Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GAMBARAN PARENTAL STRESS PADA IBU DI KABUPATEN KARAWANG Dinda Aisha; Puspa Rahayu Utami Rahman; Eka Mardia; Kurnia Pratiwi
PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol 8 No 2 (2023): PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/psychopedia.v8i2.6118

Abstract

Dewasa ini, kekerasan pada anak semakin marak dan salah satu pelakunya orang terdekat, salah satunya adalah orang tua. Bentuk kekerasan dapat berupa kekerasan fisik, verbal, bahkan kekerasan psikologis. Kekerasan pada anak berdampak negatif bagi perkembangan anak serta bersifat jangka panjang. Dampak kekerasan pada anak antara lain anak menjadi tidak optimal, menurunkan prestasi di sekolah, tidak percaya diri, memiliki konsep diri yang buruk bahkan dapat menghambat dirinya untuk berkembang. Salah satu faktor yang memengaruhi orang tua khususnya ibu dalam melakukan kekerasan adalah karena tingginya tingkat parental stress. Parental stress diartikan sebagai suatu kondisi ketidaknyamanan atau kesulitan dalam menjalani peran sebagai orang tua. Biasanya kesulitan ini diakibatkan ketidakmampuan seorang ibu dalam menjalankan perannya sebagai orang tua karena tuntutan yang tinggi dari anak. Dampak yang diakibatkan dari terjadinya parental stress adalah orang tua dengan tingkat parental stress yang tinggi akan menunjukkan perilaku pengasuhan yang buruk, menggunakan disiplin yang kasar, menghukum secara fisik, kurang terlibat dalam pengasuhan anak dan memandang perannya sebagai orang tua dengan cara yang negatif. Sehingga akan berdampak pada perkembangan anak. Dengan fenomena dan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti gambaran parental stress pada ibu khususnya di Kabupaten Karawang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa skala Parental Stress yang dikembangkan oleh Berry & Jones (1995). Hasil dari penelitian ini adalah 80% dari total responden memiliki tingkat parental stresskategori rendah dan 20% sisanya memiliki tingkat parental stress dengan kategori sedang. Tidak ada responden memiliki tingkat parental stress dengan kategori tinggi. Jika ditinjau dari status pekerjaan, ibu yang bekerja memiliki kecenderungan memiliki tingkat parental stress yang lebih tinggi dibandingkan ibu tidak bekerja Nowadays, child abuse is increasingly widespread and one of the perpetrators is the closest person, one of whom is their parent. Forms of violence can be in the form of physical violence, verbal, and even psychological violence. Child abuse has a negative impact on children's development and has long term effect. The impact of child abuse includes children not being optimal, lowering achievement in school, lack of self-confidence, having poor self-concept that may hinder them from optimum development. One of the factors that influence parents, especially mothers, to commit abuse is the high level of parental stress. Parental stress is defined as a condition of discomfort or difficulty in carrying out the role of parent. Usuallythis difficulty is caused by the inability of a mother to carry out her role as a parent because of high demands and expectation. The impact that results from parental stress is that parents with high levels of parental stress will show bad parenting behavior, use harsh discipline, physically punish, be less involved in parenting and view their role as parents in a negative way. With the phenomena and explanations above, researchers interested to know more about parental stress on mothers, especially in Karawang Regency. This study used a descriptive quantitative method with data collection techniques in the form of the Parental Stress scale developed by Berry & Jones (1995). The results of this study were 80% of the total respondents had a low level of parental stress and the remaining 20% had a moderate level of parental stress. None of the respondents had a high level of parental stress. Working mothers tend to have higher levels of parental stress than non-working mothers.
