Articles
The Complexity of Abrasion Disaster Mitigation on Rupat Island
Dadang Mashur;
Geovani Meiwanda;
Khairul Amri;
Mayarni Mayarni
Iapa Proceedings Conference 2021: Sub Theme: Disaster Mitigation in the Society 5.0
Publisher : Indonesian Association for Public Administration (IAPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30589/proceedings.2021.518
Abrasion disasters and environmental issues are strategic issues that are widely studied from various study perspectives, this article is the result of research conducted by researchers from the perspective of public administration. The Abrasion Disaster on Rupat Island is a disaster that can cause various social and economic impacts on the community. In 2019, the abrasion rate on Rupat Island reached 6-8 meters. Rupat Island is also one of the outer islands of Indonesia which borders with neighbouring countries, namely Malaysia and is included in the National Tourism Strategic Area (KSPN). Therefore, the abrasion disaster that occurred on Rupat Island, Bengkalis Regency must be managed in order to minimize the impact of theabrasion disaster that occurred. Abrasion disaster management can be done one of them by means of abrasion disaster management or efforts made to regulate the reduction of abrasiondisaster risk. The purpose research is to know abrasion disaster management actors in Rupat Bengkalis and determine what course the limitations in disaster management abrasion in Rupat Bengkalis. This type of research is qualitative research using data collection methods through interviews and documentation. The findings in this study is that the management effort abrasion disaster in Rupat actor countermeasures abrasion in Rupat not maximized This is caused by things still are limitations in disaster management is done. The value in this study is that disaster management actors at the regional and central levels cooperate with each other in order to maximize disaster management efforts
Bumdes Acceleration Towards Mandiri Village
Khairul Amri
Iapa Proceedings Conference 2019: Proceedings IAPA Annual Conference: Theme 3
Publisher : Indonesian Association for Public Administration (IAPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30589/proceedings.2019.236
Village-owned enterprises (BUMDES) are village business institutions that are managed by the community and village government in an effort to strengthen the village economy and be formed based on the needs and potential of the village. In fact there are some villages that have succeeded in running and developing BUMDes, but there are still many BUMDES that are stagnant and even unproductive in Indonesia. The purpose of this study is to determine the conditions and governance of BUMDes that are successful and growing. The method used is a qualitative approach, this type of research uses literature studies by looking for theoretical references relevant to the case or problem found. The results of this study indicate that the Empowerment of Village Communities by the government through the Village Owned Enterprises (BUMDes) program is an appropriate and relevant effort to Indonesia which is geographically very broad and has diverse potential in each region and village. BUMDes can be the main wheel of economic drivers in the village. But, the acceleration is still not optimal, if seen from the number of BUMDes that succeed with the Number of Villages in Indonesia, it needs to be a common concern in order to improve and achieve goals
Pengolahan Kelapa Tua Menjadi Virgin Coconut Oil Menggunakan Teknik Enzimatis dengan Memanfaatkan Bonggol Nanas Guna Memaksimalkan SDA di Desa Pulau Jambu Kabupaten Kampar
Khairul Amri S;
M. Si Shauma Fithra Chairani;
Amei Lia Putri;
Tara Maylauria;
Nurjannah Anjalita;
Aisyah Raihan Nadhila;
Risa Putri;
Habibi Haynes;
Ilham Alfiqri;
Ferdy Wahyudi;
Hafizh Afifi
SEWAGATI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol. 1 No. 3 (2022): September : Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia
Publisher : BADAN PENERBIT STIEPARI PRESS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (964.892 KB)
|
DOI: 10.56910/sewagati.v1i3.143
Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan program unggulan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Pulau Jambu, Kecamatan Kampar yang dilaksanakan oleh Tim Kuliah Kerja Nyata Balek Kampung Universitas Riau 2022. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2022 dengan menggunakan bahan baku kelapa tua dan bonggol nanas. Tanaman kelapa yang melimpah di Desa Pulau Jambu menjadi salah satu alasan tujuan kegiatan ini. Kegiatan ini memperoleh hasil yaitu masyarakat mendapat pengetahuan serta pengalaman dalam membuat minyak kelapa tanpa proses pemanasan. Adanya kegiatan ini tentu bermanfaat bagi masyarakat desa dalam memanfaatkan salah satu potensi alam yang berlimpah di Desa Pulau Jambu yaitu pohon kelapa. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan ibu-ibu warga Desa Pulau Jambu dapat membuat produk VCO, apabila ditekuni lebih lanjut dapat menjadi usaha baru dan dapat meningkatkan perekonomian warga Desa Pulau Jambu.
