Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH RESILIENSI DAN POLA ASUH OTORITATIF TERHADAP STRES AKADEMIK PADA SISWA DI KARAWANG BARAT Lydia Putri Afandi; Dinda Aisha; Cempaka Putrie Dimala
Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol. 2 No. 3 (2022): Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/empowerment.v2i3.677

Abstract

Masa transisi pembelajaran dari online ke offline yang dialami siswa SMA di Karawang Barat setelah 2 tahun belajar dari rumah karena pandemi Covid19, membuat munculnya beberapa masalah yang terjadi salah satunya yaitu ekspektasi akademik baik dari orang tua, guru, serta lingkungan. Hal tersebut menimbulkan stres akademik bagi siswa, sehingga dibutuhkannya kemampuan untuk beradaptasi yang dinamakan resiliensi dan pola asuh yang dinilai paling efektif untuk mengatasi hal tersebut yaitu pola asuh otoritatif. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh resiliensi dan pola asuh otoritatif terhadap stres akademik pada siswa di Karawang Barat. Populasi penelitian ini adalah siswa di Karawang Barat sebanyak 106 partisipan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitaif. Teknik sampel yang digunakan adalah non-probality sampling dengan teknik purposive sampling. Hasil uji hipotesis Ha₁ diterima H₀₁ ditolak dengan nilai Sig. 0,015 < 0,05, Ha₂ ditolak H₀₂ diterima dengan nilai Sig. 0,012 > 0,05, dan Ha₃ diterima H₀₃ ditolak dengan nilai Sig. 0,002 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh resiliensi dan pola asuh otoritatif terhadap stres akademik sebesar R² = 11,1% dan sisanya 88,9% lainnya dipengaruhi oleh variabel dan faktor lain he changing learning methods from online to offline experienced by high school students in West Karawang after 2 years of studying from home due to the Covid-19 pandemic caused several problems, one of that was academic expectations from parents, teachers, and the environment. This causes academic stress for students. The ability to adapt is called resilience and the parenting pattern that is considered the most effective to overcome this is the authoritative parenting style. The purpose of this study was to determine the effect of resilience and authoritative parenting on academic stress in students in West Karawang. The population of this study was 106 students where this study used quantitative methods with non-probability sampling methods and purposive sampling techniques. The results is Ha₁ hypothesis are accepted, H is rejected with a Sig value. 0.015 < 0.05, Ha₂ rejected H₀₂ accepted with a value of Sig. 0.012 > 0.05, and Ha₃ is accepted, H is rejected with a Sig value. 0.002 <0.05, which means there is an effect of resilience and authoritative parenting on academic stress of R² = 11.1% and the remaining 88.9% is influenced by other variables
PERAN DUKUNGAN SOSIAL DAN OPTIMISME TERHADAP SCHOOL WELL BEING PADA REMAJA Nita Rohayati; Cempaka Putrie Dimala; Dinda Aisha
PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol 8 No 1 (2023): PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/psychopedia.v8i1.5545

