Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Distribusi Dosis Radiasi dari Penggabungan Lapangan Foton dan Elektron Berdasarkan Grafik Dose Volume Histogram (DVH) pada Terapi Kanker Payudara Liasari, Ike Putri; Milvita, Dian; Diyona, Fiqi
Jurnal Fisika Unand Vol 11 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.11.1.62-67.2022

Abstract

Telah dilakukan distribusi dosis radiasi dari penggabungan lapangan foton dan lapangan elektron berdasarkan grafik Dose Volume Histogram (DVH) pada terapi kanker payudara. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak antara lapangan foton dan lapangan elektron terhadap distribusi dosis radiasi. Pengambilan data dilakukan dengan memvariasikan Source Surface Distance (SSD) dan jarak antara lapangan foton dan elektron. SSD yang digunakan yaitu 97,5 cm; 100 cm dan 102,5 cm dengan variasi jarak untuk setiap SSD mulai dari 0 cm; 0,3 cm; 0,6 cm dan 1 cm. Analisis data dilakukan pada hasil grafik DVH yang didapatkan dari Treatment Planning System (TPS). Distribusi dosis radiasi yang diperoleh tidak menunjukkan pengaruh dari jarak antar lapangan foton dan elektron. Nilai dosis maksimum yang diperoleh melebihi standar dosis maksimum yang ditetapkan oleh ICRU Report 62.
Analisis Dosis Serap Bolus Berbahan Campuran Beeswax dan Petroleum Jelly Dalam Radioterapi Menggunakan Elektron 6 MeV Pada LINAC Ningsih, Desy Yulia; Adrial, Rico; Diyona, Fiqi
Jurnal Fisika Unand Vol 11 No 4 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.11.4.462-466.2022

Abstract

Pengobatan kanker pada permukaan kulit menggunakan berkas elektron menghasilkan dosis radiasi yang belum mampu memberikan dosis permukaan secara maksimum, sehingga diperlukan material yang mampu meningkatkan dosis permukaan yang disebut dengan bolus. Penelitian ini akan menguji bolus berbahan campuran Beeswax dan Petroleum Jelly. Pengujian bolus meliputi dosis serap dan nilai Relative Electron Density (RED). Nilai RED diperoleh dari citra tomografi bolus menggunakan CT-Simulator dengan menentukan Region Of Interest (ROI). Nilai dosis serap didapatkan dengan melakukan penyinaran menggunakan instrumentasi Linear Accelerator (LINAC) pada energi 6 MeV. Hasil dosis serap dibaca pada elektrometer dan dianalisis secara statistik menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Nilai RED bolus yang diperoleh pada ketebalan 0,2 cm hingga 0,8 cm memiliki nilai RED yang lebih rendah dari nilai RED payudara tetapi pada ketebalan 1,0 cm memiliki nilai RED yang setara dengan jaringan payudara. Nilai dosis serap pada bolus saat disinari energi 6 MeV untuk ketebalan 0,2 cm sebesar 184,70 cGy, ketebalan 0,4 cm sebesar 182,67 cGy, ketebalan 0,6 cm sebesar 163,23 cGy, ketebalan 0,8 sebesar 125,27 cGy  serta  ketebalan 1,0 cm sebesar 80,10 cGy. Hasil penelitian bolus berbahan Beeswax dan Petroleum Jelly memiliki nilai RED yang setara dengan jaringan lunak dan dapat mengurangi dosis serap pada kedalaman sehingga bolus berbahan Beeswax dan Petroleum Jelly menjadi salah satu alternatif material bolus saat radioterapi.
Verifikasi Pergeseran Geometri Pesawat Linac Clinax CX Menggunakan Electronic Portal Imaging Device (EPID) Terdapat Kasus Kanker Nasofaring) Defira, Eli; Milvita, Dian; Diyona, Fiqi
Jurnal Fisika Unand Vol 11 No 4 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.11.4.482-486.2022