Efektivitas Bantuan Keuangan Khusus Pada Badan Usaha Milik Desa Bina Karya di Desa Muara Bahan Kecamatan Singingi Hilir
Hidayati Nur Qolbi;
Khairul Amri
Jurnal Media Administrasi Vol 7 No 2 (2022): Oktober : Jurnal Media Administrasi
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56444/jma.v7i2.449
Pemerintah Provinsi Riau membuat Peraturan Gubernur Riau mengenai bantuan keuangan khusus yang diberikan kepada suatu instansi atau lembaga tertentu untuk percepatan pertumbuhan ekonomi. Salah satu lembaga yang dapat memperkuat percepatan pertumbuhan ekonomi yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana efektivitas bantuan keuangan khusus pada Badan Usaha Milik Desa Bina Karya Desa Muara bahan dan faktor-faktor pada Badan Usaha Milik Desa di Desa Muara Bahan Kecamatan Singingi Hilir. Terdapat fenomena yang terjadi yaitu pertama rendahnya kemampuan memahami dan menjalankan program bantuan keuangan untuk kemajuan badan usaha milik desa, kedua badan usaha milik desa bina karya satu-satunya badan usaha milik desa berkembang di kecamatan singingi hilir. Teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu Budiani dalam Khadafi dan Mutiarin (2017) dengan beberapa variabel pengukuran efektivitas dapat dilihat dari ketetapan sasaran, sosialisasi program, pencapaian tujuan program, serta pemantauan program. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif,teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi Riau dapat meningkatkan pendapatan asli desa serta memajukan Badan Usaha Milik Desa, kedua faktor pendukung efektifnya yaitu peran pemerintah desa, partisipasi masyarakat dan sarana prasarana.
STRATEGI BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI RIAU DALAM MEMBANGUN KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
Nurfadila Nurfadila;
Khairul Amri
Cross-border Vol. 5 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas Kalimantan Barat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Tax is a people's contribution to the state treasury which has been determined directly by law to surrender part of the wealth owned. The Regional Revenue Agency of Riau Province has goals and objectives, namely the Realization of Regional Original Revenue as the main supporter of the smooth running of the administration of the Riau Province Government, the target of which is Increasing Regional Revenue. The Raiu Provincial Bapenda issued a PAD Management Program and outreach activities on Innovations that were issued to facilitate and improve motor vehicle taxpayer compliance in the city of Pekanbaru by issuing innovations. The purpose of this study was to determine the strategy of the Regional Revenue Agency of Riau Province in Building Motor Vehicle Taxpayer Compliance in the city of Pekanbaru. The type of research used in this research is descriptive qualitative. The required data collection is both primary and secondary data from interviews, observations, documentation, and then analyzed so that conclusions can be drawn from the research problem. The programs and activities planned in accordance with the strategic plan in the process of issuing innovations have not run smoothly, while the obstacles to this issued innovation are the lack of supporting apparatus which makes this innovation not run as smoothly as it should, the Riau Provincial Revenue Agency has not increased from the supporting apparatus that supporting the smooth running of every policy that is made, as well as the lack of public trust in the government is an obstacle for the Riau Province Bapenda to gain public awareness.
EFEKTIVITAS PROGRAM DESA BERSINAR DI DESA SANGAU KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
Hammed Diputra Imfyan;
Khairul Amri
Cross-border Vol. 5 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas Kalimantan Barat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
The Desa bersih narkoba program or commonly abbreviated as the desa bersinar program is an area unit at the kelurahan or village level that has certain criteria where there are activities to prevent, eradicate, abuse and illicit drug trafficking or abbreviated as the P4GN program. The purpose of the making of this desa bersinar program is to create safe, orderly and educational conditions for rural communities against drugs so that the village environment becomes clean from drug abuse and to create villages that are independent in carrying out P4GN activities. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the desa bersinar Program in Sangau Village, Kuantan Mudik District, Kuantan Singingi Regency. The type of research used in this research is descriptive qualitative. This research was conducted in Sangau Village and at the BNNK Kuantan Singingi Office. The required data collection is both primary and secondary data from interviews, observations, documentation, and then analyzed so that conclusions can be drawn from the research problem. The results obtained are the effectiveness of the desa bersinar program in Sangau Village, Kuantan Mudik District, Kuantan Singingi Regency has been running effectively but in the implementation of its activities it still needs to be improved. The inhibiting factor of the desa bersinar program in Sangau Village is the lack of coordination in program implementation and high community mobilization.