Abstract

The emergence of the concept of school well-being provides a reference to the ideal school concept that is able to promote the well-being of its students. However, implementing this concept is not easy. School well-being is the subjective assessment by students of how their school meets their basic needs. These basic needs dimensions include having, loving, being, and health. Incorporating perceived social support and optimism into school well-being is a positive action. This study aims to examine the simultaneous role of perceived social support and optimism on school well-being among adolescents. The population of this study consisted of adolescents in the city of Karawang, with a sample of 203 individuals. The sampling technique used was quota sampling. The data in this study were analyzed using multiple linear regression. The results of this study indicate that the relationship between perceived social support, optimism, and school well-being is found to be significant with a significance value of 0.000. R-square value is 0.235, meaning that 23.5% of the variation in school well-being is influenced by perceived social support and optimism, while the remaining 76.5% is due to other unmeasured variables in this study. Keywords: Adolescents, optimism, perceived social support, school well-being Hadirnya konsep school well-being memberikan referensi mengenai konsep sekolah ideal yang mampu menyejahterakan siswanya. Namun demikian untuk mengimplementasikan konsep tersebut tidaklah mudah. School well-being ialah penilaian yang berisifat subjektif oleh siswa terhadap bagaimana sekolahnya yang akan memenuhi kebutuhan dasarnya. Dimensi kebutuhan dasar tersebut ialah having, loving, being, dan health. Memasukkan dukungan sosial dan optimisme ke dalam school well-being merupakan tindakan positif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran simultan dukungan sosial dan optimismee terhadap school well-being pada remaja. Populasi dalam penelitian ini merupakan remaja di kota Karawang dengan sampel sebanyak 203 orang. Adapun teknik pengambilan sampel adalah dengan metode quota sampling. Data dianalisis dengan menggunakan Regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial dan optimisme berpengaruh terhadap school well-being dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Nilai Rsquare sebesar 0,235; artinya sebesar 23,5% variasi pada school well being dipengaruhi oleh dukungan sosial dan optimisme, sisanya sebesar 76,5% disebabkan oleh variabel lain yang tidak diukur dalam penelitian ini. Kata Kunci: Dukungan social, optimisme, remaja, school well-being
PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP RESILIENSI MAHASISWA LULUSAN TAHUN AKADEMIK 2021/2022 DI KABUPATEN KARAWANG Tantia Yuliandina; Dinda Aisha; Cempaka Putrie Dimala
Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol. 3 No. 2 (2023): Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/empowerment.v3i2.859

Abstract

Mahasiswa yang baru lulus dihadapkan pada suatu tantangan baru, di mana individu perlu bersaing satu sama lain untuk mendapatkan pekerjaan. Dalam usaha mencari pekerjaan, mahasiswa lulusan baru dihadapkan pada berbagai tantangan dan kesulitan yang memberikan dampak kurang baik bagi individu, sehingga diperlukan penyesuaian diri bagi individu untuk mampu mengatasi dampak-dampak tersebut, hal ini dikenal dengan istilah resiliensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh self-efficacy terhadap resiliensi pada mahasiswa lulusan tahun akademik 2021/2022 di Kabupaten Karawang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan skala psikologi melalui alat ukur The ConnorDavidson Resilience Scale (CD-RISC) oleh Yu & Zhang (2007) dan The General Self-Efficacy Scale (GSES-12) oleh Bosscher & Smit (1998) dengan melibatkan 112 responden. Hasil analisis menunjukkan nilai signifikansi 0.000 < 0.05, maka Ha diterima dan H0 ditolak, sehingga diketahui terdapat penngaruh self-efficacy terhadap resiliensi pada mahasiswa lulusan tahun akademik 2021/2022 di Kabupaten Karawang. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi, diketahui bahwa pengaruh self-efficacy terhadap resiliensi mahasiswa lulusan tahun akademik 2021/2022 di Kabupaten Karawang adalah sebanyak 15.8% dan 84.2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk variabel dalam penelitian ini. Newly graduated students are faced with a new challenge, where individuals need to compete with each other for jobs. In an effort to find a job, fresh graduate students are faced with various challenges and difficulties that have an adverse impact on individuals, so that individual adjustments are needed to be able to overcome these impacts, this is known as resilience. The purpose of this study was to determine the effect of self-efficacy on resilience in graduate students in the 2021/2022 academic year in Karawang Regency. This study uses a quantitative method with a psychological scale using The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) by Yu & Zhang (2007) and The General Self-Efficacy Scale (GSES-12) by Bosscher & Smit (1998) involving 112 respondents.The results of the analysis show a significance value of 0.000 < 0.05, then Ha is accepted and H0 is rejected, so it is known that there is an influence of self-efficacy on resilience in students graduating from the 2021/2022 academic year in Karawang Regency. Based on the results of the coefficient of determination test, it is known that the effect of self-efficacy on the resilience of students graduating from the academic year 2021/2022 in Karawang Regency is 15.8% and 84.2% is influenced by other factors that are not included in the variables in this study.
GAMBARAN PARENTAL STRESS PADA IBU DI KABUPATEN KARAWANG Dinda Aisha; Puspa Rahayu Utami Rahman; Eka Mardia; Kurnia Pratiwi
PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol 8 No 2 (2023): PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/psychopedia.v8i2.6118

