Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Behavior Change Communication (BCC) Campaign Management through New Media for Field Officer of Igama and Wamarapa HIV/AIDS Prevention Program in Malang Maya Diah Nirwana; Yuyun Agus Riani; Sri Handayani
e-2477-1929
Publisher : Institute of Research and Community Service, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (967.779 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijleg.2016.002.02.9

Abstract

Methods and communication strategy are needed in order to form the safe attitude and behavior of the HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus-Acquired Immunodeficiency Syndrome) prevention target group, of which the character, situation, and condition of the target group have become an important attention and consideration for Field Officer for the effectiveness of activity. BCC is a communication tools on behavior change that is developed on HIV/AIDS prevention program. The FGD of the consultant team with field officer shows that almost all the Field Officers of the institutions in implementing HIV/AIDS prevention programs, have not been fully able to produce and utilize BCC campaign media due to skill constraints. This paper provides an understanding on how to produce the right online media, as well as to utilize communication technology which is affordable and easy in supporting Field Officer’s role and function on the prevention of HIV/AIDS. In addition to producing BCC campaign media, this activity also carries out facilitation in the form of counseling and monitoring the activity’s result process. Ikatan Gay Malang (IGAMA) dan Waria Malang Raya Peduli AIDS (WAMARAPA) have become partners in this community development activity. After training and mentoring, the Field Officers are expected to be able to utilize new media, especially Facebook, WA (WhatsApp), and BBM (BlackBerry Messenger) to conduct BCC campaign of HIV/AIDS prevention based on netiquette.Keywords: Campaign, BCC, New Media, HIV/AIDS
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KERJASAMA DESA MELALUI BKAD Sri Handayani; Agus Suryono; M. Saleh Soeaidy
JISIP : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.819 KB) | DOI: 10.33366/jisip.v4i1.82

Abstract

Implementasi Kebijakan Kerjasama Desa melalui BKAD. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) adalah bentuk program yang memusatkan wilayah kerjanya untuk menanggulangi kemiskinan di wilayah perdesaan. Pemberdayaan dilaksanakan dengan mengorganisir masyarakat. Tujuannya adalah agar ada ruang pembelajaran untuk masyarakat sekaligus adanya jaminan akan keberlanjutan serta pelestarian yang telah dihasilkan program yaitu yang berupa bangunan fisik sarana prasarana, Simpan Pinjam Khusus Kelompok Perempuan (SPP), dan kelembagaan. Pada implementasi PNPM MPd, Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) adalah lembaga yang memayungi Badan Pengawas UPK (BP UPK) dan Unit Pengelola Kegiatan (UPK). Selanjutnya BKAD diperkuat dengan dukungan kebijakan yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri 38 Tahun 2008 Tentang Kerjasama Desa yang mengamanahkan agar desa membentuk Badan Kerjasama Desa (BKD). Sehingga dua jenis kerjasama yang dapat dilakukan oleh desa adalah kerjasama antar desa dan kerjasama dengan pihak ke tiga. Kata Kunci: kerjasama desa, pemberdayaan, BKAD, pembangunan desa
Metariset atas Karya Riset Komunitas Pengkaji komunikasi Sri Handayani; Nisa Alfira; M Fikri AR
Jurnal Digital Media dan Relationship Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Digital Media & Relationship
Publisher : LPPM Universitas ARS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komunitas Pengkaji Komunikasi (KPK) adalah sebuah tim riset (research group) di Jurusan Ilmu Komunikasi (JIK) FISIP Universitas Brawijaya (UB). Dibentuk pada tahun 2014, KPK memiliki anggota empat orang dosen dan berkembang dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan penelitian, pendidikan, pengabdian masyarakat dan diskusi-diskusi dengan beberapa kekhususan subbidang kajian dalam Ilmu Komunikasi. KPK dan para mahasiswa di JIK FISIP UB melakukan penelitian, pengabdian masyarakat dan diskusi ilmiah khususnya terkait beberapa subbidang kajian dalam Ilmu Komunikasi, seperti filsafat komunikasi, sejarah komunikasi, komunikasi perspektif Non-Barat. Artikel ini akan membahas hasil studi berbasis metariset terkait karya-karya yang dihasilkan oleh KPK dalam periode 2014-2019.
Agriculture and Ritual: Pola Komunikasi Ritual Slametan Musim Tanam Padi di Ngemplak, Sambikerep, Surabaya Sri Handayani
J-IKA : Jurnal Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas BSI Bandung Vol 5, No 1 (2018): JURNAL J-IKA
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.597 KB) | DOI: 10.31294/kom.v5i1.3047