Pemberdayaan Pelaku Usaha Mikro Oleh Dinas Koperasi dan Umkm di Kota Pekanbaru
Fiko Fernando;
Khairul Amri
Jurnal Relasi Publik Vol. 1 No. 3 (2023): Agustus : Jurnal Relasi Publik
Publisher : Universitas Katolik Widya Karya Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.59581/jrp-widyakarya.v1i3.707
The background of this research is that some micro business actors have been out of business due to the pandemic, and only a small number of micro business actors have been empowered by the Pekanbaru City Cooperatives (diskop) and UMKM Office. This study aims to: (1) find out how the empowerment of micro-enterprises by Diskop and UMKM in Pekanbaru City; and (2) knowing the factors that influence the empowerment of micro business actors by Pekanbaru's Diskop and UMKM. This type of research is qualitative research. There were six informants in this study, and one key informant. The results of this study are: (1) the empowerment of micro-entrepreneurs by the Diskop and UMKM in Pekanbaru City has fulfilled the aspects of good empowerment, because there are already aspects of enabling, empowering, and protecting. The enabling aspect is known from the efforts to collect data on the potential of micro-entrepreneurs. Then the empowering aspect is known from the activities of forming business partnerships, empowering business institutions, coordinating and synchronizing micro business actors with regional stakeholders. Meanwhile, the aspect of protecting is protecting micro-enterprises from adverse events resulting from medium and large business actors through legal protection and advocacy assistance; (2) the empowerment of micro business actors by the Diskop and UMKM in Pekanbaru City is known from two factors, namely internal factors and external factors. Internal factors are factors originating from the Pekanbaru City Diskop and UMKM, such as the limited budget for empowering micro-entrepreneurs. External factors are related to micro business actors, such as the desire to be empowered but not empowered by the Office. In addition, there are some micro business actors who do not support empowerment activities carried out by the office, because they are considered to be less needed by micro business actors. The research suggestions are: (1) micro-entrepreneurs should be given socialization regarding the importance of participating in various empowerment programs by the Pekanbaru City Diskop and UMKM; (2) the importance of increasing the implementation budget for various micro business empowerment activities so that many micro business units can be empowered.
KOLABORASI PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS MASYARAKAT MENUJU DESA WISATA KATEGORI MAJU DI DESA TANJUNG PUNAK KECAMATAN RUPAT UTARA KABUPATEN BENGKALIS
Abdul Sadad;
Harapan Tua RFS;
Nurlaila Meilani;
Geovani Meiwanda;
Khairul Amri
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/cdj.v4i4.18903
Kebupaten Bengkalis merupakan salah satu daerah tujuan objek wisata. Umumnya potensi Pariwisata di Kabupaten Bengkalis belum tergarap secara baik, akan tetapi sangat prospektif untuk dikembangkan. Geografis Kabupaten Bengkalis yang terdiri dari alam berupa hutan dan memiliki keindahan alam laut yang mempesona serta suasana kehidupan masyarakat dan budaya daerah yang bersifat khas Melayu kepulauan, Sehingga menjadi salah satu daerah tujuan wisata di Propinsi Riau yang menarik dan akan membuat kenangan indah bagi yang berkunjung ke daerah ini.Kegiatan pengabdian ini dilakukan di Desa Tanjung Punak Kecamatan Rupat Utara Kabupaten Bengkalis, beberapa permasalahan yang muncul dalam pengelolaan pariwisata di desa ini diantaranya ialah minimnya kolaborasi dari berbagai stakeholder yang terlibat dalam kegiatan wisata. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan penyuluhan tentang kolaborasi pengelolaan wisata agar adanya peningkatan apresiasi masyarakat sekitar obyek wisata alam.Pelaksanaan pengabdian masyarakat dalam kolaborasi pengelolaan desa wisata berbasis masyarakat menuju desa wisata kategori maju, dapat disimpulkan bahwa terdapat adanya kesesuain materi dengan kebutuhan aparatur pemerintahan desa dan masyarakat dalam upaya kolaborasi pengelolaan wisata berbasis masyarakat. Adanya respon yang positif dari peserta, yang ditunjukkan dengan pertanyaan dan tanggapan yang diberikan selama pelaksanaan pengabdian. Sebagian besar peserta telah memahami arti pentingnya kolaborasi pengelolaan pariwisata pantai dalam rangka pembangunan wisata berbasis masyarakat di desa Tanjung Punak.