Abstract

Dewasa ini, kekerasan pada anak semakin marak dan salah satu pelakunya orang terdekat, salah satunya adalah orang tua. Bentuk kekerasan dapat berupa kekerasan fisik, verbal, bahkan kekerasan psikologis. Kekerasan pada anak berdampak negatif bagi perkembangan anak serta bersifat jangka panjang. Dampak kekerasan pada anak antara lain anak menjadi tidak optimal, menurunkan prestasi di sekolah, tidak percaya diri, memiliki konsep diri yang buruk bahkan dapat menghambat dirinya untuk berkembang. Salah satu faktor yang memengaruhi orang tua khususnya ibu dalam melakukan kekerasan adalah karena tingginya tingkat parental stress. Parental stress diartikan sebagai suatu kondisi ketidaknyamanan atau kesulitan dalam menjalani peran sebagai orang tua. Biasanya kesulitan ini diakibatkan ketidakmampuan seorang ibu dalam menjalankan perannya sebagai orang tua karena tuntutan yang tinggi dari anak. Dampak yang diakibatkan dari terjadinya parental stress adalah orang tua dengan tingkat parental stress yang tinggi akan menunjukkan perilaku pengasuhan yang buruk, menggunakan disiplin yang kasar, menghukum secara fisik, kurang terlibat dalam pengasuhan anak dan memandang perannya sebagai orang tua dengan cara yang negatif. Sehingga akan berdampak pada perkembangan anak. Dengan fenomena dan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti gambaran parental stress pada ibu khususnya di Kabupaten Karawang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa skala Parental Stress yang dikembangkan oleh Berry & Jones (1995). Hasil dari penelitian ini adalah 80% dari total responden memiliki tingkat parental stresskategori rendah dan 20% sisanya memiliki tingkat parental stress dengan kategori sedang. Tidak ada responden memiliki tingkat parental stress dengan kategori tinggi. Jika ditinjau dari status pekerjaan, ibu yang bekerja memiliki kecenderungan memiliki tingkat parental stress yang lebih tinggi dibandingkan ibu tidak bekerja Nowadays, child abuse is increasingly widespread and one of the perpetrators is the closest person, one of whom is their parent. Forms of violence can be in the form of physical violence, verbal, and even psychological violence. Child abuse has a negative impact on children's development and has long term effect. The impact of child abuse includes children not being optimal, lowering achievement in school, lack of self-confidence, having poor self-concept that may hinder them from optimum development. One of the factors that influence parents, especially mothers, to commit abuse is the high level of parental stress. Parental stress is defined as a condition of discomfort or difficulty in carrying out the role of parent. Usuallythis difficulty is caused by the inability of a mother to carry out her role as a parent because of high demands and expectation. The impact that results from parental stress is that parents with high levels of parental stress will show bad parenting behavior, use harsh discipline, physically punish, be less involved in parenting and view their role as parents in a negative way. With the phenomena and explanations above, researchers interested to know more about parental stress on mothers, especially in Karawang Regency. This study used a descriptive quantitative method with data collection techniques in the form of the Parental Stress scale developed by Berry & Jones (1995). The results of this study were 80% of the total respondents had a low level of parental stress and the remaining 20% had a moderate level of parental stress. None of the respondents had a high level of parental stress. Working mothers tend to have higher levels of parental stress than non-working mothers.
PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP PERILAKU CYBERSEX PADA MAHASISWA DI KABUPATEN KARAWANG Nuram Mubina; Dinda Aisha; Mochammad Rifki Andris
PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol 8 No 2 (2023): PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/psychopedia.v8i2.6122

