga perlu diperhatikan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui model lingkar operasional pukat cincin KM. Velita, mengetahui kelajuan melingkari gerombolan ikan dan menentukan panjang jaring minimum.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang digunakan dalam meneliti suatu objek yang tujuannya untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta, sifat serta hubungan fenomena dengan visualisasi model lingkaran operasional pukat cincin.Pukat cincin KM Velita memiliki panjang jaring 328 m dan dalam 57,6 m, proses pengoperasiannya dimulai dari penurunan alat tangkap (setting) hingga penarikan alat tangkap (hauling). Alat bantu penangkapan yang digunakan yaitu rumpon, lampu dan winch atau mesin takal. Dapat disimpulkan bahwa 1). model lingkaran jaring saat operasi penangkapan ikan tidak membentuk lingkaran sempurna karena kelajuan melingkar yang kurang dan adanya faktor oseanografi seperti gelombang, arus dan cuaca. 2). Kelajuan melingkari gerombolan ikan pukat cincin KM. Velita adalah 1,28 m/s dan radius melingkar jaring 52,22 m, kelajuan ini terlalu rendah untuk jaring dengan radius tersebut dan 3). Panjang jaring minimum yang sebaiknya digunakan KM. Velita untuk menangkap ikan dengan radius gerombolan ikan 5 m saat operasi dan jarak dari gerombolan ikan 49 m adalah 339,12 m.  Untuk panjang jaring yang ada yaitu 328 m maka jarak kapal dari perahu lampu saat mulai operasi adalah 37,22 m, sehingga ikan tidak dapat meloloskan diri.
Analisis kepuasan nelayan atas pelayanan di Pangkalan Pendaratan Ikan Pelabuhan Labuan Uki Kabupaten Bolaang Mongondow Sridelianti Liulondo; Ixchel F. Mandagi; Fanny Silooy; Ivor L. Labaro; Alfret Luasunaung; Kawilarang W. A Masengi
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.7.2.2022.41605

Abstract

Sebagai pengguna fasilitas Pelabuhan Pendaratan Ikan Labuan Uki, nelayan pengguna pasti sangat menginginkan pelayanan yang optimal, dimana tingkat kepuasan nelayan pengguna dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan penyediaan pelayanan sehingga dapat memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh nelayan secara tepat, cepat dan efisien. Meskipun beberapa aktivitas ekonomi dan perikanan masih terbatas, namun tetap masih mampu menunjang sektor perekonomian bagi masyarakat sekitarnya. Menariknya belum adanya informasi sampai sejauh mana tingkat kepuasan dari nelayan pengguna fasilitas pada Pelabuhan ini. Observasi dan wawancara telah dilakukan untuk mengumpulkan data tentang tingkat kepuasan nelayan pengguna dan ketersedian BBM, Air bersih, Es Balok serta logistik makanan di Pelabuhan Perikanan Labuan Uki, dengan menggunakan pendekatan Skala Likert terhadap 16 orang responden nelayan pengguna. Analisis data menggunakan uji skoring untuk memperoleh seberapa besar persentasi respon dari nelayan pengguna dan untuk visualisasi menggunakan diagram pie. Hasil analisa dalam bentuk diagram pie menunjukkan bahwa tingkat kepuasan nelayan pengguna Pelabuhan Perikanan Labuan Uki secara menyeluruh berdasarkan respon dari 16 responden nelayan pengguna hasilnya memuaskan, dimana Pelayanan dari petugas (SP 37%; P 63%), fasilitas ruangan (SP 6%; P 88% dan  CP 6%); ketepatan waktu petugas pelayanan (SP 31%; P 69%), Sikap dan perilaku petugas (SP 50%; P 44%; CP 6%), Kenyamanan kapal yang bersandar saat berlabuh (SP 13%; P 81% dan CP 6%), Kecukupan dermaga untuk kapal yang berlaku saat bongkar muat BBM ( SP 25%; P 62%; CP 13%), Waktu layanan bongkar muat BBM ( SP 6%; P 94%), Pelayanan Petugas pada saat bongkar muat (SP 31%; P 69%), Perilaku pelayanan petugas pelelangan ikan (SP 38%; P 56% dan CP 6%). Sementara, hasil skoring ketersediaan Fasilitas Tempat Pelelangan Ikan (TPI) menunjukkan (P 62% dan CP 38%), hal ini disebabkan karena tidak adanya fasilitas TPI di Pelabuhan Labuan Uki. Disisi lain ketersediaan BBM, Air Bersih dan Es Balok menunjukkan tingkat kepuasan memuaskan sementara hasil analisa tingkat ketersediaan logistik makanan cukup memuaskan. 
KOMPOSISI DAN TINGKAT KERAMAHAN LINGKUNGAN ALAT TANGKAP BAGAN DI LABUAN UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Ernawati Paputungan; Alfret Luasunaung; Fanny Silooy; Johny Budiman; Ixchel Feiby Mandagi; Wilhelmina Patty
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 8 No. 1 (2023): Januari-Juni
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.8.1.2023.42523