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai verifikasi pergesesaran geometri pada pesawat Linear Accelerator (Linac) tipe Clinax CX menggunakan Electronic Portal Imaging Device (EPID). Verifikasi dilakukan pada 10 data rekam medis pasien kanker nasofaring di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit Universitas Andalas. Proses verifikasi diawali dengan perencanaan Treatment Planning System (TPS) menggunakan Software Eclipse dilanjutkan dengan penyinaran pada EPID. Verifikasi pergeseran geometri berdasarkan pergeseran titik koordinat X, Y, Z. Hasil verifikasi menunjukkan terdapat pergeseran titik koordinat yang melebihi standar IAEA Human Health Series No.31 Tahun 2016, yaitu sebanyak 2 data pasien pada titik koordinat X, 1 data pasien pada titik koordinat Y, dan 1 data pasien pada titik koordinat Z karena mempunyai nilai pergesaran > 0,3 cm. Faktor penyebab terjadinya pergeseran yang signifikan adalah jauhnya jarak antara titik origin perencanaan ke titik origin penyinaran pada EPID.
Verifikasi Dosis Radiasi Berkas Foton 6 MV pada LINAC CLINAX CX Menggunakan Detektor Bilik Ionisasi di RSP Universitas Andalas Abrar, Luthfia Aqila; Milvita, Dian; Prasetio, Heru; Diyona, Fiqi
Jurnal Fisika Unand Vol 12 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.12.1.82-87.2023

Abstract

Telah dilakukan verifikasi dosis radiasi berkas foton 6 MV menggunakan detektor bilik ionisasi pada LINAC tipe CLINAX CX di RSP Universitas Andalas. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui dosis radiasi pada tiap variasi luas lapangan penyinaran serta menverifikasikan antara dosis radiasi pada Treatment Planning System (TPS) dengan dosis radiasi yang terukur. Penelitian diawali dengan pengukuran dosis radiasi pada slab fantom dengan kedalaman 10 cm dan variasi luas lapangan berbentuk persegi dan persegi panjang yang seluas (5x5) cm, (10x10) cm, (15x15) cm, (30x30) cm, (5x10) cm, (10x5) cm, (5x15) cm, dan (15x5) cm. Nilai dosis radiasi dihitung berdasarkan protokol TRS No.398 IAEA Selanjutnya dilakukan verifikasi dosis radiasi dengan membandingkan dosis radiasi pada TPS dengan dosis radiasi yang terukur pada batas toleransi yang ditetapkan oleh TRS No.398 IAEA yaitu ±2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar luas lapangan penyinaran, maka semakin kecil dosis radiasi yang didapatkan. Hasil verifikasi dosis radiasi pada TPS dengan dosis radiasi terukur masih memenuhi batas toleransi yang ditetapkan oleh protokol TRS No.398 IAEA yaitu 0,076% hingga 0,584%.
Perbandingan Dosimetri Perencanaan Radioterapi IMRT Menggunakan Fasilitas Beam Angle Optimization dan Teknik Manual Pada Kasus Kanker Nasofaring Stadium III Syafna, Delvira; Adrial, Rico; Diyona, Fiqi
Jurnal Fisika Unand Vol 13 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.13.1.170-176.2024

Abstract

Telah dilakukan perbandingan dosimetri perencanaan Intensity Modulated Radiotherapy (IMRT) menggunakan fasilitas beam angle optimization dan teknik manual pada kasus kanker nasofaring (KNF) stadium III. Penelitian bertujuan untuk menganalisis nilai Conformity Index (CI), Homogeneity Index (HI), dan dosis pada Organ at Risk (OAR) pada kurva Dose Volume Histogram (DVH), serta jumlah Monitor Unit (MU). Terdapat empat variasi perencanaan yang diuji, yaitu IMRT 5 lapangan manual (M5), IMRT 5 lapangan dengan beam angle optimization (O5), IMRT 7 lapangan manual (M7), dan IMRT 7 lapangan dengan beam angle optimization (O7). Secara statistik, hasil penelitian menunjukkan semua perencanaan pada PTV54, PTV60, dan PTV70 memiliki hasil yang hampir identik pada  keempat variasi perencanaan tersebut. Namun, perencanaan O5 didapatkan lebih unggul karena memiliki rata-rata nilai CI dan HI  yang paling sesuai dengan pedoman International Commision on Radiation Units and Measurements (ICRU) Report 62, yaitu CI pada PTV54 (0,969±0,03), CI pada PTV60 (0,949±0,04), dan CI pada PTV70 (0,954±0,04), serta HI pada PTV54 (0,223±0,13), HI pada PTV60 (0,250±0,10), dan HI pada PTV70 (0,126±0,07). Perencanaan O5 juga memenuhi batas yang ditetapkan oleh Quantitative Analysis of Normal Tissue Effects in the Clinic (QUANTEC) untuk OAR. Oleh karena itu, perencanaan O5 dianggap sebagai metode utama yang paling optimal untuk kasus KNF stadium III, sementara M5 dapat dijadikan sebagai alternatif karena menggunakan Monitor Unit (MU) yang lebih sedikit
Verifikasi Dosis Radiasi Permukaan pada Kasus Kanker Payudara Menggunakan Metode Dosimetri In Vivo Wulandari, Sri; Adrial, Rico; Ulya, Syarifatul; Diyona, Fiqi
Jurnal Fisika Unand Vol 13 No 5 (2024)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.13.5.630-636.2024

