Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Profiling of Phytochemical Compounds of East Java Red Rice Bran Has the High-Value Biological Activities as Antioxidant and Antidiabetic Yoravika Dwiwibangga; Anna Safitri; Fatchiyah Fatchiyah
Indonesian Journal of Chemistry Vol 22, No 5 (2022)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijc.73432

Abstract

The phytochemicals contained in rice bran, mainly flavonoid compounds, are predicted to have biological activity. Flavonoids are able to counteract the free radicals and degrade insulin resistance. The East Java Red Rice Bran samples, e.g., Mentik Wangi, Aek Sibundong, and Blambangan, were used in the study. Their phytochemical profiles, functional groups, antioxidant, and antidiabetic activities were investigated. The phytochemical analysis showed that the bran of Mentik Wangi, Aek Sibundong, and Blambangan contained flavonoid, triterpenoid, phenolic, tannin, and glycoside. Based on the FTIR, some functional groups were identified in three rice bran varieties, namely, the O-H stretching, C-H aliphatic, C-H sp3 stretching, C=C stretching aromatics, C=C stretching alkenes, CH2 and CH3 bonds rocking, C-H aromatic, CH-OH stretching alcohols, and C-O stretching ether or ester suggesting that rice brans are rich in phytochemical compounds. Through LC-HRMS analysis in positive ion mode, several types of flavonoids were confirmed. Pinocembrin was found in the three brands. The highest antioxidant and antidiabetic activity were observed in Blambangan rice bran with an IC50 value of 1.09 and 75.76 µg/mL, respectively. To conclude, the red rice bran phytochemical compounds exhibit potential biological activities as antioxidant and antidiabetic agents.
In Silico Analysis of the Effectiveness of α-glucosidase Inhibitors (AGIs) on Phaseolus vulgaris L. as Antidiabetic Agents Alfi Tsuraya; Ainun Anugrah; Nur Aini; Salsabila Najah; Siti Sainidah; Yoravika Dwiwibangga; Nia Kurnawan; Fatchiyah Fatchiyah
JSMARTech: Journal of Smart Bioprospecting and Technology Vol. 3 No. 2 (2022): JSMARTech Volume 3, No. 2, 2022
Publisher : JSMARTech

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jsmartech.2022.003.02.43

Abstract

Diabetes mellitus is a metabolic disorder characterized by high blood sugar levels accompanied by impaired carbohydrate, lipid, and protein metabolism. Alpha-glucosidase inhibitor is an agent that can inhibits the action of the α-glucosidase enzyme, but the synthetic α-glucosidase inhibitors caused various side effects, therefore the search for AGI from natural active compounds is needed. The objective of this study was to determine the effectiveness of the active compound α-glucosidase inhibitor contained in Phaseolus vulgaris as an antidiabetic agent by in silico methods. Flavonoid compounds such as rutin, isoquercitrin, hyperoside, isorhamnetin-3-glucoside, and acarbose (control), were downloaded from the NCBI PubChem database. Human α-glucosidase (PDB ID: 5KZW) 3D structure was obtained from RCSB PDB. Bioactivity predicted using PASSOnline. ADMET and Drug-Likeness with SwissADME and ProTox II. Molecular docking was conducted using HEX 8.0 and visualized with Discovery Studio. This study showed that all of these compounds have sites that interact with the active sites of the α-glucosidase enzyme, and have several similarities compared to acarbose. All compounds have good potential as α-glucosidase inhibitors.  Isorhamnetin-3-glucosidase is the most potential characteristic as an α-glucosidase inhibitor. It has amino acid residues HIS717 (hydrogen), TYR360 (hydrogen and hydrophobic), and ARG608 (hydrogen) which shows higher number of residues in common with acarbose and active sites that also shows fairly high stability. Based on ADME prediction, Isorhamnetin-3-glucoside most likely has the best characteristics based on LogS, %Abs, and also LogKp compared to the other compounds, and has much higher %Abs (40%) than acarbose (-1,8%). It even only has 2 violations of Lipinski rules compared to acarbose that has 3 violations. Thus, overall flavonoid group compounds in P. vulgaris, especially have good potential as a glucosidase inhibitors as antidiabetic agents.
Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Ecoprint pada Tas Bekal di Desa Tapak Gedung, Kepahiang Maryanti, Evi; Dwiwibangga, Yoravika; Gustian , Irfan; Banon, Charles; Asteria, Marissadona
Indonesian Journal of Community Empowerment and Service (ICOMES) Vol. 5 No. 1 (2025): June 2025
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/icomes.v5i1.41605

Abstract

Kegiatan pelatihan ecoprint pada media tas bekal anak dilaksanakan di Desa Tapak Gedung, Kecamatan Tebat Karai, Kabupaten Kepahiang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kreativitas, dan keterampilan masyarakat, khususnya anak-anak dalam membuat ecoprint. Pelatihan melibatkan sekitar 48 peserta, termasuk 25 anak-anak di rentang usia 5-15 tahun. Teknik ecoprint diajarkan dengan memanfaatkan bahan alami, seperti daun dan bunga yang mudah ditemukan di desa. Melalui teknik ecoprint, anak-anak dapat menciptakan desain dan pola unik pada tas bekal dengan memanfaatkan bahan alami di sekitar, seperti daun dan bunga. Melalui metode ceramah, diskusi, dan praktik langsung, peserta diberikan pelatihan tentang membuat ecoprint dengan teknik pounding. Hasil kegiatan ini menunjukkan masyarakat telah memahami dan bisa menghasilkan tas bekal bermotif unik. Diharapkan kegiatan ini dapat membuka wawasan masyarakat mengenai potensi bahan alami untuk produk kreatif yang ramah lingkungan.
PENETAPAN KADAR VITAMIN B1 PADA KACANG KEDELAI DAN SUSU KEDELAI MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Maryanti, Evi; Maryana, Dina; Hermansyah, Oky; Andini, Vicka; Dwiwibangga, Yoravika
RAFFLESIA JOURNAL OF NATURAL AND APPLIED SCIENCES Vol. 5 No. 1 (2025): April
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/rjna.v5i1.41792