Abstract

Bagan merupakan salah satu alat tangkap  yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil, dioperasikan pada malam hari dan menggunakan cahaya lampu sebagai atraktor untuk menarik ikan ke area penangkapan. Alat tangkap bagan apung telah lama digunakan oleh nelayan di Desa Labuan Uki Kabupaten Bolaang Mongondow yang terdiri dari bagan perahu dan rakit.  Hasil tangkapan  bagan apung dimanfaatkan sebagai umpan hidup pada perikanan pole and line, kebutuhan makanan sehari-hari, dan juga dikeringkan untuk dijual.  Hasil tangkapan umumnya terdiri dari ikan pelagis kecil yang tertarik pada cahaya (phototaxis positive).  Penelitian ini bertujuan untuk melihat komposisi hasil tangkapan bagan dan mengkaji tingkat keramahan lingkungan alat tangkap bagan berdasarkan target penangkapan (target spesies), tangkapan sampingan (by catch) dan tangkapan yang dibuang (discard catch). Pengumpulan data primer  menggunakan metode experimental fishing pada beberapa trip penangkapan, wawancara mendalam (deep interview) dengan nelayan mengenai keberadaan perikanan bagan yang ada di Labuan Uki. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui pustaka dan informasi dari dinas terkait.  Analisis data untuk komposisi jenis ikan menggunakan rumus komposisi jenis ikan oleh Oktaviani (2018) dan untuk tingkat keramahan lingkungan menggunakan persamaan Akiyama (1997).  Hasil yang diperoleh bahwa 10 jenis spesies yang tertangkap selama trip penelitian yang didominasi oleh ikan teri, kembung, petek dan sarden.  Alat tangkap bagan memiliki tingkat keramahan lingkungan yang baik yakni selektif terhadap jenis tangkapan sasaran, tidak merusak habitat (destructive fishing), tidak membahayakan nelayan, menghasilkan ikan yang bermutu baik, produk tidak membahayakan kesehatan konsumen, hasil tangkapan yang terbuang minimum, memberikan dampak minimum terhadap biodiversity, tidak menangkap jenis yang dilindungi dan diterima secara sosial.
The Demersal Fishing Capability Landed at Kema Dua Fish Landing Base North Minahasa: Kemampuan Tangkap Perikanan Demersal Yang Didaratkan Di Pangkalan Pendaratan Ikan Kema Dua Minahasa Utara Mervin Lestaluhu; Alfret Luasunaung; Mariana Kayadoe; Revols D.Ch. Pamikiran; Ivor L. Labaro; Fanny Silooy
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 8 No. 2 (2023): Juli - Desember
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.8.2.2023.49641

Abstract

This study aims to determine the catch and development of CPUE from catches landed at the Kema Dua Fish Landing Base. The method used in this study is the Descriptive Method. The data collected is in the form of primary data by observation and interviews and secondary data in the form of catches and fishing efforts from 2017-2021. The data obtained will be analyzed using graphs and CPUE calculations to determine the development between production (catch) and capture effort (effort). Based on the results of the research carried out, it can be concluded that the bottom fishing catch landed at the Kema Dua Fish Landing Base consists of 9 types of demersal fish, namely Saramia fish (Etelis Carbunculus) 526,990 kg (25.5%), Lolosi (Caesio cuning) 459,855 kg (22.2%), Tola (Pristipomoides filamentosus) 404,490 kg (19.5%), Tariasan (Aphareus rutilans) 323,910 kg (15.6%), and Kurisi (Nemipterus sp) 213,675 kg (10.3%), Rahiang (Etelis coruscans) 53,300 kg (2.6 %), Kuwe (Carangoides coeruleopinnatus) 42,285 kg (2.0 %), Snapper (Lutjanus sp) 27,100 kg (1.3 %), Grouper (Epinephelus sp) 18,390 kg (1.0 %). The development of the Catch value per Unit Effort (CPUE) for 5 years (2017-2021) based on the catch landed at PPI Kema Dua fluctuates every year. The highest CPUE value occurred in 2021 at 3,452 kg/trip and the lowest CPUE value occurred in 2019 at 2,670 kg/trip.