Abstract

Verification of surface radiation dose in breast cancer cases using the in vivo dosimetry method with TLD-100 at the Radiation Oncology Unit of Andalas University Hospital has been carried out. The aim of the study is to verify the adequacy of the surface radiation dose calculated by the Treatment Planning System (TPS) with the measured radiation dose of TLD-100, referring to the report of the American Association of Physicists in Medicine Task Group No.219 (AAPM-TG No.219). This study began with the annealing of the TLD-100, namely the cleaning of the electrons trapped by the TLD-100 at the Research Center for Safety Technology Metrology and Nuclear Quality of the National Innovation Research Agency (PRTKMMR-BRIN), followed by the scanning of the TLD-100 on the surface of the phantom plate using a CT simulator. In addition, the TLD-100 was calibrated with different radiation doses (0; 20; 50; 80; 100; 150; 200; 250; 370) cGy. Verification of surface radiation dose on five breast cancer treatment planning data with TPS surface radiation dose calculation by Patient Specific Quality Assurance (PSQA) or transfer of patient treatment plan to slab phantom and compared with radiation dose measured on TLD 100. The measured surface radiation dose was found to range from 115.07 cGy to 130.81 cGy. Verification showed that the difference between the radiation dose calculated by the TPS and that measured by the TLD-100 was 0.21% to 8.13%. This shows that the surface radiation dose in breast cancer cases is within the 20% tolerance limit set by AAPM-TG No.219.
Analisis Nilai Dosis Radiasi yang diterima Rektum dan Kandung Kemih Pasien Kanker Serviks menggunakan Metode 2D dan 3D-CT pada Brakiterapi Fathanah, Nurul; Milvita, Dian; Diyona, Fiqi
Jurnal Fisika Unand Vol 14 No 6 (2025)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.14.6.526-531.2025

Abstract

Research has been conducted on the analysis of radiation doses received by the rectum and bladder of cervical cancer patients using 2D and 3D-CT methods in brachytherapy at the Radiation Oncology Installation of Andalas University Hospital. The study used data on cervical cancer patients stage IIB-IVA, as many as 10 patient data using the 2 Dimensional (2D) method and 10 patient data using the Three Dimensional Computed Tomography (3D-CT) method. Analysis was performed by comparing 2D and 3D-CT brachytherapy methods. The results showed that the average radiation dose value received by the rectum of patients using the 3D-CT method was 491.31 cGy and the 2D method was 466.13 cGy, while in the bladder the average radiation dose received by patients using the 3D-CT method was 448.39 and the 2D method was 480.30. The results showed that the average radiation dose using the 3D-CT method was greater than the 2D method, but the dose received by the rectum and bladder did not exceed the tolerance limit set by the American Brachytherapy society (ABS).
Rekonstruksi Fantom Toraks Menggunakan Nilai Densitas Hounsfield Unit sebagai Fantom Alternatif untuk Verifikasi Dosis Radiasi Diyona, Fiqi; Muttaqin, Afdhal; Rafli, Rhandyka
Jurnal Fisika Unand Vol 14 No 6 (2025)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.14.6.540-545.2025

Abstract

Phantoms play an essential role in medical physics, particularly for radiation dose verification, yet the high cost of commercial standard phantoms often limits their availability. This study aimed to reconstruct a thoracic phantom as a replica of the human chest cavity using simple and low-cost materials. The reconstruction process began with evaluating the density values of the selected materials: cadaver bone was used as a substitute for human bone, styrofoam for lung tissue, and plasticine for soft tissues such as muscle and fat. Density measurements showed that cadaver bone ranged from +350 HU to +1000 HU, styrofoam from –700 HU to –950 HU, and plasticine from +39 HU to +234 HU. The skeletal-based reconstruction successfully represented the anatomical alignment of thoracic organs, as confirmed by CT simulator imaging. These findings indicate that the reconstructed thoracic phantom provides a feasible and cost-effective alternative to expensive commercial phantoms and can be effectively utilized for radiation dose verification in medical physics applications.