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh religiusitas terhadap perilaku cybersex pada mahasiswa di Kabupaten Karawang. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 responden dari mahasiswa di Kabupaten Karawang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pengambilan data responden menggunakan aspek religiusitas dari Huber dan Huber serta mengukur perilaku cybersex dari Cooper, dkk. Data penelitian diolah menggunakan SPSS 24 menggunakan uji analisis regresi linier sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa religiusitas berpengaruh terhadap perilaku cybersex pada mahasiswa di Kabupaten Karawang. Besar pengaruh varibel religiusitas tersebut adalah 8% dan 92% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. This study aims to determine the effect of religiosity on cybersex behavior among students in Karawang Regency. Respondents in this study amounted to 100 respondents from students in Karawang Regency. This research uses quantitative methods. Respondent data collection uses aspects of religiosity from Huber and Huber and measures cybersex behavior from Cooper, et al. The research data were processed using SPSS 24 using simple linear regression analysis test. The results of this study indicate that religiosity affects cybersex behavior in students in Karawang Regency. The effect of the religiosity variable is 8% and the other 92% is influenced by other variables not examined in this study.
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN EFIKASI DIRI TERHADAP PENYESUAIAN DIRI PADA SANTRI BARU DI KARAWANG Arfin Apriana; Nuram Mubina; Dinda Aisha
Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol. 4 No. 2 (2024): Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/empowerment.v4i2.1172

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dukungan sosial dan efikasi diri terhadap penyesuaian diri pada santri baru di Karawang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan teknik pengumpulan data menggunakan skala yaitu Psychological Adjusment Scale (PAS) yang dikembangkan oleh Haber & Runyon (dalam Indrawati dan Fauziah, 2012) yang digunakan untuk mengukur variabel penyesuaian diri. The Multidimensional Scale of Perceived Sosial Suport (MSPPS) yang memiliki 12 item. Alat ukur ini dikembangkan oleh Zimet (dalam Winahyu et al, 2015) yang digunakan untuk mengukur variabel dukungan sosial. General Self-Efficacy Scale 12 (GSES-12) yang dikembangkan oleh Bosscher & Smit (1997) yang diguanakan untuk mengukur variabel efikasi diri. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang, dan menggunakan teknik non probabilty sampling dengan desain penelitian convinience sampling. Hasil penelitian menunjukan nilai signifikan dukungan sosial dan efikasi diri terhadap penyesuaian diri sebesar p = 0,000 < 0,050 dan nilai koefisien determinasi R Square 0,240 maka Ha1 terima H01 tolak artinya ada pengaruh dukungan sosial dan efikasi diri terhadap penyesuaian diri santri baru di Karawang sebesar 24 %. Dukungan sosial terhadap penyesuaian diri menunjukan nilai signifikan sebesar p = 0,000 < 0,050 dan koefisien determinasi 0,170 maka Ha2 terima H02 tolak artinya ada pengaruh dukungan sosial terhadap penyesuaian diri santri baru di Karawang sebesar 17%. Efikasi diri terhadap penyesuaian diri mendapatkan nilai signifikan sebesar p=0,000 < 0,050 dan koefisien determinasi 0,101 maka Ha3 terima H03 tolak artinya ada pengaruh efikasi diri terhadap penyesuaian diri santri baru di Karawang sebesar 10,1%. This study aims to determine the influence between social support and self-efficacy on self-adjustment in new students in Karawang Regency. This study uses quantitative methods and data collection techniques using the Psychological Adjusment Scale (PAS) developed by Haber & Runyon (in Indrawati and Fauziah, 2012) which is used to measure self-adjustment variables. The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPPS) which has 12 items. This measuring instrument was developed by Zimet (in Winahyu et al, 2015) which is used to measure social support variables. General Self-Efficacy Scale 12 (GSES-12) developed by Bosscher & Smit (1997) which is used to measure self-efficacy variables. The sample in this study amounted to 100 people, and used non-probabilty sampling techniques with desain convinience sampling. The results showed a significant value of social support and self-efficacy on self-adjustment of p = 0,000 <0,050 and the coefficient of determination R Square 0,240, Ha1 accept H01 reject, meaning that there is an influence of social support and self-efficacy on the self-adjustment of new students in Karawang by 24%. Social support on self-adjustment shows a significant value of p = 0,000 <0,050 and a coefficient of determination of 0,170, so Ha2 accepts H02 rejects, meaning that there is an effect of social support on the self-adjustment of new students in Karawang by 17%. Self-efficacy on self-adjustment gets a significant value of p = 0,000 <0,050 and a coefficient of determination of 0,101, so Ha3 accepts H03 rejects, meaning that there is an effect of self-efficacy on the self-adjustment of new students in Karawang by 10,1%.
KELEKATAN DAN ALEXITHYMIA SEBAGAI PREDIKTOR TERHADAP NOMOPHOBIA PADA DEWASA AWAL Wina Lova Riza; Dinda Aisha; Shenni Rahma Sari
PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol 9 No 2 (2024): PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/psychopedia.v9i2.8313