Pijat Tui Na untuk Meningkatkan Nafsu Makan pada Bayi dan Balita di Desa Blater Lor Kec Bandungan Kab Semarang Elis Karmila; Kurnia Pratiwi; Nesi Erista; Widayati
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 2 No. 2 (2023): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tui Na massage is a massage technique using the hands and applying pressure to massage points to relieve symptoms, treat disease, or help restore the patient's health. The benefits of Tui Na massage for babies under five increase appetite, help maximize digestive function so that it can increase your little one's weight. increasing immunity in babies and toddlers. Benefits for mothers increase affection for mother and child. so that mothers can apply Tui Na massage at home. Tui Na massage is effective in increasing toddlers' appetite and weight, Tui Na massage is effective in overcoming feeding difficulties in toddlers by improving blood circulation to the spleen and digestion so it can also help increase toddlers' weight. To prevent an increase in the number of stunted toddlers, treatment must be carried out from an early age. Stunting is a problem of chronic malnutrition in children under five which is caused by insufficient nutritional intake over a long period of time due to the provision of food that is not in accordance with the child's nutritional needs. One of the causes is malnutrition for a long time, which occurs from the time the fetus is in the womb until the beginning of the child's life (the first 1000 days of birth). In midwifery there are several non-pharmacological therapies that can be carried out to increase appetite. Among them are complementary therapies that can be applied by midwives. one of which is baby massage therapy to increase children's appetite. This counseling was carried out using a 2-way method, namely conveying theory and explaining leaflets followed by giving a pre-test and post-test. By providing material that is easy to understand and using language that is easy for partners to digest and understand. The aim of this activity is that it is hoped that mothers can apply Tui Na massage in an effort to overcome symptoms of malnutrition and prevent stunting in babies/toddlers.   Abstrak Pijat Tui Na merupakan teknik pijat menggunakan tangan dan penerapan tekanan pada titik pijat untuk meredakan gejala, mengobati penyakit, atau membantu memulihkan kesehatan pasien, Manfaat pijat Tui Na pada bayi balita meningkatkan nafsu makan, membantu memaksimalkan fungsi pencernaan sehingga dapat meningkatkan berat badan si kecil.meningkatkan imunitas pada bayi dan balita. Manfaat pada ibu meningkat rasa sayang pada ibu dan anak. agar ibu bisa mengaplikasikan pijat Tui Na di rumah. pijat Tui Na efektif meningkatkan nafsu makan dan berat badan balita, pijat Tui Na efektif mengatasi kesulitan makan pada balita dengan cara memperlancar peredaran darah ke limpa dan pencernaan sehingga dapat juga membantu meningkatkan berat badan balita. Untuk mencegah peningkatan angka balita stunting maka harus dilakukan penangangan sejak dini. Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis pada balita yang disebabkan asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama akibat pemeberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi anak. Salah satu penyebabnya  adalah Kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran) Di dalam ilmu kebidanan terdapat beberapa terapi non farmakologi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan napsu makan .Diantaranya Terapi komplementer yang dapat diterapkan oleh bidan salah satunya adalah terapi pijat bayi untuk meningkatkan nafsu makan pada anak. Penyuluhan ini dilakukan dengan metode 2 arah yaitu penyampaian teori dan menjelaskan leaflet yang diikuti dengan memberikan pre-test dan post-test. Dengan memberikan materi yang mudah di mengerti dan menggunakan bahasa yang mudah di cerna dan di pahami oleh mitra.Tujuan dari adanya kegiatan ini yaitu diharapkan ibu dapat mengaplikasikan pijat Tui Na dalam upaya mengatasi gejala kurang gizi dan mencegah stunting pada bayi/balita .
Pijat Oksitosin untuk Meningkatkan Produksi ASI Alfina Damayanti; Eka Sularsih; Kurnia Pratiwi; Masruroh; Widayati; Puji Catur
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The problem of insufficient breast milk production in postpartum mothers is very common. This is due to a lack of knowledge among postpartum mothers about oxytocin massage. In addition, hospitals have never conducted education or counselling on oxytocin massage for postpartum mothers to facilitate or increase breast milk production. This community service aims to conduct oxytocin massage activities for postpartum mothers and evaluate their knowledge of oxytocin massage. The objective of this community service is to determine whether there is an increase in postpartum mothers' knowledge of oxytocin massage to address breast milk issues and improve breast milk production after receiving health education or health counselling. The community service method used pre-test, practice, and post-test. The research sample consisted of 20 postpartum mothers at Tidar General Hospital in Magelang City. The community service was conducted in January 2025. The activity was implemented in three stages: problem identification, solution implementation, and evaluation. Based on the results of the pre-test and post-test, it was found that there was an increase in postpartum mothers' knowledge about oxytocin massage to address breastfeeding issues and increase breast milk production after receiving health education or health counselling. Recommendations for the continuation of this activity in the next phase include coordinating with the ward head to provide oxytocin massage training as part of efforts to address low breast milk production more effectively, efficiently, and comprehensively   Abstrak Permasalahan kurangnya produksi ASI pada ibu postpartum sangat sering ditemukan. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu postpartum tentang pijat oksitosin. Selain itu pelaksanaan edukasi atau penyuluhan tentang pijat oksitosin pada ibu nifas untuk memperlancar atau meningkat produksi ASI belum pernah dilakukan oleh pihak rumah sakit. Pengabdian ini bertujuan untuk melaksanakan kegiatan pijat oksitosin pada ibu post partum dan melakukan evaluasi pengetahuan pijat oksitosin pada ibu postpartum. Tujuan dari pengambdian masyarakat ini apakah terjadi peningkatan pengetahuan ibu post partum tentang pijat oksitosin untuk mengatasi permasalahan ASI dan meningkatkan produksi ASI sesudah diberikan pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan. Metode pengabdian masyarakat ini yaitu pre test, praktik dan post tes. Sasaran Penelitian pengabdian ini menggunakan sampel sebayak 20 responden ibu postpartum di RSUD Tidar Kota Magelang. Pengabdian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2025. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan tiga tahap yaitu permasalahn, solusi dan evaluasi. Berdasarkan hasil pre test dan post test menunjukkan hasil bahwa terjadi peningkatan pengetahuan ibu post partum tentang pijat oksitosin untuk mengatasi permasalahan ASI dan meningkatkan produksi ASI sesudah diberikan pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan. Saran untuk kelanjutan kegiatan ini pada tahapan berikutnya yaitu dengan mengkoordinasikan dengan kepala ruang untuk dapat memberikan pelatihan pijat oksitosin dalam upaya mengatasi permasalah kurangnya produksi ASI secara lebih efektif, efisien dan menyeluruh.
