Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Kajian Hubungan Keberadaan Infrastruktur Jalan Tol Cipali (Cikopo- Palimanan) terhadap Jumlah Aktivitas Ekonomi di Kabupaten Cirebon Ryansyah Izhar; Muh Abdi Danurja Rahman Aziz
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 22, No 3 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v22i3.2245

Abstract

Cipali Toll Road Infrastructure (Cikopo – Palimanan) was inaugurated in 2015 precisely on June 13, 2015. The existence of the Cipali Toll Road is believed to grow economic activity in the area near the toll gate (exit toll). The research aims to find out the relationship of the toll road to the amount of economic activity in Cirebon Regency. The method used in this study is the Hotspot Analysis method where it is used to show the concentration of locations of economic activity and the Geographically Weighted Regression (GWR) method to see the relationship of factors that are believed to increase economic activity in the area around the toll gate. Based on the results of the analysis, the amount of economic activity in the Study District is influenced by the Cipali Toll Road and other variables such as, 1) The number of residents, , 2) Access scores to the activity center, 3) The number of facilities, 4) The number of buildings and 5) The number of productive age communities in each sub-district in the study area.
The Priority of Infrastructure Development in Kabupaten Lampung Barat Ryansyah Izhar; Isye Susana; Sri Maryati
Journal of Science and Applicative Technology Vol 1 No 1 (2018): ICoSITeR Special Edition
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Lampung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.318 KB) | DOI: 10.35472/281422

Abstract

Infrastructure development is one of the important and vital aspect in order to accelerating the process of regional development. Infrastructure is also give an impact in improving the economy, accessibility, community development and the quality of human life. But, infrastructure development can’t be done simultaneously. Kabupaten Lampung Barat was designated by government as disadvantaged areas because of the lack on providing the infrastructure. Therefore, by using the analytical hierarchy process (AHP) this study is trying to find out the most important factor that affect the infrastructure development and the order of priority development of the five infrastructure in Kabupaten Lampung Barat, the infrastructure is: Roads, Drainage, Waste, Waste Water, and transportation. The AHP method revealed that the funding factor with the weight values 0,361, is the most important indicator that affect the infrastructure development in the study area. While, for the infrastructure, the AHP method revealed that roads infrastructure with weight values 0, 42, is the infrastructure which should be prioritized. Based on these result, the priority development of infrastructure in Kabupaten Lampung Barat is the provision of road infrastructure by increasing the capacity of the road and other road several indicators such as mobility and safety aspects
Model Bangkitan Parkir di Kota Bandar Lampung Bindar, Muhammad Abdul Mubdi; Izha, Ryansyah; Aqiela, Shofia Rahma; Khairunnisa, Alya
Prosiding Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi Vol 11 No 2 (2024): Prosiding Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi
Publisher : FSTPT Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

According to the European Commission's degree of urbanization, Bandar Lampung is the city with the highest urbanization classification in the Province of Kota Lampung. The high level of urbanization will also increase the number of travelers, affecting the potential income from adequate parking to finance its management. The model estimates the load of vehicles from the gross floor area and the size of the parking lot. From the vehicle load data of private cars and motorcycles, the model produced is a bound variable used as a private car parking load and a free variable of the area of parking land in hectares. Parking income can be estimated by entering extensive information about the existing parking space and overtaking it with the parking rate per hour and the total duration of the operating hours of the parking lot. ABSTRAK Kota Bandar Lampung adalah kota dengan klasifikasi urbanisasi tertinggi di Provinsi Bandar Lampung menurut degree of urbanisation European Commission. Tingginya tingkat urbanisasi tersebut menyebabkan jumlah perjalanan yang dimiliki juga akan meningkat, hal tersebut juga berdampak terhadap potensi pendapatan dari parkir yang memadai untuk membiayai pengelolaannya. Model yang memperkirakan load kendaraan parkir selama satu jam dihasilkan dari variabel-variabel bebas luas lahan bangunan (gross floor area) dan luas lahan parkir. Dari data load kendaraan berupa mobil pribadi dan sepeda motor, model yang dihasilkan adalah variabel terikat yang digunakan adalah load parkir kendaraan mobil pribadi dan variabel bebas berupa luas lahan parkir dalam hektar. Pendapatan parkir dapat diperkirakan dengan memasukkan informasi luas lahan parkir yang ada dan mengalikannya dengan tarif parkir per jam dan total durasi jam operasional parkir.
KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DI DESA TARAHAN, LAMPUNG SELATAN Farisi, Hamam Yazid; Izhar, Ryansyah; Aprildahani, Baiq Rindang
Tata Kota dan Daerah Vol. 16 No. 2 (2024): Jurnal Tata Kota dan Daerah
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2024.016.02.8