KOLABORASI PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS MASYARAKAT MENUJU DESA WISATA KATEGORI MAJU DI DESA TANJUNG PUNAK KECAMATAN RUPAT UTARA KABUPATEN BENGKALIS
Abdul Sadad;
Harapan Tua Ricky Freddy Simanjuntak;
Nurlaila Meilani;
Geovani Meiwanda;
Khairul Amri
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 9 (2023): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, September 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55681/swarna.v2i9.874
Industri wisata merupakan suatu sumber pemasukan devisa yang penting untuk negara berkembang yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan budaya yang unik dan tinggi. Usaha mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata. Faktor-faktor itu terkait lima unsur pokok yang harus ada dalam suatu daerah tujuan wisata, yang meliputi obyek dan daya tarik wisata, prasarana wisata, tata laksana, atau infrastruktur serta kondisi dari masyarakat atau lingkungan. Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu daerah tujuan objek wisata. Umumnya potensi Pariwisata di Kabupaten Bengkalis belum tergarap secara baik, akan tetapi sangat prospektif untuk dikembangkan. Geografis Kabupaten Bengkalis yang terdiri dari alam berupa hutan dan memiliki keindahan alam laut yang mempesona serta suasana kehidupan masyarakat dan budaya daerah yang bersifat khas Melayu kepulauan, sehingga menjadi salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi Riau yang menarik. Untuk meningkatkan daya tarik wisatawan yang berkunjung ke daerah ini perlu dilakukan kolaborasi dengan berbagai stakeholder yang terlibat seperti pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, dan media massa. Di samping itu, pemberdayaan dilakukan terutama bagi masyarakat di sekitar lokasi wisata. Pemberdayaan yang diberikan berupa pembentukan kelompok sadar wisata, melakukan inovasi dan menumbuhkan ekonomi kreatif masyarakat yang ditujukan terutama untuk wisatawan. Beberapa permasalahan yang muncul dalam pengelolaan pariwisata di desa ini diantaranya ialah minimnya kolaborasi dari berbagai stakeholder yang terlibat dalam kegiatan wisata. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan penyuluhan tentang kolaborasi pengelolaan wisata agar adanya peningkatan apresiasi masyarakat sekitar obyek wisata alam. Hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian materi dengan kebutuhan aparatur pemerintahan desa dan masyarakat dalam upaya kolaborasi pengelolaan wisata berbasis masyarakat. Adanya respon yang positif dari peserta, yang ditunjukkan dengan pertanyaan dan tanggapan yang diberikan selama pelaksanaan pengabdian. Sebagian besar peserta telah memahami arti pentingnya kolaborasi pengelolaan pariwisata pantai dalam rangka pembangunan wisata berbasis masyarakat di desa Tanjung Punak.
Penertiban Bangunan Liar di Bantaran Sungai Sail Kota Pekanbaru
Nurul Farhan;
Khairul Amri
MOTEKAR: Jurnal Multidisiplin Teknologi dan Arsitektur Vol 1, No 2 (2023): November 2023
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.57235/motekar.v1i2.1208
Merujuk Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2001 tentang Pembangunan dan Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah Diperkuat dengan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No. 1 Tahun 2010 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28/PRT/M/2015 merupakan dasar hukum yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengawasan. Balai Wilayah Sungai Sumatera III dan Satuan Polisi Pamong Praja belum pernah melakukan penertiban bangunan yang berada di sungai sail namun dari Instansi terkait dalam melakukan Pengawasan hingga Penertiban belum ada mendata masyarakat yang tinggal dan bermukim di bantaran sungai tersebut. Tujuan riset ini yaitu mengetahui bagaimana dan faktor faktor yang mempengaruhi penertiban bangunan liar di bantaran sungai sail kota pekanbaru. Teori yang digunakan pada riset ini ialah pengawasan represif yang dikemukakan oleh Muharini (2014). Riset ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Riset ini memanfaatkan jenis penelitan diantaranya pengumpulan data, observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil dari temuan, Pengawasan Represif memiliki beberapa hambatan yang mengakibatkan pengawasan dan penertiban bangunan liar di bantaran sungai sail tersebut tidak berjalan dengan optimal dan baik. Pengawasan Represif mulai dari teguran, sanksi dan tindakan dari pihak Instansi terkait dalam menangani permasalahan bangunan liar di bantaran sungai sail ini belum pernah dilakukan, seharusnya instansi terkait harus menjalankan peraturan daerah yang berlaku.