Asuhan Kebidanan Continuity of Care (CoC) pada Ny. X Umur 25 Tahun G1P0A0 di Desa X Kec Ungaran Barat Kabupaten Semarang Kurnia Pratiwi; Widayati
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Continuity of Care is a form of midwifery service that is provided comprehensively and continuously starting from pregnancy, childbirth, postpartum, newborns, to family planning services. The method used is a case study with a descriptive observational approach. Data collection techniques are carried out through interviews, observations, and physical examinations using primary and secondary data. Data analysis uses the Varney 7-stepmidwifery management approach and SOAP documentation. The goal is to monitor and detect early complications that may occur in mothers and babies in order to reduce maternal and infant mortality rates. Midwifery care for Mrs. X was carried out comprehensively in X Village, West Ungaran District, Semarang Regency starting from 32 weeks of pregnancy to 28 days of postpartum period. Pregnancy visits were carried out three times, postpartum visits three times in person and one online, and newborn visits three times. Care was provided according to midwifery service standards which include identifying complaints, monitoring vital signs, education, intervention management, and counseling related to family planning. Complaints found during pregnancy were leg cramps and frequent urination which were treated with IEC, the IEC given was how to overcome leg cramps by avoiding sitting and standing for too long, resting the legs periodically and the same position for a long time, changing sleeping positions with the legs slightly higher than the body because it can help reduce leg cramps. Reduce fluid intake 1-2 hours before going to bed at night to reduce the frequency of nocturia and avoid drinking drinks containing caffeine such as coffee, tea, drink lots of water in the morning and evening so that fluid intake in pregnant women is not reduced or dehydrated. The labor process took place normally, the postpartum period was without complications, and the mother chose a 3-month injection of contraception. Based on the results of care, there was no gap between theory and practice. All interventions were carried out according to midwifery service standards. It is hoped that midwives will continue to improve their competence in providing ongoing care, so that they can contribute to efforts to reduce MMR and IMR through comprehensive and standardized services.   Abstrak Asuhan kebidanan berkelanjutan (Continuity of Care) merupakan bentuk pelayanan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dan berkesinambungan mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, hingga pelayanan keluarga berencana. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan deskriptif observasional. Tehnik Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik dengan menggunakan data primer dan sekunder. Analisis data menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah varney dan dokumentasi SOAP. Tujuannya adalah untuk memantau, serta mendeteksi secara dini komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan bayi guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Asuhan kebidanan pada Ny. X dilakukan secara komprehensif di Desa X, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang mulai usia kehamilan 32 minggu hingga 28 hari masa nifas. Kunjungan kehamilan dilakukan sebanyak tiga kali, kunjungan nifas sebanyak tiga kali secara langsung dan satu kali via daring, serta kunjungan bayi baru lahir sebanyak tiga kali. Asuhan diberikan sesuai standar pelayanan kebidanan yang meliputi identifikasi keluhan, pemantauan tanda vital, edukasi, penatalaksanaan intervensi, serta konseling terkait KB. Keluhan yang ditemukan selama kehamilan adalah kram kaki dan sering kencing yang ditangani dengan KIE, KIE yang diberikan  yaitu cara mengatasi kram kaki dengan menghindari posisi duduk dan berdiri terlalu lama, istirahat kaki secara berkala dan posisi yang sama dalam waktu yang lama, mengubah posisi tidur dengan kaki sedikit lebih tinggi dari tubuh karna dapat membantu mengurangi kram kaki. Kurangi asupan cairan 1- 2 jam sebelum tidur malam untuk mengurangi frekuensi nokturia dan hindari minum minuman yang mengandung kafein seperti kopi teh perbanyak minum iar putih di pagi dan sore hari agar asupan cairan pada ibu hamil tidak berkurang atau dehidrasi. Proses persalinan berlangsung normal, masa nifas tanpa komplikasi, dan ibu memilih KB suntik 3 bulan. Berdasarkan hasil asuhan, tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik. Semua intervensi dilakukan sesuai standar pelayanan kebidanan. Diharapkan bidan terus meningkatkan kompetensinya dalam memberikan asuhan berkelanjutan, sehingga dapat berkontribusi dalam upaya menurunkan AKI dan AKB melalui pelayanan yang menyeluruh dan terstandar.