Abstract

Pengembangan ekonomi kreatif di Desa Tarahan dilakukan dengan memanfaatkan beberapa potensi lokal seperti pertanian, perikanan, sumber daya alam, dan pariwisata Pantai Sebalang. Salah satu upaya nyata dalam mewujudkan ekonomi kreatif ini tercermin dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Lampung Selatan untuk tahun 2011–2031. Namun, Desa Tarahan menghadapi tantangan sosial dan ekonomi, yaitu rendahnya tingkat pendidikan dan akses kesehatan yang terbatas. Kesiapan masyarakat adalah kondisi di mana mereka telah mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan dan peluang baru yang dibawa oleh pengembangan ekonomi kreatif (Tri-Ethnic Center for Prevention Research, 2014). Tanpa peningkatan kesiapan masyarakat, potensi ekonomi kreatif Desa Tarahan mungkin tidak dapat dimanfaatkan secara optimal, dan dampak positifnya terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat bisa terhambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesiapan masyarakat menggunakan dimensi Community Readiness Model berdasarkan teori Plested (2006). Penilaian kesiapan dilakukan berdasarkan pendapat responden masyarakat melalui penyebaran kuesioner. Responden ditentukan menggunakan teknik purposive sampling (usia produktif, yaitu di atas 15 tahun), dan pembagian sampel ke setiap strata jenis pekerjaan dilakukan dengan metode stratified proportional random sampling. Perhitungan skor mengikuti panduan dalam Community Readiness Model handbook. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesiapan masyarakat Desa Tarahan dalam menghadapi pengembangan ekonomi kreatif Desa Tarahan berapa pada tahap preplanning.
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH PERENCANAAN II (WP II) KOTA BANDARLAMPUNG TAHUN 2011-2021 DAN PREDIKSI PENGGUNAAN LAHAN PADA TAHUN 2026 MENGGUNAKAN METODE CELULLAR AUTOMATA Ryansyah Izhar; Hasibuan, Yosafat Christ; Oetomo, Andi
Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 13 No 2 (2024)
Publisher : Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jpm.v13i2.46753

Abstract

Land use is the result of human intervention in natural resources, particularly land, to meet both material and spiritual needs (Asyad, 1989 in As-SYAKUR, 2008). Changes in land use patterns in a region are influenced by several factors, including population growth, accessibility levels, infrastructure development, and local economic conditions. Planning Zone II (WP II) of Bandar Lampung City, designated as a center for higher education, a key land transportation hub, as well as an additional location for industry, urban settlements, urban infrastructure, trade, and services in the Spatial Planning (RTRW) of Bandar Lampung City for the years 2021-2041, has experienced a significant increase in population and density. Therefore, changes in land use in this area are expected to continue. Recent research is needed to understand the dynamics of these changes, the factors influencing them, and to forecast land use patterns over the next five years. This research adopts a deductive approach using quantitative methods, with data collection from various relevant secondary sources. Data analysis includes spatial analysis, descriptive analysis, and multiple linear regression analysis. The findings of the study show that the changes in land use patterns in Planning Zone II of Bandar Lampung City from 2011 to 2021 have been significant, with population growth and accessibility levels playing crucial roles in Bandar Lampung City. Therefore, land use modeling has been conducted to predict changes that may occur over the next five years, as a basis for recommending a review of the Spatial Planning (RTRW) of Bandar Lampung City for the years 2021-2041.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG WISATA TELUK KILUAN KABUPATEN TANGGAMUS Dewi, Tribuana Shinta; Affandi, Muhammad Irfan; Izhar, Ryansyah
Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Vol. 4 No. 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITERA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/jppk.v4i3.1427

Abstract

Kiluan Negeri Village based on Regional Regulations of Lampung Province and Tanggamus Regency refers to the concept of ecotourism and Community-Based Ecotourism in tourism development. The purpose of this study was to identify the development of community participation in supporting Kiluan Bay tourism in Pekon Kiluan Negeri, Kelumbayan District, Tanggamus Regency. The objectives of this study are 1) Standardization Criteria for Existing Conditions for Community Improvement in Pekon Kiluan Negeri Tourism Development based on 4 Tourism Components (attraction, accessibility, amenities and ancillary); 2) represents the level of community participation in the development of Teluk Kiluan Tourism, Kelumbayan District, Tanggamus Regency. The method used is Qualitative Descriptive Analysis (descriptive method). The results obtained 1) Two-way participation has occurred between the government and local communities in various tourism component sectors (attractions, accessibility, amenities and supports). 2) According to the theory of Arnstein (1969) at the level of Citizen Power and the 6th ladder partnerships (partnerships) there are obstacles in community participation.
Kualitas Ruang Terbuka Hijau Kawasan Sempadan Rel Kereta Api Berdasarkan Presepsi Masyarakat (Studi Kasus: Kota Bandar Lampung) Rahmah, Chania -; Danurja Rahman Aziz, Muh. Abdi; Izhar, Ryansyah
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol. 6 No. 1 (2025): VOLUME 6 NOMOR 1 MARET 2025
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/ijsp.v6i1.11315