Abstract

This study aims to analyze the influence of attachment and alexithymia on nomophobia in early adults in Karawang. Using a quantitative approach with a correlational design, data were collected from 150 early adult respondents (aged 20-40 years) through convenience sampling. Research instruments included the Nomophobia Questionnaire Scale (NMP-Q), Revised Adult Attachment Scale (RAAS), and Toronto Alexithymia Scale-20 (TAS-20). Multiple regression analysis revealed that attachment (p < 0.05) and alexithymia (p < 0.05) significantly influenced nomophobia both partially and simultaneously, contributing 40% (R² = 0.40). Individually, attachment contributed 13% and alexithymia contributed 27%. This study concludes that attachment and alexithymia are significant predictors of nomophobia. he implications include developing psychological interventions to manage emotional relationships and health technology usage. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kelekatan dan alexithymia terhadap nomophobia pada dewasa awal di Karawang. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain korelasional, data dikumpulkan dari 150 responden dewasa awal (usia 20-40 tahun) melalui convenience sampling. Instrumen penelitian meliputi Nomophobia Questionnaire Scale (NMP-Q), Revised Adult Attachment Scale (RAAS), dan Toronto Alexithymia Scale-20 (TAS-20). Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa kelekatan memiliki nilai p < 0,05) dan alexithymia memiliki nilai p < 0,05) secara parsial maupun simultan signifikan memengaruhi nomophobia, dengan kontribusi sebesar 40% (R² = 0,40). Secara individu, kelekatan memberikan sumbangan efektif sebesar 13% dan alexithymia sebesar 27%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kelekatan dan alexithymia adalah prediktor penting untuk memahami nomophobia. Implikasi penelitian mencakup pengembangan intervensi psikologis untuk mengelola hubungan emosional dan penggunaan teknologi secara sehat.
PERILAKU PHUBBING PADA GENERASI Z : MENGUJI PERAN KONTROL DIRI Eka Septian Wijaya; Puspa Rahayu Utami Rahman; Dinda Aisha
Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol. 4 No. 3 (2024): Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/empowerment.v4i3.1235