Abstract

Salah satu tumbuhan yang mengandung vitamin B1 adalah kacang kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kadar vitamin B1 (tiamin) pada kacang kedelai dan susu kedelai menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis dengan penambahan bromtimol biru sebagai indikator. Sampel kacang kedelai dan susu kedelai diperoleh dari industri rumahan di Kelurahan Kebun Tebeng, Kota Bengkulu. Penentuan kadar vitamin B1 menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis dengan baku pembanding vitamin B1 standar BPFI. Reaksi antara vitamin B1 dan indikator terjadi dalam suasana basa dan menunjukkan perubahan warna yang diukur pada panjang gelombang 615 nm. Hasil analisis menunjukkan kadar vitamin B1 dalam kacang kedelai sebesar 0,444%, sedangkan pada susu kedelai sebesar 0,190%. Hasil ini menunjukkan bahwa kadar vitamin B1 pada susu kedelai lebih rendah dibandingkan dengan kacang kedelai mentah. Fenomena ini mengindikasikan bahwa proses pengolahan kedelai menjadi susu kedelai menyebabkan penurunan kandungan vitamin B1. Penelitian ini memberikan wawasan mengenai pentingnya pemilihan metode pengolahan yang dapat mempertahankan kandungan nutrisi pada produk olahan kedelai, khususnya vitamin B1. Penurunan kadar vitamin B1 selama proses pengolahan menjadi perhatian utama dalam memastikan kualitas nutrisi produk olahan kedelai, terutama yang dikonsumsi sebagai sumber nutrisi tambahan.
FORMULASI DAN EVALUASI STABILITAS EKSTRAK DAUN SUNGKAI (Peronema canescens Jack) DENGAN Na-CMC Dwiwibangga, Yoravika; Buololo, Nadia Buololo Nirmala; Dwi, Freshka Aulia; Wibowo, Yudhistira Panca; Andini, Vicka; Elfia, Mega
Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmiah Eksakta Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Hasi Penelitian Dan Pengkajian Ilmiah Eksakta - JPPIE
Publisher : LPPM Universitas Dharma Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jppie.v4i2.2229

Abstract

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan, namun karies gigi masih menjadi penyakit yang umum diderita oleh masyarakat. Plak gigi adalah penyebab utama masalah kesehatan gigi dan mulut dan pasta gigi berperan penting dalam mengendalikannya. Daun sungkai (Peronema canescens Jack) memiliki berbagai khasiat, termasuk sifat antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan mengevaluasi stabilitas pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sungkai dengan menggunakan Na-CMC sebagai agen pengikat. Ekstrak daun sungkai dibuat melalui maserasi dengan etanol 96%. Empat formula pasta gigi, termasuk satu kontrol, dibuat dan diuji stabilitas fisiknya (uji homogenitas, pH, tinggi busa, dan organoleptik) selama dua minggu. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua formula homogen dan memiliki pH yang stabil dalam rentang 6,5 hingga 8,0, yang sesuai dengan standar SNI (4,5-10,5). Namun, tidak ada busa yang signifikan yang terbentuk, kemungkinan karena viskositas yang tinggi akibat konsentrasi Na-CMC yang berlebihan. Formula 3, dengan konsentrasi Na-CMC tertinggi, menunjukkan tekstur paling kental dan stabil. Disimpulkan bahwa formulasi pasta gigi ekstrak daun sungkai berhasil dibuat dengan stabil, dan formula 3 adalah yang paling ideal, meskipun busa tidak terbentuk. Kata Kunci: Daun Sungkai, Na-CMC, Sediaan Pasta Gigi, Stabilitas
PHYTOCHEMICAL PROFILE AND ANTIBACTERIAL POTENTIAL OF METHANOL EXTRACTS OF Artocarpus kemando MIQ. BRANCH BARK AGAINST Bacillus subtilis Andini, Vicka; Dwiwibangga, Yoravika; Arman, Etriyanto; Elfia, Mega
Indonesian Journal of Pure and Applied Chemistry Vol 8, No 2 (2025)
Publisher : Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/indonesian.v8i2.92461

Abstract

Artocarpus kemando Miq., a member of the Moraceae family, is found in tropical regions of Indonesia, including Karang Anyar, South Lampung. This study aimed to qualitatively analyze the phytochemical content and evaluate the antibacterial activity of the methanol extract of Pudau branch bark against Bacillus subtilis. The extraction was performed using the maceration method with methanol as the solvent. Phytochemical screening was conducted in triplicate and revealed the presence of alkaloids, flavonoids, terpenoids, and saponins, while steroids were absent. Antibacterial activity was assessed in triplicate using the paper disc diffusion method, with results showing moderate activity of the extract, indicated by an average inhibition zone diameter of 10.33 mm. Statistical analysis using one-way ANOVA revealed a significant difference in the average inhibition zone diameters among the treatment groups (methanol extract, negative control, and positive control) with a p-value of 0.000. Tukey HSD post hoc analysis confirmed that the methanol extract exhibited significantly higher antibacterial activity than the negative control, but significantly lower than the standard antibiotic amoxicillin (22.67 mm). These results highlight the potential of A. kemando Miq. Branch bark extract is a natural antibacterial agent, although its efficacy remains lower than the standard antibiotic (amoxicillin).