Abstract

Kota Bandar Lampung menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) sebagaimana diamanatkan oleh regulasi, di mana luas RTH yang tersedia masih jauh dari standar minimal. Sempadan rel kereta api memiliki potensi besar untuk dioptimalkan sebagai ruang terbuka hijau multifungsi guna mendukung lingkungan perkotaan yang berkelanjutan, meningkatkan interaksi sosial, dan menciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas RTH pada kawasan sempadan rel berdasarkan persepsi masyarakat. Metode yang digunakan adalah analisis Importance Performance Analysis (IPA) untuk mengidentifikasi kesenjangan antara harapan dan kenyataan, serta Potential Gain Customer Value (PGCV) untuk menentukan prioritas peningkatan kualitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek infrastruktur, aksesibilitas, dan kenyamanan sebagai tempat berkumpul memiliki kinerja yang baik, sementara keamanan area bermain, sarana tempat sampah, dan kondisi fisik lingkungan membutuhkan perbaikan. Dengan pemanfaatan yang terencana dan berbasis data, kawasan sempadan rel dapat diintegrasikan sebagai RTH yang relevan dan fungsional, memberikan manfaat ekologis dan sosial bagi masyarakat. Penelitian ini merekomendasikan pendekatan partisipatif dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan sempadan rel untuk meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan di Kota Bandar Lampung.
Optimalisasi Sempadan Rel Sebagai Upaya Pemenuhan Kebutuhan Ruang Terbuka Kota Bandar Lampung Dengan Pendekatan PP-GIS Muh Abdi Danurja; Ryansyah Izhar; Chania Rahmah
Jurnal Penataan Ruang Vol. 20 No. 1 (2025): Jurnal Penataan Ruang 2025
Publisher : Jurnal Penataan Ruang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v20i1.3157

Abstract

Kawasan sempadan rel kereta api merupakan area perlindungan yang memiliki potensi untuk dimanfaatkans sebagai ruang terbuka hijau (RTH) publik di Kota Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi kawasan sempadan rel sebagai RTH berdasarkan persepsi multistakeholder (Masyarakat dan Pemerintah). Penelitian ini menggunakan metode Public Participation Geospatial Information System (PP-GIS) dimana mengkombinasikan analisis spasial berdasarkan weighted overlay dengan partispasi masyrakat dan pemerintah. Terdapat 6 variabel utama dalam pemilihan lokasi RTH di kawasan sempadan rel yang didapatkan berdasarkan persepsi masyarakat, selanjutnya pemerintah memberikan tanggapan dan prinsip-prinsip yang perlu dikembangkan untuk pengoptimalan kriterianya. Dari hasil persepsi stakeholder tersebut kemudian diidentifikasi parameter dan indikator spasialnya guna ditentukan pembobotannya dalam analisis spasial. Hasil dari analisis spasial dengan teknik overlay tersebut adalah dari total 539 hektar kawasan sempadan rel, sebanyak 18% dapat direkomendasikan sebagai RTH, sementara sisanya memerlukan kondisi tertentu untuk optimalisasi pemanfaatannya. Pemanfaatan RTH di kawasan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas lingkungan dan memenuhi kebutuhan ruang publik yang aman dan nyaman bagi masyarakat. Rekomendasi penelitian mencakup penyediaan fasilitas yang mendukung keamanan, kenyamanan, serta keberlanjutan lingkungan di kawasan sempadan rel. Rekomendasi pengembangan RTH di segmen A sebesar 14,15 Ha, segmen B 8,24 Ha, segmen C 2,35 Ha, segmen D 24,47 Ha, segmen E 20,69 Ha, dan segmen F 25,81 Ha. Perbedaan luasan ini sesuai dengan karakteristik perkotaan serta berkaitan dengan variabel utama pemilihan lokasi RTH, yaitu tingkat keamanan RTH sebagai ruang berkumpul.
ANALISIS PREDIKSI ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU Izhar, Ryansyah; Qoyyum Kamil, Muhammad Ibnu; Aprildahani, Baiq Rindang
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol. 6 No. 2 (2025): VOLUME 6 NOMOR 2 OKTOBER 2025
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/ijsp.v6i2.12111

Abstract

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pringsewu Tahun 2023–2043, Kecamatan Ambarawa ditetapkan sebagai kawasan strategis agropolitan untuk mendukung ketahanan pangan melalui pengembangan pertanian. Namun, alih fungsi lahan menjadi kawasan permukiman telah menyebabkan penurunan luas lahan pertanian secara signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan tutupan lahan pertanian, memproyeksikan kondisi tutupan lahan pertanian pada tahun 2043, serta mengevaluasi kesesuaiannya dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Analisis perubahan tutupan lahan dilakukan dengan metode klasifikasi terawasi menggunakan citra Landsat 8 tahun 2013 dan 2023. Proyeksi tutupan lahan pertanian tahun 2043 dilakukan melalui pemodelan Cellular Automata–Artificial Neural Network (CA-ANN). Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 2013–2023, terjadi penurunan lahan pertanian seluas 198,51 hektare. Luas lahan pertanian diproyeksikan terus menyusut menjadi 1.873,77 hektare pada tahun 2043. Temuan ini mengindikasikan bahwa perubahan penggunaan lahan yang tidak terkendali dapat mengganggu keberlanjutan rencana tata ruang, khususnya dalam perlindungan lahan pertanian.