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak kontrol diri terhadap perilaku phubbing di kalangan generasi Z di Karawang. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain kausalitas, melibatkan 100 responden berusia 12-27 tahun, yang berada pada fase remaja hingga dewasa awal, yang dipilih melalui teknik convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah BSCS (Brief Self-Control Scale) dan GSP (Generic Scale of Phubbing). Teknik analisis data meliputi uji normalitas, uji linearitas, uji regresi linear sederhana, uji koefisien determinasi, serta uji kategorisasi menggunakan software SPSS 25.0 for Windows. Hasil analisis menunjukan nilai p = 0,000 (p<0,05), artinya kontrol diri memiliki pengaruh terhadap perilaku phubbing. Koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,058 menunjukkan bahwa 5,8% dari variasi perilaku phubbing dapat dijelaskan oleh kontrol diri, sementara 94,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak disebutkan dalam penelitian ini. Hal ini mengidentifikasi bahwa kontrol diri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku phubbing pada generasi Z di Karawang. This study aims to explore the impact of self-control on phubbing behavior among generation Z in Karawang. The method used is quantitative with a causality design, involving 100 respondents aged 12-27 years, who are in the adolescent to early adulthood phase, selected through convenience sampling techniques. The measuring instruments used are BSCS (Brief Self-Control Scale) and GSP (Generic Scale of Phubbing). Data analysis techniques include normality tests, linearity tests, simple linear regression tests, determination coefficient tests, and categorization tests using SPSS 25.0 for Windows software. The results of the analysis show a p value = 0.000 (p <0.05), meaning that self-control has an influence on phubbing behavior, the determination coefficient (R Square) of 0.058 indicates that 5.8% of the variation in phubbing behavior can be explained by self-control, while 94.2% is influenced by other factors not mentioned in this study. This identifies that self-control is one of the factors that influences phubbing behavior in generation Z in Karawang.
Pengaruh Social Support dan Self-Compassion Terhadap Loneliness pada Individu Dewasa Awal dengan Keluarga Bercerai Mega Fazriaturohmah; Puspa Rahayu Utami Rahman; Dinda Aisha
Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal Vol. 7 No. 10 (2025): RESLAJ: Religion Education Social Laa Roiba Journal
Publisher : Intitut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/reslaj.v7i10.9679

Abstract

Loneliness is a subjective condition that arises when there is a mismatch between the social relationships an individual expects and those they actually experience. This study aims to investigate the influence of social support and self-compassion on loneliness among young adults from divorced families. The method used is a quantitative approach employing a causal design. The sample selection in this study employed a snowball sampling technique, involving 385 participants in Karawang Regency. The instruments used were the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), Self-Compassion Scale (SCS), and UCLA Loneliness Scale (Version 3). Data analysis was conducted using multiple linear regression analysis. The significance value of the partial test for social support was 0.003 and for self-compassion < 0.00, indicating that social support and self-compassion have a significant partial and simultaneous effect on loneliness. On the other hand, the simultaneous test results showed a significance value of less than 0.00. Meanwhile, the coefficient of determination (R²) values indicate that social support contributes 4.00% and self-compassion contributes 6.30% to the loneliness variable. In other words, the two independent variables simultaneously contribute 10.3% to loneliness, while the remaining 89.7% is influenced by other variables outside the scope of this study.
The Hidden Self Behind the Screen:  The Role of Social Support in Self-Discrepancy? Desmiranahari, Alya; Wina Lova Riza; Dinda Aisha
Psikoislamedia: Jurnal Psikologi Vol. 10 No. 2 (2025): PSIKOISLAMEDIA: JURNAL PSIKOLOGI
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/psikoislamedia.v10i2.31841

Abstract

Users of roleplay accounts on social media exhibit interaction patterns that encourage the construction of ideal identities alongside the free expression of alternative identities. This study aims to investigate the influence of social support on self-discrepancy. Employing a quantitative approach with a causal associative design, the research involved 339 roleplay account users. Instruments utilized included the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet et al., 1988) and a Self-Discrepancy scale based on Higgins’ (1987) theory, adapted by the researcher. Results indicate a significant positive effect of social support on self-discrepancy, accounting for 21.3% of the variance. Higher perceived social support correlates with greater self-discrepancy. These findings suggest that social support does not uniformly yield positive outcomes, particularly when individuals experience pressure to conform to expectations within virtual identities. This study contributes significantly to advancing theoretical understanding of social support mechanisms in digital environments and provides an empirical basis for developing adaptive mental health interventions tailored to the complexities of social media interactions.  Keywords: Social Support, Virtual Identity, Social Media, Roleplay, Self-Discrepancy