Abstract

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan perspektif ritual. Perseptif ini berpandangan bahwa komunikasi bukan pengiriman atau proses transmisi pesan, melainkan sebagai representasi keyakinan bersama. Penelitian ini bertujuan untuk memotret pola komunikasi ritual “slametan” semasa musim tanam padi di desa Ngemplak, Sambikerep, Surabaya? Dengan fokus pertanyaan tersebut akan mendeskripsikan: (1) Rangkaian ritual slametan semasa musim tanam padi; (2) Simbol dalam sajian ritual slametan semasa musim tanam padi; (3) Place and Time Setting dalam ritual slametan semasa tanam padi; dan (4) Makna dan Fungsi ritual slametan semasa musim tanam padi.  Untuk tujuan ini, digunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi ritual slametan semasa musim tanam padi di desa Ngemplak dilakukan dalam tiga rangkaian, yaitu “keleman”, “metek”, dan “munggo lombung” yang masing-masing memiliki simbol signifikan yang berbeda yang secara otomatis mengenali ritual yang sedang dilakukan. Diketahui pula, sekalipun masing-masing individu dalam masyarakat itu tidak mengetahui makna pasti dari simbol-simbol signifikan dalam setiap ritual slametan,  namun mereka memiliki pengertian yang sama atas makna ritual slametan. Ada kebermaknaan dalam komunikasi ritual slametan. Mereka memaknai ritual slametan tersebut sebagai representasi dari pengharapan atas keberkahan, persembahan kepada dayang, dan perwujudan rasa syukur atas keberkahan dan kelimpahan rezeki.  Kata kunci: agriculture, komunikasi ritual, slametan, kebermaknaan
Literasi Pengasuhan Berbasis Fatherhood sebagai Upaya Preventif Permasalahan Sosial Remaja Sri Handayani; Rachmat Kriyantono; Dyan Rahmiati
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 2 (2022): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v6i2.4328

Abstract

Peran ayah dalam pengasuhan anak pada keluarga modern makin meningkat, namun masih tidak secepat meningkatnya kuantitas ibu yang masuk ke ranah publik (bekerja). Keluarga membutuhkan kedua peran (ayah dan ibu) berfungsi dengan optimal untuk perkembangan anak. Khususnya saat beberapa penelitian ilmiah mengidentifikasi bahwa permasalahan sosial remaja yang timbul di masyarakat saat ini berawal dari terlewatinya peran ayah dalam pengasuhan dan Pendidikan anak. Optimalisasi peran ini tentunya bukan lagi memposisikan satu pihak hanya ‘membantu’ pihak yang lain. Saling mengisi dalam kesetaraan menjadi kunci keberhasilan sebuah keluarga, karena anak membutuhkan role model dan contoh dalam bersikap dan bertindak. Bahwasanya Pendidikan dan pengasuhan anak adalah tanggungjawab ibu menjadi mitos sosial yang perlu untuk direkonstruksi, karena sesungguhnya ayah memiliki porsi tanggungjawab yang sama dengan ibu. Perlu adanya kesungguhan dan konsistensi dalam upaya perarusutamaan peran ayah dalam keluarga ini.
Mereduksi rintangan komunikasi antarbudaya mahasiswa Indonesia timur di Malang berbasis kearifan lokal Sri Handayani
Jurnal Komunikasi Profesional Vol. 6 No. 4 (2022)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas dr. Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.391 KB) | DOI: 10.25139/jkp.v6i4.4598

Abstract

Di antara rintangan komunikasi antarbudaya adalah adanya stereotype yang dilekatkan pada kelompok budaya tertentu. Untuk itu penting mengeksplorasi mengapa rintangan tersebut muncul dan bagaimana upaya mereduksinya melalui Perspektif CMM berbasis kearifan lokal. Pengumpulan data dilakukan melalui focus group discussion dengan melibatkan partisipan dari masyarakat lokal dan mahasiswa asal Indonesia Timur di Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki pengalaman berkomunikasi dengan masyarakat setempat serta berupaya memahami cara pandang orang dari budaya lain mampu menggunakan fungsi aturan konstitutif dan regulatif dengan baik. Dengan demikian mereka lebih mampu melewati proses koordinasi makna dengan lebih baik. Implikasinya, rintangan komunikasi antarbudaya dapat diminimalisasi. Koordinasi menuntut individu berpegang pada nilai etika. Nilai etika dalam komunikasi antarbudaya terefleksi dalam sikap empati dan adaptasi budaya yang tumbuh melalui internalisasi nilai kearifan lokal yang diyakini bersama, baik oleh mahasiswa asal Indonesia Timur maupun masyarakat setempat di Malang, yaitu nilai terkandung dalam peribahasa “Di mana bumi di pijak, di situ langit dijunjung”.